Anda di halaman 1dari 20

TRANSCENDENTAL FUNCTION

Disusun Oleh :
Kelompok 4
1.(2021061013023) ENJELO SIO’ 6. (2021061013010) JERY MARTHEN THOMAS LAA

2. (2021061013028) ANG MEY N. TAFAKKUR 7. (2021061013029) JUAN P.F.NIKSON.IBE

3. (2021061013025) MELITA S. TODING 8. (2021061013031) JEKSON KOGOYA

4. (2021061013016) BENYAMIN C. SIMAREMARE 9. (2021061013032) BIZON ESSUE

5. (2021061013008) ARIS TANGKE 10. (2021061013033) EFRENDI DANIEL SIMON KAWER

UNIVERSITAS CENDRAWASIH
FAKULTAS TEKNIK

PRODI TEKNIK SIPIL

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan Rahmat serta Hidayah-Nya
sehingga sampai saat ini Penulis masih di berikan bimbingan dalam menyusun
Makalah ini. Semoga Allah SWT akan senantiasa memberikan kemudahan di
setiap kegiatan yang kita lakukan. Shalawat serta salam semoga terlimpah kepada
baginda Nabi Muhammad SAW. Yang kita nanti-nantikan syafa’at-Nya di Akhirat
nanti.

Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah
Matematika Terapan pada Jurusan Teknik Sipil Universitas Cendrawasih.
Makalah ini berisi tentang “TRANSCENDENTAL FUNCTION” Makalah ini di
susun berdasarkan sumber-sumber yang di dapat oleh Kelompok kami.

Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih banyak terdapat kesalahan


serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, Penulis mengharapkan kritik serta saran
dari pembaca untuk Makalah ini, agar Makalah ini nantinya dapat menjadi
Makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada
Makalah ini Penulis mohon maaf yang sebesar-besar-Nya.

Demikian, semoga Makalah ini dapat bermanfaat, Terimakasih.


DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.1 FUNGSI TRANSENDEN.....................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
A. Fungsi Logaritma Natural....................................................................................................5
B. Fungsi Invers( balikan ) dan Turunannya.............................................................................8
C. Fungsi Eksponensial Alami................................................................................................10
D. Pertumbuhan Eksponensial dan Peluruhan.........................................................................12
E. Fungsi Eksponensial dan Logaritma Umum.......................................................................12
F. Persamaan Diferensial Linier Orde Pertama......................................................................13
G. Pendekatan Untuk Persamaan Diferensial..........................................................................14
H. Fungsi Trigonometri Terbalik dan Turunannya.................................................................15
I. Fungsi Hiperbolik dan Kebalikannya.................................................................................16
BAB III..........................................................................................................................................17
PENUTUP.....................................................................................................................................17
1.2 KESIMPULAN....................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 FUNGSI TRANSENDEN


Fungsi elementer dapat dikelompokkan atas fungsi aljabar dan fungsi transenden. Fungsi
aljabar diperoleh melalui sejumlah berhingga operasi aljabar atas fungsi konstan dan , sedangkan
fungsi transenden dikenal sebagai fungsi elementer yang bukan fungsi aljabar. Fungsi transenden
yang dipelajari pada bagian ini adalah: • Fungsi invers • Fungsi logaritma Asli • Invers dari
fungsi logaritma asli yaitu fungsi eksponen Asli • Fungsi eksponen umun • Invers dari fungsi
eksponen umum adalah fungsi logaritma umum.
Fungsi transendental yang paling dikenal adalah logaritma, eksponensial (dengan basis non-
sepele), trigonometri, dan fungsi hiperbolik, dan invers  s, semuanya transendental. hipergeometrik umum dan
fungsi Bessel bersifat transendental secara umum, dari semua ini. Yang kurang familiar adalah fungsi
khusus dari analisis, seperti gamma, eliptik, dan fungsi zetatetapi aljabar untuk beberapa nilai parameter
khusus.
Sebuah fungsi yang tidak transendental adalah aljabar. Contoh sederhana dari fungsi aljabar adalah
fungsi fungsi rasional dan akar kuadrat, tetapi secara umum, fungsi aljabar tidak dapat didefinisikan sebagai
rumus hingga fungsi dasar. Integral tak tentu dari banyak fungsi aljabar bersifat transendental. Misalnya, fungsi
logaritma muncul dari invers perkalian. Aljabar diferensial memeriksa seberapa sering integrasi membuat
fungsi yang secara aljabar tidak bergantung pada beberapa kelas, seperti ketika seseorang menggunakan
polinomial dengan fungsi trigonometri sebagai variable
BAB II

PEMBAHASAN

A. Fungsi Logaritma Natural


Salah satu fungsi logaritma yang terpenting adalah fungsi logaritma natural.
Pendefinisian fungsi tersebut sebagai berikut

FUNGSI LOGARITMA NATURAL


Fungsi logaritma natural didefinisikan dengan :
lnx=∫x11tdt,    x>0ln⁡x=∫1x1tdt,    x>0
Domain dari fungsi logaritma natural adalah semua himpunan bilangan riil
positif.

