LAPORAN MAGANG
HILHAM
YATRIENDI
NIM. 2019310060
FAKULTAS TEKNIK
INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
OKTOBER, 2021
PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI
TRANSFORMATOR DAYA DENGAN METODA
TANGEN DELTA DAN INDEKS POLARISASI
PADA TRAFO DAYA 3 GARDU INDUK 150 KV
PT. SEMEN PADANG
LAPORAN MAGANG
HILHAM YATRIENDI
NIM. 2019310060
FAKULTAS TEKNIK
INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
OKTOBER, 2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MAGANG
PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI TRANSFORMATOR DAYA
DENGAN METODE TANGEN DELTA DAN INDEKS
POLARISASI PADA TRAFO DAYA 3 GARDU INDUK 150 KV
PT. SEMEN PADANG
Pas Photo
terbaru
4x6
HILHAM YATRIENDI
NIM. 2019310060
Disetujui Oleh:
Pembimbing
Disahkan Oleh:
Ketua Program Studi Teknik Elektro
(HILHAM YATRIENDI)
NIM. 2019310060
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat
dan hidayah-Nya yang senantiasa dilimpahkan kepada penulis, sehingga
dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek dengan judul “Pengujian
Transformator daya Dengan Metode Tangen Delta Dan Indeks
Polarisai Pada Trafo Daya 3 Gardu Induk 150 KV PT. Semen Padang”
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Mata Kuliah Kerja
Praktek pada Program Studi Teknik Elektro Program Sarjana di Institut
Teknologi Padang.
Dalam penyusunan laporan ini ada hambatan serta rintangan yang
penulis hadapi namun pada akhirnya dapat melaluinya berkat adanya
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moril maupun
spiritual. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. Ir. H. Hendri Nofrianto, M.T., selaku Rektor Institut Teknologi
Padang
2. Maidiawati, Dr. Eng, selaku Dekan Fakultas Teknik Institut
Teknologi Padang.
3. Andi M Nur Putra, S.T, M.T., selaku Ketua Program Studi
Teknik Elektro Program Sarjana Institut Teknologi Padang.
4. Ir. Zulkarnaini, M.T., selaku Penasehat Akademik yang telah
memberikan dukungan pengarahan selama masa perkuliahan.
5. Andi M Nur Putra, S.T, M.T., selaku Dosen Pembimbing yang
telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan
selama penyusunan laporan kerja praktek.
6. Pak Saptiral dan Bang Trie Rizki selaku Pembimbing Lapangan
di Gardu Induk PT. Semen Padang.
7. Seluruh Dosen dan Tenaga Kependidikan Institut Teknologi
Padang.
HILHAM YATRIENDI
(NIM. 2019310060)
i
DAFTAR ISI
ii
BAB IV PENUTUP.............................................................................53
4.1 Kesimpulan..........................................................................53
4.2 Saran....................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................50
LAMPIRAN........................................................................................51
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam menghadapi dunia global saat sekarang ini terutama dalam
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka saat ini Negara
Indonesia masih sangat membutuhkan tenaga-tenaga terampil dan
professional didalam melaksanakan suatu proses produksi pada industri
tersebut.Yang mana tenaga yang terampil dan profesional ini juga
berguna untuk kemajuan pembangunan dalam segala bidang yang ada
pada industri tersebut dan memulihkan keadaan perekonomian yang
berkepanjangan saat ini.
Mahasiswa merupakan ujung tombak penerus yang pada
gilirannya akan memikul tanggung jawab guna mensukseskan
pembangunan nasional serta memajukan bangsa dan negara. Kebutuhan
akan softskill, hardskill, dan profesionalisme menuntut adanya pelatihan
yang kontinyu dan usaha yang sungguh-sungguh.
Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengikuti
langsung kegiatan yang dilakukan pada suatu industri atau yang lebih
dikenal dengan magang. Magang merupakan praktik kerja mahasiswa
sebagai kegiatan nyata di lapangan dengan mitra (industri, institusi
pemerintah/ swasta, organisasi lain yang di akui) dalam kerangka MB-
KM. Magang wajib dicantumkan dalam struktur kurikulum merdeka
belajar Program Studi Sarjana (S1) dan merupakan hak setiap
mahasiswa untuk menempuhnya. sebagai sarana untuk latihan
mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di
bangku kuliah. Selain itu dengan magang akan diperoleh gambaran yang
jelas tentang berbagai hal yang berkaitan dengan berbagai masalah,
khususnya masalah pengaturan sistem di tempat magang. Selain itu
dapat menciptakan tenaga kerja yang terampil dan professional serta
berakhlak mulia. Dalam mencapai usaha di atas, tentunya tidak lepas
dari peran serta dari berbagai pihak, baik dari kalangan kampus dan
dunia usaha serta semua instansi terkait.
Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Padang adalah salah
satu perguruan tinggi swasta dengan visi Menjadi salah satu program
Studi Teknik Elektro yang unggul dan berkarakter di Indonesia pada
tahun 2024.
1
Untuk menunjang hal tersebut maka Jurusan Teknik Elektro
Institut Teknologi Padang mengajak mahasiswanya untuk melaksanakan
magang sebagai kelengkapan teori (khususnya dalam bidang keahlian)
yang dipelajari di bangku kuliah dan dilaksanakan di industri.
Industri semen saat ini merupakan salah satu industri pokok yang
diperlukan dalam pembangunan, sehingga kebutuhan semen yang ada di
Indonesia Saat sekarang ini sangat tinggi. Oleh karena itu
perkembangan industri semen di Indonesia saat sekarang ini
berkembang dengan pesat.Sehingga kebutuhan semen di Indonesia saat
sekarang ini bisa dipenuhi hingga pelosok tanah air dengan keberadaan
industri semen saat sekarang ini.Sehingga semen untuk wilayah tanah
air Indonesia saat sekarang ini terpenuhi dengan baik.
Salah satu industri semen yang tertua di Asia Tenggara adalah
PT.Semen Padang yang mana industri semen ini telah berdiri semenjak
tahun 1910. Pada saat sekarang ini PT.Semen Padang sangat
berkembang dengan pesat baik dari kwantitas produk maupun dari
semen yang dihasilkan. Dengan semakin bertambahnya semen yang
dihasilkan maka kebutuhan semen untuk wilayah Sumatera Barat dan
sekitarnya sangat baik.Disamping itu juga membantu pemerintah untuk
mengurangi jumlah pengangguran ,serta menjadi pendapatan negara.
