Anda di halaman 1dari 5

BAB 1.

KARAKTERISTIK UMUM
SALURAN TRANSMISI

1.l Umum
Pusat-pusat listrik, biasajuga disebut sentral-sentral listrik (electric power stations),
terutama yang menggunakan tenaga air, biasanya jauh letaknya dari tempat-tempat
dimana tenaga listrik itu digunakan. Karena .itu, tenaga Iistrik yang dibangkitkan
harus disalurkan melalui kawat-kawat (saluran-saJuran) transmisi. Saluran-saluran ini
membawa tenaga listrik dari Pusat-Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) atau Pusat-Pusat
Listrik Tenaga Termis (PLTT) ke pusat-pusat beban (load centers), baik langsung
maupun melalui saluran-saluran penghubung, gardu-gardu induk (substations) dan
gardu-gardu rele (relay substations)
Saluran transmisi biasanya dibedakan dari saluran distribusi karena tegangannya.
Di Jepang, saluran transmisi mempunyai tegangan 7 kV ke atas, sedang saluran distribusi 7 kV ke bawah. Di Amerika Serikat, dikenal tiga jenis saluran, yakni, saluran distribusi dengan tegangan primer 4 sampai 23 kV, saluran subtransmisi dengan tegangan
13 sampai 138 kV, dan saluran transmisi dengan tegangan 34,5kV ke atas." Saluran
transmisi yang bertegangan 230 kV sampai 765 kV dinamakan saluran Extra High Voltage (EHV),2 > yang bertegangan di atas 765 kV dinamakan saluran Ultra High Voltage
(UHV). 3 >
Ada dua kategori saluran transmisi: saluran udara (overhead line) dan saluran
bawah-tanah (underground). Yang pertama menyalurkan tenaga listrik melalui kawatkawat yang digantung pada tiangtiang transmisi dengan perantaraan isolator-isolator,
sedang saluran kategori kedua menyalurkan listrik melalui kabel-kabel bawah-tanah.
Kedua cara penyaluran mempunyai untung-ruginya sendiri-sendiri. Dibandingkan
dengan saluran udara, saluran bawah-tanah tidak terpengaruh oleh cuaca buruk,
taufan, hujan angin, bahaya petir, dan sebagainya. Lagi pula, saluran bawah-tanah
l_ebih estetis (indah), karena tidak tampak. Karena alasan terakhir ini, saluran-salur an
bawah-tanah lebih disukai di Indonesia, terutama untuk kota-kota besar. Namun,
biaya pembangunannya jauh lebih mahal daripada saluran udara, dan perbaikannya
lebih sukar bila terjadi gangguan hubung-singkat dan kesukaran-kesukaran.

1.2 Sistim Tenaga Listrik


Menurut jenis arusnya dikenal sistim arus bolak-balik (A.C. atau alternating current) dan sistim arus searah (D.C. atau direct current). Di dalam sistim A.C. penaikan
dan penurunan tegangan' mudah dilakukan yaitu dengan menggunakan transformator.
Itulah sebabnya maka dewasa ini saluran transmisi di dunia sebagian besar adalah
saluran A.C. Di dalam sistim A.C. ada sistim satu-fasa dan sistim tiga-fasa. Sistim tigafasa mempunyai kelebihan dibandingkan deng an sistim satu-fasa karena (a) daya yang

Bab l.

Karakteristik Umum Saluran Transmisi

disalurkan lebih besar, (b) nilai sesaatnya (instantaneous value) konstan, dan (c)
medan magnit putarnya mudah diadakan. Berhubung dengan keuntungan-keuntungannya hampir seluruh penyaluran tenaga listrik di dunia dewasa ini dilakukan dengan
arus bolak-balik. Namun, sejak beberapa tahun terakhir ini penyaluran arus searah
mulai dikembangkan di b.e berapa bagial\ dunia ini. Penyaluran D.C. mempunyai
keuntungan karena, misalnya, isolasinya yang lebih sederhana, daya-guna (efficiency)
yang tinggi (karena faktor dayanya I) serta tidak adanya masalah stabilitas, sehingga
dimungkinkan penyaluran jarak jauh. Namun persoalan ekonominya masih harus
diperhitungkan. Penyaluran tenaga listrik dengan sistim D.C. baru dianggap ekonomis
bila jarak saluran udara lebih jauh dari 640 km a tau saluran bawah-tanah lebih panjang
dari 50 km. 2 ' Ini disebabkan karena biaya peralatan pengubah dari A.C. ke D.C.
dan sebaliknya (converter dan inverter equipment) mahal.

