Anda di halaman 1dari 79

PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI

TRANSFORMATOR DAYA DENGAN METODA


TANGEN DELTA DAN INDEKS POLARISASI
PADA TRAFO DAYA 3 GARDU INDUK 150 KV
PT. SEMEN PADANG

LAPORAN MAGANG

Pelaksanaan : 07 Juni 2021 s/d 07 Oktober 2021

HILHAM
YATRIENDI
NIM. 2019310060

FAKULTAS TEKNIK
INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
OKTOBER, 2021
PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI
TRANSFORMATOR DAYA DENGAN METODA
TANGEN DELTA DAN INDEKS POLARISASI
PADA TRAFO DAYA 3 GARDU INDUK 150 KV
PT. SEMEN PADANG

LAPORAN MAGANG

Karya Tulis Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Kelulusan


Mata Kuliah Magang Pada Program Studi Teknik Elektro S1

HILHAM YATRIENDI
NIM. 2019310060

FAKULTAS TEKNIK
INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
OKTOBER, 2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MAGANG
PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI TRANSFORMATOR DAYA
DENGAN METODE TANGEN DELTA DAN INDEKS
POLARISASI PADA TRAFO DAYA 3 GARDU INDUK 150 KV
PT. SEMEN PADANG

Pas Photo
terbaru
4x6

HILHAM YATRIENDI
NIM. 2019310060

Disetujui Oleh:
Pembimbing

ANDI M NUR PUTRA ST , MT


NIDN : 1028108801

Disahkan Oleh:
Ketua Program Studi Teknik Elektro

ANDI M NUR PUTRA ST , MT


NIDN: 1028108801
PERNYATAAN KEASLIAN ISI
LAPORAN MAGANG

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : HILHAM YATRIENDI
NIM : 2019310060
Program Studi : TEKNIK ELEKTRO S1
Judul KP : PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI
TRANSFORMATOR DAYA DENGAN METODE
TANGEN DELTA DAN POLARISASI INDEKS
PADA TRAFO DAYA 3 GARDU INDUK 150 KV
PT. SEMEN PADANG

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Magang yang telah


saya buat ini merupakan hasil karya sendiri, dan bukan merupakan
duplikasi, serta tidak mengutip sebagian atau seluruhnya karya orang
lain, kecuali yang telah disebutkan sumbernya.

Padang, 12 September 2021

(HILHAM YATRIENDI)
NIM. 2019310060
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat
dan hidayah-Nya yang senantiasa dilimpahkan kepada penulis, sehingga
dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek dengan judul “Pengujian
Transformator daya Dengan Metode Tangen Delta Dan Indeks
Polarisai Pada Trafo Daya 3 Gardu Induk 150 KV PT. Semen Padang”
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Mata Kuliah Kerja
Praktek pada Program Studi Teknik Elektro Program Sarjana di Institut
Teknologi Padang.
Dalam penyusunan laporan ini ada hambatan serta rintangan yang
penulis hadapi namun pada akhirnya dapat melaluinya berkat adanya
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moril maupun
spiritual. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. Ir. H. Hendri Nofrianto, M.T., selaku Rektor Institut Teknologi
Padang
2. Maidiawati, Dr. Eng, selaku Dekan Fakultas Teknik Institut
Teknologi Padang.
3. Andi M Nur Putra, S.T, M.T., selaku Ketua Program Studi
Teknik Elektro Program Sarjana Institut Teknologi Padang.
4. Ir. Zulkarnaini, M.T., selaku Penasehat Akademik yang telah
memberikan dukungan pengarahan selama masa perkuliahan.
5. Andi M Nur Putra, S.T, M.T., selaku Dosen Pembimbing yang
telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan
selama penyusunan laporan kerja praktek.
6. Pak Saptiral dan Bang Trie Rizki selaku Pembimbing Lapangan
di Gardu Induk PT. Semen Padang.
7. Seluruh Dosen dan Tenaga Kependidikan Institut Teknologi
Padang.

Penulis mohon maaf atas segala kesalahan yang pernah


dilakukan. semoga laporan ini dapat memberikan manfaat kepada
pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang Teknik Elektro.

Padang, 12 September 2020

HILHAM YATRIENDI
(NIM. 2019310060)

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................Error! Bookmark not defined.


LEMBAR PENGESAHAN..................................................................3
PERNYATAAN KEASLIAN ISI.........................................................4
KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................iv
DAFTAR TABEL.................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN......................................................................1
1.1 Latar Belakang magang.......................................................1
1.2 Maksud dan tujuan magang.................................................3
1.3 Ruang lingkup magang.........................................................4
1.3 Manfaat magang...................................................................4
1.3 Waktu dan tempat pelaksanaan magang............................4
BAB II PROFIL PERUSAHAAN........................................................5
2.1. Sejarah PT. Semen Padang..................................................5
2.2. Struktur Organisasi PT. Semen Padang.............................8
2.3 Kegiatan Umum Perusahaan.............................................11
BAB III PELAKSANAAN MAGANG..............................................26
3.1 Bidang Kerja.......................................................................26
3.2 Landasan Konseptual.........................................................27
3.2.1 Pengertian Gardu Induk....................................................27
3.2.2 Klasifikasi Gardu Induk.....................................................27
3.2.3 Peralatan Gardu Induk PT. Semen Padang......................31
3.2.4 Transformator Daya...........................................................38
3.2.5 Pengukuran Tahanan Isolasi Transformator...................40
3.2.6 Diagram Alir.......................................................................45
3.3 Analisis ...............................................................................48
3.3.1 Indeks Polarisasi.................................................................49
3.3.2 Tangen Delta........................................................................50

ii
BAB IV PENUTUP.............................................................................53
4.1 Kesimpulan..........................................................................53
4.2 Saran....................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................50
LAMPIRAN........................................................................................51

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 PT. Semen Padang..............................................................5


Gambar 2.2 Struktur organisasi PT. Semen Padang...............................9
Gambar 2.3 Batu kapur.........................................................................14
Gambar 2.4 Batu Silika........................................................................14
Gambar 2.5 Tanah liat..........................................................................15
Gambar 2.6 Pasir besi...........................................................................15
Gambar 2.7 Gypsum.............................................................................16
Gambar 2.8 Single line diagram gardu induk indarung V.....................19
Gambar 2.9 Single line diagram gardu induk indarung VI...................20
Gambar 2.10 Single line diagram gardu induk pengembangan.............21
Gambar 2.11 Trafo daya gardu induk PT. Semen padang....................24
Gambar 3.1 Transformator daya...........................................................29
Gambar 3.2 Neutral grounding resistance.............................................30
Gambar 3.3 Current transformer (CT)..................................................30
Gambar 3.4 Potential transformer (PT)................................................31
Gambar 3.5 Pemutus Tenaga (PMT)....................................................32
Gambar 3.6 Disconnecting switch........................................................33
Gambar 3.7 Baterai...............................................................................34
Gambar 3.8 Rangkaian pengujian HV-Ground.....................................39
Gambar 3.9 Rangkaian ekuivalen pengujian tangen delta....................41
Gambar 3.10 Rangkaian pengujian tangen delta bushing.....................42
Gambar 3.11 Diagram alir pelaksanaan kerja praktek..........................44

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kebutuhan energi listrik PT. Semen Padang.................17


Tabel 4.1 Spesifikasi trafo daya 3 GI PT. Semen padang................47
Tabel 4.2 Hasil pengujian indeks polarisasi………………...........48
Tabel 4.3 Standar indeks polarisasi transformator…………........49
Tabel 4.4 Hasil pengujian tan delta………….………..................50
Tabel 4.5 Standar pengujian tan delta ANSI C 57.12.90………..51

v
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam menghadapi dunia global saat sekarang ini terutama dalam
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka saat ini Negara
Indonesia masih sangat membutuhkan tenaga-tenaga terampil dan
professional didalam melaksanakan suatu proses produksi pada industri
tersebut.Yang mana tenaga yang terampil dan profesional ini juga
berguna untuk kemajuan pembangunan dalam segala bidang yang ada
pada industri tersebut dan memulihkan keadaan perekonomian yang
berkepanjangan saat ini.
Mahasiswa merupakan ujung tombak penerus yang pada
gilirannya akan memikul tanggung jawab guna mensukseskan
pembangunan nasional serta memajukan bangsa dan negara. Kebutuhan
akan softskill, hardskill, dan profesionalisme menuntut adanya pelatihan
yang kontinyu dan usaha yang sungguh-sungguh.
Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengikuti
langsung kegiatan yang dilakukan pada suatu industri atau yang lebih
dikenal dengan magang. Magang merupakan praktik kerja mahasiswa
sebagai kegiatan nyata di lapangan dengan mitra (industri, institusi
pemerintah/ swasta, organisasi lain yang di akui) dalam kerangka MB-
KM. Magang wajib dicantumkan dalam struktur kurikulum merdeka
belajar Program Studi Sarjana (S1) dan merupakan hak setiap
mahasiswa untuk menempuhnya. sebagai sarana untuk latihan
mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di
bangku kuliah. Selain itu dengan magang akan diperoleh gambaran yang
jelas tentang berbagai hal yang berkaitan dengan berbagai masalah,
khususnya masalah pengaturan sistem di tempat magang. Selain itu
dapat menciptakan tenaga kerja yang terampil dan professional serta
berakhlak mulia. Dalam mencapai usaha di atas, tentunya tidak lepas
dari peran serta dari berbagai pihak, baik dari kalangan kampus dan
dunia usaha serta semua instansi terkait.
Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Padang adalah salah
satu perguruan tinggi swasta dengan visi Menjadi salah satu program
Studi Teknik Elektro yang unggul dan berkarakter di  Indonesia pada
tahun 2024.
1
Untuk menunjang hal tersebut maka Jurusan Teknik Elektro
Institut Teknologi Padang mengajak mahasiswanya untuk melaksanakan
magang sebagai kelengkapan teori (khususnya dalam bidang keahlian)
yang dipelajari di bangku kuliah dan dilaksanakan di industri.
Industri semen saat ini merupakan salah satu industri pokok yang
diperlukan dalam pembangunan, sehingga kebutuhan semen yang ada di
Indonesia Saat sekarang ini sangat tinggi. Oleh karena itu
perkembangan industri semen di Indonesia saat sekarang ini
berkembang dengan pesat.Sehingga kebutuhan semen di Indonesia saat
sekarang ini bisa dipenuhi hingga pelosok tanah air dengan keberadaan
industri semen saat sekarang ini.Sehingga semen untuk wilayah tanah
air Indonesia saat sekarang ini terpenuhi dengan baik.
Salah satu industri semen yang tertua di Asia Tenggara adalah
PT.Semen Padang yang mana industri semen ini telah berdiri semenjak
tahun 1910. Pada saat sekarang ini PT.Semen Padang sangat
berkembang dengan pesat baik dari kwantitas produk maupun dari
semen yang dihasilkan. Dengan semakin bertambahnya semen yang
dihasilkan maka kebutuhan semen untuk wilayah Sumatera Barat dan
sekitarnya sangat baik.Disamping itu juga membantu pemerintah untuk
mengurangi jumlah pengangguran ,serta menjadi pendapatan negara.
Produksi semen pada PT. Semen Padang melalui serangkaian
proses. Dalam pengolahan materian tersebut hingga menghasilkan
semen yang berkualitas selalu berhubungan dengan listrik dalam
melakukan prosesnya, dimana PT. Semen Padang memiliki sumber
listrik utama yang berasal dari PLN dan terinterkoneksi dengan
beberapa pembangkit sendiri perusahaan untuk memenui kebutuhan
mereka. Sehingga pada laporan Pengalaman Kerja Praktek ini, penulis
membahas tentang pengujian tahanan isolasi transformator daya
denga metode tangen delta dan indeks polarisasi pada trafo daya 3
gardu induk 150 kv PT. Semen padang.
Melalui Pengalaman magang mahasiswa diharapkan mampu
menemukan permasalahan, yang kemudian akan dianalisa dan dicari
solusi yang tepat. Dengan terjun langsung dan menemukan realita
permasalahan yang ada, mahasiswa dilatih agar dapat memecahkan
permasalahan sesuai dengan yang telah didapatkan di bangku kuliah.
diselesaikan secara terpisah namun antara satu dengan yang lain ada
keterkaitanya.