Produksi semen pada PT. Semen Padang melalui serangkaian
proses. Dalam pengolahan materian tersebut hingga menghasilkan
semen yang berkualitas selalu berhubungan dengan listrik dalam
melakukan prosesnya, dimana PT. Semen Padang memiliki sumber
listrik utama yang berasal dari PLN dan terinterkoneksi dengan
beberapa pembangkit sendiri perusahaan untuk memenui kebutuhan
mereka. Sehingga pada laporan Pengalaman Kerja Praktek ini, penulis
membahas tentang pengujian tahanan isolasi transformator daya
denga metode tangen delta dan indeks polarisasi pada trafo daya 3
gardu induk 150 kv PT. Semen padang.
Melalui Pengalaman magang mahasiswa diharapkan mampu
menemukan permasalahan, yang kemudian akan dianalisa dan dicari
solusi yang tepat. Dengan terjun langsung dan menemukan realita
permasalahan yang ada, mahasiswa dilatih agar dapat memecahkan
permasalahan sesuai dengan yang telah didapatkan di bangku kuliah.
diselesaikan secara terpisah namun antara satu dengan yang lain ada
keterkaitanya.
2
1.2 Maksud dan Tujuan Magang
Kegiatan magang memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk terlibat secara langsung dalam dunia kerja sesuai dengan bidang
keilmuan. Adapun maksud dan tujuan magang ini antara lain :
a) Maksud
1. Mempelajari tata cara pengoperasian/pembuatan semen di PT.
semen Padang khususnya pada control kelistrikannya.
2. Mempelajari sistem kelistrikan yang digunakan pada PT. Semen
Padang.
3. Mempelajari cara pengontrolan tenaga listrik pada PT. Semen
Padang.
4. Melihat dan membandingkan keilmuan yang didapat di bangku
kuliah dengan aplikasi yang terdapat di lapangan.
5. Mempelajari sistem transmisi listrik 150 kv pada gardu induk PT.
Semen Padang.
b) Tujuan
1. Bertujuan untuk memahami sistem transmisi pada gardu induk 150 kv
2. Bertujuan untuk mengetahui tujuan pengukuran tangen delta.
3. Bertujuan untuk mengetahui tujuan dari pengujian indeks polarisasi.
4. Bertujuan untuk mengetahui apakah tahanan isolasi trafo daya 3
pada gardu induk semen padang masih layak digunakan atau tidak
5. Betujuan untuk mengetahui cara pengukuran tahanan isolasi
trafo menggunakan metoda tangen delta dan indeks polarisasi .
6. Bertujuan untuk memperoleh hasil pengukuran tangen delta
dan indeks polarisasi yang hasilnya nanti digunakan untuk
menganalisa tahanan isolasi trafo.
3
1.3 Ruang Lingkup Magang
Ruang lingkup magang adalah suatu bentuk batasan bidang bagi
mahasiswa dalam melakukan kegiatan penulisan laporan magang, ruang
lingkup yang dibahas pada laporan ini adalah :
1. Bagaimana cara pengujian tahanan isolasi transformator daya
dengan metode pengujian tangen delta dan indeks polarisasi.
2. Bagaimana Prinsip dan apa fungsi dari pengujian tahanan isolasi
transformator daya dengan metode pemgujian tangen delta dan
indeks polarisasi.
3. Membahas tentang hasil yang didapatkan pada pengujian tahanan
isolasi transformator daya dengan metode pengujian tangen delta
dan indeks polarisasi.
4. Bagaimana sistem transmisi pada gardu induk 150 kv
4
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN/INSTITUSI
AB II TINJAUAN PERUSAHAAN
2.1. Sejarah PT. Semen Padang
PT. Semen Padang merupakan salah satu badan usaha milik
negara dan merupakan pabrik semen yang tertua di indonesia, yang
didirikan pada tanggal 18 maret 1910 dengan nama NV. Nedeerlandsch
Indiche Portland Cement Maatschhapijj seperti pada Gambar 2.1.
(Jovinto, 2021)
5
mencapai produksi sebesar 170.000 ton/tahun pada tahun 1939, yang
merupakan produksi tertinggi pada saat itu.
b. Periode II : tahun 1942-1945
Pada saat ini merupakan perang dunia II dimana jepang
menguasai Indonesia dan pabrik diambil alih dengan manajemen Asano
Cement, dikarenakan kondisi perang ini banyak mesin-mesin yang rusak
dan produksi kurang sekali.
c. Perode III : tahun 1945-1947
Pada periode ini merupakan perang kemerdekaan RI, pabrik
diambil alih kembali oleh pemerintahan indonesia sendiri dan
mengganti nama perusahan menjadi kilang Semen Indarung. Hasil-hasil
produksi boleh dikatakan tidak ada karena perbaikan serta penggantian
mesin-mesin yang rusak akibat perang.
d. Periode IV : tahun 1947-1958
Periode ini adalah pada saat agresi militer belanda I tahun 1947.
Pabrik diambil alih oleh belanda dan namanya diganti menjadi NV.
Padang Portland Cement Maatscaijj (NV. PPCM) dan mulai
berproduksi pada tahun 1949. Produksi tertinggi pada tahun 1958
sebesar 154.000 ton/tahun.
e. Periode V : tahun 1958-1961
Berhubung dengan pengembalian Irian Barat ke RI pada tanggal
5 juli 1958 keluarlah keputusan presiden RI No.50/1958 yang
menyatakan bahwa pabrik semen diambil alih oleh pemerintahan
Indonesia yang dikelola oleh BAPPIT, produksi tertinggi tahun 1959
sebesar 120.714 ton/tahun.
f. Periode VI : tahun 1961-1972
Setelah 3 tahun dikelola oleh BAPPIT, berdasakan peraturan
pemerintah No.135 tahun 1961 status perusahaan diubah menjadi PN
(perusahaan negara), akhirnya pada tahun 1971 melalui peraturan
pemerintah No.7 menetapkan status semen padang menjadi PT. Semen
Padang dengan Akta Notaris 5 tanggal 4 juli 1972 produksi tertinggi
sebesar 172.071 ton/tahun.
g. PeriodeVII : tahun 1972-1995
Pada tanggal 19 juli 1973 rehabilitasi pabrik diresmikan oleh
presiden H.M. Soeharto dan kapasitas produksi naik menjadi 220.000
ton/tahun dan melampaui target tahun 1973 dengan produksi 248.278
ton/tahun. Rehabilitas kedua diresmikan oleh mentri perindustrian Moh.
