PERANCANGAN ENERGI
TERBARUKAN
S1-TEKNIK ELEKTRO
Skor Nilai :
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Pita Elisa Pratiwi Siahaan (5192530004)
Yohana (5193530006)
Kelas : Teknik Elektro A 2019
Matakuliah : Perancangan Energi Terbarukan
MEDAN
OKTOBER 2022
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur pertama sekali kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia yang telah diberikan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Case Method
Perancangan Energi Terbarukan ini dengan judul “Pemanfaatan Energi Surya Untuk
Penerangan Jalan dan Fasilitas Umum”.
Selama penyusunan Case Method ini tentunya tidak terlepas dari bantuan, bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak terutama Bapak dosen pengampu mata kuliahPerancangan
Energi Terbarukan yaitu Bapak Ir. Denny Haryanto Sinaga, S.Pd., M.Eng. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terimakasih atas bantuan, dorongan serta
motivasi dari bapak dosen pengampu.
Kami menyadari bahwa Case Method ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan
laporan ini dimasa mendatang. Kami berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis
dan bagi para pembaca. Akhir kata kami ucapkan terimakasih.
Kelompok I
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PLTS merupakan salah satu sarana untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan
listrik yang sangat ramah lingkungan.Mengingat Indonesia merupakan daerah tropis, maka
sangatlah baik jika PLTS dikembangkan dengan sungguh-sungguh. Sistem Lampu
Penerangan Jalan Umum menggunakan Tenaga Surya terdiri atas modul Photovoltaic ( Solar
Cell / Panel Surya ) yang akan mengkonversikan cahaya matahari menjadi tenaga listrik.
Energi ini akan disimpan pada suatu baterai sepanjang hari siang. Pada malam hari digunakan
untuk menghidupkan lampu. Dengan sistem kontrol pengisian baterai (Solar Charge
Controller ), sistem akan bekerja untuk menyalakan dan menghidupkan lampu. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan rancangan lampu jalan.
Dalam laporan ini penulis mengamati penggunaan lampu jalan masih sangat minim.
Dapat dilihat di berbagai daerah yang masih sangat minim penerangan jalan di malam hari
terutama di daerah pedesaan. Kekurangan pemasangan penerangan jalan ini dipicu karena
kurangnya pasokan energi listrik ke daerah tersebut.
Penggunaan energi alternatif bertenaga surya ini sangat cocok diterapkan sebagai
sumber energi untuk penerangan jalan. Hal ini karena potensi sumber cahaya matahari yang
besar di daerah ini untuk dapat dikonversi menjadi energi listrik. Selain itu, penerangan jalan
berbasis energi surya ini dapat dirancang independen satu sama lain sehingga tidak
membutuhkan kabel instalasi yang mengganggu keindahan
1.3 Manfaat
1. Mengetahui apa yang perlu di perhatikan dalam perancangan PLTS
2. Untuk mengetahui pemanfaatan sumber energi listrik yaitu energi surya untuk
penerangan jalan dan fasilitas lainnya
1
BAB II
KAJIAN TEORITIS
Besarnya peningkatan kebutuhan akan energy listrik saat ini tidak mampu diimbangi
dengan penambahan penyedian energi listrik oleh PLN. Hal ini disebabkan karena sumber
daya yang dapat diubah menjadi tenaga listrik dengan harga murah sangatlah terbatas.
Peningkatan kebutuhan akan energy listrik ini dipicu semakin banyaknya peralatan yang
menggunakan energy listrik sebagai sumber energy utamanya.
Sebenarnya terdapat sumber daya lain yang dapat digunakan sebagai sumber energy
listrik yaitu cahaya matahari. Ini merupakan sumber energy yang terdapat sangat melimpah
terutama di Indonesia yang merupakan negara tropis. Cahaya matahari saat ini merupakan
sumber energy listrik alternative yang mulai banyak digunakan untuk skala kecil (rumah
tangga). Efisiensi dan modal instalasi awal yang besar merupakan alasan sumber ini kurang
berkembang secara cepat. Selain itu, pemeliharaan yang terkesan sulit juga merupakan alasan
lain.
Pembangkit listrik tenaga surya memiliki komponen utama berupa Photovoltaik.
Komponen ini berfungsi mengubah panas matahari menjadi listrik. Proses penyimpanan
energy pembangkit listrik tenaga surya skala rumah tangga ini diperlihatkan pada Gambar 1.
Proses pertama yang dilakukan adalah energy panas diubah menjadi listrik oleh panel surya
kemudian melalui pengendali charger disimpan dalam baterai. Energi yang disimpan adalah
dalam bentuk tegangan arus searah. Jika dipergunakan untuk peralatan DC maka energy yang
tersimpan dalam baterai dapat dipergunakan secara langsung tetapi jika dipergunakan untuk
peralatan AC maka harus diubah dahulu manjadi tegangan arus bolak-balik menggunakan
inverter.
