Anda di halaman 1dari 28

CRITICAL BOOK REVIEW

Skor Nilai:

KARAKTERISTIK UMUM BEBAN TENAGA LISTRIK

Disusun Oleh
Maya Gustina 5181131004
Ratika sari saragih 5183131013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
EXCECUTIVE SUMMARY

Tugas Critical Book Review (CBR) terdiri dari beberapa materi yang disajikan dalam
empat bab, yaitu bab pertama (1) tentang pendahuluan yang terdiri dari: rasionalisasi
pentingnya CBR , tujuan penulisan CBR , manfaat CBR , dan identitas buku yang
dilaporkan. Adapun judul buku yang akan dibahas adalah gaya, model, dan filosofi
kepemimpinan, dimana seorang pemimpin adalah seseorang yang harus dapat
mempengaruhi orang lain untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkannya tersebut.
Semua bertujuan untuk mengetahui apa isi buku yang akan kita baca, dimana tujuan
penulisan dibuatnya Critical Book Review adalah untuk menambah pengetahuan dari buku
yang akan kita kritik dan menambah wawasan serta meningkatkan ketelitian dari buku
yang akan kita kritik dengan harus membacanya dengan seksama dan juga membaca buku
lain yang memiliki materi yang sama antar satu dengan yang lain agar kita bisa
memberikan tinjauan dan evaluasi yang lebih mudah dipahami, komprehensif, obyektif,
dan faktual.
Dalam bab kedua (2) dibahas mengenai pembahasan atau ringkasan isi buku, dimana
materi yang kita bahas adalah gaya, model, dan filosofi kepemimpinan dan kita harus
meringkasnya dalam setiap bab agar kita dapat memahaminya jika hanya diambil kata-kata
pentingnya saja. Dan disajikan konsep tentang pembahasan CBR dan bab-bab yang
dibahas pada buku tujuannya untuk mengetahui dan membandingkan isi buku dengan isi
buku lainnya. Dan jika semua proses yang mereka laksanakan tersebut sudah berjalan
dengan benar maka seorang pemimpin akan dihargai dan dihormati serta disegani oleh
anggotanya dan dia akan memiliki keingintahuan yang tinggi , dan lebih memahami apa
yang ada pada setiap buku yang dibaca berdasarkan sumber-masing-masing, karena pada
saat ini orang-orang hanya membaca dan tidak mengerti apa yang dibaca oleh mereka.
Bab ketiga (3) membahas mengenai analisis ataupun pembahasan isi buku dan inti-
inti dari buku yang kita baca, lalu kita bandingkan ataupun kita hubungkan dengan buku
sumber lain sebagai pembanding dari buku yang akan kita ringkas tadi. agar kita adapat
mengetahui persamaan ataupun perbedaan dari buku dan menyiapkan diri untuk lebih bisa
mengkritik buku dengan cara yang benar dan siap mengkritik buku apapun diberikan.
Bab keempat (4) membahas tentang bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dari
pembahasan buku lalu kita rekomendasikan buku yang akan kita kritik dan membuat
pendapat kita tentang buku tersebut agar lebih meyakinkan diri sekaligus melatih diri
bahwa kita telah bisa mengkritik buku tersebut, tetapi alangkah lebih baiknya jika kita hati-
hati dalam mengkritik buku, apalagi pada saat mengkritik buku agar tidak ada yang merasa
kecewa pada saat kita mengkritik. Dengan begitu jangan sampai salah merkomendasikan
buku agar tidak mengecewakan orang . Dengan begitu kita malah lebih dipercayai oleh
orang lain untuk dapat mengkritik buku yang baru diterbitkan tersebut.

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan Rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas “ Critical Book Review” mata
kuliah Perencanaan Sistem Tenaga Listrik .Saya mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada bapakDrs. Dadang Mulyana, M.Pd selaku dosen dalam mata kuliah ini
karena beliau telah bersedia memberikan bimbingan dan petunjuk kepadasaya, sehingga
saya bisa menyelesaikan tugas ini.
Saya juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, oleh karena itu saya minta maaf jika ada kesalahan dalam
penulisan dan juga sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan tugas ini.
Akhir katasaya ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca.