Yusuf dan produksi semakin meningkat sejalan dengan peresmian
6
selesainya rehabilitas kedua, diresmikan pelaksanaan Indarung II dan
dilanjutkan dengan proyek Indarung IIIA dan IIIB (sekarang menjadi
Indarung III dan Indarung II), dimana Indarung III diresmikan pada
tanggal 29 Desember 1983, sedangkan Indarung II diresmikan pada
tanggal 23 Juli 1987 dengan kapasitas produksi 600.000 ton/tahun.
h. Periode VIII : tahun 1995-sekarang
Pada masa ini PT. Semen Padang mulai merealisasikan program
peningkatan kapasitas produksi dengan memulai program pembangunan
Indarung VI, dengan dibangunnya pabrik Indarung VI maka kapasitas
produksi PT. Semen Padang adalah sebagai berikut:
a. Pabrik Indarung I
Pabrik Indarung I merupakan cikal bakal pabrik semen di
Indonesia, yang menggunakan proses basah (Wet Process). Dalam
rehabilitasi I dan II pada tahun 1973 dan 1976, kapasitas produksi
mencapai 330.000 ton/ tahun. Namun perkembangannya, proses basah
dihentikan terhitung sejak tanggal 1 Januari 2000, karena penggunaan
mesin yang sudah tidak efisien lagi. Pada pabrik Indarung I, yang masih
aktif hanya Cement Mill saja, sedangkan Raw Mill dan Kiln sudah tidak
beroperasi.
b. Pabrik Indarung II
Pabrik Indarung II dibangun pada tahun 1977, dan muai
beroperasi sejak 1980 dengan menggunakan proses kering (Dry
Process). Pabrik ini mempunyai 1 buah kiln dengan menggunakan
sistem 4 Stage Suspension Preheater. Melalui proyek optimalisasi yang
selesai pada tahun 1922, kapasitas produksi meningkat menjadi 2.100
ton/hari atau sekitar 660.000 ton/ tahun.
8
Struktur organisasi PT. Semen Padang sering mengalami
perubahan sesuai dengan tuntutan perkembangan dan kemajuan
perusahaan. Struktur organisasi yang akan dijelaskan berikut ini adalah
struktur organisasi yang ditetapkan pada Januari 2019 (Jovinto, 2021)
Dewan direksi terdiri dari Direktur Utama yang dibantu oleh 2 (dua)
orang Direktur yaitu Direktur Operasi dan Direktur Keuangan dan
masing-masing direktur membawahi beberapa buah departemen, yakni :
a. Direktur Operasi
Departemen Perencanaan dan Pengendalian Produksi
1. Depertemen Tambang dan Pengelolaan Bahan Baku
2. Departemen Produksi Terak
3. Departemen Produksi Semen
4. Depertemen Pemeliharaan
b. Direktur Keuangan yang membawahi :
1. Depertemen Keuangan
2. Departemen SDM dan Umum
Kedua Direktur yang diatas bertindak sebagai pengelola langsung
(Dewan Direksi). Direktur Utama merupakan orang yang paling
bertanggung jawab terhadap seluruh aktifitas dan jalannya perusahaan.
Dalam menjalankan aktifitasnya Direktur Utama dibantu oleh direktur-
direktur dan staf ahli serta program pengendalian mutu terpadu dan
lembaga-lembaga penunjang lainnya. Departemen yang langsung berada
9
di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur
Utama adalah:
1. Internal Audit
2. Departemen Komunikasi & Hukum Perusahaan
3. Bisnis Inkubasi Non Semen
Selain departemen yang tersebut di atas, Dewan Direksi juga
dibantu oleh badan setingkat Departemen yang memiliki tanggung
jawab langsung terhadap Dewan Direksi, yaitu :
a. Satuan Pengawasan Intern
b. Sekretaris Perusahaan
c. Tim Counterpart Strategis
d. Staf direksi
Disamping itu direktur utama bersama direktur lainnya yang
disebut Dewan Direksi juga membawahi beberapa Anak Perusahaan dan
Lembaga Penunjang (APLP) dan Panitia Pelaksana Kesehaan dan
Keselamatan Kerja (P2K3). Anak Perusahaan yang ada sekarang adalah:
a. PT. Igasar
b. PT. Yasiga Sarana Utama
c. PT. Andalas Yasiga Perkasa
d. PT. Pasoka Sumber Karya
10
2.3 Kegiatan umum perusahaan
Dalam mengelola suatu perusahaan agar berjalan dengan baik dan
benar diperlukan manajemen yang terstruktur dan terprogram, dimana
sistem manajemen inilah yang nantinya akan menentukan jalannya roda
perusahaan. Sistem manajemen ditentukan oleh pengambil keputusan
atau pimpinan perusahaan, yang mana dari pimpinan inilah akhirnya
akan dilahirkan kebijaksanaan yang penting bagi perusahaan, sehingga
perusahaan dapat berjalan dengan baik.
Berdasarkan garis besarnya fungsi manajemen dapat dibagi atas:
a. Perencanaan (Planning)
Planning adalah fungsi manajemen untuk menentukan tujuan
posisi dan program perusahaan. Pada PT. Semen Padang perencanaan
dibuat oleh pemimpin sedangkan perencanaan yang bersifat kecil pada
masing-masing unit dilaksanakan oleh masing-masing unit itu sendiri.
b. Pengoperasian (Organizing)
Struktur organisasi merupakan kelengkapan yang sangat penting
bagi perusahaan dimana didalamnya tergambar tingkat tanggung jawab,
wewenang dan tugas yang jelas.
c. Penggerakan (Actuating)
Actuating adalah suatu usaha penggerakan seorang pimpinan
terhadap bawahannya. Pada PT. Semen Padang hal ini dilaksanakan
dengan cukup baik dengan adanya koperasi karyawan, siraman-siraman
rohani berkala, darma wanita perusahaan dan lain-lain.
d. Pengawasan (Controlling)
Controlling adalah tindakan yang harus dilaksanakan oleh
seorang pemimpin perusahaan untuk menjaga agar tidak terjadi
penyimpangan, penyelewengan tugas dan wewenang dari yang telah
ditentukan semula, sehingga dapat dicapai hasil yang baik pula. Pada
PT. Semen Padang pengawasan dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan
produksi, keuangan, tugas, sistem dan prosedur hasil produksi.
1) Proses Pembuatan Semen
1.
a) Pengertian Semen
Semen adalah suatu zat perekat hidrolik dimana senyawa-
senyawa yang dikandungnya akan mempunyai daya rekat terhadap
batuan jika semen tersebut sudah bereaksi dengan air. Sifat perekat
hidrolik tersebut akan menyebabkan semen bersifat :
11
a. Tidak dapat segera mengeras bila tercampur dengan air.