2
Bahan panel sel surya yang paling umum adalah crystalline silicon. Bahan crystalline
dapat terdiri dari single crystal, mono or singlecrystalline, dan poly atau multi-crystalline.
Selain itu panel sel surya ada yang terbuat dari lapisan tipis amorphous silicon. Sel
Crystalline silicon mempunyai 2 tipe yang hampir serupa, meskipun sel single crystalline
lebih efisien dibandingkan dengan poly-crystalline karena poly-crystalline merupakan ikatan
antara sel-sel. Keunggulan dari amorphous silicon adalah harga yang terjangkau tetapi tidak
seefisien sel surya crystalline silicon.
PJU (Penerangan Jalan Umum) adalah lampu yang digunakan untuk penerangan jalan
dimalam hari sehingga mempermudah pejalan kaki, pesepeda dan pengendara kendaraan agar
dapat melihat dengan lebih jelas jalan/medan yang akan dilalui pada malam hari. Tujuan
adalah untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas dan keamanan para pengguna jalan dari
aksi criminal dan juga memberikan keindahan lingkungan jalan.
Kriteria perencanaan penerangan jalan terkait dengan hal-hal berikut ini :
1. Volume lalu-lintas
2. Situasi (lay-out) jalan
3. Geometri jalan
4. Pemilihan jenis dan kualitas sumber cahaya/lampu
5. Biaya operasi dan biaya pemeliharaan
6. Rencana jangka panjang pengembangan jalan dan pengembangan daerah sekitarnya;
7. Data kecelakaan dan kerawanan di lokasi.
Karena pemasangan dilakukan dipertigaan maka dirancang sinar lampu dapat menerangi
3 arah lokasi jalan. Rancangan penempatan lampu diperlihatkan pada Gambar 2. Volume
lalu-lintas tempat pemasangan JPU merupakan pertigaan menuju suatu daerah rawan
kecelakaan. Volume lalu lintas masih cukup sepi sehingga hanya memerlukan penerangan
yang sederhana, oleh karena itu dirancang PJU yang menggunakan lampu LED yang cukup
awet dan terang. Pemilihan Lampu LED DC untuk PJU dikarenakan sumber energi listrik
yang digunakan adalah energi dari panas matahari yang disimpan dalam aki yang merupakan
tegangan arus searah (DC) sehingga tidak memerlukan inverter yang cukup mahal.
3
Gambar 2. Rancangan peletakan lampu PJU untuk persimpangan.
Dalam pembangkit listrik tenaga surya, panel surya merupakan peralatan terpenting.
Walaupun panel surya umumnya bergaransi cukup lama (5 hingga 25 tahun) tetapi perawatan
tetaplah penting agar tidak menganggu kinerja pembangkit. Terdapat beberapa pertimbangan
dalam memilih panel surya, yaitu:
1. Efisiensi panel surya, semakin besar efisiensinya maka semakin besar pula energi yang
dapat dikonversi oleh panel surya untuk ukuran yang sama.
2. Daya tahan, penggunaan panel surya yang memiliki daya tahan bagus memperkecil
kemungkinan rusak sehingga tidak merepotkan dalam hal perawatan.
3. Dimensi panel surya, perlu pertimbangan berdasarkan kondisi daerah.
Layanan purna jual, kemudahan mendapatkan layanan purna jual merupakan
pertimbangan terakhir.
4
Solar Charger Controller (PWM) Solar Charger Controller adalah peralatan elektronik
yang digunakan untuk mengatur arus searah yang diisi ke baterai dan diambil dari baterai ke
beban. Solar Charger Controller mengatur kelebihan pengisihan karena baterai sudah penuh.
Solar Charger Controller menerapkan teknologi Pulse Width Modulation (PWM) untuk
mengatur fungsi pengisian baterai dan pembebasan arus dari baterai ke beban.
Gambar Aki
5
2.3 Lampu, Kabel, Box Panel dan Tiang Lampu,
Kabel, Box Panel dan Tiang adalah beberapa komponen pendukung yang dibutuhkan
untuk aplikasi perancangan solar cell untuk penerangan. Lampu sebagai indicator keluaran,
kabel sebagai penghantar listrik, Box Panel sebagai tempat penyimpanan Aki, & PWM
sedangkan Tiang berguna sebagai penyangga pada Box Panel dan Solar Cell.
6
BAB III
METODOLOGI
7
BAB IV
HASIL RISET & PEMBAHASAN
4.2 Analisis Manfaat Ekonomi dari Lampu Tenaga Surya yang Dipasang
Analisis dari segi ekonomi pada lampu tenaga surya yang terpasang dilakukan untuk
melihat manfaat dari sisi ekonomi dibandingkan dengan penggunaan lampu pijar untuk PJU.
Selama ini untuk beberapa ruas jalan kampung, warga berinisiatif memasang lampu PJU
dengan menarik kabel dari rumah warga. Lampu yang terpasang merupakan lampu pijar
karena menurut warga lampu pijar lebih murah daripada lampu LED atau TL. Pada poin ini,
8
akan dianalisis perbandingan dari sisi ekonomi terhadap PJU lampu surya dengan PJU lampu
pijar untuk 1 titik lampu selama kurun 3 tahun.