2
1.2 Maksud dan Tujuan Magang
Kegiatan magang memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk terlibat secara langsung dalam dunia kerja sesuai dengan bidang
keilmuan. Adapun maksud dan tujuan magang ini antara lain :

a) Maksud
1. Mempelajari tata cara pengoperasian/pembuatan semen di PT.
semen Padang khususnya pada control kelistrikannya.
2. Mempelajari sistem kelistrikan yang digunakan pada PT. Semen
Padang.
3. Mempelajari cara pengontrolan tenaga listrik pada PT. Semen
Padang.
4. Melihat dan membandingkan keilmuan yang didapat di bangku
kuliah dengan aplikasi yang terdapat di lapangan.
5. Mempelajari sistem transmisi listrik 150 kv pada gardu induk PT.
Semen Padang.

b) Tujuan
1. Bertujuan untuk memahami sistem transmisi pada gardu induk 150 kv
2. Bertujuan untuk mengetahui tujuan pengukuran tangen delta.
3. Bertujuan untuk mengetahui tujuan dari pengujian indeks polarisasi.
4. Bertujuan untuk mengetahui apakah tahanan isolasi trafo daya 3
pada gardu induk semen padang masih layak digunakan atau tidak
5. Betujuan untuk mengetahui cara pengukuran tahanan isolasi
trafo menggunakan metoda tangen delta dan indeks polarisasi .
6. Bertujuan untuk memperoleh hasil pengukuran tangen delta
dan indeks polarisasi yang hasilnya nanti digunakan untuk
menganalisa tahanan isolasi trafo.

3
1.3 Ruang Lingkup Magang
Ruang lingkup magang adalah suatu bentuk batasan bidang bagi
mahasiswa dalam melakukan kegiatan penulisan laporan magang, ruang
lingkup yang dibahas pada laporan ini adalah :
1. Bagaimana cara pengujian tahanan isolasi transformator daya
dengan metode pengujian tangen delta dan indeks polarisasi.
2. Bagaimana Prinsip dan apa fungsi dari pengujian tahanan isolasi
transformator daya dengan metode pemgujian tangen delta dan
indeks polarisasi.
3. Membahas tentang hasil yang didapatkan pada pengujian tahanan
isolasi transformator daya dengan metode pengujian tangen delta
dan indeks polarisasi.
4. Bagaimana sistem transmisi pada gardu induk 150 kv

1.4 Manfaat magang


1. Menambah pengetahuan tentang gardu induk.
2. Mendapatkan pengetahuan lebih luas tentang transfomator
3. Dapat menjelaskan cara pengujian tahanan isolasi
transformator daya dengan metode pengujian tangen delta .
4. Dapat menjelaskan Prinsip dan fungsi dari pengujian
tahanan isolasi transformator daya dengan metode
pengujian tangen delta dan indeks polarisasi.
5. Dapat menjelaskan tentang hasil yang didapatkan pada
pengujian tahanan isolasi transformator daya dengan metode
pengujian tangen delta dan indeks polarisasi.

1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang


Pelaksanaan magang ini dilakukan di PT. Semen Padang tepatnya
pada Gardu Induk 150 kv PT. Semen Padang. Waktu Pelaksanan
magang ini dilaksanakan pada tanggal 7 Juni 2021 sampai dengan 7
Oktober 2021. Berikut ini jadwal kerja praktek di PT.Semen Padang
secara rinci :
Jam kerja Senin-Kamis : 08.00-17.00 WIB
Jam kerja Jum’at : 08.00-17.00 WIB
Jam istirahat Senin-Kamis : 12.00-13.00 WIB
Jam istirahat Jum’at : 11.45-13.45 WIB

4
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN/INSTITUSI
AB II TINJAUAN PERUSAHAAN
2.1. Sejarah PT. Semen Padang
PT. Semen Padang merupakan salah satu badan usaha milik
negara dan merupakan pabrik semen yang tertua di indonesia, yang
didirikan pada tanggal 18 maret 1910 dengan nama NV. Nedeerlandsch
Indiche Portland Cement Maatschhapijj seperti pada Gambar 2.1.
(Jovinto, 2021)

Gambar 2.1 PT. Semen Padang

Pabrik mulai dibangun karena ditemukannya bahan batuan yang


dapat dijadikan semen, yang ditemukan oleh kolonial Belanda yang
bertugas di Sumatera Barat yang bernama Carel Cristhoper Lau yang
menemukan deposit batu kapur yang sangat besar disekitar Indarung
atau yang dinamakan karang putih.
Sejarah perkembangan PT. Semen Padang sejak didirikan sampai
sekarang dapat disusun menurut periode-periode berikut:
a. Periode I : tahun 1910-1942
Disaat PT. Semen Padang dibangun tahun 1910 yang dipimpin
oleh Christhoper, kapasitas produksi sekitar 50 ton/hari, sehingga
produksi pada tahun 1913 mencapai 22.000 ton/tahun dan pernah

5
mencapai produksi sebesar 170.000 ton/tahun pada tahun 1939, yang
merupakan produksi tertinggi pada saat itu.
b. Periode II : tahun 1942-1945
Pada saat ini merupakan perang dunia II dimana jepang
menguasai Indonesia dan pabrik diambil alih dengan manajemen Asano
Cement, dikarenakan kondisi perang ini banyak mesin-mesin yang rusak
dan produksi kurang sekali.
c. Perode III : tahun 1945-1947
Pada periode ini merupakan perang kemerdekaan RI, pabrik
diambil alih kembali oleh pemerintahan indonesia sendiri dan
mengganti nama perusahan menjadi kilang Semen Indarung. Hasil-hasil
produksi boleh dikatakan tidak ada karena perbaikan serta penggantian
mesin-mesin yang rusak akibat perang.
d. Periode IV : tahun 1947-1958
Periode ini adalah pada saat agresi militer belanda I tahun 1947.
Pabrik diambil alih oleh belanda dan namanya diganti menjadi NV.
Padang Portland Cement Maatscaijj (NV. PPCM) dan mulai
berproduksi pada tahun 1949. Produksi tertinggi pada tahun 1958
sebesar 154.000 ton/tahun.
e. Periode V : tahun 1958-1961
Berhubung dengan pengembalian Irian Barat ke RI pada tanggal
5 juli 1958 keluarlah keputusan presiden RI No.50/1958 yang
menyatakan bahwa pabrik semen diambil alih oleh pemerintahan
Indonesia yang dikelola oleh BAPPIT, produksi tertinggi tahun 1959
sebesar 120.714 ton/tahun.
f. Periode VI : tahun 1961-1972
Setelah 3 tahun dikelola oleh BAPPIT, berdasakan peraturan
pemerintah No.135 tahun 1961 status perusahaan diubah menjadi PN
(perusahaan negara), akhirnya pada tahun 1971 melalui peraturan
pemerintah No.7 menetapkan status semen padang menjadi PT. Semen
Padang dengan Akta Notaris 5 tanggal 4 juli 1972 produksi tertinggi
sebesar 172.071 ton/tahun.
g. PeriodeVII : tahun 1972-1995
Pada tanggal 19 juli 1973 rehabilitasi pabrik diresmikan oleh
presiden H.M. Soeharto dan kapasitas produksi naik menjadi 220.000
ton/tahun dan melampaui target tahun 1973 dengan produksi 248.278
ton/tahun. Rehabilitas kedua diresmikan oleh mentri perindustrian Moh.
Yusuf dan produksi semakin meningkat sejalan dengan peresmian

6
selesainya rehabilitas kedua, diresmikan pelaksanaan Indarung II dan
dilanjutkan dengan proyek Indarung IIIA dan IIIB (sekarang menjadi
Indarung III dan Indarung II), dimana Indarung III diresmikan pada
tanggal 29 Desember 1983, sedangkan Indarung II diresmikan pada
tanggal 23 Juli 1987 dengan kapasitas produksi 600.000 ton/tahun.
h. Periode VIII : tahun 1995-sekarang
Pada masa ini PT. Semen Padang mulai merealisasikan program
peningkatan kapasitas produksi dengan memulai program pembangunan
Indarung VI, dengan dibangunnya pabrik Indarung VI maka kapasitas
produksi PT. Semen Padang adalah sebagai berikut:

a. Pabrik Indarung I
Pabrik Indarung I merupakan cikal bakal pabrik semen di
Indonesia, yang menggunakan proses basah (Wet Process). Dalam
rehabilitasi I dan II pada tahun 1973 dan 1976, kapasitas produksi
mencapai 330.000 ton/ tahun. Namun perkembangannya, proses basah
dihentikan terhitung sejak tanggal 1 Januari 2000, karena penggunaan
mesin yang sudah tidak efisien lagi. Pada pabrik Indarung I, yang masih
aktif hanya Cement Mill saja, sedangkan Raw Mill dan Kiln sudah tidak
beroperasi.
b. Pabrik Indarung II
Pabrik Indarung II dibangun pada tahun 1977, dan muai
beroperasi sejak 1980 dengan menggunakan proses kering (Dry
Process). Pabrik ini mempunyai 1 buah kiln dengan menggunakan
sistem 4 Stage Suspension Preheater. Melalui proyek optimalisasi yang
selesai pada tahun 1922, kapasitas produksi meningkat menjadi 2.100
ton/hari atau sekitar 660.000 ton/ tahun.

c. Pabrik Indarung III


Pabrik Indarung III berasal dari pabrik Indarung III A yang
dibangun tahun 1981. Pabrik mulai beroperasi sejak bulan Juli tahun
1983 dengan menggunakan proses kering (Dry Process). Sama halnya
dengan pabrik Indarung II, pabrik Indarung III memiliki 1 buah kiln
dengan sistem 4 Stage Suspension Preheater dan kapasitas produksi
mencapai 2.100 ton per hari atau sekitar 660.000 ton per tahun.
d. Pabrik Indarung IV
Pabrik Indarung IV berasal dari pabrik Indarung III B (yang
selesai dibangun tahun 1983) dan pabrik Indarung III C (yang selesai
dibangun tahun 1994). Pabrik Indarung III B dan III C yang
7
menggunakan satu kiln bersama dengan menggunakan proses kering
(Dry Process) dan memiliki kapasitas produksi 5.400 ton perhari atau
1.620.000 ton per tahun.
e. Pabrik Indarung V
Pada tahun 1996 PT Semen Padang membangun pabrik Indarung V dan
mulai dioperasikan pada bulan Agustus 1998. Pabrik yang
menggunakan sistem dan teknologi modern ini mampu memproduksi
semen sebanyak 7.800 ton per hari atau kapasitas produksi mencapai
2.300.000 ton per tahun.
f. Pabrik Indarung VI
Untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi, PT Semen
Padang membangun pabrik Indarung VI pada tanggal 26 Mei 2014, dan
mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2017 dengan target kapasitas
produksi 3.000.000 ton per tahun.
Berdasarkan surat menteri keuangan Republik Indonesia No. S-
326/ MK. 016/ 1995 tanggal 5 Juni 1995, pemerintah melakukan
konsolidasi atas tiga buah pabrik semen milik pemerintah yaitu PT.
Semen Padang, PT. Semen Gresik dan PT. Semen Tonasa yang
terealisasi tanggal 15 September 1995. Sekarang ini PT. Semen Padang
tergabung dalam Holding Semen Indonesia dimana operasioanal
company terdiri atas :
a. PT. Semen Padang
b. PT. Semen Tonasa
c. PT. Semen Gresik
d. Semen Thang Long
e. Solusi Bangun Indonesia (Dynamix)