1.3 Tegangan Transmisi


Untuk daya yang sama, maka daya-guna penyaluran naik oleh karena hilang-daya
transmisi turun, apabila tegangan transmisi ditinggikan. Namun, peninggian tegangan
transmisi berarti juga penaikan isolasi dan biaya peralatan dan gardu induk. Oleh karena itu, pemilihan tegangan transmisi dilakukan dengan memperhitungkan daya yang
disalurkan, jumlah rangkaian. jarak penyaluran, keandalan (reliability), biaya peralatan
untuk tegangan tertentu, serta tegangan-tegangan yang sekarang ada dan yang direncanakan. Kecuali itu, penentuan tegangan harus juga dilihat dari segi standarisasi
peralatan yang ada. Penentuan tegangan merupakan bagian dari perancangan sistim
secara keseluruhan.
Di Jepang, tegangan kawat antara dua fasa (line-to-line) pada saluran transmisi
distandarisasikan sebagai berikut :4 '
Tegangan Nominal (kV):
11-22-33-(66, 77)-110 - (154, 187)(220, 275) - 500
Tegangan Kerja Maksimum (kV): 11,5 - 23 - 34,5- 69- 80,5 - 115 - 161 - 195,5230 - 287,5 - 525
Di sesuatu daerah tertentu, hanya dipakai salah satu dari dua tegangan dalam tanda
kurung.
Di negara-negara lain juga dipakai tegangan-tegangan nominal 132 kV, 330 kV,
380 kV, 440 kV dan 700 kV.
Meskipun tidak jelas menyebutkan keperluannya sebagai tegangan transmisi, di
Indonesia, Pemerintah telah menyeragamkan deretan tegangan tinggi sebagai berikut: 5 '
Tegangan Nominal Sistim (kV):
(30) - 66 - 110 - (150)- 220 - 380 - 500
Tegangan Tertinggi untuk Perlengkapan : (36) - 72,5 - 123 - (170) - 245 - 420 - 525
Tegangan nominal 30 kV hanya diperkenankan untuk daerah asuhan dimana tegangan
distribusi primer 20 kV tidak dipergunakan. Tegangan nominal 150 kV tidak dianjurkan
dan hanya diperkenankan berdasarkan hasil studi khusus. Penentuan deretan tegangan
di atas disesuaikan dengan rekomendasi International Electrotechnical Commission. 6 '

1.4 Jatuh Tegangan


Jatuh tegangan pada saluran transm isi adalah selisih antara tegangan pada pangkal
pengiriman (sending end) dan tegangan pada ujung penerimaan (receiving end) tenaga

1.5 Hilang-Daya dan Gaya-Guna Transmisi

listrik. Pada saluran bolak-balik besarnya tergantung dari impedansi dan admitansi
saluran serta pada beban dan faktor daya. Jatuh tegangan relatip dinamakan regulasi
tegangan (voltage regulation), dan dinyatakan oleh rumus:
V, - V, x 100%

dimana

V,
V,

(I)

= tegangan pada pangkal pengiriman


= tegangan pada ujung penerimaan

Untuk jarak dekat regulasi tegangan tidak berarti (hanya beberapa % saja), tetapi
untuk jarak sedang dan jauh dapat mencapai 5-15 %.
Bila beban pada saluran EHV tidak berat, sistim tenaga dioperasikan pada regulasi
yang konsian, karena pengaruh arus pemuat (charging current) besar. Untuk memungkinkan regulasi yang kecil, saluran transmisi dioperasikan pada tegangan yang konstan
pada ujung penerimaan dan pangkal pengiriman tanpa dipengaruhi oleh beban. Bila
tegangan pada titik penerimaan turun karena naiknya beban, maka dipakai pengatur
tegangan dengan beban (on-load voltage-regulator), guna memungkinkan tegangan
sekunder yang konstan, meskipun tegangan primernya berubah.

1.5 Hilang-Daya dan Daya-Guna Transmisi


Hilang-daya (rugi-daya) utama pada saluran transmisi adalah hilang-daya tahanan
pada penghantar. Disamping itu ada hilang-daya korona dan hilang-daya karena kebocoran isolator, terutama pada saluran tegangan tinggi. Pada saluran bawah-tanah ada
hilang-daya dielektrik dan hilang-daya pada sarung kabel (sheath).

1.5.1. Hilang-Daya Tahanan


Hilang-daya tahanan untuk saluran tiga-fasa tiga-kawat untuk saluran transmisi
yang pendek dinyatakan oleh persamaan:

P1 = 3/2Rl

(2)

sedang untuk saluran panjang dimana arus pemuat diperhitungkan


P,

dimana P, =
R=
I=
cos QI, =
I=
(

3Rl(I 2

!le sin QI, +

+in

(3)

hilang-daya tahanan (W)


tahanan kawat per fasa (Q/km)
panjang saluran (km)
faktor-daya beban
arus beban (A)
arus pemuat pada titik pengiriman (A)

Dalam persamaan di atas jatuh-tegangan diabaikan, sehingga distribusi arus pemuat


adalah linier. Untuk menghitung hilang-daya pada saluran jarak jauh secara tepat
harus digunakan rumus-rumus tersebut dalam 5.3.5.
Hilang-daya seperti dinyatakan di atas dihitung atas dasar I (arus) pada waktu
tertentu. Dari segi ekonomis, hilang-tenaga tahunan atau hilang-tenaga tahunan ratarata perlu dipertimbangkan juga. Faktor hilang-tahunan (annual loss factor) adalah