Medan, 23 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

EXCECUTIVE SUMMARY............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR............................................................................................ 4
B. Tujuan Penulisan CBR........................................................................................................... 4
C. Manfaat CBR.............................................................................................................................. 5
D. Identitas Buku yang direview............................................................................................. 5

BAB II RINGKASAN ISI BUKU


A. Bab 1 Pendahuluan................................................................................................................. 6
B. Bab 2 Klasifikasi Beban......................................................................................................... 6
C. Bab 3 Karakteristik Beban Tenaga Listrik..................................................................... 7
D. Bab 4 Kurva Beban dan Beban Puncak........................................................................20

BAB III PEMBAHASAN

A. Kelebihan Isi Buku................................................................................................................ 23


B. Kekurangan Buku................................................................................................................. 23

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................................. 24
B. Saran.......................................................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................. 25
LAMPIRAN.................................................................................................................................................. 26

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Pentingnya Critical Book Report bagi mahasiswa yang baru belajar tentang
mengkritik buku agar lebih mengerti atau memahami apa isi buku yang
dibacanya , dan tidak hanya dibaca saja dan lupa begitu saja. Tugas ini juga
berfungsi untuk mengajarkan mahasiswa bagaimana caranya berpikir kritis.

B. Tujuan Penulisan
Alasan dibuatnya Critical Book Review yaitu untuk
 Penyelesaian tugas : Critical Book Review yang membandingkan
beberapa buku atau babyang akan kita baca.
 Menambah : Pengetahuan dan wawasan mengenai buku yang
akan dikritik.
 Meningkatkan : Ketelitian dan pemahaman dari buku yang kita
kritik dengan cara meneliti isi buku lalu
meringkas pembahasan buku tersebut.
 Menguatkan : Potensi ataupun keahlian dalam mengkritik isi
buku yang kita baca dan melakukan
perbandingan dengan buku yang lainnya.
C. Manfaat CBR
Manfaat sangat banyak terutama bagi mahasiswa, karena CBR tidak
sembarangan diciptakan. Semuanya pasti mempunyai arti tersendiri , seperti CBR
ini. Manfaatnya tidak bisa di sebutkan satu persatu, kita hanya akan membahas
yang penting saja yaitu untuk memahami dan mengerti isi buku.

D. Identitas Buku yang di review


1. Buku Utama
 Judul : Sistem Distribusi Tenaga Listrik
 Edisi : Pertama
 Pengarang : Daman Suswanto, dkk.
 Penerbit : Universitas Negeri Padang.
 Kota terbit : Padang
 Tahun terbit : 21 Juli 2009

2. Buku Pembanding
 Judul : Distribusi Tenaga Listrik
 Edisi : cetakan-1
 Penulis : Dadang Mulyana, Adi Sutopo, Mustamam
 Penerbit : Perdana Mulya Sarana
 Kota terbit : Medan
 Tahun terbit : November 2017
ISBN : (Dalam proses)

5
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

A. Pendahuluan
Secara umum beban yang dilayani oleh sistem distribusi elektrik ini dibagi
dalam beberapa sektor yaitu sektor perumahan, sektor industri, sektor komersial
dan sektor usaha. Masing-masing sektor beban tersebut mempunyai
karakteristik-karakteristik yang berbeda, sebab hal ini berkaitan dengan pola
konsumsi energi pada masing-masing konsumen di sektor tersebut. Karakteristik
beban yang banyak disebut dengan pola pembebanan pada sektor perumahan
ditujukan oleh adanya fluktuasi konsumsi energi elektrik yang cukup besar. Hal
ini disebabkan konsumsi energi elektrik tersebut dominan pada malam hari.
Sedang pada sektor industri fluktuasi konsumsi energi sepanjang hari akan
hampir sama, sehingga perbandingan beban puncak terhadap beban rata-rata
hampir mendekati satu. Beban pada sektor komersial dan usaha mempunyai
karakteristik yang hampir sama, hanya pada sektor komersial akan mempunyai
beban puncak yang lebih tinggi pada malam hari.
B. Klasifikasi Beban
Berdasarkan jenis konsumen energi listrik, secara garis besar, ragam beban
dapat diklasifikasikan ke dalam :
a. Beban rumah tangga, pada umumnya beban rumah tangga berupa lampu
untuk penerangan, alat rumah tangga, seperti kipas angin, pemanas air,
lemari es, penyejuk udara, mixer, oven, motor pompa air dan sebagainya.
Beban rumah tangga biasanya memuncak pada malam hari.
b. Beban komersial, pada umumnya terdiri atas penerangan untuk reklame,
kipas angin, penyejuk udara dan alat – alat listrik lainnya yang diperlukan
untuk restoran. Beban hotel juga diklasifikasikan sebagi beban komersial
(bisnis) begitu juga perkantoran. Beban ini secara drastis naik di siang hari
untuk beban perkantoran dan pertokoan dan menurun di waktu sore.
6
c. Beban industri dibedakan dalam skala kecil dan skala besar. Untuk skala
kecil banyak beropersi di siang hari sedangkan industri besar sekarang ini
banyak yang beroperasi sampai 24 jam.
d. Beban Fasilitas Umum