11
b. Larut dalam air
c. Dapat mengeras walaupun berada dalam air
b) Sifat-sifat Semen
Beberapa sifat semen yang utama adalah :
a. Sifat Hidrasi Semen
Hidrasi semen adalah reaksi yang terjadi antara
komponen/senyawa semen dengan air, menghasilkan senyawa
hidrat. Reaksi ini dipengaruhi oleh kehalusan semen, jumlah air,
suhu, dan sebagainya. Reaksi hidrasi semen tersebut akan
menghasilkan panas yang akhirnya akan mempengaruhi kualitas
(mutu) beton.
b. Pengikatan dan Pengerasan (Setting dan Hardening)
Setting (pengikatan) pada adonan semen dan air adalah
sebagai gejala terjadinya kekakuan semen yang biasa
dinyatakan dengan waktu pengikatan (setting time) yaitu mulai
terjadinya adonan sampai semen mulai kaku. Hardening
(pengerasan) yaitu semen mulai mengeras dan memberikan
kekuatan. Jadi setting dan hardening merupakan suatu rangkain
proses sejak terjadinya adonan semen sampai semen itu
mengeras dan memberikan kekuatan.
c. Kekuatan Tekan (Compressive Strength)
Kekuatan tekan (Compressive Strength) yaitu sifat yang
harus dimiliki oleh semen untuk dapat menahan (memikul)
beban tekanan. Biasanya beban tekanan (kg/ c m 2) dinyatakan
pada umur beton 28 hari.
d. Penyusutan (Srinkage)
Penyusutan adalah penyusunan volume beton karena
adanya penguapan air yang ada dalam adonan semen tersebut.
Semen yang baik jika penyusutannya sekecil mungkin.
e. Ketahanan (Durability)
Ketahanan adalah ketahanan beton terhadap pengaruh
yang merusak oleh kondisi sekitarnya sehingga tidak
menimbulkan penurunanan kekuatan tekanan. Kerusakan beton
biasanya oleh pengaruh asam, pengaruh sifat, dan abrasi
(kikisan).
12
c) Bahan Mentah Semen
Semen terdiri dari berbagai senyawa mineral yang
mengandung kalsium aluminat dan kalsium aluminat-ferit, yang
berarti senyawa semen berasal dari zat (oksida) kapur, oksida
silikat, oksida aluminat, dan oksida besi. Oleh karena itu bahan
mentah semen adalah bahan-
12
bahan yang dapat menghasilkan keempat oksida tersebut diatas dan
dapat berasal dari satu atau dua jenis bahan mentah, tetapi jika belum
cukup perlu ditambah dengan bahan mentah yang lain. Ada lima
material dasar pembuat semen yaitu :
a. Batu Kapur
Batu kapur merupakan sumber kalsium oksida (CaO) dan
kalsium dan kalsium karbonat (CaCO3). Batu ini diambil dari
bukit Karang Putih. Tahap penambangan batu kapur ini adalah
sebagai berikut :
1. Shipping yaitu pengupasan atau pembukaan lapisan kerak
dari batu bukit karang sehingga diperoleh lapisan batu
kapur.
2. Drilling yaitu pengeboran dengan menggunakan alat
srewler drill dan drill master dengan tenaga udara tekan
dari kompresor. Pengeboran lubang dengan diameter 5,5
inchi ini digunakan untuk menanamkan peledak.
3. Blasting yaitu proses peledakan dengan menggunakan
dinamit dan bahan pencampur berupa ammonium nitrat dan
fuel oil (ANFO).
4. Dozing yaitu proses pengumpulan batu kapur yang telah
diledakkan menggunakan dozer untuk selanjutnya
ditransportasikan ketempat penampungan.
5. Crushing yaitu memperkecil ukuran material sampai
ukuran yang dikehendaki. Proses ini langsung dilakukan
diarea penambangan.
6. Pengiriman material kesilo penampungan. Transportasi
material menggunakan belt konveyor
13
Gambar 2.2 Batu Kapur
b. Batu Silika
Material ini merupakan sumber Silisium Oksida (SiO2) dan
Alumunium Oksida (Al2O3). Material ini ditambang di Bukit Ngalau.
Penambangannya dilakukan tanpa bahan peledak tetapi diruntuhkan
dengan menggunakan trackcavator dan dibawa ke crusher dengan shell
loader atau dump truck dan kebutuhannya adalah sekitar 9 – 10% dari
kebutuhan bahan mentah.
14
truck dan kebutuhannya adalah 8 – 9% dari total kebutuhan
bahan mentah.
14
Gambar 2.4 Tanah Liat
d. Pasir Besi
Pasir Besi mempunyai oksida utama berupa Fe2O3 yang
kebutuhannya hanya sekitar 1 – 2% dari total kebutuhan bahan mentah.
PT. Semen Padang tidak memiliki area tambang pasir besi, jadi untuk
memenuhi kebutuhan akan pasir besi, PT. Semen Padang didatangkan
dari Pulau Bali dan negara Brazil.
e. Gypsum
Gypsum merupakan sumber utama CaSO4H2O. Material ini
dipakai sebagai penahan agar semen tidak cepat mengering dan
mengeras. Kebutuhan gypsum untuk PT. Semen Padang didatangkan
dari Gresik, Australia, dan Thailand.
15
Gambar 2.6 Gypsum
2) Kapasitas Produksi
Sejak diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia,
PT. Semen Padang terus dikembangkan dengan meningkatkan
kapasitas produksinya sebagai berikut:
1. Pada tahun 1970 diadakan rehabilitasi pabrik Indarung I
tahap I yang diselesaikan pada tahun 1973 dengan
peningkatan kapasitas produksi dari 120.000 ton per tahun
menjadi 220.000 ton per tahun.
2. Tahun 1973 dilanjutkan rehabilitasi pabrik Indarung I tahap
II yangd iselesaikan pada tahun 1976 sehingga peningkatan
kapasitas produksinya dari 220.000 ton per tahun menjadi
330.000 ton per tahun.
3. Pada tahun 1977 dimulai proyek Indarung II dengan
teknologi pembuatan semen proses kering, bekerja sama
dengan F.L. Smidth & co.A/S (Denmark). Proyek ini
selesai tahun 1980 dengan kapasitas terpasang 600.000 ton
per tahun.
4. Pembangunan Indarung IIIA dilakukan pada tahun 1981
dan selesai pada tahun 1983. Pada tahun 1987
pembangunan Indarung III B juga selesai. Indarung III C
dibangun oleh PT. Semen Padang dengan sistem swakelola
dan selesai pada tahun 1994. Indarung III A yang akhirnya
dinamakan dengan pabrik Indarung III dan Indarung III B
dan III C dinamakan pabrik Indarung IV. Dengan adanya
proyek optimalisasi, maka kapasitas produksi Indarung IV
ini meningkat menjadi 1.620.000 ton per tahun.
16
5. Pada tahun 1996 dimulai proyek Indarung V dengan
kapasitas produksi sebesar 2.300.000 ton per tahun, dan
mulai beroperasi secara komersil pada bulan November
1998.
6. Pada 17 Januari 2014 dimulai pembangunan proyek
Indarung VI dengan kapasitas produksi 3.000.000 ton per
tahun.
