Anda di halaman 1dari 13

MINI RISET

LAPORAN
OBSERVASI BAHAN LISTRIK ( ISOLATOR)

KELOMPOK : 16

Dodi R Boangmanalu Alexander G.Keiya

NAMA MAHASISWA
Dodi R Boangmanalu NIM : 5193530021
Alexander G.Keiya NIM : 5195030001

KELAS : TE B
MATA KULIAH : BAHAN BAHAN LITRIK

DOSEN PENGAMPU : Dr. Adi Sutopo, M.T.


Azmi Rizki Lubis, S.Pd., M.T

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
Isolator

Definisi Isolator

Bahan yang disebut sebagai bahan isolator adalah bahan dielektrik, ini disebabkan jumlah
elektron yang terikat oleh gaya tarik inti sangat kuat. Elektron-elektronnya sulit untuk
bergerak atau bahkan sangat sulit untuk berpindah, walaupun telah terkena dorongan dari
luar. Bahan Isolator sering digunakan untuk bahan penyekat (dielektrik). Penyekat listrik
terutama dimaksudkan agar listrik tidak dapat mengalir jika pada bahan penyekat tersebut
diberi tegangan listrik. Untuk dapat memenuhi persyaratan tersebut, diperlukan jenis bahan
yang sesuai.

Persaratan Bahan Isolator

Berikut beberapa syarat suatu bahan dikatakan isolator

1. Mempunyai sifat dapat mengisolir arus listrik


2. Memiliki tahanan listrik (resistansi) yang besar sekali
3. Susunan atomnya sedemiikan rupa sehingga elektron valensinya sulit berpindah ke
pita konduksi, karena celah energinya (energy gap) besar sekali
4. Jika terjadi perpindahan elektron dari pita valensi ke pita konduksi dengan kata lain
terjadi tegangan tembus ( breakdown voltage)

 
Karakteristik Sifat bahan Isolator

Berikut Karakteristik sifat bahan-bahan isolator

1. 1. Sifat Kelistrikan Isolator  

Bahan penyekat mempunyai tahanan listrik yang besar. Penyekat listrik ditujukan untuk
mencegah terjadinya kebocoran arus listrik antara kedua penghantar yang berbeda potensial
atau untuk mencegah loncatan listrik ke tanah. Kebocoran arus listrik harus dibatasi sekecil
mungkin mugkin (tidak melampaui batas yang telah ditentukan oleh peraturan yang berlaku).

1. 2. Sifat Mekanis Isolator 

Mengingat luasnya pemakaian bahan penyekat, maka dipertimbangan kekuatan struktur


bahannya. Dengan demikian, dapat dibatasi hal-hal penyebab kerusakan dikarenakan
kesalahan pemakaiannya. Misalnya diperlukan bahan yang tahan tarikan, maka kita harus
menggunakan bahan dari kain daripada kertas. Bahan kain lebih kuat terhadap tarikan
dibanding bahan kertas.  

1. 3. Sifat Termis Isolator

Panas yang ditimbulkan dari dalam oleh arus listrik atau oleh arus gaya magnet, berpengaruh
terhadap kekuatan bahan penyekat. Demikian panas yang berasal dari luar (alam sekitar).
Dalam hal ini, kalau panas yang ditimbulkan cukup tinggi,maka penyekat yang digunakan
harus tepat. Adanya panas juga harus dipertimbangkan, agar tidak merusak bahan penyekat
yang digunakan.
1. 4. Sifat Kimia Isolator

Panas yang tinggi diterima oleh bahan penyekat dapat mengakibatkan perubahan susunan
bahan kimia. Demikian juga pengaruh adanya kelembaban udara, kondisi basah yang ada
disekitar bahan penyekat. Jika kelembaban tidak dapat dihindari haruslah dipilih bahan
penyekat yang tahan terhadap air.

Demikian juga adanya zat-zat lain yang dapat merusak struktur kimia bahan. Mengingat
adanya bermacam-macam asal, sifat dan ciri bahan penyekat, maka memudahkan kita dalam
memilih untuk aplikasi dalam kelistrikan, kita akan membagi bahan penyekat berdasarkan
kelompoknya.
A. Jenis isolator
Berikut adalah beberapa isolator yang digunakan di sekitaran jl. Pancing

1. Isolator jenis pasak


Isolator Jenis Pasak (pin type insulator): digunakan pada tiang lurus (tangent
pole)dan tiang sudut (angle pole) sudut 5°- 30°. Bahan porselin atau gelas yang
berbentuk kepingan dengan pasak (pin)yang terbuat dari bahan besi atau baja
tempaan dibagian bawah

