Oleh:
Rahma Genita Hidayah
1810951014
Pembimbing:
Andi Pawawoi,M.T
NIP. 197010171998021002
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui Menyetujui
Supervisor PLTA Batang Agam Pembimbing Kerja Praktek
i
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
Mengetahui, Menyetujui,
Koordinator Kerja Praktek Dosen Pembimbing Kerja Praktek
ii
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
PERNYATAAN
iii
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini.
Kerja Praktek yang berjudul ”Analisa Pengujian Tahanan Kontak Dan
Keserempakan Pemutus Tenaga (PMT) Pada PLTA Batang Agam” sengaja ditulis
dengan maksud untuk memenuhi sebagian persyaratn akademik untuk
menyelesaikan Kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Andalas.
Dalam tahap penyelesaiannya, penulis telah banyak mendapat bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak sehingga laporan Kerja Praktek ini dapat
diselesaikan. Untuk itu, izinkan penulis menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih kepada :
1. Kedua orang tua yang selalu mendoakan dan mendukung setiap langkah yang
penulis tempuh dalam pendidikan
2. Bapak Dr.Eng. Muhammad Ilhamdi Rusydi,S.T.,M.T selaku ketua Jurusan
Teknik Elektro Universitas Andalas.
3. Bapak Heru Dibyo Laksono,S.T.,MT selaku Koordinator Kerja Praktek
Jurusan Teknik Elektro Universitas Andalas
4. Bapak Andi Pawawoi,M.T selaku dosen Pembimbing di Jurusan Teknik
Elektro Universitas Andalas.
5. Bapak Afrizal Nurfi selaku Supervisor Pemeliharaan PLTA Batang Agam.
6. Bang Reyzi Purnomo dan Bang Redi Anggriawan selaku pembimbing
lapangan yang telah memberikan arahan dan bantuan selama penulis
menjalani kerja praktek.
7. Seluruh staf dan pekerja di PT. PLN (Persero) Unit PLTA Batang Agam.
8. Rekan-rekan KP di PT. PLN (Persero) Unit PLTA Batang Agam serta rekan-
rekan Jurusan Teknik Elekto.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan laporan
Kerja Praktek ini.
iv
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
Penulis juga menyadari bahwa laporan Kerja Praktek ini masih terdapat
kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan yang penulis miliki.
Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Semoga Laporan Kerja Praktek ini
dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.
v
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
DAFTAR ISI
vi
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
vii
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
DAFTAR GAMBAR
viii
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
DAFTAR TABEL
ix
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
BAB I
PENDAHULUAN
1
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
Oleh karena itu dalam pembuatan laporan kerja praktek penulis memilih
judul “Analisa Pengujian Tahanan Kontak dan Keserempakan Pemutus
Tenaga (PMT) pada PLTA Batang Agam” yang akan membahas tentang
pengujian tahanan kontak pemutus tenaga (PMT), pengujian keserempakan
pemutus tenaga (PMT), dan penulis dapat memahami dan menguasai cara
kerja pemutus tenaga (PMT) pada PLTA Batang Agam.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari kerja praktek ini untuk menambah kemampuan
mahasiswa dalam rangka mempelajari secara langsung proses pembangkit
tenaga listrik sehingga dapat membandingkan antara pengetahuan yang
bersifat teoritis dengan keadaan di lapangan, dan terciptanya proses link and
2
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
3
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
BAB IV PEMBAHASAN
Menjelaskan tentang analisa pengujian tahanan kontak dan
keserempakan pemutus tenaga (PMT) pada PLTA Batang
Agam.
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran untuk PLTA Batang Agam dan
peserta magang kedepannya.