2.2 Struktur Organisasi PT. Semen Padang


Struktur organisasi mempunyai peranan yang sangat penting
dalam perusahaan karena menggambarkan adanya pembagian pekerjaan
sebagai penjabaran tugas sehingga setiap orang dalam organisasi
bertanggung jawab untuk melakukan tugas tertentu dan menguasai
bidangnya sendiri.
Melalui struktur organisasi perusahaan, dapat diketahui garis
pertanggungjawaban di dalam perusahaan. Setiap unit akan
mempertanggungjawabkan semua kegiatan dan usaha yang telah
dijalankan sesuai dengan batas wewenang yang diberikan. Makin tinggi
tingkatan suatu unit tertentu, maka makin luas bidang tanggung
jawabnya.

8
Struktur organisasi PT. Semen Padang sering mengalami
perubahan sesuai dengan tuntutan perkembangan dan kemajuan
perusahaan. Struktur organisasi yang akan dijelaskan berikut ini adalah
struktur organisasi yang ditetapkan pada Januari 2019 (Jovinto, 2021)

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Semen Padang

Dewan direksi terdiri dari Direktur Utama yang dibantu oleh 2 (dua)
orang Direktur yaitu Direktur Operasi dan Direktur Keuangan dan
masing-masing direktur membawahi beberapa buah departemen, yakni :
a. Direktur Operasi
Departemen Perencanaan dan Pengendalian Produksi
1. Depertemen Tambang dan Pengelolaan Bahan Baku
2. Departemen Produksi Terak
3. Departemen Produksi Semen
4. Depertemen Pemeliharaan
b. Direktur Keuangan yang membawahi :
1. Depertemen Keuangan
2. Departemen SDM dan Umum
Kedua Direktur yang diatas bertindak sebagai pengelola langsung
(Dewan Direksi). Direktur Utama merupakan orang yang paling
bertanggung jawab terhadap seluruh aktifitas dan jalannya perusahaan.
Dalam menjalankan aktifitasnya Direktur Utama dibantu oleh direktur-
direktur dan staf ahli serta program pengendalian mutu terpadu dan
lembaga-lembaga penunjang lainnya. Departemen yang langsung berada

9
di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur
Utama adalah:
1. Internal Audit
2. Departemen Komunikasi & Hukum Perusahaan
3. Bisnis Inkubasi Non Semen
Selain departemen yang tersebut di atas, Dewan Direksi juga
dibantu oleh badan setingkat Departemen yang memiliki tanggung
jawab langsung terhadap Dewan Direksi, yaitu :
a. Satuan Pengawasan Intern
b. Sekretaris Perusahaan
c. Tim Counterpart Strategis
d. Staf direksi
Disamping itu direktur utama bersama direktur lainnya yang
disebut Dewan Direksi juga membawahi beberapa Anak Perusahaan dan
Lembaga Penunjang (APLP) dan Panitia Pelaksana Kesehaan dan
Keselamatan Kerja (P2K3). Anak Perusahaan yang ada sekarang adalah:
a. PT. Igasar
b. PT. Yasiga Sarana Utama
c. PT. Andalas Yasiga Perkasa
d. PT. Pasoka Sumber Karya

10
2.3 Kegiatan umum perusahaan
Dalam mengelola suatu perusahaan agar berjalan dengan baik dan
benar diperlukan manajemen yang terstruktur dan terprogram, dimana
sistem manajemen inilah yang nantinya akan menentukan jalannya roda
perusahaan. Sistem manajemen ditentukan oleh pengambil keputusan
atau pimpinan perusahaan, yang mana dari pimpinan inilah akhirnya
akan dilahirkan kebijaksanaan yang penting bagi perusahaan, sehingga
perusahaan dapat berjalan dengan baik.
Berdasarkan garis besarnya fungsi manajemen dapat dibagi atas:
a. Perencanaan (Planning)
Planning adalah fungsi manajemen untuk menentukan tujuan
posisi dan program perusahaan. Pada PT. Semen Padang perencanaan
dibuat oleh pemimpin sedangkan perencanaan yang bersifat kecil pada
masing-masing unit dilaksanakan oleh masing-masing unit itu sendiri.
b. Pengoperasian (Organizing)
Struktur organisasi merupakan kelengkapan yang sangat penting
bagi perusahaan dimana didalamnya tergambar tingkat tanggung jawab,
wewenang dan tugas yang jelas.
c. Penggerakan (Actuating)
Actuating adalah suatu usaha penggerakan seorang pimpinan
terhadap bawahannya. Pada PT. Semen Padang hal ini dilaksanakan
dengan cukup baik dengan adanya koperasi karyawan, siraman-siraman
rohani berkala, darma wanita perusahaan dan lain-lain.
d. Pengawasan (Controlling)
Controlling adalah tindakan yang harus dilaksanakan oleh
seorang pemimpin perusahaan untuk menjaga agar tidak terjadi
penyimpangan, penyelewengan tugas dan wewenang dari yang telah
ditentukan semula, sehingga dapat dicapai hasil yang baik pula. Pada
PT. Semen Padang pengawasan dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan
produksi, keuangan, tugas, sistem dan prosedur hasil produksi.
1) Proses Pembuatan Semen

1.

a) Pengertian Semen
Semen adalah suatu zat perekat hidrolik dimana senyawa-
senyawa yang dikandungnya akan mempunyai daya rekat terhadap
batuan jika semen tersebut sudah bereaksi dengan air. Sifat perekat
hidrolik tersebut akan menyebabkan semen bersifat :
11
a. Tidak dapat segera mengeras bila tercampur dengan air.

11
b. Larut dalam air
c. Dapat mengeras walaupun berada dalam air

b) Sifat-sifat Semen
Beberapa sifat semen yang utama adalah :
a. Sifat Hidrasi Semen
Hidrasi semen adalah reaksi yang terjadi antara
komponen/senyawa semen dengan air, menghasilkan senyawa
hidrat. Reaksi ini dipengaruhi oleh kehalusan semen, jumlah air,
suhu, dan sebagainya. Reaksi hidrasi semen tersebut akan
menghasilkan panas yang akhirnya akan mempengaruhi kualitas
(mutu) beton.
b. Pengikatan dan Pengerasan (Setting dan Hardening)
Setting (pengikatan) pada adonan semen dan air adalah
sebagai gejala terjadinya kekakuan semen yang biasa
dinyatakan dengan waktu pengikatan (setting time) yaitu mulai
terjadinya adonan sampai semen mulai kaku. Hardening
(pengerasan) yaitu semen mulai mengeras dan memberikan
kekuatan. Jadi setting dan hardening merupakan suatu rangkain
proses sejak terjadinya adonan semen sampai semen itu
mengeras dan memberikan kekuatan.
c. Kekuatan Tekan (Compressive Strength)
Kekuatan tekan (Compressive Strength) yaitu sifat yang
harus dimiliki oleh semen untuk dapat menahan (memikul)
beban tekanan. Biasanya beban tekanan (kg/ c m 2) dinyatakan
pada umur beton 28 hari.
d. Penyusutan (Srinkage)
Penyusutan adalah penyusunan volume beton karena
adanya penguapan air yang ada dalam adonan semen tersebut.
Semen yang baik jika penyusutannya sekecil mungkin.
e. Ketahanan (Durability)
Ketahanan adalah ketahanan beton terhadap pengaruh
yang merusak oleh kondisi sekitarnya sehingga tidak
menimbulkan penurunanan kekuatan tekanan. Kerusakan beton
biasanya oleh pengaruh asam, pengaruh sifat, dan abrasi
(kikisan).

12
c) Bahan Mentah Semen
Semen terdiri dari berbagai senyawa mineral yang
mengandung kalsium aluminat dan kalsium aluminat-ferit, yang
berarti senyawa semen berasal dari zat (oksida) kapur, oksida
silikat, oksida aluminat, dan oksida besi. Oleh karena itu bahan
mentah semen adalah bahan-

12
bahan yang dapat menghasilkan keempat oksida tersebut diatas dan
dapat berasal dari satu atau dua jenis bahan mentah, tetapi jika belum
cukup perlu ditambah dengan bahan mentah yang lain. Ada lima
material dasar pembuat semen yaitu :

1. Batu kapur (lime stone) : 80%


2. Batu silika (silika stone) : 10%
3. Tanah liat (clay) : 8%
4. Pasir besi (iron sand) : 2%
5. Gypsum (ditambahkan setelah penggilingan)

a. Batu Kapur
Batu kapur merupakan sumber kalsium oksida (CaO) dan
kalsium dan kalsium karbonat (CaCO3). Batu ini diambil dari
bukit Karang Putih. Tahap penambangan batu kapur ini adalah
sebagai berikut :
1. Shipping yaitu pengupasan atau pembukaan lapisan kerak
dari batu bukit karang sehingga diperoleh lapisan batu
kapur.
2. Drilling yaitu pengeboran dengan menggunakan alat
srewler drill dan drill master dengan tenaga udara tekan
dari kompresor. Pengeboran lubang dengan diameter 5,5
inchi ini digunakan untuk menanamkan peledak.
3. Blasting yaitu proses peledakan dengan menggunakan
dinamit dan bahan pencampur berupa ammonium nitrat dan
fuel oil (ANFO).
4. Dozing yaitu proses pengumpulan batu kapur yang telah
diledakkan menggunakan dozer untuk selanjutnya
ditransportasikan ketempat penampungan.
5. Crushing yaitu memperkecil ukuran material sampai
ukuran yang dikehendaki. Proses ini langsung dilakukan
diarea penambangan.
6. Pengiriman material kesilo penampungan. Transportasi
material menggunakan belt konveyor

13
Gambar 2.2 Batu Kapur

b. Batu Silika
Material ini merupakan sumber Silisium Oksida (SiO2) dan
Alumunium Oksida (Al2O3). Material ini ditambang di Bukit Ngalau.
Penambangannya dilakukan tanpa bahan peledak tetapi diruntuhkan
dengan menggunakan trackcavator dan dibawa ke crusher dengan shell
loader atau dump truck dan kebutuhannya adalah sekitar 9 – 10% dari
kebutuhan bahan mentah.