2. Isolator jenis gantung

Isolator Jenis Gantung (suspension type insulator) digunakan pada tiang-tiang


sudut (angle pole) sudut 30°-90°, tiang belokan tajam, dan tiang ujung (deadend
pole). Isolator jenis clevis lebih banyak digunakan karena lebih kokoh dan kuat
dalam penggandengannya, serta tidak ada kemungkinan lepas dari
gandengannya,karena pada ujungnya digunakan mur baut untuk mengikatnya. terbuat
dari bahan porselin atau bahan gelas biru kelabu (blue gray glaze)
3. Isolator jenis pos
IsolatorJenis Pos (post type insulator): digunakan pada tiang-tiang lurus (tangent pole)
dan tiang sudut (angle pole) sudut 5°sampai 15°. isolator jenis pos ini lebih sederhana
perencanaannya. Diameternya lebih kecil dan tak menggunakan kepingan-kepingan
seperti isolator jenis pasak, tetapi berupa lekukan-lekukan pada permukaannya untuk
mengurangi hantaran tegangan. Isolator pos bagian atasnya diberi tutup (cap)dan bagian
bawah diberi pasak yang terbuat dari bahan besi atau baja tempaan. Bahan isolator pos
terbuat dari bahan porselin basah.

dxxxc
B. BAHAN ISOLATOR

1. Bahan-bahan Isolasi
Bahan isolasi yang biasa dipergunakan pada isolator saluran udara yang
dioperasikan pada tegangan tinggi (di atas 1 kV) adalah bahan porselin, bahan gelas
serta bahan polymer (composite).

1.1 Bahan Porselin (keramik)


Porselin terbuat dari tanah liat china (china clay) yang terdapat di alam dalam
bentuk alumunium silikat. Bahan tersebut dicampur kaolin, felspar dan quarts.
Kemudian campuran ini dipanaskan dalam tungku yang suhunya dapat diatur. Bahan
porselin dibakar sampai keras, halus mengkilat dan bebas dari lubang-lubang.
Untuk mendapatkan sifat-sifat listrik dan sifat mekanis yang baik, harus dipilih suhu
pemrosesan bahan isolasi yang sesuai, karena jika bahan isolasi diproses pada suhu
yang agak rendah, sifat mekanisnya baik, tetapi bahan tetap berlubang-lubang.
Sedangkan jika diproses pada suhu yang tinggi, lubang-lubangnya berkurang tetapi
bahan menjadi rapuh.
Isolator porselin yang baik secara mekanis mempunyai kuat dielektrik kira-kira 60
kV/cm, kuat tekan dan kuat tariknya masing-masing 70.000 kg/cm2 dan 500
kg/cm2.

Beberapa kelebihan isolator porselin/keramik antara lain:


1. Stabil, adanya ikatan ionik yang kuat antaratom yang menyusun keramik, seperti
silikon dan oksigen dalam silica dan silicates, membuatnya strukturnya sangat stabil
dan biasanya tidak mengalami degradasi karena pengaruh lingkungan. Ini berarti
bahwa isolator keramik tidak akan rusak oleh pengaruh UV, kelembaban, aktivitas
elektrik, dsb.
2. Mempunyai kekuatan mekanik yang baik, merupakan ciri alami bahwa bahan
keramik mempunyai sifat mekanik yang kuat, sehingga pada pemakaian isolator
porselin sebagai terminal kabel, bushing, dan arrester surja tidak memerlukan
material lain untuk meyokongnya.
3. Harganya relatif murah, penyusun porselin seperti clay, feldspar dan quartz
harganya relatif murah dan persediaannya berlimpah.
4. Tahan lama, proses pembuatan porselin yang terdiri dari beberapa proses seperti
pencetakan dan pembakaran dalam mengurangi kadar air menyebabkan porselin
mempunyai sifat awet.

Di samping kelebihan-kelebihan di atas, isolator porselin mempunyai beberapa


kekurangan, yaitu:
1. Mudah pecah, isolator porselin rentan pecah pada saat dibawa maupun saat
instalasi. Vandalisme merupakan faktor utama yang yang menyebabkan isolator
pecah.
2. Berat, salah satu sifat dari keramik adalah mempunyai massa yang berat. Oleh
karenanya, pada isolator porselin berukuran besar dan berat biasanya mahal karena
biaya yang dikeluarkan untuk pengiriman dan instalasi.
3. Berlubang akibat pembuatan kurang sempurna, berdasarkan pengalaman isolator
porselin yang berlubang dapat meyebabkan terjadinya tembus internal (internal
dielectric breakdown).
4. Bentuk geometri kompleks, porselin mempunyai relatif mempunyai karakteristik
jarak rayap yang kecil, oleh karenanya untuk memperpanjang jarak rayap tidak
dilakukan dengan memperbesar diameter atau memperpanjang isolator melainkan
mendesain isolator dengan membuat shed-shed. Hal ini membuat bentuknya menjadi
kompleks.
5. Mudah terpolusi, permukaan porselin bersifat hidrophilik, yang berarti bahwa
permukaan porselin mudah untuk menangkap air, sehingga pada kondisi lingkungan
yang berpolusi mudah untuk terbentuk lapisan konduktif di permukaannya. Hal ini
yang dapat menyebabkan kegagalan isolasi yaitu flashover.