PT. Semen Padang (persero) saat ini mempunyai
kapasitas terpasang 8.240.000 ton per tahun dengan 5 unit
pabrik yaitu:
a. Pabrik Indarung I : tidak beroperasi
b. Pabrik Indarung II : 660.000 ton per tahun
c. Pabrik Indarung III : 660.000 ton per tahun
d. Pabrik Indarung IV : 1.620.000 ton per tahun
e. Pabrik Indarung V : 2.300.000 ton per tahun
f. Pabrik Indarung VI : 3.000.000 ton per tahun
17
Tabel 2.1 Kebutuhan Energi Listrik PT. Semen Padang
17
Total energi listrik yang dibutuhkan oleh PT. Semen Padang sekitar
126,7 MW yang terdiri dari 1,4 MW untuk operasional non pabrik dan
sekitar 125,3 MW untuk operasional pabrik.
Energi listrik yang dikonsumsi oleh PT. Semen Padang pada awalnya
disuplai oleh pembangkit sendiri berupa PLTA dan PLTD. Seiring
dengan perkembangan pabrik dan kemajuan teknologi, maka kebutuhan
tenaga listrik meningkat dengan cepat dan tidak dapat dipenuhi oleh
pembangkit sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik tersebut,
maka PT. Semen Padang melakukan kerja sama (kontrak) dengan PT.
PLN (Persero).
18
Gambar 2.8 Single Line Diagram Gardu Induk Indarung V
19
Gambar 2.9 Single Line Diagram Gardu Induk Indarung VI
20
Gambar 2.10 Single Line Diagram Gardu Induk Pengembangan
21
b) Pembangkit Sendiri
Selain menggunakan sumber tenaga listrik dari PLN, PT.
Semen Padang juga memiliki pembangkit listrik sendiri. Berdasarkan
tenaga pembangkitnya, maka pembangkit sendiri yang dimiliki oleh
PT. Semen Padang terdiri dari :
22
Prinsip kerja kedua tipe ini hampir sama, hanya saja terdapat
perbedaan pada konstruksinya. Pada tipe L, silindernya disusun sebaris
dan masing-masing silinder berdiri tegak pada tiap barisnya. Sementara
itu, pada mesin diesel tipe V silindernya disusun dua buah tiap baris
dengan susunan membentuk huruf V.
Berikut adalah keuntungan mesin diesel tipe V dibandingkan
dengan tipe L:
- Ukurannya lebih kecil
- Daya yang dihasilkan lebih besar
- Getaran (vibrasi) lebih rendah
PT. Semen Padang memiliki dua buah pembangkit listrik
tenaga diesel, yaitu:
1. PLTD (Pabrik Indarung I)
PLTD I menggunakan mesin diesel tipe L, yang terdiri dari
enam unit generator dengan kapasitas terpasang 3x640 kVA,
1x2000 kVA dan 2x3000 kVA, dengan tegangan yang
dibangkitkan sebesar 3 kV
2. PLTD (Pabrik Indarung II)
PLTD II menggunakan mesin diesel tipe V, yang terdiri
dari tiga unit generator dengan kapasitas terpasang 3x6250 kVA
dan tegangan yang dibangkitkan sebesar 6,3 kV. Unit PLTD di
PT. Semen Padang ini, di-start dengan cara kompresi udara.
Teknis kerja yang digunakan adalah antara 15 – 30 kg/cm 2. Start
mesin diesel ini menggunakan rangkaian pembantu yang
memanfaatkan energi listrik dari PLTA. Tenaga listrik yang
dibangkitkan oleh PLTA dan PLTD dikirim dan dikumpulkan
pada rel utama Indarung I dan rel utama Indarung II sebelum
didistribusikan ke beban.
23
b. Tegangan rendah (Low Tension)
Untuk melayani beban digunakan bus bar tegangan tinggi dan
tegangan rendah. Bus bar yang digunakan untuk melayani beban
terbuat dari tembaga dengan bentuk lempengan yang dipasang
sepanjang HTDB, MDB dan MCC serta dilengkapi oleh isolator.
1. HTDB (High Tension Distribution Board)
Untuk melayani beban bertegangan tinggi berupa trafo dan
motor, maka pada masing-masing departemen digunakan HTDB
6,3 kV yang tersusun atas beberapa cubicle yang dilengkapi
dengan peralatan proteksi baik incoming maupun beban. Berikut
Gambar trafo pada gardu induk semen padang
26
BAB III
PELAKSANAAN MAGANG
3.1 Bidang Kerja
Adapun bidang kerja yang dilakukan pada kegiatan magang ini
yaitu pemeliharaan trafo dinamakan dengan pemeliharaan prediktif
(Conditional maintenance) yang artinya Pemeliharaan prediktif
adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan cara mempredisi kondisi
suatu peralatan listrik, apakah dan kapan kemungkinannya peralatan
listrik tersebut menuju kegagalan. Bidang kerja yang dilakukan pada
pemeliharaan prediktif ini difokuskan lagi pada pengujian tahanan
isolasi yaitu dengan metoda tangen delta dan indeks polarisasi. Dengan
melakukan pemeliharaan ini harus dengan prosedur kerja yaitu sebagai
berikut :
1. Pelaksanaan pemeliharaan atas dasar PK dari atasan yang berwenang.
2. Lakukan pemeriksaan ke lokasi, untuk dasar persiapan pekerjaan.
3. Siapkan alat kerja, alat K-3 dan material kerja yang diperlukan.
4. Konfirmasikan tanggal dan jam pengoperasian.
5. Laksanakan pekerjaan sesuai dengan jadual yang sudah disepakati.
6. Selesai melaksanakan pekerjaan, laporkan ke Posk.
7. Buat Laporan tertulis kepada atasan yang menugaskan.
Tujuan melakukan pemeliharaan adalah untuk menjaga kondisi
trafo agar dapat dibebani secara optimal dan mampu bertahan sampai
susut umur sesuai desain dan juga untuk kemaksimalan produksi pabrik
pt. semen padang agar selalu berjalan dengan maksimal.
Beberapa hal yang menyebabkan kerusakan pada trafo antara lain :
1. Adanya kesalahan dalam pembuatan.
2. Adanya kesalahan pengoperasian.
3. Adanya kesalahan pembebanan.
4. Adanya gangguan dari luar trafo.
28
3.2 Landasan konseptual
3.2.1 Pengertian Gardu Induk
Gardu Induk merupakan suatu instalasi yang terdiri dari
sekumpulan peralatan listrik yang disusun menurut pola tertentu dengan
pertimbangan teknis, ekonomis serta estetis.
Fungsi gardu induk adalah sebagai berikut:
1. Mengubah daya tegangan tinggi dari satu tegangan ke tegangan lain
atau tegangan menengah.
2. Tindakan pengendalian operasional dan peraturan keselamatan untuk
sistem tenaga.
3. Sebagai Pengaturan daya gardu induk lainnya melalui gardu induk
tegangan tinggi dan gardu distribusi melalui penyulang tegangan
menengah.