Jadi notasi untuk logaritma natural adalah lnxln⁡x. Berdasarkan definisi di atas juga,
Anda dapat mengerti bahwa
lnxlnxlnx><=0
ketika    x>00
ketika   0<x>10

SIFAT DASAR FUNGSI LOGARITMA NATURAL


1. Domain dari fungsi logaritma natural adalah (0,∞)(0,∞) dan daerah hasil
berada pada (−∞,∞)(−∞,∞)
2. Fungsi logaritma natural kontinu, naik, dan fungsi satu-satu.
3. Grafik dari fungsi logaritma natural cekung kebawah.

SIFAT FUNGSI LOGARITMA


1. ln(1)=0ln⁡(1)=0

2. ln(a+b)=lna+lnbln⁡(a+b)=ln⁡a+ln⁡b

3. ln(an)=nlnaln⁡(an)=nln⁡a

4. ln(ab)=lna−lnb
Turunan Fungsi Logaritma Natural
TURUNAN FUNGSI LOGARITMA NATURAL
Misalkan uu adalah fungsi dengan variabel xx dan terdeferensialkan.
1. ddx[lnx]=1x,   x>0ddx[ln⁡x]=1x,   x>0

2. ddx[lnu]=1ududx=u′u,    u>0ddx[ln⁡u]=1ududx=u′u,    u>

Logaritma natural adalah logaritma yang berbasis e, dimana e adalah 2.718281828459...

(dan seterusnya). Logaritma natural terdefinisikan untuk semua bilangan real positif x dan

dapat juga didefinisikan untuk bilangan kompleks yang bukan 0. Aturan pangkat, tidak

dapat memberikan fungsi yang antiturunannya adalah 1/x. Tetapi, dengan menggunakan

Teorema Dasar Kalkulus kitadapat mendefinisikan fungsi melalui integral yang

turunannya adalah 1/x.Fungsi ini kita sebut logaritma natural dari x, ditulis ln x. Dapat

dibuktikan, tapi tidak diberikan pada kuliah ini, bahwa fungsi ini sama dengan fungsi

logaritma berbasis e yang telah kita kenal di SMA. Fungsi logaritma natural didefinisikan

sebagai :

x
1
ln x=∫ dt , x >0
1 t

e
ln x= log x
Notasi

 Ahli matematika biasanya menggunakan "ln(x)" atau "log(x)" untuk menotasikan


loge(x), atau logaritma natural dari x, dan menggunakan "log10(x)" untuk menotasikan
logaritma berbasis 10 dari x.
 Insinyur, ahli biologi, dan orang dalam bidang-bidang lain, hanya menggunakan
"ln(x)" atau kadang-kadang (untuk supaya lebih jelas) "log e(x)" untuk menotasikan
logaritma natural dari x, dan "log(x)" digunakan untuk logaritma berbasis 10, log10(x)
atau, dalam konteks teknik komputer, log2(x).
 Kebanyakan bahasa komputer, termasuk C, C++, Fortran, dan BASIC, "log" atau
"LOG" berarti logaritma natural.
 Pada kalkulator, tombol ln berarti logaritma natural, sedangkan tombol log adalah
untuk logaritma berbasis 10.

Sifat-sifat logaritma natural

Pada contoh sebelumnya telah kita lihat bahwa turunan dari ln5x sama dengan turunan
dari lnx yaitu 1/x. Fakta ini berguna untuk membuktikan teorema berikut.

Teorema

Jika a dan b>0 dan r bilangan rasional, maka

 ln 1=0
 ln ab=ln a+ ln b
a
ln =ln a−ln b
 b
r
 ln a =r ln a

B. Ln sebagai invers fungsi eksponensial natural

Fungsi ln adalah invers dari fungsi eksponensial:


ln( x )
e =x untuk semua x yang positif dan

ln ( e x )=x      untuk semua x yang real.

Logaritma dapat didefinisikan untuk basis lainnya, asal positif, tidak hanya e, dan
biasanya berguna untuk memecahkan persamaan yang variabel tidak diketahuinya
merupakan pangkat dari variabel lain.

c. Mengapa disebut "natural"

Sekilas, tampaknya yang lebih "natural" tentunya adalah logaritma yang berbasis 10,
karena basis angka yang digunakan umumnya juga 10. Namun, ada dua alasan mengapa
ln(x) disebut logaritma natural: pertama, persamaan-persamaan yang variable tak
diketahuinya merupakan pangkat dari e jauh lebih sering dijumpai dibanding yang
merupakan pangkat dari 10 (karena sifat-sifat "natural" dari fungsi eksponensial yang
dapat menggambarkan growth/pertumbuhan dan decay/penurunan), dan kedua, karena
logaritma natural dapat didefinisikan dengan mudah menggunakan integral yang dasar
atau Deret Taylor (lihat penjelasan di bawah), dan logaritma berbasis lainnya tidak dapat
didefinisikan seperti ini.

Sebagai contoh, lihat turunan dibawah ini:

d 1
log b ( x )=
dx x⋅ln b

Jika basis b adalah e maka turunan yang didapat adalah 1/x dan jika x=1, kemiringan kurva
adalah 1.

B. Fungsi Invers( balikan ) dan Turunannya


a. Fungsi Balikan
Jika 𝑓 adalah fungsi dari himpunan 𝐴 ke himpunan 𝐵, maka invers fungsi 𝑓 adalah
fungsi dari himpunan 𝐵 ke himpunan 𝐴.
Gambar 1. Sebuah fungsi 𝑓 dan inversnya 𝑓 −1 .

Jika sebuah input 𝑥 dimasukkan ke dalam fungsi 𝑓 menghasilkan sebuah output 𝑦, 𝑦


kemudian dimasukkan ke dalam fungsi invers 𝑓 −1 menghasilkan output 𝑥. 𝑓 adalah
fungsi yang domainnya adalah himpunan 𝑋, dan kodomainnya adalah himpunan 𝑌.
Kemudian, jika ada kebalikan dari fungsi 𝑓 adalah 𝑓 −1 dengan domain 𝑌 dan
kodomain 𝑋, dengan aturan.

Jika 𝑓(𝑥) = 𝑦, maka 𝑓 −1 𝑦 = 𝑥

Tidak semua fungsi mempunyai invers. Tetapi, fungsi yang tidak mempunyai invers
itu akan mempunyai invers jika kita membatasi himpunan nilai-nilai 𝑋-nya. Fungsi
yang mempunyai invers adalah fungsi bijektif, yaitu: Jika setiap anggota himpunan B
mempunyai tepat satu kawan di A maka f disebut fungsi bijektif atau korespodensi 1-
1. Mudah dipahami bahwa korespondensi 1-1 adalah fungsi surjektif sekaligus
injektif. Sehingga sering dinyatakan sebagai "sebuah fungsi bijective jika dan hanya
jika memiliki fungsi invers".

b. Turunan Fungsi Balikan

Teorema
Andaikan 𝑓 terdiferensiasikan dan monoton murni (monoton tegas) pada selang 𝐼.
Jika 𝑓 ′ (𝑥) ≠ 0 di suatu 𝑥 tertentu dalam 𝐼. Maka 𝑓 −1 terdiferensiasikan di titik yang
berpadanan 𝑦 = 𝑓 𝑥 dalam daerah hasil 𝑓 dan

(𝑓 −1 ) ′ 𝑦 = 1/ 𝑓 ′(𝑥)

Bukti Resmi Teorema


Bukti mudahnya menurut kelompok kami :

Andaikan terdiferensiasikan dan monoton murni (monoton tegas) pada selang I.


Jika f'(x) ≠ 0 di suatu x tertentu dalam I. Maka f-1 terdiferensiasikan di titik yang
berpadanan y = f(x) dalam daerah hasil f dan

(f-1) ′ (y) = 1/ f ′ (x)

Menurut definisi limit

f'(a) = lim f(x) = f(a) / x-a


Akan dibuktikan
(𝑓 −1 ) ′ 𝑦 = 1/ 𝑓 ′(𝑥)

Dengan definisi limit, kita peroleh

(F-¹)(f(a)) = lim F-¹ (f(x)) - F-¹ (f (a))/ f(x)-f(a)

Karena,
F-1 (f(x)) = x dan f-1(f(a)) = a

Maka kita bisa menuliskan,

(𝑓 −1) ′ (𝑓(𝑎)) = lim 𝑥 – 𝑎 / 𝑓( 𝑥 ) − 𝑓(𝑎)

Karena f kontinu dan monoton murni, sehingga f(x) ≠ f(a), sehingga f(x) - f(a) ≠
0. Sehingga kita boleh melanjutkan proses. maka kita bisa menuliskan

(f¹')'(f(a)) = 1 / lim f (x) – f (a) / x – a

( f-1) (f (a)) = 1/f (a)

Dengan ini kita mendapatkan

(f-1) (f (x) ) = 1 / f (x)

Terbukti.

C. Fungsi Eksponensial Alami


Sebelum membahas mengenai fungsi eksponensial alami beserta sifat-sifatnya,
akan diperkenalkan terlebih dahulu definisi dari konstanta 𝑒. Nilai dari 𝑒 merupakan
suatu bilangan irrasional yang nilainya tidak dapat dipastikan, yakni 𝑒 ≈
2,71828182845904523536. Beberapa definisi berikut ini akan menjelaskan lebih
eksplisit lagi mengenai karakteristik nilai dari 𝑒.

ln𝑒 = ∫ 1 𝑥 𝑒 1 𝑑𝑥 = 1

Invers dari ln disebut sebagai fungsi eksponensial alami dan dinotasikan dengan 𝑒𝑥𝑝,
memenuhi 𝑥 = exp𝑦 ↔ 𝑦 = ln𝑥. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan
bahwa: 1. exp(ln𝑥) = 𝑥, 𝑥 > 0 2. ln(exp𝑦) = 𝑦, untuk setiap 𝑦 ∈ 𝑅. Selanjutnya
perhatikan kembali Gambar 1 yang mengilustrasikan luas wilayah dibawah kurva 𝑦 =
1 𝑥 diantara sumbu 𝑥 = 1 dan 𝑥 = 𝑒 yang memiliki luas sebesar 1 satuan. Karena ln𝑒 =
1 maka berlaku exp1 = 𝑒. Jadi untuk sebarang 𝑥 bilangan real kita dapat tuliskan
exp𝑥 = exp(𝑥ln𝑒) = exp(ln𝑒 𝑥 ) = 𝑒 𝑥 sehingga kita punya persamaan: 1. 𝑒 ln𝑥 = 𝑥, 𝑥
> 0 2. ln(𝑒 𝑦) = 𝑦, untuk setiap 𝑦 ∈ 𝑅. Fungsi eksponensial alami memiliki sifat-sifat
tersendiri yang berbeda dengan fungsi yang lainnya, yaitu: Teorema 2 (Sifat-Sifat
Fungsi Eksponensial Alami). Misalkan 𝑎 dan 𝑏 sebarang bilangan real, maka i. 𝑒 𝑎𝑒 𝑏
= 𝑒 𝑎+𝑏 ii. 𝑒 𝑎 /𝑒 𝑏 = 𝑒 𝑎−𝑏 Bukti: i. 𝑒 𝑎𝑒 𝑏 = exp(ln𝑒 𝑎𝑒 𝑏 ) = exp(𝑙𝑛𝑒 𝑎 + 𝑙𝑛𝑒 𝑏 ) =
exp(𝑎 + 𝑏) = 𝑒 𝑎+𝑏 ii. 𝑒 𝑎 /𝑒 𝑏 = exp (ln ( 𝑒 𝑎 𝑒 𝑏 )) = exp(𝑙𝑛𝑒 𝑎 − 𝑙𝑛𝑒 𝑏 ) = exp(𝑎 −
𝑏) = 𝑒 𝑎−𝑏.
Fungsi eksponensial alami merupakan fungsi yang kontinu di setiap titik, maka
kita dapat menentukan turunan serta anti turunannya. Interpretasi turunan dari fungsi
𝑓(𝑥) = 𝑒 𝑥 di titik (𝑎, 𝑏) menggambarkan kemiringan (gradien) fungsi tersebut di titik
(𝑎, 𝑏). Berikut ini menjelaskan mengenai aturan turunan serta anti turunan dari fungsi
eksonensial alami: Teorema 3 (Turunan Fungsi Eksponensial Alami). Turunan dari
fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑒 𝑥 adalah fungsi itu sendiri, dituliskan 𝐷𝑥 (𝑒 𝑥 ) = 𝑒 𝑥 . Bukti:
Definisikan 𝑥 = ln𝑦 selanjutnya diferensiasikan kedua ruas terhadap 𝑥, dengan
menggunakan aturan rantai diperoleh 1 = 1 𝑦 𝐷𝑥.
oleh karena itu terbukti bahwa

𝐷𝑥𝑦 = 𝐷𝑥 (𝑒 𝑥 ) = 𝑦 = 𝑒 𝑥 .

Lebih umum lagi, jika𝑢 = 𝑓(𝑥) terdiferensiasi, maka berdasarkan aturan rantai berlaku
𝐷𝑥𝑒 𝑢 = 𝑒 𝑢𝐷𝑥.
Kita telah mengenal dengan baik fungsi aljabar beserta sifat-sifatnya, diantara
fungsi aljabar yang sangat umum digunakan diantaranya

𝑓(𝑥) = 𝑥 2 , 𝑔(𝑥) = 1 𝑥 , dan ℎ(𝑥) = √𝑥

masing masing fungsi tersebut memuat variabel dengan pangkat suatu konstanta. Jika
kita mengubah aturan dan pangkatnya sehingga menjadi fungsi yang memuat
konstanta dengan pangkat merupakan suatu variabel, maka kita akan peroleh fungsi
yang disebut sebagai fungsi eksponensial. Sebagai contoh 𝑓(𝑥) = 2 𝑥 , 𝑔(𝑥) = ( 1 10)
𝑥 , dan ℎ(𝑥) = 3 2𝑥 = 9 𝑥 . Definisi 7 (Fungsi Eksponensial). Jika 𝑎 > 0 dan 𝑎 ≠ 1,
maka fungsi eksponensial dengan basis 𝑎 diberikan oleh 𝑓(𝑥) = 𝑎 𝑥 . Perhatikan pada
Definisi 7 di atas, basis 𝑎 = 1 tidak termasuk karena jika 𝑓(𝑥) = 1 𝑥 = 1, maka fungsi
𝑓(𝑥) merupakan fungsi konstan.
Selanjutnya akan dibahas mengenai beberapa aturan-aturan dari fungsi
eksponensial. Misalkan didefinsikan fungsi eksponensial 𝑓(𝑥) = 𝑎 𝑥 , jika 𝑥 = 𝑛
dengan 𝑛 suatu bilangan bulat positif, maka

𝑎 𝑛 = 𝑎. 𝑎. 𝑎 … 𝑎 Sebanyak 𝑛 kali Jika 𝑥 = −𝑛


dengan 𝑛 suatu bilangan bulat positif, maka 𝑎 −𝑛 = 1 𝑎 𝑛 Jika 𝑥 merupakan bilangan
rasional, dituliskan 𝑥 = 𝑝 𝑞 dimana 𝑝 dan 𝑞 merupakan bilangan bulat dan 𝑞 > 0,
maka 𝑎 𝑥 = 𝑎 𝑝 𝑞 = √𝑎 𝑝 𝑞 = (√𝑎 𝑞 ) 𝑝 . Adapun hubungan dari fungsi eksponensial
dengan fungsi eksponensial alami adalah 𝑎 𝑥 = 𝑒 ln𝑎 𝑥 = 𝑒 𝑥ln𝑎.

D. Pertumbuhan Eksponensial dan Peluruhan


 Fungsi Pertumbuhan dan Fungsi Peluruhan Eksponensial adalah fungsi yang
menyatakan bertambahnya atau berkurangnya suatu besaran nilai terhadap besaran
nilai sebelumnya.
 Fungsi Peluruhan adalah fungsi yang menyatakan berkurangnya atau menyusutnya
suatu besaran nilai terhadap nilai sebelumnya.
⇔ Rumus Fungsi Pertambahan:

 Linier: Pₙ = P₀(1 + n )
 Eksponensial: Pₙ = P₀(1 + b)ⁿ

⇔ Rumus Fungsi Peluruhan:

 Linier: Pₙ = P₀(1 - n )
 Eksponensial: Pₙ = P₀(1 - b)ⁿ

⇔ Keterangan:

 Pₙ = Nilai besaran setelah n periode


 P₀ = Nilai besaran pada awal periode (n = 0)
 N = Banyaknya periode pertumbuhan/peluruhan
 b = Tingkat peluruhan/Beda peluruhan.

E. Fungsi Eksponensial dan Logaritma Umum


Jika eksponen dipandang sebagai variabel dalam fungsi, maka diperoleh fungsi
eksponensial: Bilangan k adalah koefisien dan a disebut basis. Untuk k = 1: ( ) , 0. x f x ka
a.

 Logaritma Umum
Didefinisikan:
X = logb y y = bx

F. Persamaan Diferensial Linier Orde Pertama


Persamaan yang mengandung setidaknya satu koefisien diferensial atau turunan
dari variabel yang tidak dikenal dikenal sebagai persamaan diferensial. Persamaan
diferensial dapat berupa linear atau non-linear. Ruang lingkup artikel ini adalah untuk
menjelaskan apa persamaan diferensial linier, apa persamaan diferensial nonlinear,
dan apa perbedaan antara persamaan diferensial linear dan nonlinear. Sejak
pengembangan kalkulus pada abad ke-18 oleh para ahli matematika seperti Newton
dan Leibnitz, persamaan diferensial telah memainkan peran penting dalam kisah
matematika. Persamaan diferensial sangat penting dalam matematika karena
jangkauan aplikasinya. Persamaan diferensial adalah inti dari setiap model yang kami
kembangkan untuk menjelaskan setiap skenario atau peristiwa di dunia apakah itu
dalam fisika, teknik, kimia, statistik, analisis keuangan, atau biologi (daftar ini tidak
ada habisnya). Bahkan, sampai kalkulus menjadi teori yang mapan, alat matematika
yang tepat tidak tersedia untuk menganalisis masalah menarik di alam. Persamaan yang
dihasilkan dari aplikasi spesifik kalkulus mungkin sangat kompleks dan kadang-kadang tidak
dapat dipecahkan. Namun, ada beberapa yang bisa kita selesaikan, tetapi mungkin terlihat
sama dan membingungkan. Oleh karena itu, untuk memudahkan identifikasi, persamaan
diferensial dikategorikan berdasarkan perilaku matematikanya. Linear dan nonlinear adalah
salah satu kategorisasi tersebut. Penting untuk mengidentifikasi perbedaan antara persamaan
diferensial linear dan nonlinear.