1.2 Bahan Gelas


Selain bahan porselin, bahan gelas juga banyak digunakan sebagai isolator pasangan
luar (outdoor insulator) atau isolator saluran udara (overhead insulator), karena
bahan gelas mempunyai kelebihan-kelebihan sebagai berikut:

1. Kuat dielektriknya tinggi, sekitar 140 kV/cm


2. Koefesien muainya rendah
3. Mudah didesain (karena kuat dielektrikanya tinggi)
4. Kuat tekannya lebih besar daripada porselin
5. Karena sifatnya yang tembus pandang, adanya keretakan, ketidakmurnian bahan,
adanya gelembung udara dan pecahnya isolator mudah diketahui
6. Bahan hampir merata (homogen)

Selain keuntungan-keuntungan yang dimilikinya, isolator gelas juga mempunyai


kerugian sebagai berikut:
1. Uap air mudah mengembun pada permukaannya.
Oleh karena itu debu dan kotoran akan mudah mengumpul pada permukaannya,
kejadian ini akan memudahkan mengalirnya arus bocor serta terjadinya flashover
2. Untuk dipergunakan pada sistem tegangan yang tinggi, gelas tidak dapat dicor
dalam bentuk yang tidak beraturan, karena pendinginan yang tidak teratur akan
menimbulkan tekanan dari dalam.
3. Mudah pecah, sama seperti bahan porselin, bahan gelas mempunyai sifat yang
mudah pecah pula. Vandalisme merupakan penyebab utama pecahnya isolator gelas
(misal ditembak).

1.3 Bahan Polimer (Composite)

Bahan polimer telah dipakai selama kurang lebih 50 tahun dan mengalami
perkembangan pesat dibanding bahan lainnya. Menurut R. Hackam, pada tahun 1940
telah dipakai bisphenol epoxy resin untuk isolator dalam, cycloaliphatic epoxy untuk
isolator luar (1950). Selanjutnya terjadi perkembangan pesat dalam pemakaian
polimer untuk bahan isolator dan dibuat untuk skala komersial. Ethylene Propylene
Rubber (EPR) dibuat oleh Ceraver, Francis (1975), Ohio Brass, USA (1976), Sedivar,
USA (1977), dan Lapp, USA (1980). Silicone Rubber (SIR) dibuat oleh Rosenthal,
Jerman (1976) dan Reliable, USA (1983), serta penggunaan cycloaliphatic epoxy pada
jaringan transmisi di United Kingdom (1977).
Isolator komposit (composite insulator) telah digunakan di beberapa negara lebih
dari tiga dekade sebagai alternatif pengganti isolator porselin dan gelas. Isolator
komposit menunjukkan performansi yang bagus pada beberapa kondisi, terutama
untuk daerah berpolusi.
Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh isolator polimer:
1. Ringan, kepadatan material polimer lebih rendah dibandingkan keramik maupun
gelas, hal ini menyebabkan isolator polimer ringan, sehingga mudah dalam
penanganan maupun instalasi.
2. Bentuk geometri sederhana, karena mempunyai karakteristik jarak rayap yang
relatif besar menyebabkan desain isolator polimer sederhana.
3. Tahan terhadap polusi, karena bahan polimer mempunyai sifat hidrophobik
(menolak air) yang baik. Sehingga air atau kotoran lainnya akan sukar menempel
pada permukaannya meskipun dioperasikan pada kondisi lingkungan yang berpolusi
maka isolator polimer mempunyai ketahanan tegangan lewat-denyar yang baik.
4. Waktu pembuatan lebih singkat dibandingkan dengan isolator porselin, namun
tidak mengurangi performansinya.
5. Tidak terdapat lubang karena pembuatan, karena sifat polimer yang berbeda
dengan porselin dalam hal pembuatannya. Sehingga memungkinkan tidak terjadinya
tembus internal.