Pada dasarnya, gardu induk terdiri dari input dan dilengkapi dengan
transformator daya, peralatan meteran, dan peralatan sambungan yang
saling mendukung.
28
c. Gardu Induk Setengah Pasangan Luar
Dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi lingkungan,
sebagian peralatan tegangan tinggi dipasang di dalam gedung dan
sebagian lagi dipasang di luar ruangan. Karena struktur yang seimbang
antara pasangan dalam dan luar, gardu induk jenis ini juga disebut gardu
semi pasangan dalam.
2. Menurut Tegangan
Berdasarkan tegangan, gardu induk dapat dibedakan menjadi
2 macam yaitu :
1. Gardu Induk Transmisi
Artinya, energi diperoleh dari saluran transmisi kemudian
disalurkan ke gardu induk di daerah beban (industri, kota, dan lain-
lain). Gardu induk transmisi pada listrik PLN adalah tegangan tinggi
150KV dan tegangan tinggi 70KV.
2. Gardu Distribusi
Artinya, Gardu Induk yang menerima dari gardu transmisi dengan
cara transformator daya menurunkan tegangannya menjadi tegangan
menengah (20 KV, 12 KV atau 6 KV), kemudian menurunkan
tegangan menjadi tegangan rendah (127/220 V) atau (220/380 V)
untuk menerima daya dari gardu induk. ) tergantung kebutuhan.
29
3. Menurut Fungsinya
Berdasarkan fungsinya, gardu induk dapat dibedakan menjadi
5 macam yaitu :
1. Gardu Induk Penaik Tegangan
Yaitu gardu induk yang digunakan untuk meningkatkan, yaitu
pembangkita (generator) dinaikkan ke tegangan sistem. Gardu induk
ini terletak di lokasi pembangkit listrik. Karena tegangan keluaran
yang dihasilkan oleh pembangkit listrik sangat kecil dan harus
ditransmisikan dalam jarak jauh, untuk alasan efisiensi, tegangan
dinaikkan menjadi tegangan ekstra tinggi atau tegangan tinggi.
2. Gardu Induk Penurun Tegangan
Yaitu gardu induk yang digunakan untuk menurunkan tegangan,
dari tegangan tinggi ke tegangan rendah dan tegangan menengah dan
tinggi atau tegangan distribusi. Gardu induk ini terletak di tengah-
tengah area pusat beban, karena di gardu induk inilah gardu induk
memberikan pelayanan kepada pelanggan.
3. Gardu Induk Pengatur Tegangan.
Biasanya gardu induk jenis ini berada sangat jauh dari pembangkit
listrik. Karena daya didistribusikan jauh, maka penurunan tegangan
transmisi sangat besar. Oleh karena itu diperlukan alat penaik tegangan
seperti bank kapasitor untuk mengembalikan tegangan menjadi
normal.
4. Gardu Induk Pengatur Beban.
Gardu jenis ini memiliki fungsi untuk mengatur beban. Pada gardu
induk ini terpasang beban motor, yang pada saat tertentu menjadi
pembangkit tenaga listrik, motor dikonversi menjadi generator dan
suatu saat generator menjadi motor atau menjadi beban, dengan
generator berubah menjadi motor.
5. Gardu Distribusi
Gardu induk yang menyalurkan listrik dari tegangan Transmisi
atau sistem ke tegangan distribusi. Gardu induk terletak di dekat area
pusat beban.
30
3.2.3 Fasilitas dan Peralatan Gardu Induk PT. Semen Padang
Agar gardu induk dapat mencapai fungsi dan tujuannya, maka
gardu induk dilengkapi dengan peralatan dan fasilitas. Secara umum
peralatan gardu induk adalah sebagai berikut :
1. Transformator
a. Transformator Daya
Transformator daya digunakan untuk mengubah daya listrik dengan
mengubah level tegangan dan mempertahankan frekuensi. Trafo daya
juga berfungsi sebagai pengatur tegangan. Trafo daya dilengkapi dengan
trafo pentanahan untuk mencapai titik netral trafo daya. Perlengkapan
lainnya adalah pentanahan trafo yang disebut Neutral Grounding
Resistance (NGR).
31
Gambar 3.2 Neutral Grounding Resistance
c. Current Transformator (CT)
Transformator arus (CT) digunakan untuk mengubah besaran arus
dari arus besar menjadi arus kecil. memperkecil besaran arus listrik
pada sistem tenaga listrik, menjadi arus untuk sistem pengukuran dan
proteksi.
33
3. Peralatan Penghubung
Saluran transmisi dan distribusi terhubung ke gardu induk.
Oleh karena itu, gardu induk merupakan tempat pemutusan dari tenaga
yang dibangkitkan dari sistem interkoneksi, sistem transmisi, dan
distribusi kepada pelanggan. Saluran transmisi dan distribusi ini
terhubung ke ril (BUS) melalui transformator utama, setiap saluran
memiliki. Pemutus beban ini dipakai untuk memutuskan atau
menghubungkan beban bila terjadi gangguan pada saluran transmisi
atau alat lain, pemutus beban itu dipakai untuk memutuskan hubungan
secara otomatis. Pemutus beban dan pemisah dinamakan peralatan
penghubung (switchgear). Peralatan penghubung terbagi dua yaitu :
a. Pemutus Tenaga (PMT)
Berfungsi untuk memutuskan hubungan tenaga listrik dalam
keadaan gangguan maupun dalam keadaan berbeban dan proses ini
harus dilakukan dengan cepat. Pemutus tenaga listrik dalam kondisi
gangguan menghasilkan arus yang relatif besar. pemutus beban bekerja
sangat berat pada kondisi tersebut. Jika kondisi peralatan pemutus
tenaga menurun karena kurangnya pemeliharaan, sehingga tidak sesuai
lagi dengan kemampuan daya yang diputuskannya, maka pemutus
tenaga tersebut akan dapat rusak (meledak).
34
b. Pemisah (Disconect Switch)
Pemisah (PMS) atau disconnecting switch adalah sebuah alat
yang dipergunakan untuk menyatakan secara visual bahwa suatu
peralatan masih tersambung atau sudah bebas dari tegangan kerja.
Pemilihan jenis pemisah (disconnect switch) ditentukan oleh
lokasi, tata bangunan luar (outdoor structure) dan sebagainya. Pada
umumnya pemisah tidak dapat memutuskan arus. Meskipun ia dapat
memutuskan arus yang kecil, misalnya arus pembangkit Trafo, tetapi
pembukaan atau penutupannya harus dilakukan setelah pemutus tenaga
lebih dahulu dibuka. Untuk menjamin bahwa kesalahan urutan operasi
tidak terjadi, maka harus ada keadaan saling mengunci (interlock),
antara pemisah dengan pemutus bebannya.