Gambar 2.3 Batu Silika


c. Tanah Liat
Tanah liat merupakan sumber Aluminium Oksida
(AL2O3) dan Iron Oksida (Fe2O3 dan FeO). Tanah liat
ditambang disekitar pabrik (Bukit Atas) dan diambil dengan
menggunakan excavator dan ditransportasikan dengan dump

14
truck dan kebutuhannya adalah 8 – 9% dari total kebutuhan
bahan mentah.

14
Gambar 2.4 Tanah Liat

d. Pasir Besi
Pasir Besi mempunyai oksida utama berupa Fe2O3 yang
kebutuhannya hanya sekitar 1 – 2% dari total kebutuhan bahan mentah.
PT. Semen Padang tidak memiliki area tambang pasir besi, jadi untuk
memenuhi kebutuhan akan pasir besi, PT. Semen Padang didatangkan
dari Pulau Bali dan negara Brazil.

Gambar 2.5 Pasir Besi

e. Gypsum
Gypsum merupakan sumber utama CaSO4H2O. Material ini
dipakai sebagai penahan agar semen tidak cepat mengering dan
mengeras. Kebutuhan gypsum untuk PT. Semen Padang didatangkan
dari Gresik, Australia, dan Thailand.

15
Gambar 2.6 Gypsum

2) Kapasitas Produksi
Sejak diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia,
PT. Semen Padang terus dikembangkan dengan meningkatkan
kapasitas produksinya sebagai berikut:
1. Pada tahun 1970 diadakan rehabilitasi pabrik Indarung I
tahap I yang diselesaikan pada tahun 1973 dengan
peningkatan kapasitas produksi dari 120.000 ton per tahun
menjadi 220.000 ton per tahun.
2. Tahun 1973 dilanjutkan rehabilitasi pabrik Indarung I tahap
II yangd iselesaikan pada tahun 1976 sehingga peningkatan
kapasitas produksinya dari 220.000 ton per tahun menjadi
330.000 ton per tahun.
3. Pada tahun 1977 dimulai proyek Indarung II dengan
teknologi pembuatan semen proses kering, bekerja sama
dengan F.L. Smidth & co.A/S (Denmark). Proyek ini
selesai tahun 1980 dengan kapasitas terpasang 600.000 ton
per tahun.
4. Pembangunan Indarung IIIA dilakukan pada tahun 1981
dan selesai pada tahun 1983. Pada tahun 1987
pembangunan Indarung III B juga selesai. Indarung III C
dibangun oleh PT. Semen Padang dengan sistem swakelola
dan selesai pada tahun 1994. Indarung III A yang akhirnya
dinamakan dengan pabrik Indarung III dan Indarung III B
dan III C dinamakan pabrik Indarung IV. Dengan adanya
proyek optimalisasi, maka kapasitas produksi Indarung IV
ini meningkat menjadi 1.620.000 ton per tahun.
16
5. Pada tahun 1996 dimulai proyek Indarung V dengan
kapasitas produksi sebesar 2.300.000 ton per tahun, dan
mulai beroperasi secara komersil pada bulan November
1998.
6. Pada 17 Januari 2014 dimulai pembangunan proyek
Indarung VI dengan kapasitas produksi 3.000.000 ton per
tahun.
PT. Semen Padang (persero) saat ini mempunyai
kapasitas terpasang 8.240.000 ton per tahun dengan 5 unit
pabrik yaitu:
a. Pabrik Indarung I : tidak beroperasi
b. Pabrik Indarung II : 660.000 ton per tahun
c. Pabrik Indarung III : 660.000 ton per tahun
d. Pabrik Indarung IV : 1.620.000 ton per tahun
e. Pabrik Indarung V : 2.300.000 ton per tahun
f. Pabrik Indarung VI : 3.000.000 ton per tahun

3) Sumber Energi Listrik PT. Semen Padang


PT. Semen Padang yang terdiri dari enam pabrik (Pabrik
Indarung I sampai dengan Pabrik Indarung VI) dan pertambangan,
dalam operasionalnya menggunakan energi listrik yang cukup besar.
Sebagian besar energi listrik digunakan untuk proses produksi, instalasi
penerangan dan perkantoran.
NO. PABRIK DAYA (MW)
1. Pabrik Indarung I 1,8
2. Pabrik Indarung II 11
3. Pabrik Indarung III 13
4. Pabrik Indarung IV 24
5. Pabrik Indarung V 34
6. Pabrik Indarung VI 39
7. Tambang 2,5
8. Non Pabrik 1,4
Total 126,7

17
Tabel 2.1 Kebutuhan Energi Listrik PT. Semen Padang

17
Total energi listrik yang dibutuhkan oleh PT. Semen Padang sekitar
126,7 MW yang terdiri dari 1,4 MW untuk operasional non pabrik dan
sekitar 125,3 MW untuk operasional pabrik.
Energi listrik yang dikonsumsi oleh PT. Semen Padang pada awalnya
disuplai oleh pembangkit sendiri berupa PLTA dan PLTD. Seiring
dengan perkembangan pabrik dan kemajuan teknologi, maka kebutuhan
tenaga listrik meningkat dengan cepat dan tidak dapat dipenuhi oleh
pembangkit sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik tersebut,
maka PT. Semen Padang melakukan kerja sama (kontrak) dengan PT.
PLN (Persero).

a) Perusahaan Listrik Negara (PLN)


Konsumsi daya listrik PT. Semen Padang yang dikontrak dari
PLN saat ini sebesar 90 MVA dan 50 MVA digunakan untuk
menjalankan peralatan pada pabrik Indarung II, III, IV, V, VI,
kebutuhan tambang dan kebutuhan non pabrik. Untuk itu PLN
mensuplai tenaga listrik dari Ombilin dan Solok I serta Teluk sirih
yang disalurkan melalui transmisi tegangan tinggi 150 kV.
Untuk keandalan sistem, maka suplai tersebut telah
diinterkoneksikan agar suplai tidak terputus jika terjadi gangguan
pada salah satu suplai tenaga tersebut. Pada GI Semen Padang
terpasang transformator 8x30 MVA yang berasal dari saluran
transmisi 150 kV. Sebelum didistribusikan tegangan listrik sebesar
150 kV diturunkan menjadi 6,3 kV menggunakan trafo step down
150 kV/6,3 kV dengan kapasitas 8x30 MVA. Pengaturan tegangan
listrik dilakukan dengan sistem OLTC (On Load Tap Changer)
secara otomatis maupun secara manual, yang bertujuan untuk
menstabilkan tegangan 6,3 kV yang keluar dari sisi sekunder trafo.
Untuk mendistribusikan tenaga listrik tersebut, GI PTSP memiliki 44
feeder. Berikut ini merupakan gambar feeder pada GI Semen
Padang.

18
Gambar 2.8 Single Line Diagram Gardu Induk Indarung V

19
Gambar 2.9 Single Line Diagram Gardu Induk Indarung VI

20
Gambar 2.10 Single Line Diagram Gardu Induk Pengembangan

21
b) Pembangkit Sendiri
Selain menggunakan sumber tenaga listrik dari PLN, PT.
Semen Padang juga memiliki pembangkit listrik sendiri. Berdasarkan
tenaga pembangkitnya, maka pembangkit sendiri yang dimiliki oleh
PT. Semen Padang terdiri dari :

a. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)


1. PLTA Rasak Bunga
PLTA Rasak Bunga memperoleh sumber air dari Sungai
Lubuk Perakudan Sungai Air Baling. Kedua sumber air ini
bertemu pada dam air baling untuk diarahkan ke kanal yang
panjangnya sekitar 1,5 km menuju bak penampungan sebagai
tempat pengendapan pasir dan kerikil. Kemudian dari bak
penampungan ini air tersebut diteruskan ke rumah pembangkit
(Power House) terdiri dari turbin dan generator. PLTA Rasak
Bunga memiliki dua generator dengan kapasitas terpasang 2x690
kVA dengan tegangan yang dibangkitkan 3 kV.
2. PLTA Batu Busuk atau Kuranji
PLTA Kuranji memperoleh sumber air dari Sungai Padang
Jernih dan Sungai Padang Keruh yang bertemu pada Dam
Patamuan untuk diarahkan ke kanal yang panjangnya sekitar 3,2
km menuju bak penampungan. PLTA Kuranji memiliki 4
generator dengan kapasitas terpasang 3x690 kVA dengan
tegangan yang dibangkitkan 3 kV dan 1x5000 kVA dengan
tegangan yang dibangkitkan 6 kV.
b. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
PLTD adalah suatu cara untuk membangkitkan tenaga listrik,
dimana generatornya mendapatkan energi mekanik dari mesin diesel.
Energi ini diperoleh dari pembakaran bahan bakar atau minyak
diesel. Bahan bakar yang digunakan adalah solar, dengan pemakaian
sebanyak 80 ton/hari.
Mesin diesel yang digunakan ada 2 tipe, yaitu :
- Tipe L (In-Line Engine)
- Tipe V (Vee Engine)

22
Prinsip kerja kedua tipe ini hampir sama, hanya saja terdapat
perbedaan pada konstruksinya. Pada tipe L, silindernya disusun sebaris
dan masing-masing silinder berdiri tegak pada tiap barisnya. Sementara
itu, pada mesin diesel tipe V silindernya disusun dua buah tiap baris
dengan susunan membentuk huruf V.
Berikut adalah keuntungan mesin diesel tipe V dibandingkan
dengan tipe L:
- Ukurannya lebih kecil
- Daya yang dihasilkan lebih besar
- Getaran (vibrasi) lebih rendah
PT. Semen Padang memiliki dua buah pembangkit listrik
tenaga diesel, yaitu:
1. PLTD (Pabrik Indarung I)
PLTD I menggunakan mesin diesel tipe L, yang terdiri dari
enam unit generator dengan kapasitas terpasang 3x640 kVA,
1x2000 kVA dan 2x3000 kVA, dengan tegangan yang
dibangkitkan sebesar 3 kV
2. PLTD (Pabrik Indarung II)
PLTD II menggunakan mesin diesel tipe V, yang terdiri
dari tiga unit generator dengan kapasitas terpasang 3x6250 kVA
dan tegangan yang dibangkitkan sebesar 6,3 kV. Unit PLTD di
PT. Semen Padang ini, di-start dengan cara kompresi udara.
Teknis kerja yang digunakan adalah antara 15 – 30 kg/cm 2. Start
mesin diesel ini menggunakan rangkaian pembantu yang
memanfaatkan energi listrik dari PLTA. Tenaga listrik yang
dibangkitkan oleh PLTA dan PLTD dikirim dan dikumpulkan
pada rel utama Indarung I dan rel utama Indarung II sebelum
didistribusikan ke beban.

c) Pendistribusian Energi Listrik ke Beban


Secara umum tegangan suplai untuk keperluan pabrik dibagi
atas 2, yaitu :
a. Tegangan tinggi (High Tension)
Yaitu tegangan yang dihasilkan oleh pembangkit, baik
pembangkit sendiri maupun dari PLN.

23
b. Tegangan rendah (Low Tension)
Untuk melayani beban digunakan bus bar tegangan tinggi dan
tegangan rendah. Bus bar yang digunakan untuk melayani beban
terbuat dari tembaga dengan bentuk lempengan yang dipasang
sepanjang HTDB, MDB dan MCC serta dilengkapi oleh isolator.
1. HTDB (High Tension Distribution Board)
Untuk melayani beban bertegangan tinggi berupa trafo dan
motor, maka pada masing-masing departemen digunakan HTDB
6,3 kV yang tersusun atas beberapa cubicle yang dilengkapi
dengan peralatan proteksi baik incoming maupun beban. Berikut
Gambar trafo pada gardu induk semen padang

Gambar 2.11 Transformator Daya Gardu Induk PT.