4
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
5
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
6
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
Feeder II Situjuh
Feeder III Payakumbuh
Feeder IV Batu Hampar
7
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
Gambar 2. 3 Tunnel I
(Sumber : Dokumen Pribadi)
8
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
Gambar 2. 5 Tunnel II
(Sumber : Dokumen Pribadi)
9
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
10
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
11
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
Gambar 2. 9 Penstock
(Sumber : Dokumen Pribadi)
12
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
13
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
Lantai I
14
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
Lantai II
Lantai III
15
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
Lantai IV
16
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
2.5. Peralatan Mekanis Dan Listrik Di Power House PLTA Batang Agam
Semenjak dimulainya pengambilan air dari sungai Batang Agam,
setelah melalui beberapa terowongan, kolam penampungan sampai power
house maka energi potensial air akan diubah menjadi energi kinetik,
kemudian energi tersebut akan diubah menjadi energi mekanik dan diubah
pula menjadi energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan nantinya akan
disalurkan ke beban. Di PLTA Batang Agam, tegangan yang dihasilkan
generator adalah 6,3 kV dan dinaikkan menjadi 20 kV oleh transformator
utama.
2.5.1. Generator
Generator merupakan suatu mesin listrik dinamis yang dapat
merubah energi mekanik menjadi energi listrik. Generator yang
digunakan di PLTA Batang Agam adalah AC Generator
MEIDENSHA type TC-AF. Tahun Pembuatan Generator pada unit
1 dan unit 2 tahun 1975 sedangkan unit 3 pada tahun 1980
TOKYO JAPAN. Spesifikasi generator pada PLTA Batang Agam
adalah sebagai berikut:
Output : 4700 kVA
Tegangan : 6300 V
Arus : 431 A
Frekuensi : 50 Hz
Rpm : 750 rpm
Faktor daya : 0,8
Jumlah fasa : 3 fasa
Jumlah kutub : 8 kutub
Tegangan eksitasi : 105 V
Arus eksitasi : 454 A
17
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
2.5.2. Turbin
Turbin pada PLTA Batang Agam termasuk jenis turbin francis.
Turbin ini bekerja merubah energi potensial menjadi energi
kinetik, tekanan, dan energi mekanik.
18
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
2.5.3. Transformator
19
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
2.5.4. Governor
Governor adalah suatu alat yang berfungsi mengatur putaran
turbin tetap konstan walaupun kondisi beban berbeda-beda.
Governor terdiri dari motor pendulum, servo motor, dll. Governor
terbagi menjadi tiga jenis yaitu : Governor digital, Governor
mekanik dan Governor automatic. Governor yang digunakan di
PLTA Batang Agam adalah governor automatic.
20
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
21
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
22
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
Misi
a. Melakukan pengelolaan,pembangkitan dan penyediaan tenaga
listrik dalam jumlah dan mutu yang memadai
23
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
2.9. Motto
“Our Energi For A Better Life”.
Energi kami untuk kehidupan yang lebih baik.
24
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
BAB III
LANDASAN TEORI
25
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
Setiap PMT dirancang sesuai dengan tugas yang akan dipikulnya, ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam rancangan suatu PMT,
yaitu : [2]
1. Tegangan efektif tertinggi dan frekuensi daya jaringan dimana
pemutus daya ini akan dipasang. Nilai tergantung pada jenis
pentanahan titik netral sistem.
2. Arus maksimum kontinu yang akan dialirkan melalui pemutus daya.
Nilai arus ini tergantung pada arus maksimum sumber daya atau arus
nominal beban dimana pemutus daya tersebut terpasang.
3. Arus hubung singkat maksimum yang akan diputuskan pemutus daya
tersebut.
4. Jarak bebas antara bagian yang bertegangan tinggi dengan objek lain
disekitarnya.
5. Jarak rambat arus bocor pada isolatornya.
6. Kekuatan dielektrik media isolator sela kontak.
7. Iklim dan ketinggian lokasi penempatan pemutus daya.
dipasang pada lokasi yang ketinggiannya lebih dari 1000 meter, maka
26
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
27
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
28
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
breaker), PMT SF6 (sf6 circuit breaker) dan PMT magnet (magnetic
circuit breaker). [1]
a. PMT Minyak (Oil Circuit Breaker)
Sakelar PMT ini dapat digunakan untuk memutus arus sampai
10 kA dan pada rangkaian bertegangan sampai 500 kV. Pada saat
kontak dipisahkan, busur api akan terjadi didalam minyak,
sehingga minyak menguap dan menimbulkan gelembung gas yang
menyelubungi busur api, karena panas yang ditimbulkan busur api,
minyak mengalami dekomposisi dan menghasilkan gas hydrogen
yang bersifat menghambat produksi pasangan ion. Oleh karena itu,
pemadaman busur api tergantung pada pemanjangan dan
pendinginan busur api dan juga tergantung pada jenis gas hasil
dekomposisi minyak.