Sedangkan kekurangan yang dimilki oleh isolator polimer adalah:


1. Penuaan/degradasi pada permukaannya (surface ageing), stress yang disebabkan
antara lain karena korona, radiasi UV atau zat kimia dapat menyebabkan reaksi kimia
pada permukaan polimer. Sehingga dapat merusak permukaan polimer (penuaan)
yang dapat menghilangkan sifat hidrofobiknya,
2. Mahal, bahan penyusun polimer lebih mahal dibandingkan dengan porselin
maupun gelas.
3. Kekuatan mekaniknya kecil, isolasi polimer biasanya tidak mampu untuk
menyokong dirinya sendiri. Oleh karenanya dalam instalasi dibutuhkan peralatan
lain seperti jacket (oversheath) sebagai penyokongnya.
4. Kompabilitas material, produk polimer menpunyai interface lebih dari satu sumbu
bergantung pada fungsi dan desainnya. Apabila terdapat banyak interface
menyebabkan pengaruh penting pada perekatnya. Oleh karenya harus diketahui
dengan jelas sebelum menggunakan isolator polimer, sebab dapat menimbulkan
korosi atau retakan apabila formulasinya tidak sesuai
C. PEMBAGIAN KELAS KAPASITOR
Bahan penyekat listrik dapat dibagi atas beberapa kelas berdasarkan suhu kerja
maksimum, yaitu sebagai berikut:

1. Kelas Y, suhu kerja maksimum 90°C


Yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan berserat organis (seperti Katun, sutera
alam, wol sintetis, rayon serat poliamid, kertas, prespan, kayu, poliakrilat, polietilen,
polivinil, karet, dan sebagainya) yang tidak dicelup dalam bahan pernis atau bahan
pencelup lainnya. Termasuk juga bahan termoplastik yang dapat lunak pada suhu
rendah.

2. Kelas A, suhu kerja maksimum 150°C


Yaitu bahan berserat dari kelas Y yang telah dicelup dalam pernis aspal atau kompon,
minyak trafo, email yang dicampur dengan vernis dan poliamil atau yang terendam
dalam cairan dielektrikum (seperti penyekat fiber pada transformator yang
terendam minyak). Bahan -bahan ini adalah katun, sutera, dan kertas yang telah
dicelup, termasuk kawat email (enamel) yang terlapis damar-oleo dan damar-
polyamide.

3. Kelas E, suhu kerja maksimum 120°C


Yaitu bahan penyekat kawat enamel yang memakai bahan pengikat polyvinylformal,
polyurethene dan damar epoxy dan bahan pengikat lain sejenis dengan bahan
selulosa, pertinaks dan tekstolit, film triacetate, film dan serat polyethylene
terephthalate.

4. Kelas B, suhu kerja maksimum 130°C


Yaitu Yaitu bahan non-organik (seperti : mika, gelas, fiber, asbes) yang dicelup atau
direkat menjadi satu dengan pernis atau kompon, dan biasanya tahan panas (dengan
dasar minyak pengering, bitumin sirlak, bakelit, dan sebagainya).

5. Kelas F, suhu kerja maksimum 155°C


Bahan bukan organik dicelup atau direkat menjadi satu dengan epoksi, poliurethan,
atau vernis yang tahan panas tinggi.
6. Kelas H, suhu kerja maksimum 180°C
Semua bahan komposisi dengan bahan dasar mika, asbes dan gelas fiber yang dicelup
dalam silikon tanpa campuran bahan berserat (kertas, katun, dan sebagainya). Dalam
kelas ini termasuk juga karet silikon dan email kawat poliamid murni.

7. Kelas C, suhu kerja diatas 180°C


Bahan anorganik yang tidak dicelup dan tidak terikat dengan substansi organic,
misalnya mika, mikanit yang tahan panas (menggunakan bahan pengikat anorganik),
mikaleks, gelas, dan bahan keramik. Hanya satu bahan organik saja yang termasuk
kelas C yaitu politetra fluoroetilen (Teflon).

KESIMPULAN
Isolator adalah bahan listrik yang berfungsi sebagai penyekat untuk menghambat
jalannya arus listrik sehingga arus listrik tidak dapat mengalir, dan menurut hasil
pengamatan saya jenis isolator disekitar jalan pancing adalah isolator yang
berbentuk padat seperti isolator jenis pasak, gantung dan pos, dan terbuat dari
bahan keramik dan gelas yang biasa digunakan pada umumnya.

SARAN
Diharapkan adanya kritik dan saran dari hasil laporan ini agar kedepannya dapat
mengurangi kesalahan
DAFTAR PUSTAKA
https://modalholong.wordpress.com/2011/03/25/isolator-saluran-transmisi-
hantaran-udara/

http://fresc-science.blogspot.co.id/2013/09/tugas-ilmu-bahan-bahan-isolator-
padat_3111.html

http://webstudi.blogspot.co.id/2016/10/penjelasan-dan-sifat-sifat-isolator.html

Anda mungkin juga menyukai