Semen Padang
2. MDB (Main Distribution Board)
Beban bertegangan rendah sebesar 380 V dilayani melalui
MDB dengan suplai dari HTDB yang diturunkan melalui trafo
6,3kV/380V. Beban dari MDB adalah berupa MCC dan motor
bertegangan rendah dengan kapasitas daya 75 kW sampai dengan
315kW MDB terdiri dari beberapa section yang berisikan
peralatan proteksi untuk beban, baik motor maupun MCC.
24
3. MCC (Motor Control Centre)
MCC digunakan untuk melayani beban berupa motor
dengan daya kecil dari 90 kW, welding dan penerangan. MCC
terdiri dari beberapa komponen yang berisikan peralatan proteksi
untuk masing-masing beban. Sementara itu, untuk
menghubungkan dan memutuskan suplai tegangan ke beban
digunakan CB (circuit breaker).
Jenis yang banyak digunakan adalah jenis OCB, VCB dan
SF6. Oil, Vacum dan SF6 merupakan sarana yang digunakan
untuk meredam spark (loncatan bunga api) yang terjadi saat CB
memutuskan arus yang tinggi.
4. OCB (Oil Circuit Breaker) , VCB (Vacum Circuit Breaker),GCB
(Gas Circuit Breaker)
 OCB (Oil Circuit Breaker) adalah sebagai alat
penghubung dan pemutus beban pada HTDB sistem. Pad
a sistem ini sebagai media pendingin dan proteksi terhada
p loncatan busur api disaat bekerjanya circuit breaker me
nggunakan media oli.
 VCB (Vacuum Circuit Breaker) adalah sebagai salah satu
pemutus kontak, vakum digunakan sebagai peredam terha
dap busur api. Pada sistem ini tidak terdapat gas yang dap
at berionisasi ketika kontak-kontak terbuka, ketika kontak
pemutus dibuka dalam ruang hampa maka akan timbul pe
rcikan busur api, electron dan ion saat pelepasan walaupu
n hanya sesaat maka dengan cepat diredam karena percik
an busur api, electron dan ion yang dihasilkan pada saat p
emutusan akan segera mengembun pada ruang hampa.
 GCB (Gas Circuit Breaker) adalah sebuah sistem penghu
bung dan pemutus jaringan listrik yang dikemas dalam se
buah tabung non-ferro dan menggunakan bahan gas SF6 s
ebagai media isolasinya. Gas SF6 mempunyai sifat elektr
onegatif yang berperan untuk menghambat busur api yan
g mungkin terjadi ketika operasi switch gear. Gas SF6 pa
da GCB berfungsi untuk meredam loncatan bunga api list
rik sekaligus mengisolasikan antara bagian-bagian yang b
ertegangan.

26
BAB III
PELAKSANAAN MAGANG
3.1 Bidang Kerja
Adapun bidang kerja yang dilakukan pada kegiatan magang ini
yaitu pemeliharaan trafo dinamakan dengan pemeliharaan prediktif
(Conditional maintenance) yang artinya Pemeliharaan prediktif
adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan cara mempredisi kondisi
suatu peralatan listrik, apakah dan kapan kemungkinannya peralatan
listrik tersebut menuju kegagalan. Bidang kerja yang dilakukan pada
pemeliharaan prediktif ini difokuskan lagi pada pengujian tahanan
isolasi yaitu dengan metoda tangen delta dan indeks polarisasi. Dengan
melakukan pemeliharaan ini harus dengan prosedur kerja yaitu sebagai
berikut :
1. Pelaksanaan pemeliharaan atas dasar PK dari atasan yang berwenang.
2. Lakukan pemeriksaan ke lokasi, untuk dasar persiapan pekerjaan.
3. Siapkan alat kerja, alat K-3 dan material kerja yang diperlukan.
4. Konfirmasikan tanggal dan jam pengoperasian.
5. Laksanakan pekerjaan sesuai dengan jadual yang sudah disepakati.
6. Selesai melaksanakan pekerjaan, laporkan ke Posk.
7. Buat Laporan tertulis kepada atasan yang menugaskan.
Tujuan melakukan pemeliharaan adalah untuk menjaga kondisi
trafo agar dapat dibebani secara optimal dan mampu bertahan sampai
susut umur sesuai desain dan juga untuk kemaksimalan produksi pabrik
pt. semen padang agar selalu berjalan dengan maksimal.
Beberapa hal yang menyebabkan kerusakan pada trafo antara lain :
1. Adanya kesalahan dalam pembuatan.
2. Adanya kesalahan pengoperasian.
3. Adanya kesalahan pembebanan.
4. Adanya gangguan dari luar trafo.

28
3.2 Landasan konseptual
3.2.1 Pengertian Gardu Induk
Gardu Induk merupakan suatu instalasi yang terdiri dari
sekumpulan peralatan listrik yang disusun menurut pola tertentu dengan
pertimbangan teknis, ekonomis serta estetis.
Fungsi gardu induk adalah sebagai berikut:
1. Mengubah daya tegangan tinggi dari satu tegangan ke tegangan lain
atau tegangan menengah.
2. Tindakan pengendalian operasional dan peraturan keselamatan untuk
sistem tenaga.
3. Sebagai Pengaturan daya gardu induk lainnya melalui gardu induk
tegangan tinggi dan gardu distribusi melalui penyulang tegangan
menengah.
Pada dasarnya, gardu induk terdiri dari input dan dilengkapi dengan
transformator daya, peralatan meteran, dan peralatan sambungan yang
saling mendukung.

3.2.2 Klasifikasi Gardu Induk


Gardu induk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, yaitu :
1. Menurut Pemasangan Peralatan
Berdasarkan Pemasangan peralatan, Gardu induk dapat dibedakan
menjadi 4 macam yaitu :
a. Gardu Induk Pasang Luar
Gardu induk jenis pasangan luar terdiri dari peralatan tegangan
tinggi pasangan luar. Pasangan luar yang dimaksud adalah diluar
gedung atau bangunan. Walaupun ada beberapa peralatan yang lain
berada di dalam gedung, seperti peralatan panel kontrol, papan
penghubung (switch board) dan baterai. Gardu Induk jenis ini
memerlukan lahan yang luas namun biaya kontruksinya lebih murah.
b. Gardu Induk Pasangan Dalam
Disebut Gardu induk pasangan dalam karena sebagian besar
peralatannya terletak dalam suatu bangunan. Peralatan ini mirip pada
gardu induk pasangan luar. Dari trafo utama, rangkaian switchgear dan
panel kontrol serta baterai. Jenis pasangan dalam ini dipakai untuk
menjaga keselarasan dengan daerah sekitarnya dan untuk menghindari
bahaya kebakaran dan gangguan suara.

28
c. Gardu Induk Setengah Pasangan Luar
Dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi lingkungan,
sebagian peralatan tegangan tinggi dipasang di dalam gedung dan
sebagian lagi dipasang di luar ruangan. Karena struktur yang seimbang
antara pasangan dalam dan luar, gardu induk jenis ini juga disebut gardu
semi pasangan dalam.

d. Gardu Induk Pasangan Bawah Tanah


Sebagian besar peralatan dipasang di bangunan bawah tanah.
Biasanya hanya peralatan pendingin yang berada di atas tanah, bukan
peralatan yang dapat ditempatkan di gedung bawah tanah. Umumnya di
tempat-tempat yang sangat ramai di kota, di jalan-jalan perbelanjaan dan
jalan-jalan dengan gedung-gedung tinggi. Sebagian besar gardu induk
ini dibangun di bawah jalan.

2. Menurut Tegangan
Berdasarkan tegangan, gardu induk dapat dibedakan menjadi
2 macam yaitu :
1. Gardu Induk Transmisi
Artinya, energi diperoleh dari saluran transmisi kemudian
disalurkan ke gardu induk di daerah beban (industri, kota, dan lain-
lain). Gardu induk transmisi pada listrik PLN adalah tegangan tinggi
150KV dan tegangan tinggi 70KV.
2. Gardu Distribusi
Artinya, Gardu Induk yang menerima dari gardu transmisi dengan
cara transformator daya menurunkan tegangannya menjadi tegangan
menengah (20 KV, 12 KV atau 6 KV), kemudian menurunkan
tegangan menjadi tegangan rendah (127/220 V) atau (220/380 V)
untuk menerima daya dari gardu induk. ) tergantung kebutuhan.

29
3. Menurut Fungsinya
Berdasarkan fungsinya, gardu induk dapat dibedakan menjadi
5 macam yaitu :
1. Gardu Induk Penaik Tegangan
Yaitu gardu induk yang digunakan untuk meningkatkan, yaitu
pembangkita (generator) dinaikkan ke tegangan sistem. Gardu induk
ini terletak di lokasi pembangkit listrik. Karena tegangan keluaran
yang dihasilkan oleh pembangkit listrik sangat kecil dan harus
ditransmisikan dalam jarak jauh, untuk alasan efisiensi, tegangan
dinaikkan menjadi tegangan ekstra tinggi atau tegangan tinggi.
2. Gardu Induk Penurun Tegangan
Yaitu gardu induk yang digunakan untuk menurunkan tegangan,
dari tegangan tinggi ke tegangan rendah dan tegangan menengah dan
tinggi atau tegangan distribusi. Gardu induk ini terletak di tengah-
tengah area pusat beban, karena di gardu induk inilah gardu induk
memberikan pelayanan kepada pelanggan.
3. Gardu Induk Pengatur Tegangan.
Biasanya gardu induk jenis ini berada sangat jauh dari pembangkit
listrik. Karena daya didistribusikan jauh, maka penurunan tegangan
transmisi sangat besar. Oleh karena itu diperlukan alat penaik tegangan
seperti bank kapasitor untuk mengembalikan tegangan menjadi
normal.
4. Gardu Induk Pengatur Beban.
Gardu jenis ini memiliki fungsi untuk mengatur beban. Pada gardu
induk ini terpasang beban motor, yang pada saat tertentu menjadi
pembangkit tenaga listrik, motor dikonversi menjadi generator dan
suatu saat generator menjadi motor atau menjadi beban, dengan
generator berubah menjadi motor.
5. Gardu Distribusi
Gardu induk yang menyalurkan listrik dari tegangan Transmisi
atau sistem ke tegangan distribusi. Gardu induk terletak di dekat area
pusat beban.

30
3.2.3 Fasilitas dan Peralatan Gardu Induk PT. Semen Padang
Agar gardu induk dapat mencapai fungsi dan tujuannya, maka
gardu induk dilengkapi dengan peralatan dan fasilitas. Secara umum
peralatan gardu induk adalah sebagai berikut :
1. Transformator
a. Transformator Daya
Transformator daya digunakan untuk mengubah daya listrik dengan
mengubah level tegangan dan mempertahankan frekuensi. Trafo daya
juga berfungsi sebagai pengatur tegangan. Trafo daya dilengkapi dengan
trafo pentanahan untuk mencapai titik netral trafo daya. Perlengkapan
lainnya adalah pentanahan trafo yang disebut Neutral Grounding
Resistance (NGR).

Gambar 3.1 Transformator Daya


b. Neutral Grounding Resistance
Neutral Grounding Resistance (NGR) adalah komponen yang
dipasang pada titik netral dan pentanahan transformator. Berfungsi
sebagai penghambat atau membatasi arus hubung singkat satu fasa ke
tanah, sehingga nilainya lebih kecil dari arus Nominal Trafo.

31
Gambar 3.2 Neutral Grounding Resistance
c. Current Transformator (CT)
Transformator arus (CT) digunakan untuk mengubah besaran arus
dari arus besar menjadi arus kecil. memperkecil besaran arus listrik
pada sistem tenaga listrik, menjadi arus untuk sistem pengukuran dan
proteksi.

Gambar 3.3 Current Transformer (CT)


32
d. Potential Transformer (PT)

Trafo tegangan (PT) digunakan untuk mengubah level tegangan dari


tegangan tinggi ke tegangan rendah atau menurunkan level tegangan
pada jaringan listrik ke skala tegangan untuk pengukuran dan proteksi.

Gambar 3.4 Potential Transformer (PT)

2. Alat Pengubah Phasa


Alat pengubah phasa ini digunakan untuk mengatur jatuh
tegangan pada saluran atau transformator dengan mengatur daya reaktif,
atau untuk mengurangi rugi daya dengan memperbaiki faktor daya. Alat
tersebut ada yang berputar, ada yang stationer. Yang berputar adalah
kondensator sinkron dan kondensator asinkron. Sedangkan untuk
stationer adalah kondensator statis dan reaktor shunt. Yang berputar
dipakai untuk phasa terdahulu (leading) atau terbelakang (lagging) yang
dapat diatur secara terus-menerus. Tetapi alat ini sangat mahal dan
pemeliharaannya rumit. Alat yang stationer sekarang ini banyak dipakai
menggantikan alat yang berputar, sebab teknik pembuatannya telah
banyak mengalami kemajuan pesat, tegangannya dapat diatur tanpa
kesulitan dengan penyetelan daya reaktif secara bertingkat mengikuti
sistem tenaga listrik.

33
3. Peralatan Penghubung
Saluran transmisi dan distribusi terhubung ke gardu induk.
Oleh karena itu, gardu induk merupakan tempat pemutusan dari tenaga
yang dibangkitkan dari sistem interkoneksi, sistem transmisi, dan
distribusi kepada pelanggan. Saluran transmisi dan distribusi ini
terhubung ke ril (BUS) melalui transformator utama, setiap saluran
memiliki. Pemutus beban ini dipakai untuk memutuskan atau
menghubungkan beban bila terjadi gangguan pada saluran transmisi
atau alat lain, pemutus beban itu dipakai untuk memutuskan hubungan
secara otomatis. Pemutus beban dan pemisah dinamakan peralatan
penghubung (switchgear). Peralatan penghubung terbagi dua yaitu :
a. Pemutus Tenaga (PMT)
Berfungsi untuk memutuskan hubungan tenaga listrik dalam
keadaan gangguan maupun dalam keadaan berbeban dan proses ini
harus dilakukan dengan cepat. Pemutus tenaga listrik dalam kondisi
gangguan menghasilkan arus yang relatif besar. pemutus beban bekerja
sangat berat pada kondisi tersebut. Jika kondisi peralatan pemutus
tenaga menurun karena kurangnya pemeliharaan, sehingga tidak sesuai
lagi dengan kemampuan daya yang diputuskannya, maka pemutus
tenaga tersebut akan dapat rusak (meledak).

Gambar 3.5 Pemutus Tenaga (PMT)

34
b. Pemisah (Disconect Switch)
Pemisah (PMS) atau disconnecting switch adalah sebuah alat
yang dipergunakan untuk menyatakan secara visual bahwa suatu
peralatan masih tersambung atau sudah bebas dari tegangan kerja. 
Pemilihan jenis pemisah (disconnect switch) ditentukan oleh
lokasi, tata bangunan luar (outdoor structure) dan sebagainya. Pada
umumnya pemisah tidak dapat memutuskan arus. Meskipun ia dapat
memutuskan arus yang kecil, misalnya arus pembangkit Trafo, tetapi
pembukaan atau penutupannya harus dilakukan setelah pemutus tenaga
lebih dahulu dibuka. Untuk menjamin bahwa kesalahan urutan operasi
tidak terjadi, maka harus ada keadaan saling mengunci (interlock),
antara pemisah dengan pemutus bebannya.
Sesuai dengan fungsi dan kegunaannya, maka PMS dibagi
menjadi 2 macam yaitu :
1. Pemisah Tanah, berfungsi untuk mengamankan peralatandari sisi
tegangan yang timbul sesudah SUTT / SUTM diputuskan.
2. Pemisah Peralatan, berfungsi untuk mengisolasikan peralatan
listrik dari peralatan yang bertegangan. Pemisah ini dioperasikan
tanpa beban.

Gambar 3.6 Disconnecting Switch


35
4. Panel Penghubung
Panel hubung (meja, switch board) merupakan pusat
syaraf sebagai suatu GI. Pada panel hubung inilah operator dapat
mengamati keadaan peralatan, melakukan operasi peralatan serta
pengukuran-pengukuran tegangan dan arus, daya dan
sebagainya.
Jika ada gangguan, panel hubung ini secara otomatis
membuka pemutus beban melalui rele pengaman dan memisahkan
bagian yang terganggu. Karena tegangan dan arus tidak dapat diukur
secara langsung pada sisi tegangan tinggi, maka transformator ukur
(instrument) mengubah menjadi tegangan dan arus rendah, sekaligus
memisahkan alat-alat tadi dari sisi tegangan tinggi. Ketiga jenis
transformator ukur adalah transformator tegangan, transformator arus
dan transformator tegangan dan arus.
5. Baterai
Sumber tenaga untuk sistem kontrol dan proteksi selalu
mempunyai keandalan dan stabilitas yang tinggi, maka baterai
dipakai sebagai sumber tenaga kontrol dan proteksi pada gardu
induk. Peranan dari baterai sangat penting karena pada saat
gangguan terjadi, baterai sebagai sumber tenaga untuk
menggerakkan alat-alat kontrol dan proteksi.

Gambar 3.7 Baterai

36
6. Alat Pelindung
Alat - alat pelindung (protective device) dalam arti luas,
disamping pemutus beban dan rele pengaman, adalah sebagai berikut :
- Arrester mengamankan peralatan gardu induk terhadap tegangan
lebih abnormal yang bersifat kejutan, misalnya kejutan petir.
- Beberapa peralatan netral sering dipakai dititik netral transformator
untuk pengamanan pada waktu terjadi gangguan tanah.
- Bila terjadi gangguan (hubung – singkat) tanah atau gangguan petir,
potensial tanah dari gardu induk mungkin naik abnormal sehingga
membahayakan orang dan binatang yang ada didekatnya atau
menyebabkan rusaknya alat. Untuk menghindari resiko seperti ini,
ditanamlah penghantar pengtanahan dengan tahanan tanah sekecil
mungkin.

7. Peralatan Lain – Lain


Disamping peralatan diatas, ada peralatan bantu (auxiliary
tool), seperti : alat pendingin, alat pencuci isolator, batere, pengisi
batere, kompresor, sumber tenaga, alat penerangan dan sebagainya.
Gardu – gardu yang tua kebanyakan dilengkapi pula dengan peralatan
yang diperlukan untuk pemeliharaan, seperti : Ruang bongkar
transformator, fasilitas untuk pemindahan transformator, bengkel dan
sebagainya.

8. Bangunan (Gedung) Gardu Induk

Gedung G.I (gardu induk) berbeda – beda tergantung pada skala


dan jenis gardu induk. Pada gardu induk pemasangan luar, disamping
panel hubung dan sumber tenaga untuk kontrol, hanyalah peralatan
komunikasi dan kantor yang harus ada di dalam gedung. Oleh karena itu
gedungnya lebih kecil bila dibandingkan dengan gardu induk jenis
pemasangan dalam.

37
3.2.4 Transformator Daya
Transformator daya adalah suatu peralatan tenaga listrik yang
berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke
tegangan rendah atau sebaliknya (mentransformasikan tegangan).
Dalam operasi umumnya, trafo-trafo tenaga ditanahkan pada titik
netralnya sesuai dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan/proteksi,
sebagai contoh transformator 150/70 kV ditanahkan secara langsung di
sisi netral 150 kV, dan transformator 70/20 kV ditanahkan dengan
tahanan di sisi netral 20 kV nya. Transformator yang telah diproduksi
terlebih dahulu melalui pengujian sesuai standar yang telah ditetapkan.

1. Cara Kerja Dan Fungsi Tiap Bagiannya


Suatu transformator terdiri atas beberapa bagian yang mempunyai
fungsi masing-masing:
a) Bagian Utama

- Inti besi

Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang


ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari
lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi
panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh “Eddy
Current”.

 - Kumparan trafo

Beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu kumparan.


Kumparan tersebut diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap
kumparan lain dengan isolasi padat seperti karton, pertinax dan lain-
lain.

Umumnya pada trafo terdapat kumparan primer dan sekunder. Bila


kumparan primer dihubungkan dengan tegangan/arus bolak-balik
maka pada kumparan tersebut timbul fluksi yang menginduksikan
tegangan, bila pada rangkaian sekunder ditutup (rangkaian beban)
maka akan mengalir arus pada kumparan ini. Jadi kumparan sebagai
alat transformasi tegangan dan arus.

38
- Kumparan tertier

Kumparan tertier diperlukan untuk memperoleh tegangan tertier atau


untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan
tertier selalu dihubungkan delta. Kumparan tertier sering
dipergunakan juga untuk penyambungan peralatan bantu seperti
kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt, namun
demikian tidak semua trafo daya mempunyai kumparan tertier.

- Minyak trafo

Sebagian besar trafo tenaga kumparan-kumparan dan intinya


direndam dalam minyak-trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang
berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat sebagai
media pemindah panas (disirkulasi) dan bersifat pula sebagai isolasi
(daya tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai media
pendingin dan isolasi.

- Bushing

Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah


busing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang
sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut
denga tangki trafo.

- Tangki dan Konservator

Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo


berada (ditempatkan) dalam tangki. Untuk menampung pemuaian
minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator.

b) Peralatan Bantu

- Pendingin

39
Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-
rugi besi dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan
kenaikan suhu yang berlebihan, akan merusak isolasi di dalam trafo,

39
maka untuk mengurangi kenaikan suhu yang berlebihan tersebut trafo
perlu dilengkapi dengan sistem pendingin untuk menyalurkan panas
keluar trafo. Media yang digunakan pada sistem pendingin dapat
berupa: Udara/gas, minyak dan air. Pengalirannya (sirkulasi) dapat
dengan cara : 

 Alamiah (natural) 
 Tekanan/paksaan (forced). 

- Tap Changer (perubah tap)

Tap Changer adalah perubah perbandingan transformator untuk


mendapatkan tegangan operasi sekunder sesuai yang diinginkan dari
tegangan jaringan/primer yang berubah-ubah. Tap changer dapat
dilakukan baik dalam keadaan berbeban (on-load) atau dalam keadaan
tak berbeban (off load), tergantung jenisnya.

- Alat pernapasan

Karena pengaruh naik turunnya beban trafo maupun suhu udara luar,
maka suhu minyakpun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut.
Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di
atas permukaan minyak keluar dari dalam tangki, sebaliknya bila suhu
minyak turun, minyak menyusut maka udara luar akan masuk ke dalam
tangki.