Pengklasifikasian ini sangat penting artinya bila kita melakukan analisa


karakteristik beban untuk suatu sistem yang sangat besar. Perbedaan yang paling
prinsip dari empat jenis beban diatas, selain dari daya yang digunakan dan juga
waktu pembebanannya. Pemakaian daya pada beban rumah tangga akan lebih
dominan pada pagi dan malam hari, sedangkan pada beban komersil lebih
dominan pada siang dan sore hari.
Pemakaian daya pada industri akan lebih merata, karenabanyak industri
yang bekerja siang-malam. Maka dilihat dari sini, jelas pemakaian daya pada
industri akan lebih menguntungkan karena kurva bebannya akan lebih merata.
Sedangkan pada beban fasi1itas umum lebih dominan pada siang dan malam
hari.
Beberapa daerah operasi tenaga listrik memberikan ciri tersendiri, misalnya
daerah wisata, pelanggan bisnis mempengaruhi penjualan kWh walaupun
jumlah pelanggan bisnis jauh lebih kecil dibanding dengan pelanggan rumah
tangga.
C. Karakteristik Umum Beban Listrik
Tujuan utama dari sistem distribusi tenaga listrik ialah mendistribusikan
tenaga listrik dari gardu induk atau sumber ke sejumlah pelanggan atau beban.
Suatu faktor utama yang paling penting, dalam perencanaan sistem distribusi
adalah karakteristik dari berbagai beban.
Karakteristik beban diperlukan agar sistem tegangan dan pengaruh thermis
dari pembebanan dapat dianalisis dengan baik. Analisis tersebut termasuk dalam
menentukan keadaan awal yang akan di proyeksikan dalam perencanaan
selanjutnya.

7
Penentuan karakteristik beban listrik suatu gardu distribusi sengat penting
artinya untuk mengevaluasi pembebanan gardu distribusi tersebut, ataupun
dalam merencanakan suatu gardu distribusi yang baru.
Karakteristik beban ini sangat memegang peranan penting dalam memilih
kapasitas transformator secara tepat dan ekonomis. Di lain pihak sangat penting
artinya dalam menentukan rating peralatan pemutus rangkaian, analisa rugi-rugi
dan menentukan kapasitas pembebanan dan cadangan tersedia dan suatu gardu.
Karakteristik beban listrik suatu gardu sangat tergantung pada jenis beban yang
dilayaninya.Hal ini akan jelas terlihat dan hasil pencatatan kurva beban suatu interval
waktu. Berikut ini beberapa faktor yang menentukan karaktristik beban.

1. Faktor Beban (load factor)

Faktor beban adalah perbandingan antara beban rata–rata terhadap beban


puncak yang diukur dalam suatu periode tertentu. Beban rata – rata dan beban
puncakdapat dinyatakan dalam kilowatt, kilovolt- amper, amper dan
sebagainya, tetapi satuan dari keduanya harus sama. Faktor beban dapat
dihitung untuk periode tertentu biasanya dipakai harian, bulanan atau tahunan.
Beban puncak yang dimaksud disini adalah beban puncak sesaat atau beban
puncak rata-rata dalam interval tertentu (demand maksimum), pada umumnya
dipakai demand maksimum 15 menit atau 30 menit.
Definisi dari faktor beban ini dapat dituliskan dalam persamaan berikut ini:
untuk perkiraan besaran faktor beban di masa yang akan datang dapat didekati
dengan kata data statistik yang ada berdasarkan jenis bebannya.
Beban rata−rata dalam periode tertentu
Faktor Beban (Fb) =
Beban puncak dalam periode tersebut

Bila diterapkan pada pusat pembangkit maka di dapat, menurut definisi:

Prata−rata Prata−rata T
Faktor beban =
Ppuncak
= Pp
x T
Dengan :
8
T = periode waktu

Prata-rata= Beban rata – rata dalam periode T

Pp= beban puncak yang terjadi dalam periode T pada selang

waktu tertentu (15 menit atau 30 menit).