Bab 1. Karakteristik Umum Saluran Transmisi

perbandingan antara hilang tenaga tahunan rata-rata dan hilang-daya pada beban
maksimum, atau
faktor hilang-tahunan

= .

hilang-tenaga tahunan (kWh)


h1lang-daya pada beban puncak (kW) x. 8760 (h)

(4)

Dalam hubungannya dengan faktor beban (load factor), sering digunakan persamaan
pendekatan (approximate)7 '

fnr = 0,3JBT + 0,7(!BT) 2


dimana fnr = faktor hilang-tahunan
f BT = faktor beban-tahunan

UT
PRm X 8760
dimana Ur= tenaga (yang diterima oleh beban) setahun, kWh
PRm = daya maksimum pada beban (kW)
8760 = jumlah jam dalam setahun

(5)

(6)

Faktor beban dapat didefinisikan secara umum sebagai perbandingan antara beban
rata-rata selama suatu perioda tertentu dan beban puncak yang terjadi dalam perioda
tersebut. 8 '
Faktor hilang-tabunan terutama dipakai untuk memungkinkan studi mengenai
evaluasi hilang tenaga; namun, ia dapat juga digunakan untuk menetapkan jam
ekivalen, yaitu jumlah jam rata-rata dalam sehari dimana beban puncak harus
dipertahankan sehingga dihasilkan jumlah hilang-tenaga yang sama dengan beban
yang berubah (variable load). 9 i Dengan demikian mak~ jam ekivalen tahunan adalah
H

hilang-tenaga tahunan (kWh)


hilang daya maksimum (kW)

(7)

1.5.2. Hilang Korona


Bila garis-tengah (diameter) kawat kecil dibandingkan dengan tegangan transmisi,
maka terjadilah gejala tegangan tinggi yang disebut korona. Korona menyebabkan
hilang-korona yang akan dibahas lebih lanjut dalam 5.2.2. Biasanya gejala korona
baru terjadi bila tegangannya mencapai 77 kV atau lebih. Di luar negeri hila'ng-korona
baru dipertimbangkan pada ketinggian tertentu dari muka laut dan bila tegangannya
melebihi EHV (periksa Jilid III, Buku ini).

1.5.3. Hilang Kebocoran pada Isolator


Isolator mempunyai hilang-daya dielektrik dan hilang-daya karena kebocoran
(leakage) pada permukaannya. Yang terakhir ini kecil, kecuali bila udaranya kotor
(polluted).

1.5.4. Hilang-Hilang Lain


.Kecuali hilang-hilang daya pada saluran transmisi yang telah disebutkan, terdapat
hilang-hilang daya pada peralatan-peralatan dalam gardu dan pusat-pusat listrik
(misalnya transformator, periksa Jilid III, Buku ini).

1.6 Referensi

1.5.5.

Daya-Guna Transmisi

Daya-guna (efficiency) saluran transmisi adalah perbandingan antara daya yang


diterima dan daya yang d isalurkan

- P,
11-p-

l00%o -P
P, P
+

'

dimana P,
P,
PH

l00%

(8)

= daya yang diterima (kW)


= daya yang dikirimkan (kW)

hilang-daya (kW)

Daya-guna transmisi rata-rata tahunan dinyatakan oleh

11r

dimana

U,r
U,r
Unr

U,r
U,r

U,r

+ UHT

l00%

(9)

= tenaga tahunan yang diterima (kWh)

tenaga tahunan yang dikirimkan (kWh)

= hilang-tenaga tahunan (kWh)

1.6 Referensi
Di dalam Bab I ini digunakan referensi terhadap sumber-sumber yang berasal
dari luar, yang ditandai oleh angka-angka yang dinaikkan (superscript), S(:bagai berikut:
I) D.N. Reps, "Subtransmission and Distribution Substations", Distribution Systems,
Westinghouse, East Pittsburgh, Pa., USA 1959, Tabel 13, hal. 87.
2) L. 0. Barthold, E. M. Hunter, "The Electrical Design of Future EHV Systems:
An Over-All View", Proceedings, American Power Conference, .vol. XXIV,
1962.
3) J. G. Anderson, et al, "Ultrahigh-Voltage Power Transmission", Proceedings,
IEEE, vol. 59, No. 11, November 1971, hal. 1548-1556.
4) Japanese Electrotechnical Committee, Standard Voltage, JEC-158, Denki Shoin,
1970.
5) Keputusan Direktur Jendral Tenaga dan Listrik No. 39/K/ 1971 , 16 Mei 1970,
tentang Tegangan Tinggi.
6) Publications 38, International Electrotechnical Commission, Fourth Edition, 1967,
hal. 5, 11, 13.
7) F. H. Buller, C. A. Woodrow, "Load Fact.or: Equivalent Hour Values Compared", Electrical World, vol. 92, No. 2, July 14 1928, hal. 59-60.
8) American Standard Definitions of Electrical Terms, Group 35, Generation, Transmission and Distribution, ASA C. 42-35-1957.
9) L. W. Manning, "Load Characteristics", Distribution Systems, Westinghouse, East
Pittsburgh, Pa., USA, 1959, hal. 28.

Anda mungkin juga menyukai