Kedua proses di atas disebut pernapasan trafo. Permukaan minyak trafo


akan selalu bersinggungan dengan udara luar yang menurunkan nilai
tegangan tembus minyak trafo, maka untuk mencegah hal tersebut, pada
ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi tabung berisi kristal zat
hygroskopis.

3.2.5 Pengukuran Tahanan Isolasi Transformator

Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui kondisi isolasi antara


belitan dengan ground atau antara dua belitan. Metoda yang umum

40
dilakukan adalah dengan memberikan tegangan dc dan
merepresentasikan kondisi isolasi dengan satuan mega ohm.

40
a) Tes Indeks Polarisasi

Tujuan dari pengujian indeks polarisasi adalah untuk


memastikan peralatan tersebut layak dioperasikan atau bahkan untuk
dilakukan overvoltage test. Index polarisasi merupakan rasio tahanan
isolasi saat menit ke 10 dengan menit ke 1 dengan tegangan yang
konstan.

Berikut pada Gambar 3.8 dapat dilihat rangkaian pengujian indeks


polarisasi (PI) dengan HV – Ground.

Gambar 3.8 Rangkaian Pengujian HV-Ground

Pengujian yang berkelanjutan dilakukan selama 10 menit maka


tahanan isolasi akan mempunyai kemampuan untuk mengisi kapasitansi
tinggi ke dalam isolasi trafo dan pembacaan resistansi akan meningkat
lebih cepat jika isolasi bersih dan kering. Rasio pembacaan 10 menit
dibandingkan pembacaan 1 menit dikenal sebagai indeks polarisasi (PI).
Secara matematis dapat dilihat pada Persamaan 3.1 dibawah ini :

𝑅10 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 (3.1)


𝑃𝐼 = 𝑅1𝑚𝑒𝑛𝑖t
41
Keterangan :
PI = Indeks polarisasi
R1 menit = Nilai tahanan isolasi pengukuran menit
pertama (Ω)
R10 menit = Nilai tahanan isolasi pengukuran pada menit
kesepuluh (Ω)

b) Pengujian Tangen Delta

Tangen delta atau sering disebut Loss Angle atau pengujian


faktor disipasi adalah metoda diagnostik secara elektikal untuk
mengetahui kondisi isolasi. Jika isolasi bebas dari defect, maka isolasi
tersebut akan bersifat kapasitif sempurna seperti halnya sebuah isolator
yang berada diantara dua elektroda pada sebuah kapasitor. Pada isolasi
yang sempurna, sudut akan mendekati nol.
1. Pengujian tangen delta pada isolasi transformator
Sistem isolasi trafo secara garis besar terdiri dari isolasi antara
belitan dengan ground dan isolasi antara dua belitan.Terdapat tiga
metode pengujian untuk trafo di lingkungan PT PLN, yaitu metode trafo
dua belitan, metode trafo tiga belitan dan metode autotrafo.
Titik pengujian trafo dua belitan yaitu:
 Primer – Ground (CH)
 Sekunder – Ground (CL)
 Primer – Sekunder (CHL)
Untuk pengujian trafo tiga belitan titik pengujiannya adalah:
 Primer – Ground
 Sekunder – Ground
 Tertier – Ground
 Primer – Sekunder
 Sekunder – Tertier

42
Gambar 3.9 Rangkaian Ekuivalen Pengujian Tangen Delta
Secara matematis dapat dilihat pada Persamaan 3.2 di bawah ini :

Tan δ = p / V2 ⍵ ∁ x 100 (3.2)

Keterangan :

P = Daya (Watt)
δ = Delta
V = Tegangan (Volt)
∁ = Kapasitansi (Farad)

Pengujian tangen delta (Tan δ) dilakukan dengan mengukur sisi


high voltage dan low voltage.

Isolasi yang baik akan bersifat kapasitif sempurna seperti halnya


sebuah isolator yang berada diantara dua elektroda pada sebuah
kapasitor. Pada kapasitor sempurna, tegangan dan arus fasa bergeser
90° dan arus yang melewati isolasi merupakan kapasitif. Jika ada defect
atau kontaminasi pada isolasi, maka nilai tahanan dari isolasi berkurang
dan berdampak kepada tingginya arus resistif yang melewati isolasi
tersebut. Isolasi tersebut tidak lagi merupakan kapasitor sempurna.
Tegangan dan arus tidak lagi bergeser 90° tapi akan bergeser kurang
dari 90°. Besarnya selisih pergeseran dari 90°, merepresentasikan
tingkat kontaminasi pada isolasi.

43
2. Pengujian Tangen Delta Pada Bushing Transformator

Pengujian tangen delta pada bushing bertujuan untuk mengetahui


kondisi isolasi pada C1 (isolasi antara konduktor dengan center tap) dan
C2 (isolasi antara center tap dengan Ground). Pengujian hot collar
dilakukan untuk mengetahui kondisi keramik. Metode hotcollar hanya
digunakan untuk pengujian lanjut atau apabila bushing tidak memiliki
tap pengujian. Apabila tap pengujian rusak maka bushing segera
diusulkan untuk penggantian.

Gambar 3.10 Rangkaian Pengujian Tangen Delta Bushing

Alat Dan Bahan

1. Helm Safety
2. Sarung Tangan
3. Megger dan Perlengkapannya
4. Kabel Grounding
5. Laptop

44
3.2.6 Diagram Alir

Mulai

Studi literatur

Perijinan kerja praktek

Pelaksanaan KP
Mengambil data Pengujian Tangen Delta

Pengujian Indeks Polarisasi

Pembuatan laporan tugas


akhir Menganalisa hasil
pengujian Tangen delta
selesai
dan indeks polarisasi

Gambar 3.11 Diagram alir pelaksanaan kerja praktek

45
Penjelasan Pelaksanaan Uji Tangen delta
Berikut ini dijelaskan langkah – langkah pelaksanaan pengujian
dengan salah satu alat uji yaitu alat uji tangen delta megger 2000 :
1. Pasang kabel grounding ke peralatan dan pastikan sistem grounding
telah benar.
2. Sambung peralatan dan kabel konektor sesuai dengan fungsi
masing–masing
3. Periksa dan pastikan semua kabel telah terpasang dengan baik.
4. Nyalakan tombol ”POWER” ke posisi ”ON”.
5. Periksa lampu open ground apakah masih menyala terus, yang
berarti koneksi ground perlu di check ulang
6. Setelah lampu ground padam, tekan menu pengukuran sesuai
dengan konfigurasi pada specimen yang akan diuji (GST, UST atau
GST No Guard).
7. Tekan kedua safety lock dan posisikan potensio HV ke posisi
minimum.
8. Tekan tombol HV ON (Warna putih).
9. Putar potensio HV sesuai dengan tegangan yang diinginkan (searah
jarum jam).
10. Setelah tegangan sesuai dengan yang diinginkan, tekan tombol
”MEASURE”, tunggu beberapa saat hasil pengukuran akan terlihat
pada display.
11. Hasil yang ada dapat disimpan atau langsung dicetak pada printer
yang telah disediakan.
12. Untuk mendownload kekomputer, dapat mempergunakan Data Key
yang ada.
13. Data pada komputer dapat langsung dikonversi ke kondisi suhu
20°C.
Setelah dilakukan pengujian catat hasil yang diperoleh untuk
mengukur specimen dapat dilakukan perubahan pada mode
pengukuran.

46
Gambar 3.12 Rangkaian alat ukur uji tan delta

47
3.3 Analisis Tahanan Isolasi Transformator

Pengujian tahanan isolasi belitan mengacu pada indeks polarisasi


dihitung berdasarkan hasil uji resistansi insulasi (Marques et al, 2017).
Tujuan pengujian tahanan isolasi untuk mengetahui besar (nilai)
kebocoran arus (leakage current ) yang terjadi antara dua belitan atau
belitan dengan ground. Metode pengujiannya dengan memberikan
tegangan dc dan membandingan hasil pengukuran saat menit ke 10
dengan menit ke 1, alat yang digunakan berkapasitas 500, 1000, dan
2500 Vdc. Nilai indeks polarisasi yang semakin besar akan semakin
bagus. Jika nilainya terlalu rendah berarti kondisi isolasi mengalami
pemburukan. Tangen delta atau uji faktor disipasi bertujuan untuk
mengetahui kondisi karakteristik isolasi telah memburuk atau tidak
(Mustafa et al, 2017). Pada kapasitor sempurna, arus dan tegangan
bergeser 90o dan arus yang melewati isolasi merupakan kapasitif. Jika
terjadi kontaminasi pada isolasi, maka nilai tahanan isolasi akan
menurun dan arus resistif yang melewati isolasi tersebut semakin besar.
Kondisi tangen delta dapat diketahui dengan menghitung nilai power
factor correction, jika nilainya semakin kecil maka kondisinya masih
dalam keadaan baik atau sebaliknya.

Data Perhitungan Hasil Uji Tahanan Isolasi

Spesifikasi Transformator

Merk UNINDO
Tipe TTUB/30000
Daya pengenal 30 MVA
Vektor group Ynd5
Arus pengenal 115.47/2749.29 A
Tegangan pengenal 150/6,3 kV

48
Impedansi tegangan 11.7 %
Tingkat isolasi 60/275/650 kV
Sistem pendingin ONAN
Jumlah tap 17
Nomor Seri A-9615199-03
Jenis Sadapan OLTC
Minyak Isolasi Mineral oil
Tabel 3.1 Spesifikasi Transformator Daya 3 GI PT. Semen padang

3.3.1 Indeks Polarisasi

Fasa HASIL PENGUKURAN (G ) MEGGER


1 10 Polarisasi Index (V)
menit menit
Primer – 8.4 23.8 2.83 5000 V dc
Sekunder
Primer – 5000 V dc
7.45 14.09 1.89
Ground
Sekunder – 5000 V dc
6.01 15.39 2.56
ground
Tabel 3.2 Hasil Pengujian Indeks Polarisasi
Perhitungan indeks polarisasi menggunakan persamaan sebagai barikut ∶

R 10 Menit
IP =
R 1 menit

Keterangan :
IP = Indeks Polarisasi
R10 = Pengujian saat menit ke 10
R1 = Pengujian saat menit ke 1

49
Perhitungan indeks polarisasi primer-sekunder pada tabel hasil
pengujian indeks polarisasi GI PT. Semen padang :
R 10 Menit
IP =
R 1 menit

23,8
IP = = 2,83
8,4

Hasil Perhitungan primer sekunder diatas menyatakan indeks polarisasi


masih dalam keadaan baik. Standar indeks polarisasi trafo menggunakan
IEEE 43-2000 adalah sebagai berikut :
Hasil Pengujian Keterangan Rekomendasi
<1,0 Berbahaya Ditindak lanjuti
1,0-1,1 Jelek Ditindak lanjuti
1,1-1,25 Dipertanyakan Uji kadar minyak
1,25-2,0 Baik -
>2,0 Sangat baik -
Tabel 3.3 Standar indeks polarisasi trafo menggunakan IEEE 43-2000

Standar indeks polarisasi trafo, apabila hasil pengujian dibawah


1,1-1,25 harus ditindak lanjuti apakah trafo kotor, lembab, atau
sudah ada yang bocor maka perlu ditindak lanjuti, atau bisa
melakukan uji kadar minyak, dan uji tan delta. Dan hasil
pengujian diatas 1,1-1,25 trafo keadaan baik tidak perlu dipantau,
hanya saja untuk hasil pengujian 1,1-1,25 masih perlu dipantau
lagi.

