Disusun Oleh :
Kelompok 4
1.(2021061013023) ENJELO SIO’ 6. (2021061013010) JERY MARTHEN THOMAS LAA
UNIVERSITAS CENDRAWASIH
FAKULTAS TEKNIK
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan Rahmat serta Hidayah-Nya
sehingga sampai saat ini Penulis masih di berikan bimbingan dalam menyusun
Makalah ini. Semoga Allah SWT akan senantiasa memberikan kemudahan di
setiap kegiatan yang kita lakukan. Shalawat serta salam semoga terlimpah kepada
baginda Nabi Muhammad SAW. Yang kita nanti-nantikan syafa’at-Nya di Akhirat
nanti.
Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah
Matematika Terapan pada Jurusan Teknik Sipil Universitas Cendrawasih.
Makalah ini berisi tentang “TRANSCENDENTAL FUNCTION” Makalah ini di
susun berdasarkan sumber-sumber yang di dapat oleh Kelompok kami.
COVER
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.1 FUNGSI TRANSENDEN.....................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
A. Fungsi Logaritma Natural....................................................................................................5
B. Fungsi Invers( balikan ) dan Turunannya.............................................................................8
C. Fungsi Eksponensial Alami................................................................................................10
D. Pertumbuhan Eksponensial dan Peluruhan.........................................................................12
E. Fungsi Eksponensial dan Logaritma Umum.......................................................................12
F. Persamaan Diferensial Linier Orde Pertama......................................................................13
G. Pendekatan Untuk Persamaan Diferensial..........................................................................14
H. Fungsi Trigonometri Terbalik dan Turunannya.................................................................15
I. Fungsi Hiperbolik dan Kebalikannya.................................................................................16
BAB III..........................................................................................................................................17
PENUTUP.....................................................................................................................................17
1.2 KESIMPULAN....................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Jadi notasi untuk logaritma natural adalah lnxlnx. Berdasarkan definisi di atas juga,
Anda dapat mengerti bahwa
lnxlnxlnx><=0
ketika x>00
ketika 0<x>10
2. ln(a+b)=lna+lnbln(a+b)=lna+lnb
3. ln(an)=nlnaln(an)=nlna
4. ln(ab)=lna−lnb
Turunan Fungsi Logaritma Natural
TURUNAN FUNGSI LOGARITMA NATURAL
Misalkan uu adalah fungsi dengan variabel xx dan terdeferensialkan.
1. ddx[lnx]=1x, x>0ddx[lnx]=1x, x>0
2. ddx[lnu]=1ududx=u′u, u>0ddx[lnu]=1ududx=u′u, u>
(dan seterusnya). Logaritma natural terdefinisikan untuk semua bilangan real positif x dan
dapat juga didefinisikan untuk bilangan kompleks yang bukan 0. Aturan pangkat, tidak
dapat memberikan fungsi yang antiturunannya adalah 1/x. Tetapi, dengan menggunakan
turunannya adalah 1/x.Fungsi ini kita sebut logaritma natural dari x, ditulis ln x. Dapat
dibuktikan, tapi tidak diberikan pada kuliah ini, bahwa fungsi ini sama dengan fungsi
logaritma berbasis e yang telah kita kenal di SMA. Fungsi logaritma natural didefinisikan
sebagai :
x
1
ln x=∫ dt , x >0
1 t
e
ln x= log x
Notasi
Pada contoh sebelumnya telah kita lihat bahwa turunan dari ln5x sama dengan turunan
dari lnx yaitu 1/x. Fakta ini berguna untuk membuktikan teorema berikut.
Teorema
ln 1=0
ln ab=ln a+ ln b
a
ln =ln a−ln b
b
r
ln a =r ln a
Logaritma dapat didefinisikan untuk basis lainnya, asal positif, tidak hanya e, dan
biasanya berguna untuk memecahkan persamaan yang variabel tidak diketahuinya
merupakan pangkat dari variabel lain.