Apa itu Persamaan Diferensial Linier?


Seandainya f: X → Y dan f (x) = y, a persamaan diferensial tanpa syarat nonlinear dari
fungsi yang tidak diketahui y dan turunannya dikenal sebagai persamaan diferensial
linier.

Ini membebankan kondisi bahwa y tidak dapat memiliki istilah indeks yang lebih
tinggi seperti y2, y3,… Dan banyak turunan seperti 

Itu juga tidak dapat memuat istilah-istilah non linier seperti Dosa y, ey^ -2, atau
ln y. Itu mengambil bentuk.

dimana y dan g adalah fungsi dari x. Persamaannya adalah persamaan diferensial orde n,


yang merupakan indeks turunan orde tertinggi.
Dalam persamaan diferensial linear, operator diferensial adalah operator linear dan solusi
membentuk ruang vektor. Sebagai hasil dari sifat linier set solusi, kombinasi linear dari
solusi juga merupakan solusi untuk persamaan diferensial. Itu kalau y1 dan y2 adalah
solusi dari persamaan diferensial, lalu C1 y1+ C2 y2 juga merupakan solusi.

Linearitas persamaan hanya satu parameter dari klasifikasi, dan selanjutnya dapat
dikategorikan ke dalam persamaan diferensial homogen atau non-homogen dan biasa atau
parsial. Jika fungsinya g= 0 maka persamaannya adalah persamaan diferensial homogen
linier. Jika f adalah fungsi dari dua atau lebih variabel independen (f: X, T → Y) dan f (x,
t) = y , maka persamaannya adalah persamaan diferensial parsial linier.

Metode solusi untuk persamaan diferensial tergantung pada jenis dan koefisien
persamaan diferensial. Kasus termudah muncul ketika koefisien konstan. Contoh klasik
untuk kasus ini adalah hukum gerak kedua Newton dan berbagai aplikasinya. Hukum
kedua Newton menghasilkan persamaan diferensial linear orde kedua dengan koefisien
konstan.

Persamaan yang mengandung istilah nonlinier dikenal sebagai persamaan


diferensial non-linear. Semua di atas adalah persamaan diferensial nonlinier. Persamaan
diferensial nonlinier sulit untuk diselesaikan, oleh karena itu, studi yang cermat
diperlukan untuk mendapatkan solusi yang tepat. Dalam kasus persamaan diferensial
parsial, sebagian besar persamaan tidak memiliki solusi umum. Oleh karena itu, setiap
persamaan harus diperlakukan secara independen. Persamaan Navier-Stokes dan
persamaan Euler dalam dinamika fluida, persamaan medan Einstein tentang relativitas
umum dikenal dengan persamaan diferensial parsial nonlinier. Kadang-kadang penerapan
persamaan Lagrange ke sistem variabel dapat menghasilkan sistem persamaan diferensial
parsial nonlinier.

G. Pendekatan Untuk Persamaan Diferensial


Persamaan diferensial merupakan persoalan matematis yang sering dijumpai
dalam bidang teknik lingkungan. Sering kali suatu persamaan diferensial tidak dapat
diselesaikan secara analitik sehingga diperlukan metode numerik untuk
menyelesaikannya. Pada Chapter 10, kita akan membahas masalah-masalah dalam
persamaan diferensial dan metode penyelesaiannya. Adapun yang akan dibahas pada
Chapter 10 kali ini antara lain:

 Initial value problems


 Sistem persamaan diferensial
 Persamaan diferensial parsial
H. Fungsi Trigonometri Terbalik dan Turunannya
Fungsi Trigonometri Terbalik disebut juga sebagai fungsi arcus, fungsi
siklometri, atau fungsi anti-trigonometri. Fungsi-fungsi ini digunakan untuk
mendapatkan sudut untuk nilai trigonometri yang diberikan. Fungsi trigonometri terbalik
memiliki berbagai aplikasi di bidang teknik, geometri, navigasi, dll.