Sesuai dengan fungsi dan kegunaannya, maka PMS dibagi
menjadi 2 macam yaitu :
1. Pemisah Tanah, berfungsi untuk mengamankan peralatandari sisi
tegangan yang timbul sesudah SUTT / SUTM diputuskan.
2. Pemisah Peralatan, berfungsi untuk mengisolasikan peralatan
listrik dari peralatan yang bertegangan. Pemisah ini dioperasikan
tanpa beban.
36
6. Alat Pelindung
Alat - alat pelindung (protective device) dalam arti luas,
disamping pemutus beban dan rele pengaman, adalah sebagai berikut :
- Arrester mengamankan peralatan gardu induk terhadap tegangan
lebih abnormal yang bersifat kejutan, misalnya kejutan petir.
- Beberapa peralatan netral sering dipakai dititik netral transformator
untuk pengamanan pada waktu terjadi gangguan tanah.
- Bila terjadi gangguan (hubung – singkat) tanah atau gangguan petir,
potensial tanah dari gardu induk mungkin naik abnormal sehingga
membahayakan orang dan binatang yang ada didekatnya atau
menyebabkan rusaknya alat. Untuk menghindari resiko seperti ini,
ditanamlah penghantar pengtanahan dengan tahanan tanah sekecil
mungkin.
37
3.2.4 Transformator Daya
Transformator daya adalah suatu peralatan tenaga listrik yang
berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke
tegangan rendah atau sebaliknya (mentransformasikan tegangan).
Dalam operasi umumnya, trafo-trafo tenaga ditanahkan pada titik
netralnya sesuai dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan/proteksi,
sebagai contoh transformator 150/70 kV ditanahkan secara langsung di
sisi netral 150 kV, dan transformator 70/20 kV ditanahkan dengan
tahanan di sisi netral 20 kV nya. Transformator yang telah diproduksi
terlebih dahulu melalui pengujian sesuai standar yang telah ditetapkan.
- Inti besi
- Kumparan trafo
38
- Kumparan tertier
- Minyak trafo
- Bushing
b) Peralatan Bantu
- Pendingin
39
Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-
rugi besi dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan
kenaikan suhu yang berlebihan, akan merusak isolasi di dalam trafo,
39
maka untuk mengurangi kenaikan suhu yang berlebihan tersebut trafo
perlu dilengkapi dengan sistem pendingin untuk menyalurkan panas
keluar trafo. Media yang digunakan pada sistem pendingin dapat
berupa: Udara/gas, minyak dan air. Pengalirannya (sirkulasi) dapat
dengan cara :
Alamiah (natural)
Tekanan/paksaan (forced).
- Alat pernapasan
Karena pengaruh naik turunnya beban trafo maupun suhu udara luar,
maka suhu minyakpun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut.
Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di
atas permukaan minyak keluar dari dalam tangki, sebaliknya bila suhu
minyak turun, minyak menyusut maka udara luar akan masuk ke dalam
tangki.
40
dilakukan adalah dengan memberikan tegangan dc dan
merepresentasikan kondisi isolasi dengan satuan mega ohm.
40
a) Tes Indeks Polarisasi
42
Gambar 3.9 Rangkaian Ekuivalen Pengujian Tangen Delta
Secara matematis dapat dilihat pada Persamaan 3.2 di bawah ini :
Keterangan :
P = Daya (Watt)
δ = Delta
V = Tegangan (Volt)
∁ = Kapasitansi (Farad)
43
2. Pengujian Tangen Delta Pada Bushing Transformator
1. Helm Safety
2. Sarung Tangan
3. Megger dan Perlengkapannya
4. Kabel Grounding
5. Laptop
44
3.2.6 Diagram Alir
Mulai
Studi literatur
Pelaksanaan KP
Mengambil data Pengujian Tangen Delta
45
Penjelasan Pelaksanaan Uji Tangen delta
Berikut ini dijelaskan langkah – langkah pelaksanaan pengujian
dengan salah satu alat uji yaitu alat uji tangen delta megger 2000 :
1. Pasang kabel grounding ke peralatan dan pastikan sistem grounding
telah benar.
2. Sambung peralatan dan kabel konektor sesuai dengan fungsi
masing–masing
3. Periksa dan pastikan semua kabel telah terpasang dengan baik.
4. Nyalakan tombol ”POWER” ke posisi ”ON”.
5. Periksa lampu open ground apakah masih menyala terus, yang
berarti koneksi ground perlu di check ulang
6. Setelah lampu ground padam, tekan menu pengukuran sesuai
dengan konfigurasi pada specimen yang akan diuji (GST, UST atau
GST No Guard).
7. Tekan kedua safety lock dan posisikan potensio HV ke posisi
minimum.
8. Tekan tombol HV ON (Warna putih).
9. Putar potensio HV sesuai dengan tegangan yang diinginkan (searah
jarum jam).
10. Setelah tegangan sesuai dengan yang diinginkan, tekan tombol
”MEASURE”, tunggu beberapa saat hasil pengukuran akan terlihat
pada display.
11. Hasil yang ada dapat disimpan atau langsung dicetak pada printer
yang telah disediakan.
12. Untuk mendownload kekomputer, dapat mempergunakan Data Key
yang ada.
13. Data pada komputer dapat langsung dikonversi ke kondisi suhu
20°C.
Setelah dilakukan pengujian catat hasil yang diperoleh untuk
mengukur specimen dapat dilakukan perubahan pada mode
pengukuran.
