Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 2 AGENDA 1

Oleh :
Rizki Adreni Saragih
Angkatan V Kelompok 2
Ms Tapaktuan

Analisislah Isu terkini terkait masalah yang ada di lingkungan ada baik tempat tinggal, tempat

kerja, lingkungan masyarakat anda dengan menggunakan tapisan isu AKPK, USG dan Fishing

Bone diagram dan Cara Penanganan apa yang bias anda lakukan.

1. Isu Pertama : Kurang Disiplinnya Pegawai

Kesadaran akan pentingnya perilaku disiplin baik disiplin waktu maupun disiplin dalam

berpakaian pegawai masih kurang. Dalam kedisiplinan waktu baik pegawai yang

berstatus PNS, PPNPN, maupun pimpinan masih perlu dilakukan evaluasi agar

kedepannya menjadi lebih baik lagi. Dalam hal disiplin waktu untuk pegawai misalnya,

semua pegawai yang berstatus PNS selalu datang tepat waktu karena diterapkan absensi

secara daring melalui SIKEP dan akan dipotong gaji apabila terlambat hadir. Lain halnya

dengan pegawai yang berstatus PPNPN yang tidak diterapkan absensi secara daring dan

tidak ada pemotongan gaji apabila terlambat sering kali hadir tidak tepat waktu. Begitu

juga dengan pimpinan, meskipun ditarapkan absensi secara daring tetapi tidak ada

pemotongan gaji ketika terlambat hadir sehingga beberapa oknum kerap kali hadir tidak

tepat waktu. Ironinya ketika pimpinan tidak hadir tepat waktu siapakah yang berani

menegur? Secara hierarki jabatan tentu saja tidak satupun pegawai berani untuk menegur

dan seharusnya pemimpin menjadi suri tauladan bagi pegawainya dengan memberikan

contoh yang baik bagi pegawainya.


Dalam hal disiplin berpakaian, pegawai sering mengabaikan kerapian dalam

menggunakan pakaian misalnya tidak menggunakan atau salah menggunakan seragam

sesuai dengan ketentuan yang sudah diterapkan, sepatu yang digunakan tidak sesuai

dengan ketentuan sebagaimana mestinya, bahkan ada pegawai yang menggunakan sandal

dikantor. Penggunaan sandal sebenarnya diperbolehkan misalnya dalam hal ke toilet dan

shalat. Tetapi ketika keluar ruangan atau bahkan menemui atasan hendaknya tidak

menggunnakan sandal karena hal tersebut tidak etis terlebih apabila dilihat masyarakat

pencari keadilan (justitiabelen) akan memberikan kesan tidak professional.

2. Isu Kedua : Kurang ramahnya pelayanan terhadap masyarakat pencari

keadilan (Justitiabelen)

Sebagai pelayan publik bagi masyarakat pencari keadilan (justitiabelen), pelayanan yang

diberikan kepada masyarakat pencari keadilan harus diberikan secara all out sehingga

masyarakat akan merasa puas dan mendapatkan keadilan yang sebagaimana mestinya.

Pelayanan harus dimulai dari ketika justitiabelen berada diparkiran, masuk ke PTSP

melakukan pendaftaran, saat pemanggilan untuk sidang, saat mengikuti persidangan

hingga sampai putusan. Sayangnya para pegawai, mulai dari satpam, petugas PTSP,

petugas sidang dan pegawai lainnya belum memahami secara baik bagaimana SOP

pelayanan yang semestinya. Pelayanan yang diberikan masih jauh jika dibandingkan

dengan pelayanan yang diberikan disektor lain misalnya perbankan. Kepuasan

masyarakat pencari keadilan sangat dipengaruhi oleh pelayanan yang diberikan.

3. Isu Ketiga : Worklife Balance yang rendah

Worklife balance adalah tidak mampunya pegawai menyeimbangkan antara hal-hal

yanag berkaitan atau berkorelasi dengan pekerjaan dan yang tidak berkaitan dengan
pekerjaan. Pegawai sering kali mencampur adukkan antara urusan pribadi dan urusan

pekerjaan sehingga mengganggu kinerja. Misalnya ketika jam kantor ada pegawai yang

izin untuk menjemput anak ke sekolah, izin untuk pulang karena ada tamu yang datang,

membawa anak ke kantor kembali ke kantor setelah jam istirahat terlambat dengan alasan

mengerjakan urusan dirumah. Hal-hal seperti ini tidak mencerminkan sikap yang

BERAKHLAK bagi seorang ASN dan mengganggu kinerja.

…JAWAB…

a. Analisis Isu dengan menggunanakan teknik tapisan AKPK

Teknik tapisan dengan menetapkan rentang penilaian (1-5) pada kriteria; Aktual,

Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan.

Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam

masyarakat.

Kekhalayakan artinya Isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak.

Problematik artinya Isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu

dicarikan segera solusinya secara komperehensif.

Kelayakan artinya Isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan

inisiatif pemecahan masalahnya.