Sekilas, tampaknya yang lebih "natural" tentunya adalah logaritma yang berbasis 10,
karena basis angka yang digunakan umumnya juga 10. Namun, ada dua alasan mengapa
ln(x) disebut logaritma natural: pertama, persamaan-persamaan yang variable tak
diketahuinya merupakan pangkat dari e jauh lebih sering dijumpai dibanding yang
merupakan pangkat dari 10 (karena sifat-sifat "natural" dari fungsi eksponensial yang
dapat menggambarkan growth/pertumbuhan dan decay/penurunan), dan kedua, karena
logaritma natural dapat didefinisikan dengan mudah menggunakan integral yang dasar
atau Deret Taylor (lihat penjelasan di bawah), dan logaritma berbasis lainnya tidak dapat
didefinisikan seperti ini.
d 1
log b ( x )=
dx x⋅ln b
Jika basis b adalah e maka turunan yang didapat adalah 1/x dan jika x=1, kemiringan kurva
adalah 1.
Tidak semua fungsi mempunyai invers. Tetapi, fungsi yang tidak mempunyai invers
itu akan mempunyai invers jika kita membatasi himpunan nilai-nilai 𝑋-nya. Fungsi
yang mempunyai invers adalah fungsi bijektif, yaitu: Jika setiap anggota himpunan B
mempunyai tepat satu kawan di A maka f disebut fungsi bijektif atau korespodensi 1-
1. Mudah dipahami bahwa korespondensi 1-1 adalah fungsi surjektif sekaligus
injektif. Sehingga sering dinyatakan sebagai "sebuah fungsi bijective jika dan hanya
jika memiliki fungsi invers".
Teorema
Andaikan 𝑓 terdiferensiasikan dan monoton murni (monoton tegas) pada selang 𝐼.
Jika 𝑓 ′ (𝑥) ≠ 0 di suatu 𝑥 tertentu dalam 𝐼. Maka 𝑓 −1 terdiferensiasikan di titik yang
berpadanan 𝑦 = 𝑓 𝑥 dalam daerah hasil 𝑓 dan
(𝑓 −1 ) ′ 𝑦 = 1/ 𝑓 ′(𝑥)
Karena,
F-1 (f(x)) = x dan f-1(f(a)) = a
Karena f kontinu dan monoton murni, sehingga f(x) ≠ f(a), sehingga f(x) - f(a) ≠
0. Sehingga kita boleh melanjutkan proses. maka kita bisa menuliskan
Terbukti.
ln𝑒 = ∫ 1 𝑥 𝑒 1 𝑑𝑥 = 1
Invers dari ln disebut sebagai fungsi eksponensial alami dan dinotasikan dengan 𝑒𝑥𝑝,
memenuhi 𝑥 = exp𝑦 ↔ 𝑦 = ln𝑥. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan
bahwa: 1. exp(ln𝑥) = 𝑥, 𝑥 > 0 2. ln(exp𝑦) = 𝑦, untuk setiap 𝑦 ∈ 𝑅. Selanjutnya
perhatikan kembali Gambar 1 yang mengilustrasikan luas wilayah dibawah kurva 𝑦 =
1 𝑥 diantara sumbu 𝑥 = 1 dan 𝑥 = 𝑒 yang memiliki luas sebesar 1 satuan. Karena ln𝑒 =
1 maka berlaku exp1 = 𝑒. Jadi untuk sebarang 𝑥 bilangan real kita dapat tuliskan
exp𝑥 = exp(𝑥ln𝑒) = exp(ln𝑒 𝑥 ) = 𝑒 𝑥 sehingga kita punya persamaan: 1. 𝑒 ln𝑥 = 𝑥, 𝑥
> 0 2. ln(𝑒 𝑦) = 𝑦, untuk setiap 𝑦 ∈ 𝑅. Fungsi eksponensial alami memiliki sifat-sifat
tersendiri yang berbeda dengan fungsi yang lainnya, yaitu: Teorema 2 (Sifat-Sifat
Fungsi Eksponensial Alami). Misalkan 𝑎 dan 𝑏 sebarang bilangan real, maka i. 𝑒 𝑎𝑒 𝑏
= 𝑒 𝑎+𝑏 ii. 𝑒 𝑎 /𝑒 𝑏 = 𝑒 𝑎−𝑏 Bukti: i. 𝑒 𝑎𝑒 𝑏 = exp(ln𝑒 𝑎𝑒 𝑏 ) = exp(𝑙𝑛𝑒 𝑎 + 𝑙𝑛𝑒 𝑏 ) =
exp(𝑎 + 𝑏) = 𝑒 𝑎+𝑏 ii. 𝑒 𝑎 /𝑒 𝑏 = exp (ln ( 𝑒 𝑎 𝑒 𝑏 )) = exp(𝑙𝑛𝑒 𝑎 − 𝑙𝑛𝑒 𝑏 ) = exp(𝑎 −
𝑏) = 𝑒 𝑎−𝑏.