Bila Prata dan Pp dalam kW dan T dalam jam.
Bila T dalam setahun, maka didapat faktor beban tahunan, bila dalam satu
bulan didapat faktor beban bulanan dan bila harian, faktor beban harian.
2. Beban Harian
Faktor beban harian, bervariasi menurut karakterstik dari daerah beban
tersebut, apakah daerah pemukiman, daerah industri, perdagangan ataupun
gabungan dari bermacam pemakai/pelanggan, juga bagaimana keadaan cuaca
atau juga apakah hari libur dan sebagainya.
3. Faktor Beban harian rata –rata
Faktor beban harian rata – rata , gambar 1. Merupakan dasar dari pada faktor
beban tahunan total.

Gambar 146.

Beban Puncak Harian (30 hari)

9
Gambar 147.

Kurva Beban Puncak Bulanan

Selanjutnya, dapat dilihat beban puncak bulanan rata–rata terhadap beban


puncak tahunan, lihat gambar 3. Misalkan Ppt = puncak tahunan (annual load
faktor),maka ini dapat dihitung sebagai berikut:
P ph P pb
Fbtahunan = Fbbulanan x Ppb x Ppt

Dimana :
Fbt = faktor beban tahunan
Fbh = faktor beban harian
Pph = beban puncak rata – rata harian
Ppb = beban puncak rata-rata bulanan
Ppt = beban puncak rata – rata tahunan

Gambar 148.

Kurva Beban Tahunan

4. Faktor Penilaian Beban

10
Faktor-faktor penilaian beban adalah faktor yang dapat memberikan
gambaran mengenai karakteristik beban, baik dari segi kuantitas
pembebanannya maupun dari segikualitasnya.
Faktor-faktor ini sangat berguna dalam meramalkan karakteristik beban
masa datang atau dalam menentukan efek pembebanan terhadap kapasitas
sistem secara menyeluruh.
a) Beban (Demand)
Pengertian dari demand (D) dan suatu beban dapat diartikan sebagai besar
pembebanan sesaat dan gardu pada waktu tertentu atau besar beban rata-rata
untuk suatu interval waktu tertentu.
Interval waktu dimana besarnya beban ingin ditentukan disebut: Demand Interval
(T). Demand dapat dinyatakan dalam KW, KVA atau KVAR.
b) Beban Maksimum (Maximum Demand)
Maximum demand (Dmax) adalah beban rata-rata terbesar yang terjadi pada
suatu interval demand tertentu. Jadi maximum demand ditentukan untuk waktu
tertentu dari suatu interval waktu tertentu, misal : - maximum demand 1 jam , T
= 24 jam, dengan perkataan lain ; Dmx, 1 jam pada T = 24 jam, berarti besarnya
beban rata-rata terbesar untuk selang waktu 1 jam pada interval waktu T = 24
jam.
c) Beban Puncak (Peak Load)
Beban Puncak (Pmax) adalah nilai terbesar dari pembebanan sesaat pada suatu
interval demand tertentu.Untuk dapat memperjelas pengertian mengenai Demand
(D), Maximum Demand (Dmax) dan Beban Puncak (Pmax) dapat dilihat pada Gambar
152 dibawah ini.

11
Gambar 149.

Perubahan Kebutuhan Maksimum Terhadap Waktu

Interval Demand :
T = 24 jam
Demand = Pav : D = 27 kW
Maximum Demand : Dmax, 1 jam = 95 kW
Beban Puncak : Pmax = 10 kW

d) Beban Terpasang (ConnectedLoad)


Beban terpasang dari suatu sistem adalah jumlah total daya dari seluruh
peralatan sesuai dengan KW atau KVA yang tertulis pada papan nama (name
plat) peralatan yang akan dilayani oleh sistem tersebut.
Jadi :
n
n
PL = ∑ ¿ P i
i−1

Dimana :
Pi = rating KVA dari alati
n = jumlah alat yang terhubung ke sistem.
e) Faktor Keragaman (Diversity Factor)
Faktor keragaman (fdiv) didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah
beban maksimum dari masing masing unit beban yang ada pada suatu sistem
terhadap beban maksimum sistem secara keseluruhan.
Jadi faktor keragaman :