Secara umum, fungsi trigonometri terbalik direpresentasikan dengan menambahkan busur

di awalan untuk fungsi trigonometri, atau dengan menambahkan kekuatan -1, seperti:

Invers dari sin x = arcsin(x) atau \(\sin^{-1}x\)

Mari kita cari turunan dari fungsi trigonometri terbalik

Contoh: Tentukan turunan dari suatu fungsi \(y = \sin^{-1}x\).

Solusi: Diberikan \(y = \sin^{-1}x\)…………(Saya)

\(\Panah kanan x = \sin y\)

Membedakan persamaan di atas wrt x, kami memiliki:

\(\Rightarrow \frac{\mathrm{d} y}{\mathrm{d} x}= \frac{1}{\cos y}\)

Menempatkan nilai y bentuk (i), kita mendapatkan

\(\Rightarrow \frac{\mathrm{d} y}{\mathrm{d} x} = \frac{1}{\cos y} = \frac{1}{\cos

(\sin^{-1} x)}\)………..(ii)

Dari persamaan (ii), kita dapat melihat bahwa nilai cos y tidak bisa sama dengan 0,

karena fungsinya menjadi tidak terdefinisi.

\(\Rightarrow \sin^{-1}x \neq \frac{-\pi}{2}, \frac{\pi}{2}\)

yaitu \(x \neq -1,1\)

Dari (i) kita memiliki \(y = \sin^{-1}x\)

\(\Panah kanan \sin y = \sin (\sin^{-1}x)\)

Dengan menggunakan sifat fungsi trigonometri,

\(\cos^{2}y = 1 – \sin^{2}y = 1 – (\sin (\sin^{-1}x))^{2} = 1 – x^{2}\)

\(\Panah kanan \cos y = \sqrt{1 – x^{2}}\)…………(aku aku aku)


Sekarang menempatkan nilai (iii) di (ii), kita memiliki

\(\frac{\mathrm{d} y}{\mathrm{d} x}= \frac{1}{\sqrt{1-x^{2}}}\)

Oleh karena itu, Turunan dari fungsi sinus terbalik adalah

\(\frac{\mathrm{d} }{\mathrm{d} x} (\sin^{-1}x)= \frac{1}{\sqrt{1-x^{2}}}\)

Turunan dari fungsi trigonometri terbalik


Fungsi (\(\frac{\mathrm{d} y}{\mathrm{d} x}\))

arcsin x \(\frac{1}{\sqrt{1-x^{2}}}\)

arccos x \(-\frac{1}{\sqrt{1-x^{2}}}\)

arctan x \(\frac{1}{1+ x^{2}}\)

arckot x \(-\frac{1}{1+ x^{2}}\)

detik busur x \(\frac{1}{\left | x \right |\sqrt{x^{2}-1}}\)

arccsc x \(-\frac{1}{\left | x \right |\sqrt{x^{2}-1}}\)

I. Fungsi Hiperbolik dan Kebalikannya


Nilai sinh x, cosh x dan tanh x dapat dicari dengan menggunakan kalkulator atau
tombol eksponensial • Sebagai contoh: 1.275 1.275 3.579 0.279 sinh1.275 1.65 to 2dp.
Untuk mencari sebuah fungsi hiperbolik invers mengunakan kalkulator tanpa fasilitas
yang dibutuhkan untuk menggunakan fungsi eksponensial • Sebagai contoh, untuk
mencari nilai sinh-1 1.475 diperlukan terlebih dahulu mengetahui nilai x sehingga sinh x
= 1.475. Dengan cara: • Sehingga didapat: 1 2 2.950 so that 2.950 1 0 x x x x e e e e   
  3.257 or 0.307 so 1.1808.

BAB III

PENUTUP
1.2 KESIMPULAN
1. FUNGSI TRANSENDEN, Fungsi transendental yang paling dikenal
adalah logaritma, eksponensial (dengan basis non-sepele), trigonometri, dan fungsi hiperbolik,
dan invers  s, semuanya transendental. hipergeometrik umum dan fungsi Bessel bersifat transendental
secara umum, dari semua ini. Yang kurang familiar adalah fungsi khusus dari analisis,
seperti gamma, eliptik, dan fungsi zetatetapi aljabar untuk beberapa nilai parameter khusus.
2. Fungsi Logaritma Natural
Salah satu fungsi logaritma yang terpenting adalah fungsi logaritma natural.
Pendefinisian fungsi tersebut sebagai berikut

FUNGSI LOGARITMA NATURAL


Fungsi logaritma natural didefinisikan dengan :
lnx=∫x11tdt,    x>0ln⁡x=∫1x1tdt,    x>0
Domain dari fungsi logaritma natural adalah semua himpunan bilangan riil
positif.