29
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
30
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
31
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
32
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
33
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
1. Primary
Merupakan bagian PMT yang bersifat konduktif dan berfungsi untuk
menyalurkan energi listrik dengan nilai losses yang rendah dan mampu
menghubungkan / memutuskan arus beban saat kondisi normal/tidak
normal.
a. Interrupter
Merupakan bagian terjadinya proses membuka atau menutup
kontak PMT. Didalamnya terdapat beberapa jenis kontak yang
berkenaan langsung dalam proses penutupan atau pemutusan arus,
yaitu:
1) Kontak bergerak/ moving contact
2) Kontak tetap/ fixed contact
3) Kontak arcing/ arcing contact
b. Terminal Utama
Bagian dari PMT yang merupakan titik sambungan/koneksi
antara PMT dengan konduktor luar dan berfungsi untuk
mengalirkan arus dari atau ke konduktor luar.
2. Dielectric
Berfungsi sebagai Isolasi peralatan dan memadamkan busur api
dengan sempurna pada saat moving contact bekerja.
a Electrical insulation (isolator)
Pada PMT terdiri dari 2 (dua) bagian isolasi yang berupa isolator,
yaitu:
1) Isolator ruang pemutus (interrupting chamber)
34
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
3. Driving Mechanism
Berfungsi menyimpan energi untuk dapat menggerakkan kontak
gerak (moving contact) PMT dalam waktu tertentu sesuai dengan
spesifikasinya. Terdapat beberapa jenis sistem penggerak pada PMT,
antara lain:
a. Penggerak Pegas (Spring Drive)
Mekanis penggerak PMT dengan menggunakan pegas (spring)
terdiri dari 2 macam, yaitu:
35
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
4. Secondary
Sub sistem secondary berfungsi mengirim sinyal kontrol/trigger
untuk mengaktifkan subsistem mekanik pada waktu yang tepat, bagian
subsistem secondary terdiri dari:
a. Lemari mekanik/ control
Berfungsi untuk melindungi peralatan tegangan rendah dan sebagai
tempat secondary equipment.
b. Terminal dan wiring control
Sebagai terminal wiring kontrol PMT serta memberikan trigger pada
mekanik penggerak untuk operasi PMT.
36
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
2. Tahanan Kontak
Rangkaian tenaga listrik sebagian besar terdiri dari banyak titik
sambungan. Sambungan adalah dua atau lebih permukaan dari
beberapa jenis konduktor bertemu secara fisik sehingga arus/energi
listrik dapat disalurkan tanpa hambatan yang berarti.
Pertemuan dari beberapa konduktor menyebabkan suatu
hambatan/resistan terhadap arus yang melaluinya sehingga akan
terjadi panas dan menjadikan kerugian teknis. Rugi ini sangat
signifikan jika nilai tahanan kontaknya tinggi. Sambungan antara
konduktor dengan PMT atau peralatan lain merupakan tahanan kontak
yang syarat tahanannya memenuhi kaidah Hukum Ohm sebagai
berikut:
37
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
38
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
3. Keseremapakan PMT
Tujuan dari pengujian keserempakan PMT adalah untuk
mengetahui waktu kerja PMT secara individu serta untuk mengetahui
keserempakan PMT pada saat menutup ataupun membuka.
Berdasarkan cara kerja penggerak, maka PMT dapat dibedakan atas
jenis three pole (penggerak PMT tiga fasa) dan single pole (penggerak
PMT satu fasa). Untuk T/L Bay biasanya PMT menggunakan jenis
single pole dengan maksud PMT tersebut dapat trip satu fasa apabila
terjadi gangguan satu fasa ke tanah dan dapat reclose satu fasa yang
biasa disebut SPAR (Single Pole Auto Reclose). Namun apabila
gangguan pada penghantar fasa – fasa maupun tiga fasa maka PMT
tersebut harus trip 3 fasa secara serempak. Apabila PMT tidak trip
secara serempak akan menyebabkan gangguan, untuk itu biasanya
terakhir ada sistem proteksi namanya pole discrepancy relay yang
memberikan order trip kepada ketiga PMT pahasa R,S,T. [6]
Hal yang sama juga untuk proses menutup PMT maka yang tipe
single pole ataupun three pole harus menutup secara serentak pada
fasa R,S,T, kalau tidak maka dapat menjadi suatu gangguan didalam
sistem tenaga listrik dan menyebabkan sistem proteksi tidak bekerja.
Saat pada PMT terjadi tripping akibat terjadi suatu gangguan pada
sistem tenaga listrik, PMT diharapkan beroperasi dengan cepat,
sehingga clearing time yang diharapkan sesuai standar yaitu : [8]
a. SPLN No. 52-1 1983, untuk sistem 70 kV sebesar 150 millidetik
(ms).
b. SPLN No. 52-1 1984, untuk sistem 150 kV sebesar 120
millidetik (ms).
c. ALSTHOM yaitu <10 milidetik (ms), standar yang berlaku di
lingkungan PLN.
39
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
4. Kebocoran Arus
Pengujian kebocoran arus PMT menggunakan alat uji yang
bernama Vacuum Bottle Tester. Alat ini akan mengukur arus bocor
dengan memberikan tegangan dan arus sesuai standar yang digunakan.
Untuk tegangan yang digunakan adalah 24kV dan 36kV dengan arus
pengukuran 100μA. Pengujian dilakukan untuk setiap masing-masing
fasa PMT. Kemudian hasil pengukuran akan dibandingkan dan di
analisis apakah arus bocor masih dalam nilai toleransi atau tidak. Jika
arus bocor melebihi batas toleransi maka akan dilakukan penanganan
agar kerja PMT tidak terganggu. [6]
40
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
41
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
1. Timing Test
Tes keserempakan dilakukan dengan mengukur waktu yang
dibutuhkan oleh kontak pada PMT untuk berubah posisi.
2. Static Contact Resistance Test
Pengukuran ini dilakukan untuk memastikkan bahwa PMT memiliki
tahanan penghantar yang kecil sehingga losses yang dihasilkan kecil.
3. Dynamic Contact Resistance Test
Pengukuran ini hampir sama dengan pengukuran pada static Contact
Resistance Test, tetapi dilakukan pada saat PMT sedang beroperasi.
4. Coil/Motor Current Analysis
Pengujian ini dilakukan untuk melihat bagaimana laju arus pada
kumparan ketika PMT beroperasi. Pengujian ini juga melihat besarnya
arus inrush dan arus steady state serta waktu spring charging.
5. Motion/Contact Travel Test
Dengan menggunakan transduser gerak, pengujian ini dilakukan untuk
memeriksa mekanisme pengoperasian ataupun ketekaitan antar
sambungan secara kaseluruhan.
6. Undervoltage Condition Test
Dengan kemampuan CIBANO 500 yang dapat mengatur besar
tegangan yang dapat diberikan pada PMT dapat dilakukan pengecekan
kondisi PMT ketika tegangan turun. Tegangan yang diberikan bisa
sampai batas tegangan minimal dan CIBANO 500 dapat mengukur
kondisi dari PMT.
7. Minimum Pick-Up Test
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tegangan minimal yang
dibutuhkan PMT melakukan pemutusan. Pengujian ini juga
memastikan jika PMT juga dapat beroperasi bahkan ketika diberikan
sumber tegangan DC yang kecil.
42
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
BAB IV
43
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
44
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
45
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
Berikut ini tabel data dari pengukuran tahanan kontak yang telah
dilakukan :
Tahanan Kontak
Tanggal Pelaksanaan/ Waktu 28/06/2021 10:12:15
Uji Arus 100,0 A
Suhu Sekitar 30°C
46
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
47
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
Opening Times
Meas Opening time Opening syns. Assesment
(ms) (ms)
Breaker 40,00 0,20 N. dinilai
A 40,00 N. dinilai
Kontak Utama A 40,00 N. dinilai
B 39,80 N. dinilai
Kontak Utama B 39,80 N. dinilai
C 40,00 N. dinilai
Kontak Utama C 40,00 N. dinilai
48
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
Closing Times
Meas Closing time Opening syns. Assesment
(ms) (ms)
Breaker 45,90 0,10 N. dinilai
A 45,80 N. dinilai
Kontak Utama 45,80 N. dinilai
A
B 45,80 N. dinilai
Kontak Utama 45,80 N. dinilai
B
C 45,90 N. dinilai
Kontak Utama 45,90 N. dinilai
C
4.4. Analisa
49
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
Jika nilai dari tahanan kontak bernilai tinggi atau melebihi standar
maka akan menyebabkan peningkatan nilai arus yang dapat mengalir
pada penghantar, semakin tinggi nilai arus maka akan semakin besar
pula panas yang dihasilkan, jika penghantar dialiri arus yang tinggi
dalam waktu yang lama maka dapat menyebabkan penghantar tersebut
rusak karena terbakar ataupun meleleh akibat panas yang ditimbulkan
dari arus yang tinggi.
Pada pengukuran tahanan kontak PMT di PLTA Batang Agam
dengan menggunakan alat ukur CIBANO 500 telah didapatkan data
pengukuran yang jika dibandingkan dengan standar yang digunakan
akan diketahui kelayakan dari PMT yang digunakan. Pengukuran
tahanan kontak PMT pada sisi R dengan arus DC sebesar 100 A dan
tegangan DC sebesar 3,738 mV didapatkan nilai tahanan kontak sebesar
37,38 µΩ. Pengukuran tahanan kontak PMT pada sisi S dengan arus DC
sebesar 100,01 A dan tegangan DC sebesar 3,772 mV didapatkan nilai
tahanan kontak sebesar 37,71 µΩ. Pengukuran tahanan kontak PMT
pada sisi T dengan arus DC sebesar 100,01 A dan tegangan DC sebesar
3,770 mV didapatkan nilai tahanan kontak sebesar 37,69 µΩ. Jika
dilihat dari nilai tahanan kontak pada masing-masing sisi PMT tersebut
dan jika kita bandingkan dengan standar di PLTA Batang Agam pada
saat pengujian menggunakan standar ≤50 µΩ dan standar dari P3B
O&M PMT/001.01 dengan nilai tahanan ≤ 100 µΩ, maka tahanan
kontak tersebut sesuai dengan standar dan PMT tersebut masih layak
untuk digunakan. Jika di bandingkan dengan standard General Electric
(≤ 100 – 350 μΩ), standard ASEA (≤ 45 μΩ), Standard ANSI (≤ 350
μΩ) maka PMT yang di gunakan di PLTA Batang agam masih layak di
gunakan.
b. Keserempakan PMT
Pengujian keserempakan PMT adalah untuk mengetahui waktu
kerja PMT secara individu serta untuk mengetahui keserempakan PMT
50
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
1) Open Timing
Pada pengukuran open timing pada PMT di PLTA Batang
Agam dengan menggunakan alat ukur CIBANO 500 telah
didapatkan data pengukuran yang jika dibandingkan dengan
standar yang digunakan akan diketahui kelayakan dari PMT
yang digunakan.
Dari data yang didapat, waktu terbukanya phasa yang
tercepat adalah 39,80 dan yang terlambat adalah 40,00. Jadi selisih
terbuka terlambat dengan yang tercepat adalah 0,20 ms. PLTA
Batang Agam menggunakan system 20 kV, dan pengujian ini
didasarkan pada standar open timing ALSTOM <10 ms. Sedangkan
data dalam pengujian jauh di bawah standar tersebut yaitu 0,20 ms.
Berarti dapat dikatakan waktu PMT PLTA Batang Agam saat open
timing masih bagus.
2) Close Timing
Pada pengukuran close timing pada PMT di PLTA Batang
Agam dengan menggunakan alat ukur CIBANO 500 telah
didapatkan data pengukuran yang jika dibandingkan dengan
51
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
52
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
53
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
5.2. Saran
54
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
DAFTAR PUSTAKA
55
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
LAMPIRAN
Name plate spesifikasi PMT PLTA Batang Agam Vacuum Circuit Breaker
Pemutus Tenaga (PMT) PLTA Batang Agam Kubikel PLTA Batang Agam
56
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
PLTA Batang Agam
57