Fungsi eksponensial alami merupakan fungsi yang kontinu di setiap titik, maka
kita dapat menentukan turunan serta anti turunannya. Interpretasi turunan dari fungsi
𝑓(𝑥) = 𝑒 𝑥 di titik (𝑎, 𝑏) menggambarkan kemiringan (gradien) fungsi tersebut di titik
(𝑎, 𝑏). Berikut ini menjelaskan mengenai aturan turunan serta anti turunan dari fungsi
eksonensial alami: Teorema 3 (Turunan Fungsi Eksponensial Alami). Turunan dari
fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑒 𝑥 adalah fungsi itu sendiri, dituliskan 𝐷𝑥 (𝑒 𝑥 ) = 𝑒 𝑥 . Bukti:
Definisikan 𝑥 = ln𝑦 selanjutnya diferensiasikan kedua ruas terhadap 𝑥, dengan
menggunakan aturan rantai diperoleh 1 = 1 𝑦 𝐷𝑥.
oleh karena itu terbukti bahwa
𝐷𝑥𝑦 = 𝐷𝑥 (𝑒 𝑥 ) = 𝑦 = 𝑒 𝑥 .
Lebih umum lagi, jika𝑢 = 𝑓(𝑥) terdiferensiasi, maka berdasarkan aturan rantai berlaku
𝐷𝑥𝑒 𝑢 = 𝑒 𝑢𝐷𝑥.
Kita telah mengenal dengan baik fungsi aljabar beserta sifat-sifatnya, diantara
fungsi aljabar yang sangat umum digunakan diantaranya
masing masing fungsi tersebut memuat variabel dengan pangkat suatu konstanta. Jika
kita mengubah aturan dan pangkatnya sehingga menjadi fungsi yang memuat
konstanta dengan pangkat merupakan suatu variabel, maka kita akan peroleh fungsi
yang disebut sebagai fungsi eksponensial. Sebagai contoh 𝑓(𝑥) = 2 𝑥 , 𝑔(𝑥) = ( 1 10)
𝑥 , dan ℎ(𝑥) = 3 2𝑥 = 9 𝑥 . Definisi 7 (Fungsi Eksponensial). Jika 𝑎 > 0 dan 𝑎 ≠ 1,
maka fungsi eksponensial dengan basis 𝑎 diberikan oleh 𝑓(𝑥) = 𝑎 𝑥 . Perhatikan pada
Definisi 7 di atas, basis 𝑎 = 1 tidak termasuk karena jika 𝑓(𝑥) = 1 𝑥 = 1, maka fungsi
𝑓(𝑥) merupakan fungsi konstan.
Selanjutnya akan dibahas mengenai beberapa aturan-aturan dari fungsi
eksponensial. Misalkan didefinsikan fungsi eksponensial 𝑓(𝑥) = 𝑎 𝑥 , jika 𝑥 = 𝑛
dengan 𝑛 suatu bilangan bulat positif, maka
Linier: Pₙ = P₀(1 + n )
Eksponensial: Pₙ = P₀(1 + b)ⁿ
Linier: Pₙ = P₀(1 - n )
Eksponensial: Pₙ = P₀(1 - b)ⁿ
⇔ Keterangan:
Logaritma Umum
Didefinisikan:
X = logb y y = bx
Ini membebankan kondisi bahwa y tidak dapat memiliki istilah indeks yang lebih
tinggi seperti y2, y3,… Dan banyak turunan seperti
Itu juga tidak dapat memuat istilah-istilah non linier seperti Dosa y, ey^ -2, atau
ln y. Itu mengambil bentuk.