D Dmax2+ ¿… … .D ¿
fDiv= max 1+¿ maxn

Dmax (1+2 … …. n)
¿

12
n

=
∑ Dmax
i−1
Dmaxs

13
dimana :
DmaxI = beban maksimum beban unit ke i
Dmaxs = beban maksimum sistem
Bila Dmaxi untuk seluruh unit bersamaan waktunya maka fdiv akan berharga 1, tetapi
bila tidak fdiv akan lebih besar dari i.
f) Faktor Keserempakan (Coincidence Factor)
Faktor keserempakan (fcf) adalah keba1ikan dari faktor keragaman, yang
didefinisikan sebagai perbandingan antara beban maksimum dari suatu
kumpulan beban dari sistem terhadap jumlah beban maksimum dari masing-
masing unit beban.
Jadi :
Ds
D max (1+2+ ….. n)
fcf = D + D + D = ∑D n

max1 max2 maxn maxi


i−1

1
=
( f dif )

g) Faktor Kebutuhan (Demand Factor)


Faktor kebutuhan didefinisikan sebagal perbandingan antara beban puncak
suatu sistem terhadap beban terpasang yang dilayani oleh sistem.
Pmax
n
f d=
∑ Pi
i−1

Nilai fd pada prinsipnya lebih kecil atau sama dengan satu. Bisa saja terjadi lebih besar dari
satu, yaitu saat terjadi di beban lebih.

h) Faktor Beban (Load Factor)


Faktor beban adalah perbandingan antara beban rata-rata selama interval
tertentu dengan beban puncak yang terjadi pada interval yang sama.
Pav
FLd = P
max

dimana:

Pav = beban rata-rata dan

14
Pmax = beban puncak.
Faktor beban adalah perbandingan antara beban rata – rata terhadap beban puncak
dalam periode tertentu. Beban rata – rata dan beban puncak dapat dinyatakan dalam
kilowatt, kilovolt – amper, amper dan sebagainya, tetapi satuan dari keduanya harus
sama. Faktor beban dapat dihitung untuk periode tertentu biasanya dipakai harian,
bulanan atau tahunan.

beban rata−rata dalam periode tertentu


Faktor beban (Fb) =
beban puncak dalam periodetersebut

5. Faktor Diversitas
Faktor diversitas adalah perbandingan antara jumlah beban puncak dari
masing – masing pela nggan dari satu kelompokpelanggan dengan beban
puncak dari kelompok pelanggan tersebut. Didefinisikan sebagai perbandingan
antara jumlah demand dari unit-unit beban terhadap demand maksimum dari
keseluruhan beban. Secara matematis, faktor diversitas (Fd) dapat ditulis :

DF =
∑ demand maksimum unit−unit beban …(3)
demand maksimum ∑ beban
D 1+ D 2 + D 3 … … D n
Fd =
Dk

Fd =
∑ Di
i−1
Dk

Dimana :

Di = beban puncak (kebutuhan Maks) dari masing – masing beban I, yang terjadi tidak
pada waktu yang bersamaan.

Dk = D 1+2+3 ….n adalah beban puncak dari n kelompok beban.

Untuk lebih memperjelas faktor diversitas ini, perhatikan gambar 4. Dimisalkan


kelompok beban terdiri dari atas 4 pelanggan dengan beban puncak sama besar. Pada
gambar penggunaan beban puncak dari keempat pelanggan tidak bersamaan waktunya,
faktor diversitas adalah :

15
D 1+ D 2 + D 3 + D 4 x+ x + x + x
Fd= = Fd= x
D1+2+ 3

Sedangkan pada gambar lainnya,

x+ x + x + x
Fd= 4x

Jadi 1 dan 4 adalah nilai extrim dari Fd dari 4 pelanggan ini

Gambar 150.

Dua nilai ekstrim untuk faktor diversitas.

Pada umumnya faktor diversitas untuk gardu distribusi dan gardu induk
nilainya berkisar sperti di bawah ini :
a. Gardu distribusi 1,00 –1,50
b. Gardu induk 1,08 –1,60
6. Faktor Kebersamaan (waktu)
Faktor kebersamaan (waktu) adalah perbandingan antara beban puncak
(kebutuhan maks) dari suatu kelompok pelanggan (beban) dengan beban puncak
dari masing – masing pelanggan dari kelompok tersebut. Jadi actor
kebersamaan (Fc) adalah :
Dk
Fc=
D 1+ D 2+ D 3 +. … . D n

Dari definisi diatas dapat diketahui :

16
1
Fc = Fd

7. Kebutuhan“Demand”
Kebutuhan sistem elektrik didefinisikan sebagai beban pada terminal terima
secara rata-rata dalam suatu universal waktu tertentu.Satuan beban tersebut
dapat berupa Kilowatt, Kilovoltampere, Ampere dan Kiloampere.
8. Selang Kebutuhan “Demand Interval”
Interval Kebutuhan merupakan periode yang dijadikan dasar untk terima
secara rata-rata. Pemilihan periode ini dapat terjadi mulai dari selang 15 menit,
selang 30 menit , selang 60 menit ataupun lainnya. Pada kondisi-kondisi
tertentu kebutuhan pada selang 15 menit sama dengan kebutuhan pada selang 30
menit. Pernyataan kebutuhan ini harus diekspresikan dalam suatu selang waktu
dimana kebutuhan tersebut diukur. Gambar II menunjukkan kurva harian beban
“Daily Load Curve” yang menunjukkan beban sebagai fungsi waktu.
Berdasarkan pada kurva harian beban tersebut dapat dibuat kurva lama beban “
Load Duration Curve” seperti pada gambar 1 dan 2.

Gambar 151.

Kurva Harian Beban

17
Gambar 152.

Kurva Lama Beban

9. Kebutuhan Maksimum “Maksimum Demand”


Kebutuhan Maksimum didefinisikan sebagai kebutuhan terbesar yang dapat
terjadi dalam suatu selang tertentu. Jadi, kebutuhan maksimum dapat dikatakan
dalam selang waktu 1 jam, 1minggu, harian dll.
10. Diversitas Kebutuhan “Diseverisfied Demand”
Diversitas kebutuhan dikaitkan dengan beban komposit, dengan beban yang
tidak saling berhubungan pada selang waktu tertentu.Jadi, diversitas kebutuhan
merupakan perbandingan jumlah maksimum masing-masing beban komposit
tersebut terhadap kebutuhan maksimum seluruh beban komposit.
11. Faktor Kebutuhan (DF = demand factor)
Didefinisikan sebagai perbandingan antara beban puncak dengan beban
terpasang dengan kata lain merupakan derajat pelayanan serentak pada seluruh
beban terpasang. Definisi ini dapat dituliskan seperti persamaan (2) berikut :
Beban puncak
Faktor kebutuhan =
Beban terpasang

Untuk suatu perioda waktu tertentu (2)


Yang dimaksud dengan beban terpasang adalah jumlah kapasitas yang
tertera pada papan nama (nameplate).
Faktor kebutuhan adalah perbandingan antara kebutuhan maksimum (beban
puncak) terhadap total daya tersambung. Jadi:

18
kebutuhan maksimum
Faktor kebutuhan demand =
jumlahdaya tersambung

Jumlah daya tersambung adalah jumlah dari daya tersambung dari seluruh
beban dari setiap konsumen.Daya tersambung dan kebutuhan maksimum
satuannya harus sama.faktor kebutuhan biasanya bernilai kurang dari satu.
Faktor kebutuhan ini dapat menjadi satu bila keseluruhan beban yang
tersambung serentak diberi energy dalam sebagian besar periodenya. Faktor
kebutuhan menunjukkan tingkat dimana beban yang tersambung beroperasi
serentak.
Faktor kebutuhan dipakai untuk menentukan kapasitas (juga biaya) dari
peralatan tenaga listrik yang diperlukan untuk melayani beban tersebut.Karena
ada pengaruhnya terhadap investasi, maka faktor kebutuhan ini menjadi penting
dalam menentukan jadwal pembiayaannya.
Faktor kebutuhan dari beberapa jenis bangunan :
a. Perumahan sederhana 50 –75%
b. Perumahanbesar 40 –65%
c. Kantor 60 –80%
d. Toko sedang 40 –60%
e. Toko serba ada 70 –90%
f. Industry sedang 35 –65%
Besarnya faktor kebutuhan (biasanya dinyatakan dalam %) dipengaruhi
oleh beberapa hal, yaitu :
a. Besarnya beban terpasang
Sebagai contoh : Rumah tinggal yang mempunyai beban terpasang yang
factory besar, pada umumnya memiliki faktor kebutuhan yang lebih rendah bila
dibandingkan dengan rumah tinggal yang mempunyai beban terpasang lebih
kecil.
b. Sifat pemakaian
Toko-toko, pusat perbelanjaan, kantor-kantor dan bangunan factory
biasanya memiliki faktor kebutuhan tinggi sedangkan gudang dan tempat
rekreasi memiliki faktor demand yang rendah.
12. Faktor Coincident (CF = coincident factor)
Didefinisikan sebagai perbandingan antara demand maksimum seluruh