Pada tabel 2, dianalisis harga total yang harus dikeluarkan untuk pemakaian PJU
lampu pijar, dengan asumsi lampu pijar memerlukan penggantian pada tahun ke 3 dengan
harga lampu tetap. Karena lampu PJU memperoleh pasokan listrik dari rumah warga, maka
biaya listrik yang diperlukan menyesuaikan Tarif Dasar Listrik untuk rumah tangga tahun
2019 yaitu sebesar Rp 1.467 dengan asumsi tidak ada kenaikan TDL selama 3 tahun ke
depan. Jika lampu menyala selama 12 jam, maka kebutuhan listrik perhari adalah:
𝑊𝑝𝑖𝑗𝑎𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 = 60 𝑊𝑎𝑡𝑡 × 12 𝑗𝑎𝑚 = 720 𝑊ℎ = 0,72 𝐾𝑊ℎ Sedangkan selama 1
tahun, kebutuhan energi listrik untuk menghidupkan 1 lampu PJU adalah: 𝑊𝑝𝑖𝑗𝑎𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛
= 0,72 𝐾𝑊ℎ × 365 ℎ𝑎𝑟𝑖 = 262,8 𝐾𝑊ℎ Biaya listrik yang dikeluarkan selama 1 tahun adalah:
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 = 262,8 𝐾𝑊ℎ × 1467 = 𝑅𝑝 385.527,6
9
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 1 dan 2, diperoleh perbedaan total biaya yang besar
untuk pengoperasian kedua PJU selama 3 tahun. Untuk pengoperasian PJU lampu pijar
selama 3 tahun, diperlukan biaya sebesar Rp 1.326.582,80. Sedangkan PJU lampu surya
hanya memerlukan biaya Rp 690.000,00. Sebagian besar biaya PJU lampu pijar digunakan
untuk membayar biaya listrik. Walaupun harga lampu PJU tenaga surya lebih mahal, tetapi
untuk penggunaan jangka panjang, PJU lampu tenaga surya jauh lebih ekonomis
dibandingkan PJU lampu pijar, dengan selisih biayanya adalah sebesar Rp 636.582,80 untuk
jangka waktu 3 tahun.
10
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kegiatan tersebut berupa pemasangan lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) dengan
memanfaatkan tenaga surya. Lampu yang digunakan adalah lampu merk KEIBU LED PJU 5
watt. Pada bagian atas lampu terdapat panel surya sebesar 5 Watt. Lampu juga memiliki
sistem penyalaan otomatis dengan mendeteksi cahaya sekitar dan baterai tertanam sebesar
2000 mAh. Sebelum lampu tersebut dipasang, tim PKM melakukan survei lapangan untuk
menentukan titik-titik pemasangan lampu. Diperoleh 3 titik pemasangan lampu yang strategis
yaitu di jalan kampung depan TK, jalan kampung depan lapangan, dan teras mushola warga.
Pemasangan lampu telah berhasil dilakukan. Lampu dapat beroperasi dengan baik pada
malam hari. Analisis kinerja lampu tenaga surya juga ditinjau dari segi ekonomi dengan cara
membandingkan total pengeluaran yang diperlukan untuk lampu PJU tenaga surya dan PJU
yang menggunakan lampu pijar dengan sumber listrik dari rumah warga. Berdasarkan hasil
perhitungan, pengoperasian PJU lampu pijar selama 3 tahun, memerlukan biaya sebesar Rp
1.326.582,80. Sedangkan PJU lampu surya hanya memerlukan biaya Rp 690.000,00.
Sebagian besar biaya PJU lampu pijar digunakan untuk membayar biaya listrik. Walaupun
harga lampu PJU tenaga surya lebih mahal, tetapi untuk penggunaan jangka panjang, PJU
lampu tenaga surya jauh lebih ekonomis dibandingkan PJU lampu pijar, dengan selisih
biayanya sebesar Rp 636.582,80 untuk pemakaian jangka waktu 3 tahun.
11
DAFTAR PUSTAKA
Utari Lusiana Evria dkk, (2018), PEMANFAATAN ENERGI SURYA SEBAGAI ENERGI
ALTERNATIF PENGGANTI LISTRIK UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN
PENERANGAN JALAN DI DUSUN NGLINGGO KELURAHAN PAGERHARJO
KECAMATAN SAMIGALUH KABUPATEN KULON PROGO , Yogyakarta, Jurnal
Pengabdian “ Dharma Bakti “ Vol.1, No. 2.
Putri Oktaviana Wahyu Tri dkk, Pemanfaatan Energi Surya untuk Penerangan Jalan &
Fasilitas Umum di Desa Sukarame Kab. Lebak Banten, Teknik Elektro, Sekolah
Tinggi Teknik PLN , Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Menerangi Negeri e-ISSN:
2655-5948 Vol. 1, No. 2
12