46
Gambar 3.12 Rangkaian alat ukur uji tan delta
47
3.3 Analisis Tahanan Isolasi Transformator
Spesifikasi Transformator
Merk UNINDO
Tipe TTUB/30000
Daya pengenal 30 MVA
Vektor group Ynd5
Arus pengenal 115.47/2749.29 A
Tegangan pengenal 150/6,3 kV
48
Impedansi tegangan 11.7 %
Tingkat isolasi 60/275/650 kV
Sistem pendingin ONAN
Jumlah tap 17
Nomor Seri A-9615199-03
Jenis Sadapan OLTC
Minyak Isolasi Mineral oil
Tabel 3.1 Spesifikasi Transformator Daya 3 GI PT. Semen padang
R 10 Menit
IP =
R 1 menit
Keterangan :
IP = Indeks Polarisasi
R10 = Pengujian saat menit ke 10
R1 = Pengujian saat menit ke 1
49
Perhitungan indeks polarisasi primer-sekunder pada tabel hasil
pengujian indeks polarisasi GI PT. Semen padang :
R 10 Menit
IP =
R 1 menit
23,8
IP = = 2,83
8,4
50
Pengukuran f U (kV) I (mA) C (nF) Tan
(Hz) Delta
(%)
CHG + CHL 50 10 31,66 10,08 0,37
CHG 50 10 10,64 3,384 0,39
CHL 50 10 21,17 6,736 0,37
CLG + CLH 50 2 8,775 13,96 0,32
CLG 50 2 4,570 7,268 0,35
CLH 50 2 4,234 6,736 0,30
Bushing C1 (R) 50 10 640,7 µF 203,9 pF 0,22
Bushing C1 (S) 50 10 643,5 µF 204,8 pF 0,21
Bushing C1 (T) 50 10 643,6 µF 204,9 pF 0,23
Tabel 3.4 Hasil Pengujian Tan Delta Pada Trafo GI PT. Semen padang
Tan δ = p / V2 ⍵ ∁ x 100
51
Keterangan :
P = Daya (Watt)
δ = Delta
V = Tegangan (Volt)
∁ = Kapasitansi (Farad)
⍵ = 2Πf
Dari hasil pengujian CHG+CHL pada tabel 4.4. Maka perhitungan dapat
dilakukan sebagai berikut :
V = 10 kV = 10.000 V
∁ = 10,08 nF = 10,08 x10-9 F
⍵ = 2Πf
Dikarenakan daya pada hasil pengujian belum diketahui maka harus
dicari nilai daya nya dengan rumus sebagai berikut :
P = Tan δ V2 ⍵ ∁
= 0,37 x 10.0002 x 2 x 3,14 x 50 x 10,08 x 10-9 / 100
= 1,17 watt
1,17
Tan δ = 2 x 100
10.000 x 2 x 3 ,14 x 50 x 10,08 x 10−9
= 0,37 %
Jadi dari hasil pengujian tan delta pada pengukuran CHG+CHL trafo
dalam kondisi bagus dengan nilai 0,37 % atau dibawah 0,5 %.
Berikut standar pengujian tan delta menggunakan ANSI C 57.12.90 :
52
Pengukuran tahanan isolasi ini dilaksanakan dikarenakan
sebelumnya ada masalah atau gangguan pada trafo daya 3 pada PT.
Semen padang yaitu terjadinya ledakan pada trafo yang menyebabkan
pabrik indarung V berhenti sebentar untuk proses produksi semen nya
dan dilakukan maneuver jaringan atau pemindahan beban, gangguan ini
dinamakan beban lebih. Transformator daya dapat beroperasi secara
terus menerus pada arus beban nominalnya. Apabila beban yang
dilayani lebih besar dari 100%, maka akan terjadi pembebanan lebih.
Hal ini dapat menimbulkan pemanasan yang berlebih. Kondisi ini
mungkin tidak akan menimbulkan kerusakan, tetapi apabila berlangsung
secara terus menerus akan memperpendek umur isolasi.
Seminggu setelah terjadi gangguan dilakukan pemeliharaan
prediktif yaitu Pemeliharaan yang dilakukan dengan cara memprediksi
kondisi suatu peralatan listrik, apakah dan kapan kemungkinannya
peralatan listrik tersebut menuju kegagalan. Dengan memprediksi
kondisi tersebut dapat diketahui gejala kerusakan secara dini. Cara yang
biasa dipakai adalah memonitor kondisi secara online baik pada saat
peralatan beroperasi atau tidak beroperasi. Untuk ini diperlukan
peralatan dan personil khusus untuk analisa. Pemeliharaan ini disebut
juga pemeliharaan berdasarkan kondisi (Condition Base Maintenance).
Dilakukan pengukuran tahanan isolasi pada trafo daya dengan metoda
tangen delta dan indeks polarisasi.
Setelah didapatkan hasil pengukuran tahanan isolasi trafo daya
dan dianalisa hasil yang didapatkan yaitu tahanan isolasi nya masih
bagus dan layak dioperasikan kembali. Setelah trafo daya di operasikan
7 jam setalah itu trafo daya kembali meledak.
Jadi untuk mengoperasikan trafo itu kita tidak bisa menyimpulkan
dari hasil analisa pengukuran tahanan isolasi saja. Harus ada analisa dan
pengukuran/pengujian lainnya, sama halnya dengan manusia ketika
sakit tidak bisa dikatakan sudah sehat jika yang diperiksa hanya bagian
luar saja harus dicek juga penyakit dalamnya. Kemungkinan trafo daya
3 pada PT. Semen Padang ini sudah tidak bisa lagi menanggung beban
yang besar dikarenakan umur trafo yang sudah tua.
53
BAB IV
PENUTUP
BAB V PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari kerja praktek pada gardu induk PT. Semen
padang dapat disimpulkan bahwa:
1. Gardu induk merupakan sebuah instalasi listrik yang bertegangan
tinggi yang bertujuan menyalurkan daya listrik dengan cara
mentransformasikan tegangan.
2. Pengukuran Tangen Delta bertujuan untuk mengetahui kualitas
isolasi suatu peralatan listrik.
3. Tujuan dari pengujian indeks polarisasi adalah untuk memastikan
peralatan tersebut layak dioperasikan atau bahkan untuk dilakukan
overvoltage test.
4. Trafo daya 3 pada gardu induk semen padang mempunyai kualitas
tahanan isolasi yang bagus dan masih layak dioperasikan.
5. Hasil indeks polarisasi masih bagus diatas 1,1-2,5
6. Hasil tan delta untuk trafo masih bagus dibawah 0,5 %
7. Pengujian tangen delta dapat digunakan untuk mengetahui proses
pemburukan tahanan isolasi.
4.2 Saran
1. Sebaiknya perusahaan tempat dilaksanakannya magang menyediakan
lebih banyak buku referensi, agar mahasiswa yang melakukan kerja
praktek bisa menggunakan buku-buku yang ada sebagai referensi
dalam proses magang maupun pengerjaan laporan.
2. Bagi mahasiswa yang melakukan kegiatan magang diharapkan dapat
memanfaatkan kesempatan belajar di lapangan dengan sebaik
mungkin.
3. suatu peralatan listrik yang baru perlu diketahui hasil uji tangen
delta-nya yang nantinya berguna sebagai referensi untuk pengukuran
tangen delta berikutnya yang dilakukan secara berkala, sehingga
didapat grafik degradasi tahanan isolasi peralatan tersebut.
54
DAFTAR PUSTAKA
55
LAMPIRAN
1. Mengukur pentanahan DS (Disconecting Switch)
57
3. Pembersihan isolator dan mengatur relay proteksi
57
5. Spesifikasi trafo daya 3 GI PT. Semen Padang
57
6. Hasil pengukuran TAN DELTA menggunakan megger
57
7. Hasil Pengukuran polarisasi indeks phasa S
57
Lembaran Saran Dan Koreksi Pembimbing dan Penguji Sidang
Dosen Saran
57
Andi M Nur Putra S.T., M.T Perbaiki Daftar Pustaka (Apa
yang ada di dalam laporan
harus tercantum juga di daftar
pustaka begitu juga sebaliknya)
57
57