19
beban dengan jumlah demand maksimum masing-masing unit beban.
Persamaan 4 menggambarkan definisi ini :
Σ Demand maksimum unit – unit beban
CF = … (4)
Σ Demand maksimum beban

CF = 1/DF
13. Faktor Rugi-rugi Beban (LLF = Loss factor)
Didefinisikan sebagai perbandingan antara rugi dan rata-rata terhadap rugi
daya pada beban puncak pada periode waktu tertentu.
Faktor rugi-rugi beban merupakan rugi-rugi sebagai fungsi waktu, berubh
sesuai dengan fungsi dari waktu kuadrat. Oleh karena itu,faktor rugi-rugi ini
tidak dapat ditentukan langsung dari faktor beban. Berdasarkan pengalaman dan
percobaan yang dilakukan oleh Buller dan Woodrow dengan menganalisa
ratusan grafik diperoleh persamaan empiris sebagai berikut:
LLF = 0,3 (LF) +0,7(LF)2…..(5)
Dengan :
LLF = Faktor rugi-rugi
LF = Faktor beban
14. Faktor Penggunaan (UF = utilityfactor)
Didefenisikan sebagai pertandingan antara demand maksimum dengan
kapasitas nominal dari sistem pencatu daya. Persamaan 6 menggambarkan
defenisi ini :
Demand maksimum sistem
UF = ….. (6)
Kapasitas nominal sistem

Demand maksimum sistem dapat dicari kurva beban atau dengan


menghitung beban terpasangnya. Demand maksimum merupakan perkaitan
antara beban terpasang dengan faktor demand.
D. Kurva Beban dan Beban Puncak
Kepadatan beban selalu dipakai sebagai ukuran dalam menentukan
kebutuhan listrik. Sesuatu daerah kepadatan beban satuannya dapat berupa
MVA/km2 atau KVA/m2 umumnya satuan yang dipakai adalah MVA/km2.
Beban puncak (kebutuhan maksimum) didefenisikan sebagai beban
(kebutuhan) terbesar/tertinggi yang terjadi selama periode tertentu. Periode
tertentu dapat berupa sehari, sebulan maupun dalam setahun. Perode harian,

20
yaitu variasi pembebanan trafo distribusi selama sehari. Selanjutnya beban
puncak harus diartikan beban rata –rata selama selang waktu tertentu, dimana
kemungkinan terjadinya beban tersebut. Contoh, beban harian dari
transformator distribusi di mana beban puncaknya selama selang waktu 1 jam,
yaitu antara pukul 19.00 (titik A) dan pukul 20.00 (titikB). Nilai rata – rata
kurva A – B, merupakan kebutuhan puncaknya (kebutuhan maksimum).
Perlu diingatkan disini bahwa kebutuhan puncak (kebutuhanmax) bukan
merupakan nilai sesaat, tetapi nilai rata – rata selama selang waktu tertentu,
biasanya selang waktu tertentu tersebut adalah 15 menit, 30 menit atau satu jam.
1. Kurva Beban
Kurva beban menggambarkan variasi perbebanan terhadap suatu gardu
yang diukur dengan KW, Ampere atau KVA Sebagai fungsi dari waktu.
Interval waktu pengukuran biasanya ditentukan berdasarkan pada
penggunaan hasil pengukuran, misal : interval waktu 30 menit atau 60 menit
sangat berguna dalam penentuan kapasitas rangkaian. Biasanya beban diukur
untuk interval waktu 15 menit, 30 menit, satu hari atau 1 minggu.
Kurva Beban menunjukkan permintaan (demand) atau kebutuhan tenaga
pada interval waktu yang berlain-lainan. Dengan bantuan kurva beban kita dapat
menentukan besaran dari beban-terbesar dan selanjutnya kapasitas pembangkit
dapat ditentukan juga.
Gambar 153.

Pukul 5 pagi beban mulai menanjak dan


mencapaimaksimum kira-kira pada ukul 8 pagi,
waktu semua mesin industri beroperasi. Hal seperti
itu akan konstan sampai menjelang habis waktu
kerja, tetapi menurun pada waktu istirahat siang.
Sehabis istirahat siangakan naik lagi dan akan
menurun sekitar jam 4-5sore.
Gambar 154

Beban tranportasi kota akan tinggi kira-kira pada


jam 9 pagi. Akan berkurang pada jam 12 siang
dan akan naik lagi sampai kira-kira jam 5 sore.

21
Gambar 155
Beban untuk penerangan kota akan konstan dari
jam 6 sore sampai jam 6 pagi.

Gambar 156

Beban rumah tangga akan maksimum pada jam 6


sore sampai kira-kira jam 12.00 malam dan akan
menurun sesudah

Gambar 157 adalah salah satu contoh kurva beban


suatu metropolitan

2. Beban Puncak
Kepadatan beban selalu dipakai sebagai ukuran dalam menentukan
kebutuhan listrik. Sesuatu daerah kepadatan beban satuannya dapat berupa
MVA/km2 atau KVA/m2 umumnya satuan yang dipakai adalah MVA/km2.
Beban puncak (kebutuhan maksimum) didefenisikan sebagai beban
(kebutuhan) terbesar/tertinggi yang terjadi selama periode tertentu.
Periode tertentu dapat berupa sehari, sebulan maupun dalam setahun.
Perode harian, yaitu variasi pembebanan trafo distribusi selama sehari.
Selanjutnya beban puncak harus diartikan beban rata – rata selama selang waktu
tertentu, dimana kemungkinan terjadinya beban tersebut. Contoh, beban harian
dari transformator distribusi di mana beban puncaknya selama selang waktu 1
jam, yaitu antara pukul 19.00 (titik A) dan pukul 20.00 (titik B). Nilai rata – rata
kurva A – B, merupakan kebutuhan puncaknya (kebutuhan maksimum).
Perlu diingatkan disini bahwa kebutuhan puncak (kebutuhan max) bukan
merupakan nilai sesaat, tetapi nilai rata – rata selama selang waktu tertentu,
biasanya selang waktu tertentu tersebut adalah 15 menit, 30 menit atau satu jam.

22
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kelebihan Isi Buku
- Buku ini memberikan gambar sehingga memudahkan pembaca untuk
memahaminya.
- Buku ini memberikan pengetahuan tentang beban-beban tenaga listrik.
- Buku ini juga memberikan kurva beban berikut dengan penjelasannya sehingga
menambah keakuratan atau ketepatan materi pada buku ini.

B. Kekuranagan Isi Buku


- Kata-kata dari buku ini kadang ada yang sulit tidak mudah dipahami oleh pembaca
apalagi untuk pembaca yang baru di dunia distribusi (beban tenaga listrik).

23
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Karakteristik Umum Beban Listrik
Tujuan utama dari sistem distribusi tenaga listrik ialah mendistribusikan
tenaga listrik dari gardu induk atau sumber ke sejumlah pelanggan atau beban.
Suatu faktor utama yang paling penting, dalam perencanaan sistem distribusi
adalah karakteristik dari berbagai beban.
Karakteristik beban diperlukan agar sistem tegangan dan pengaruh thermis
dari pembebanan dapat dianalisis dengan baik. Analisis tersebut termasuk dalam
menentukan keadaan awal yang akan di proyeksikan dalam perencanaan
selanjutnya.
Penentuan karakteristik beban listrik suatu gardu distribusi sengat penting
artinya untuk mengevaluasi pembebanan gardu distribusi tersebut, ataupun
dalam merencanakan suatu gardu distribusi yang baru.
Karakteristik beban ini sangat memegang peranan penting dalam memilih
kapasitas transformator secara tepat dan ekonomis. Di lain pihak sangat penting
artinya dalam menentukan rating peralatan pemutus rangkaian, analisa rugi-rugi
dan menentukan kapasitas pembebanan dan cadangan tersedia dan suatu gardu.
Karakteristik beban listrik suatu gardu sangat tergantung pada jenis beban yang
dilayaninya. Hal ini akan jelas terlihat dan hasil pencatatan kurva beban suatu interval
waktu. Berikut ini beberapa faktor yang menentukan karaktristik beban.

B. saran
Saran dari saya agar buku ini ditambahkan contoh-contoh soal bukan hanya
rumusnya saja supaya pembaca lebih mudah memahami karakteristrik beban
tenaga listrik ini.

24
DAFTAR PUSTAKA

Daman Sumanto, 2009. Buku Diktat Sistem Distribusi Tenaga Listrik Edisi
Pertama. Padang, Universitas Negeri Padang.

25
LAMPIRAN

Buku Utama

Buku Pembanding

26
27

Anda mungkin juga menyukai