3.3.2 Tangen Delta

Dalam sistem kelistrikan, Disipasi Fakor atau Pengukuran Tangen


Delta bertujuan untuk mengetahui kualitas isolasi suatu peralatan listrik.
Oleh karena itu, suatu peralatan listrik yang baru perlu diketahui hasil
uji tangen delta-nya yang nantinya berguna sebagai referensi untuk
pengukuran tangen delta berikutnya yang dilakukan secara berkala,
sehingga didapat grafik degradasi tahanan isolasi peralatan tersebut..
Berikut adalah hasil pengujian tan delta pada trafo daya 3 GI
PT.Semen Padang :

50
Pengukuran f U (kV) I (mA) C (nF) Tan
(Hz) Delta
(%)
CHG + CHL 50 10 31,66 10,08 0,37
CHG 50 10 10,64 3,384 0,39
CHL 50 10 21,17 6,736 0,37
CLG + CLH 50 2 8,775 13,96 0,32
CLG 50 2 4,570 7,268 0,35
CLH 50 2 4,234 6,736 0,30
Bushing C1 (R) 50 10 640,7 µF 203,9 pF 0,22
Bushing C1 (S) 50 10 643,5 µF 204,8 pF 0,21
Bushing C1 (T) 50 10 643,6 µF 204,9 pF 0,23
Tabel 3.4 Hasil Pengujian Tan Delta Pada Trafo GI PT. Semen padang

Keterangan tabel diatas pengukuran tangen delta :

CHG : Capasitance high ground


CHL : Capasitance high low
CLG : Capasitance low ground
CLH : Capasitance low high

Dalam pengukuran rangkaian tangen delta ada beberapa macam


pengukuran tangen delta yaitu:
- UST: Ungrounded Specimen Test (Uji tidak diketanahakan)
- GST: Grounded Speciment Test (Uji diketanahakan)
- GSTg : Grounded Specimen test with guard (Uji terhadap guard)

Perhitungan tangen delta menggunakan rumus sebagai berikut :

Tan δ = p / V2 ⍵ ∁ x 100

51
Keterangan :

P = Daya (Watt)
δ = Delta
V = Tegangan (Volt)
∁ = Kapasitansi (Farad)
⍵ = 2Πf

Dari hasil pengujian CHG+CHL pada tabel 4.4. Maka perhitungan dapat
dilakukan sebagai berikut :
V = 10 kV = 10.000 V
∁ = 10,08 nF = 10,08 x10-9 F
⍵ = 2Πf
Dikarenakan daya pada hasil pengujian belum diketahui maka harus
dicari nilai daya nya dengan rumus sebagai berikut :

P = Tan δ V2 ⍵ ∁
= 0,37 x 10.0002 x 2 x 3,14 x 50 x 10,08 x 10-9 / 100
= 1,17 watt

Setelah didapat nilai daya perhitungan dilakukan sebagai berikut :

1,17
Tan δ = 2 x 100
10.000 x 2 x 3 ,14 x 50 x 10,08 x 10−9
= 0,37 %

Jadi dari hasil pengujian tan delta pada pengukuran CHG+CHL trafo
dalam kondisi bagus dengan nilai 0,37 % atau dibawah 0,5 %.
Berikut standar pengujian tan delta menggunakan ANSI C 57.12.90 :

Hasil uji Kondisi


≤0,5% Bagus
0,5%-0,7% Mengalami penurunan
≥1,0 % Jelek
Tabel 4.5 Standar pengujian tan delta menggunakan ANSI C 57.12.90

Pengujian tahanan isolasi menggunakan metoda tangen delta lebih


bagus hasilnya 85 % dibandingkan hasil indeks polarisasi hanya 65 %.

52
Pengukuran tahanan isolasi ini dilaksanakan dikarenakan
sebelumnya ada masalah atau gangguan pada trafo daya 3 pada PT.
Semen padang yaitu terjadinya ledakan pada trafo yang menyebabkan
pabrik indarung V berhenti sebentar untuk proses produksi semen nya
dan dilakukan maneuver jaringan atau pemindahan beban, gangguan ini
dinamakan beban lebih. Transformator daya dapat beroperasi secara
terus menerus pada arus beban nominalnya. Apabila beban yang
dilayani lebih besar dari 100%, maka akan terjadi pembebanan lebih.
Hal ini dapat menimbulkan pemanasan yang berlebih. Kondisi ini
mungkin tidak akan menimbulkan kerusakan, tetapi apabila berlangsung
secara terus menerus akan memperpendek umur isolasi.
Seminggu setelah terjadi gangguan dilakukan pemeliharaan
prediktif yaitu Pemeliharaan yang dilakukan dengan cara memprediksi
kondisi suatu peralatan listrik, apakah dan kapan kemungkinannya
peralatan listrik tersebut menuju kegagalan. Dengan memprediksi
kondisi tersebut dapat diketahui gejala kerusakan secara dini. Cara yang
biasa dipakai adalah memonitor kondisi secara online baik pada saat
peralatan beroperasi atau tidak beroperasi. Untuk ini diperlukan
peralatan dan personil khusus untuk analisa. Pemeliharaan ini disebut
juga pemeliharaan berdasarkan kondisi (Condition Base Maintenance).
Dilakukan pengukuran tahanan isolasi pada trafo daya dengan metoda
tangen delta dan indeks polarisasi.
Setelah didapatkan hasil pengukuran tahanan isolasi trafo daya
dan dianalisa hasil yang didapatkan yaitu tahanan isolasi nya masih
bagus dan layak dioperasikan kembali. Setelah trafo daya di operasikan
7 jam setalah itu trafo daya kembali meledak.
Jadi untuk mengoperasikan trafo itu kita tidak bisa menyimpulkan
dari hasil analisa pengukuran tahanan isolasi saja. Harus ada analisa dan
pengukuran/pengujian lainnya, sama halnya dengan manusia ketika
sakit tidak bisa dikatakan sudah sehat jika yang diperiksa hanya bagian
luar saja harus dicek juga penyakit dalamnya. Kemungkinan trafo daya
3 pada PT. Semen Padang ini sudah tidak bisa lagi menanggung beban
yang besar dikarenakan umur trafo yang sudah tua.

53
BAB IV
PENUTUP
BAB V PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari kerja praktek pada gardu induk PT. Semen
padang dapat disimpulkan bahwa:
1. Gardu induk merupakan sebuah instalasi listrik yang bertegangan
tinggi yang bertujuan menyalurkan daya listrik dengan cara
mentransformasikan tegangan.
2. Pengukuran Tangen Delta bertujuan untuk mengetahui kualitas
isolasi suatu peralatan listrik.
3. Tujuan dari pengujian indeks polarisasi adalah untuk memastikan
peralatan tersebut layak dioperasikan atau bahkan untuk dilakukan
overvoltage test.
4. Trafo daya 3 pada gardu induk semen padang mempunyai kualitas
tahanan isolasi yang bagus dan masih layak dioperasikan.
5. Hasil indeks polarisasi masih bagus diatas 1,1-2,5
6. Hasil tan delta untuk trafo masih bagus dibawah 0,5 %
7. Pengujian tangen delta dapat digunakan untuk mengetahui proses
pemburukan tahanan isolasi.

4.2 Saran
1. Sebaiknya perusahaan tempat dilaksanakannya magang menyediakan
lebih banyak buku referensi, agar mahasiswa yang melakukan kerja
praktek bisa menggunakan buku-buku yang ada sebagai referensi
dalam proses magang maupun pengerjaan laporan.
2. Bagi mahasiswa yang melakukan kegiatan magang diharapkan dapat
memanfaatkan kesempatan belajar di lapangan dengan sebaik
mungkin.
3. suatu peralatan listrik yang baru perlu diketahui hasil uji tangen
delta-nya yang nantinya berguna sebagai referensi untuk pengukuran
tangen delta berikutnya yang dilakukan secara berkala, sehingga
didapat grafik degradasi tahanan isolasi peralatan tersebut.

54
DAFTAR PUSTAKA

Anung, “Komponen-komponen / peralatan pada switchyard


gardu induk”, wordpress, 22 Mei 2014, [Online]. Tersedia :
https://scadaku.wordpress.com/2014/05/22/komponen-komponen-
peralatan-pada-switchyard-gardu-induk/ [Diakses : 16 September 2021]
Arif Setyowibowo. “Pengujian tangen delta trafo dan
bushing kasus khusus tangen delta negatif” PT PLN (Persero) P3B
Jawa Bali, 2016.
Artono Arismunandar. Teknik tegangan tinggi, Jakarta :
Pradnya paramita, 1975.
Hargi. Presentasi Pengujian Trafo, Yogyakarta: Basecamp
Yogyakarta, 2017.
Jovinto, “Pengukuran Ratio Current Transformer Pada Gardu
Induk PT. Semen Padang “ Fak. Teknik Elektro Politeknik Negeri
Padang, 2021.
Magatrika UGM, “Pengujian Isolasi Trafo”, wordpress, 15
Oktober 2016, [Online]. Tersedia :
https://ugmmagatrika.wordpress.com/2016/10/15/pengujian-isolasi-
trafo/ [Diakses : 14 September 2021]
Muhammad Syahendra Anindyantoro, “Analisa Tahanan Isolasi
Pada Transformator Tenaga Di Gardu Induk Wonogiri” Fak. Teknik
Elektro Univ. Muhammadiyah Surakarta, p. 15, 2018.
Mustafa, Marques, Fajli., Muhammad, Ihsan., & Shaga,
Saulagara. ”The through fault current effect of 150/20 kV transformer to
its insulation resistance and tan delta test in PT. PLN (Persero) TJBB
APP Durikosambi.” International Conference on High Voltage
Engineering and Power System. IEEE, 2017.
Persero, PT PLN. Buku Pelatihan o&m Transformator
Tenaga, Semarang : Anung, 2006.

55
LAMPIRAN
1. Mengukur pentanahan DS (Disconecting Switch)

2. Mengatur relay proteksi sesuai ketentuan pada feeder

57
3. Pembersihan isolator dan mengatur relay proteksi

4. Pemasangan konektor kabel

57
5. Spesifikasi trafo daya 3 GI PT. Semen Padang

57
6. Hasil pengukuran TAN DELTA menggunakan megger

57
7. Hasil Pengukuran polarisasi indeks phasa S

57
Lembaran Saran Dan Koreksi Pembimbing dan Penguji Sidang
Dosen Saran

57
Andi M Nur Putra S.T., M.T Perbaiki Daftar Pustaka (Apa
yang ada di dalam laporan
harus tercantum juga di daftar
pustaka begitu juga sebaliknya)

Yusreni Warmi M.T.,Dr.Eng 1. Tambahkan sitasi


2. Tambahkan analisa

Arfita Yuana Dewi S.T., M.T 1. Tujuan harus sesuai dengan


judul magang
2. Pengujian Tangen delta
dibuatkan persenannya bahwa
lebih baik disbanding pengujian
indeks polarisasi
3. Buatkan analisa dampak dari
gangguan yang terjadi
4. Sinkronkan antara tujuan
dan kesimpulan
5. Lampiran dilengkapi,
dokumentasi magang

57
57

Anda mungkin juga menyukai