Faktor
No Isu Total
A K P K

1. Kurang disiplinnya pegawai 4 4 3 5 16

Kurang ramahnya pelayanan terhadap


2. 3 5 5 5 18
masyarakat pencari keadilan (Justitiabelen)

3. Worklife balance yang rendah 3 3 3 3 12

Kriteria Penetapan indikator AKPK sebagai berikut:

Aktual:

1 : Benar-benar terjadi terjadi

2 : Benar-benar terjadi tetapi tidak sering dan bukan menjadi pembicaraan

3 : Benar-benar terjadi dan terkadang menjadi pembicaraan

4 : Benar-benar terjadi dan sering menjadi pembicaraan

5 : Benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan

Kekhalayakan:

1 : Tidak menyangkut hajat hidup orang banyak

2 : Sedikit menyangkut hajat hidup orang banyak

3 : Cukup menyangkut hajat hidup orang banyak


4 : Menyangkut hajat hidup orang banyak

5 : Sangat menyangkut hajat hidup orang banyak

Problematik :

1 : Masalah sederhana

2 : Masalah cukup kompleks namun tidak perlu segera dicarikan solusi

3 : Masalah cukup kompleks dan perlu dicarikan solusi

4 : Masalah kompleks dan perlu segera dicarikan solusi

5 : Masalah sangat kompleks dan perlu segera dicarikan solusi

Kelayakan :

1 : Realistis

2 : Masuk akal dan realistis

3 : Cukup masuk akal, realistis dan relevan

4 : Masuk akal, realistis dan relevan

5 : Sangat masuk akal, realistits, relevan dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan

masalahnya

Berdasarkan analisis isu dengan menggunakan teknik tapisan AKPK diatas, maka isu yang

dipilih adalah isu yang memiliki nilai paling tinggi yaitu Kurang ramahnya pelayanan

terhadap masyarakat pencari keadilan (Justitiabelen).


b. Analisis isu dengan menggunakan teknik tapisan USG

Teknik tapisan dengan menetapkan rentang penilaian (1-5) pada kriteria; Urgency,

Seriousness, dan Growth.

Urgency, yakni seberapa mendesak isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.

Seriousness, yakni seberapa serius isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang

ditimbulkan.

Growth, seberapa besar kemungkinan memburuknya isu jika tidak ditangani sebagaimana

mestinya.

FAKTOR TOTAL
No. ISU
U S G

1. Kurang disiplinnya pegawai 4 5 4 13

Kurang ramahnya pelayanan terhadap

2. masyarakat pencari keadilan 5 5 5 15

(Justitiabelen)

3. Worklife balance yang rendah 3 4 4 11

Kriteria penetapan indicator USG:

1 : Sangat tidak mendesak dan sangat tidak serius

2 : Tidak mendesak dan tidak serius

3 : Cukup mendesak dan cukup serius


4 : Mendesak dan serius serta kemungkinan memburuknya isu jika tidak ditangani

sebagaimana mestinya

5 : Sangat mendesak dan sangat serius akan menyebabkan memburuknya isu jika tidak

ditangani sebagaimana mestinya.

Berdasarkan analisis isu dengan menggunakan teknik tapisan USG diatas, maka isu yang dipilih

adalah isu yang memiliki nilai paling tinggi yaitu Kurang ramahnya pelayanan terhadap

masyarakat pencari keadilan (Justitiabelen).

c. Analisis Isu dengan menggunanakan teknik tapisan Fishbone

Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan teknik tapisan AKPK dan USG, diperoleh satu

isu prioritas yang akan dilakukan analisis secara mendalam yaitu “Kurang ramahnya

pelayanan terhadap masyarakat pencari keadilan (Justitiabelen)”. Untuk mengetahui akar

penyebab permasalahan dari isu terpilih, maka dilakukan analisis dengan menggunakan fishbone

seperti gambar dibawah ini:

System
Sorroundings
Re
Regulasi

Work
Culture
Isu:

Kurang ramahnya pelayanan terhadap


masyarakat Pencari Keadilan
Minimnya (Justitiabelen)
Pelatihan/
Workshop

Skills SDM

Supliers

Berdasarkan analisis menggunakan teknik fishbone diatas, berikut dijabarkan beberapa faktor

penyebab isu “Kurang ramahnya pelayanan terhadap masyarakat pencari keadilan

(Justitiabelen)”:

1. Latar belakang pendidikan pegawai yang berbeda-beda dan tidak memiliki basic skill

tentang pelayanan.

2. Tidak adanya regulasi yang mengatur tentang SOP pelayanan.

3. Sudah terbiasa dengan work culture yang sudah lama dianut sehingga sulit untuk diubah.

4. Lingkungan kerja yang tidak menyadari pentingnya pelayanan mengakibatkan pegawai

tidak menyadari bahwa ada yang kurang dengan pelayanan yang diberikan,

5. Tidak adanya evalusi kinerja terhadap pegawai atas pelayanan yang diberikan kepada

masyarakat pencari keadilan.


6. Tidak adanya training atau pelatihan yang diberikan oleh instansi untuk meningkatkan

skill pegawai terutama dalam bidang pelayanan.

7. Adanya pembiaran oleh atasan sehingga dianggap menjadi suatu hal yang wajar.

d. Cara Penangan Isu

1. Dibuatnya regulasi tertulis tentang SOP pelayanan.

2. Memberikan training atau pelatihan kepada pegawai tentang SOP pelayanan misalnya

narasumbernya dari perbankan.

3. Membuat evaluasi kinerja rutin terhadap pegawai sehingga dapat dilakukan perbaikan.

4. Adanya perhatian khusus dari pimpinan mengenai pelayanan yang diberikan oleh

pegawai kepada masyarakat pencari keadilan.

Anda mungkin juga menyukai