Jadi notasi untuk logaritma natural adalah lnxln⁡x. Berdasarkan definisi di atas juga,
Anda dapat mengerti bahwa
lnxlnxlnx><=0
ketika    x>00
ketika   0<x>10

3. Fungsi Eksponensial Alami, Fungsi eksponensial alami merupakan fungsi yang kontinu
di setiap titik, maka kita dapat menentukan turunan serta anti turunannya. Interpretasi
turunan dari fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑒 𝑥 di titik (𝑎, 𝑏) menggambarkan kemiringan (gradien) fungsi
tersebut di titik (𝑎, 𝑏). Berikut ini menjelaskan mengenai aturan turunan serta anti
turunan dari fungsi eksonensial alami: Teorema 3 (Turunan Fungsi Eksponensial Alami).
Turunan dari fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑒 𝑥 adalah fungsi itu sendiri, dituliskan 𝐷𝑥 (𝑒 𝑥 ) = 𝑒 𝑥 .
Bukti: Definisikan 𝑥 = ln𝑦 selanjutnya diferensiasikan kedua ruas terhadap 𝑥, dengan
menggunakan aturan rantai diperoleh 1 = 1 𝑦 𝐷𝑥.
oleh karena itu terbukti bahwa

𝐷𝑥𝑦 = 𝐷𝑥 (𝑒 𝑥 ) = 𝑦 = 𝑒 𝑥 .

4. Pertumbuhan Eksponensial dan Peluruhan, Fungsi Pertumbuhan dan Fungsi Peluruhan


Eksponensial adalah fungsi yang menyatakan bertambahnya atau berkurangnya suatu
besaran nilai terhadap besaran nilai sebelumnya.
Fungsi Peluruhan adalah fungsi yang menyatakan berkurangnya atau menyusutnya suatu
besaran nilai terhadap nilai sebelumnya.
⇔ Rumus Fungsi Pertambahan:
 Linier: Pₙ = P₀(1 + n )
 Eksponensial: Pₙ = P₀(1 + b)ⁿ

⇔ Rumus Fungsi Peluruhan:

 Linier: Pₙ = P₀(1 - n )
 Eksponensial: Pₙ = P₀(1 - b)ⁿ

⇔ Keterangan:

 Pₙ = Nilai besaran setelah n periode


 P₀ = Nilai besaran pada awal periode (n = 0)
 N = Banyaknya periode pertumbuhan/peluruhan

5. Persamaan Diferensial Linier Orde Pertama, Persamaan yang mengandung setidaknya


satu koefisien diferensial atau turunan dari variabel yang tidak dikenal dikenal
sebagai persamaan diferensial. Persamaan diferensial dapat berupa linear atau non-
linear. Ruang lingkup artikel ini adalah untuk menjelaskan apa persamaan
diferensial linier, apa persamaan diferensial nonlinear, dan apa perbedaan antara
persamaan diferensial linear dan nonlinear.
6. Pendekatan Untuk Persamaan Diferensial, merupakan persoalan matematis yang sering
dijumpai dalam bidang teknik lingkungan. Sering kali suatu persamaan diferensial
tidak dapat diselesaikan secara analitik sehingga diperlukan metode numerik untuk
menyelesaikannya. Pada Chapter 10, kita akan membahas masalah-masalah dalam
persamaan diferensial dan metode penyelesaiannya. Adapun yang akan dibahas pada
Chapter 10 kali ini antara lain:
 Initial value problems
 Sistem persamaan diferensial
 Persamaan diferensial parsial

7. Fungsi Trigonometri Terbalik dan Turunannya, Fungsi Trigonometri Terbalik disebut


juga sebagai fungsi arcus, fungsi siklometri, atau fungsi anti-trigonometri. Fungsi-fungsi
ini digunakan untuk mendapatkan sudut untuk nilai trigonometri yang diberikan. Fungsi
trigonometri terbalik memiliki berbagai aplikasi di bidang teknik, geometri, navigasi, dll.
Secara umum, fungsi trigonometri terbalik direpresentasikan dengan menambahkan
busur.
8. Fungsi Hiperbolik dan Kebalikannya, Nilai sinh x, cosh x dan tanh x dapat dicari dengan
menggunakan kalkulator atau tombol eksponensial • Sebagai contoh: 1.275 1.275 3.579
0.279 sinh1.275 1.65 to 2dp. Untuk mencari sebuah fungsi hiperbolik invers mengunakan
kalkulator tanpa fasilitas yang dibutuhkan untuk menggunakan fungsi eksponensial •
Sebagai contoh, untuk mencari nilai sinh-1 1.475 diperlukan terlebih dahulu mengetahui
nilai x sehingga sinh x = 1.475. Dengan cara: • Sehingga didapat: 1 2 2.950 so that 2.950
1 0 x x x x e e e e      3.257 or 0.307 so 1.1808.

Anda mungkin juga menyukai