Linearitas persamaan hanya satu parameter dari klasifikasi, dan selanjutnya dapat
dikategorikan ke dalam persamaan diferensial homogen atau non-homogen dan biasa atau
parsial. Jika fungsinya g= 0 maka persamaannya adalah persamaan diferensial homogen
linier. Jika f adalah fungsi dari dua atau lebih variabel independen (f: X, T → Y) dan f (x,
t) = y , maka persamaannya adalah persamaan diferensial parsial linier.
Metode solusi untuk persamaan diferensial tergantung pada jenis dan koefisien
persamaan diferensial. Kasus termudah muncul ketika koefisien konstan. Contoh klasik
untuk kasus ini adalah hukum gerak kedua Newton dan berbagai aplikasinya. Hukum
kedua Newton menghasilkan persamaan diferensial linear orde kedua dengan koefisien
konstan.
di awalan untuk fungsi trigonometri, atau dengan menambahkan kekuatan -1, seperti:
(\sin^{-1} x)}\)………..(ii)
Dari persamaan (ii), kita dapat melihat bahwa nilai cos y tidak bisa sama dengan 0,
arcsin x \(\frac{1}{\sqrt{1-x^{2}}}\)
arccos x \(-\frac{1}{\sqrt{1-x^{2}}}\)
BAB III
PENUTUP
1.2 KESIMPULAN
1. FUNGSI TRANSENDEN, Fungsi transendental yang paling dikenal
adalah logaritma, eksponensial (dengan basis non-sepele), trigonometri, dan fungsi hiperbolik,
dan invers s, semuanya transendental. hipergeometrik umum dan fungsi Bessel bersifat transendental
secara umum, dari semua ini. Yang kurang familiar adalah fungsi khusus dari analisis,
seperti gamma, eliptik, dan fungsi zetatetapi aljabar untuk beberapa nilai parameter khusus.
2. Fungsi Logaritma Natural
Salah satu fungsi logaritma yang terpenting adalah fungsi logaritma natural.
Pendefinisian fungsi tersebut sebagai berikut
Jadi notasi untuk logaritma natural adalah lnxlnx. Berdasarkan definisi di atas juga,
Anda dapat mengerti bahwa
lnxlnxlnx><=0
ketika x>00
ketika 0<x>10
3. Fungsi Eksponensial Alami, Fungsi eksponensial alami merupakan fungsi yang kontinu
di setiap titik, maka kita dapat menentukan turunan serta anti turunannya. Interpretasi
turunan dari fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑒 𝑥 di titik (𝑎, 𝑏) menggambarkan kemiringan (gradien) fungsi
tersebut di titik (𝑎, 𝑏). Berikut ini menjelaskan mengenai aturan turunan serta anti
turunan dari fungsi eksonensial alami: Teorema 3 (Turunan Fungsi Eksponensial Alami).
Turunan dari fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑒 𝑥 adalah fungsi itu sendiri, dituliskan 𝐷𝑥 (𝑒 𝑥 ) = 𝑒 𝑥 .
Bukti: Definisikan 𝑥 = ln𝑦 selanjutnya diferensiasikan kedua ruas terhadap 𝑥, dengan
menggunakan aturan rantai diperoleh 1 = 1 𝑦 𝐷𝑥.
oleh karena itu terbukti bahwa
𝐷𝑥𝑦 = 𝐷𝑥 (𝑒 𝑥 ) = 𝑦 = 𝑒 𝑥 .
Linier: Pₙ = P₀(1 - n )
Eksponensial: Pₙ = P₀(1 - b)ⁿ
⇔ Keterangan: