Anda di halaman 1dari 50

BAHAN AJAR

MATERI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


JENJANG SEKOLAH DASAR

Dosen Pembimbing :
HIDAYAH, S.Pd.,M.Pd

Disusun oleh :
ANISA FITRIAN MURIP
NIM: 2021011134317

UNIVERSITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PRODI S1 PGSD

1
DAFTAR ISI

BAB I...........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................3
A. PENAMPAKAN ALAM................................................................................................3
B. PETA, GLOBE, SKALA DAN JARAK........................................................................7
C. PENINGGALAN SEJARAH.......................................................................................16
E. TOKOH PAHLAWAN................................................................................................25
1. Ki Hajar Dewantara.....................................................................................................25
F. KEBERAGAMAN BUDAYA......................................................................................30
G. PATRIOTISME........................................................................................................35
H. MASYARAKAT MODERN....................................................................................35
I. KOMSUMSI BARANG DAN JASA...........................................................................39
J. KOPERASI...................................................................................................................40
1. Pengertian Koperasi.....................................................................................................40
K. MASALAH SOSIAL LINGKUNGAN SETEMPAT.............................................45
BAB II.......................................................................................................................................47
PENUTUP.................................................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................48

2
BAB I
PEMBAHASAN

A. PENAMPAKAN ALAM
Kenampakan alam (bentang alam) adalah segala sesuatu yang ada di alam dan
terbentuk oleh peristiwa alam. Kenampakan alam yang dapat kita lihat adalah yang ada
dipermukaan bumi. Permukaan bumi terdiri atas daratan dan perairan. Bentuk
permukaan bumi ada dua yaitu wilayah daratan dan perairan.
1. Wilayah daratan
Adalah bagian dari permukaan bumi yang tidak difgenangi air dan berbentuk
padat Kenampakan alam yang termasuk wilayah daratan adalah sebagai berikut.
a. Dataran rendah
Dataran rendah adalah wilayah datar yang memiliki ketinggian 0-200 meter
di atas permukaan laut. Dataran rendah dimanfaatkan untuk pemukiman, industri
dan pertanian.
b. Dataran tinggi
Adalah wilayah dataran luas yang terletak pada ketinggian di atas 200 meter.
Dataran tinggi disebut juga plateau atau plato. Contohnya dataran tinggi Dieng,
Dataran tinggi Bone, dan lain-lain. Dataran tinggi cocok untuk pariwisata dan
perkebunan.
c. Pantai
Adalah wilayah perbatasan antara dataran dan laut. Pantai dimanfaatkan
sebagai tempat pariwisata. Contoh: Pantai Carita,Pantai Kasih, dll. Pantai juga
dimanfaatkan untuk tempat pelelangan ikan dan pembuatan garam.
d. Gunung
Adalah bagian bumi yang menonjol dengan ketinggian puncaknya di atas
600 meter. Gunung dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
- Gunung berapi merupakan gunung yang masih aktif dan sewaktu-waktu dapat
meletus. Gunung berapi menghasilkan barang-barang tambang seperti batu,
pasir, belerang, dan sumber air panas. Contoh: Gunung Merapi.

3
- Gunung tidak berapi merupakan gunung yang sudah tidak aktif lagi. Gunung
yang tidak berapi bisa dimanfaatkan untuk kegiatan perkebunan, kehutanan,
suaka margasatwa atau tempat rekreasi. Contoh: Gunung Muria.
e. Pegunungan adalah rangkaian gunung yang sambung menyambung satu sama
lain. Adalah bagian dari dataran yang bergunung-gunung. Tingginya lebih dari
700meter di atas permukaan laut, berhawa sejuk dan sering dimanfaatkan untuk tempat
rekreasi, peristirahatan, dan pertanian holtikultura.  Pertanian hortikultura adalah
pertanian yang mengembangkan jenis tanaman sayur-sayur dan buah-
buahan. Contoh: Pegunungan Sewu, Pegunungan Jaya Wijaya.
f. Tanjung merupakan daratan yang menjorok ke laut. Tanjung yang luas disebut
semenanjung. Tanjung banyak dimanfaatkan untuk membangun pelabuhan.
g. Delta adalah daratan yang berada di tengah sungai. Biasanya di muara sungai.
Contoh: Delta Sungai Bengawan Solo.

2. Wilayah Perairan
a. Sungai, merupakan tanah basah yang selalu digenangi air dan ditumbuhi
tanaman. Sungai-sungai diIndonesia sangat banyak. Sungai banyak
dimanfaatkan untuk irigasi dan transportasi. Contoh: Sungai Kapuas di
Kalimantan, Sungai Kampar di Riau.
b. Danau, merupakan suatu cekungan di darat yang amat luas dan berisi air yang
dikelilingi oleh daratan.Danau ada 2, yaitu: danau alami karena proses alam dan
danau buatan manusia. Danau banyak dimanfaatkan untuk pariwisata dan PLTA.
Contoh: Waduk Jati Luhur di Jawa Barat.
c. Selat, ialah laut sempit yang berada diantara dua pulau, misalnya selat Sunda
antara pulau Jawa dan Sumatera.
d. Teluk, ialah laut yang menjorok ke darat, misalnya Teluk Cenderawasih, Teluk
Banten.
e. Rawa, merupakan dataran rendah yang digenangi air, rawa baik untuk perikanan
dan hutan bakau. Misalnya di sepanjang pantai timur Sumatera.

4
3. Kenampakan Alam Buatan
a. Waduk

Waduk adalah bendungan atau dam yang merupakan danau buatan. Waduk
dimanfaatkan untuk kepentingan irigasi, perikanan, PLTA, dan wisata.
Contohnya adalah Waduk Jatiluhur, Waduk Saguling, Waduk Cirata di Jawa
Barat dan WadukGajah Mungkur, Waduk Malahayu di Jawa Tengah.

b. Pelabuhan

Pelabuhan merupakan bandar atau tempat berlabuh atau singgahnya kapal-


kapal, baik kapal barang atau kapal muatan penumpang. Pelabuhan juga sebagai

5
tempat transaksi perdagangan, ekspor impor, dan bea cukai. Semuakegiatan
tersebut menambah devisa negara. Pelabuhan di Indonesia, antara lain
Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta dan Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya.
c. Bandar Udara

Bandar udara adalah tempat yang sengaja dibuat untuk tinggal landas sebuah
pesawat. Sarana ini termasuk dalam transportasi udara. Bandar udara yang
terkenal adalah Soekarno- Hatta di Jakarta, Juanda di Surabaya, dan masih
banyak lagi yang lainnya.

B. PETA, GLOBE, SKALA DAN JARAK

I. Pengertian Peta

6
Menurut ICA peta diartikan sebagai suatu gambaran unsur-unsur atau
kenampakan-kenampakan abstrak, yang dipilih dari permukaan bumi atau
yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, dan
umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan.
Peta adalah gambaran konvensional permukaan bumi yang diperkecil
sebagai kenampakannya jika dilihat dari atas ditambah dengan tulisan-tulisan
dan simbol-simbol sebagai tanda pengenal (Raisz, 1948). Peta merupakan
gambaran sebagian atau seluruh wilayah permukaan bumi dengan berbagai
kenampakannya pada suatu bidang datar yang diperkecil menggunakan skala
tertentu (Gunawan, 2003). Dari ketiga pendapat tersebut, dapat disimpulkan
bahwa peta adalah gambar sebagian atau seluruh permukaan bumi pada
bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu dan
dilengkapi dengan simbol-simbol.

a. Komponen-komponen Peta
Untuk membuat peta yang baik dan lengkap, sekurang-kurangnya harus
memenuhi syarat-syarat. Syarat-syarat itu merupaan komponen-komponen peta,
yaitu:
 Judul Peta

Judul peta biasanya diletakkan ppada bagian atas peta. Judul harus
mencerminkan isi dan tipe peta. Dari judul peta dapat diketahui data yang

7
digambar dan terletak dimana data tersebut. Disamping itu dari judul dapat
diketahui apa fungsi peta yang bersangkutan.

 Garis Tepi Peta

Garis tepi peta merupakan garis yang membatasi informasi yang terdapat
pada peta tersebut. Garis tepi peta disebut juga bingkai peta. Semua
komponen peta berada dalam garis tepi atau tidak ada informasi yang
berada diluar garis tepi.

 Petunjuk Arah

8
Petunjuk arah merupakan tanda pada peta yang menunjukkan arah utara,
timur, barat, selatan daerah yang digambar. Petunjuk arah sebaiknya
diletakkan di sebelah kanan setelah judul peta. Petunjuk arah dapat berua
mata angin, panah, dan sebagainya, dan untuk Indonesia petunjuk arah utara
di atas, diberi huruf  U.

 Skala Peta

Skala peta yaitu perbandingan jarak datar antara dua titik di peta dan jarak
sebenarnya di permukaan bumi. Skala peta dapat dituliskan dibawah
legenda, di luar garis tepi peta, atau dibawah judul peta. Oleh karena itu,
dengan menggunakan skala, dapat diketahui jarak pada peta dengan jarak
sebenarnya di permukaan bumi. Jenis-jenis skala yang lazim digunakan
pada peta-peta saat ini umumnya ada dua, yaitu skala angka dan skala garis.

9
 Garis Astronomi

Garis astronomis adalah garis yang menunjukkan dimana lokasi daerah


yang digambarkan berdasarkan garis bujur dan garis lintangnya. Pada tepi
peta ditulis angka derajat yang menunjukkan derajat garis lintang dan garis
bujur.

 Peta Inset

Peta inset adalah peta berukuran kecil yang disisipkan pada peta utama.
Umumnya peta inset diletakkan dibagian sisi kanan, sisi kiri, atau dibawah
peta dalam garis tepi peta. Tujuan adanya peta inset adalah untuk

10
memperlihatkan lokasi yang digambar pada peta utama dalam hubungannya
dengan daerah sekitarnya. Selain itu, untuk memperjelas kenampakan alam
atau sosial dari bagian wilayah tertentu yang terdapat pada peta utama.
 Lembaga Pembuat dan Tahun Pembuatan

Lembaga pembuat dan tahun pembuatan dicantumkan dibawah kanan peta.


Lembaga pembuat peta di Indonesia antara lain Badan Koordinasi Survei
dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), Direktorat Topografi Angkatan
Darat, Direktorat Geologi, Badan Pertahanan Nasional (BPN), dan
Direktorat Hidrooseanografi Angkatan Laut. Tahun pembuatan perku
dicantumkan untuk mengetahui kemutakhiran data.

11
 Legenda

Legenda adalah kolom keterangan tentang simbol-simbol yang terdapat


dallam peta. Pada umumnya legenda diletakkan di sudut kiri bawah peta
atau kanan peta. Simbol adalah tanda-tanda khusus dalam peta meliputi
simbol titik, simbol garis, atau simbol wilayah.

II. Macam-Macam Peta


Berdasarkan teknik pembuatannya, peta dibedakan atas peta konvensional dan
peta nonkonvensional. Peta konvensional adala peta yang dibuat dengan peralatan
dan teknologi sederhana. Hasilnya berupa peta yang relatif statis sifatnya.
Sedangkan peta nonkonvensional yaitu peta produk komputer, dengan tenaga
manusia yang minimal.
Dilihat dari isi peta, peta dibedakan menjadi dua yaitu peta umum dan peta
khusus atau tematik. Peta umum atau peta rupa bumi adalah peta yang menyajikan
kondisi topografi (seperti lokasi jalan, gunung, sungai, informasi ketinggian tempat,
dan tuupan lahan) dan batas administrasi (batas kecamatan, atau kabupaten). Peta
topografi biasanya dijadikan peta dasar bagi berbagai peta tematik yang dibuat
secara spesifik. Sedangkan peta khusus atau tematik adalah peta yang
menggambarkan kenampakan yang bersifat khusus, yang terdapat di daerah
tertentu.

12
1. Informasi Spacial dari Peta
Dengan peta rupa bumi, kita dapat mengetahu informasi spasial tentang daerah
aliran sungai, yaitu sebuah kawasan  yang dibatasi oleh pemisah topografi (punggung
bukit), yang menampung, menyimpan, dan mengalirkan curah hujan yang jatuh di
atasnya ke sungai utama yang bermuara di laut atau danau. Dari peta rupa bumi, dapat
diketahui informasi spasial pola permukiman penduduk suatu daerah yang dipetakan.
Pola pemukiman penduduk ada yang mengelilingi sebuah guung api, mengelilingi
seuah danau, ada yang memanjang mengikuti garis pantai, mengikuti sebuah DAS, dan
sebagainya.

2. Pengertian Atlas

Atlas merupakan kumpulan peta dan informasi lain dalam bentuk buku ataupun
dalam keadaan lepas-lepas tetapi menjadi satu. Pada hakekatnya atlas adalah
buku acuan atau referensi. Sebagai buku referensi maka sebuah atlas diharapkan
relatif lengkap. Nama atlas sendiri diambil dari nama dewa orang Yunani yaitu
Atlas, dewa yang memegang bumi di atas pundaknya. Gambar ini sering dipakai
sebagai ilustrasi pada bagian depan kumpulan peta atau buku-buku teks Ilu
Geografi, selanjutnya nama Atlas digunakan untuk kumpulan peta yang

13
dirancang untuk dijilid tersebut. Kriteria yang digunakan untuk
mengklasifikasikan atlas sebagai berikut :
a. Atas dasar wilayah: Alam Semesta, Bulan, Mars, Bumi, Samudra, Benua,
Negara, bagian negara, Atlas Provinsi, dan Kota.
b. Atas dasar tujuan atlas: untuk referensi umum, perencanaan fisik wilayah,
pendidikan dan pengajaran, wisata, dan sebagainya. Kadang-kadang tuuan
kelompok atlas telah ditentukan oleh penggunanya, atlas keluarga, atlas
perguruan tinggi.
c. Atas dasar ukuran, meliputi atlas tangan berukura 3,1 x 49,5 cm, atlas dalam
bentuk buku-atlas peta, atlas sekolah, ukurannya sesuai dengan ukuran tas
sekolah.
d. Atas dasar isinya: peta rupa bumi, dan peta tematik.
Cara memperoleh data dan informasi spasial dari Atlas dengan melihat daftar isi,
indeks, garis lintang bujur, dan legenda. Kumpulan peta-peta yang ada dalam
satu atlas mempunyai pola dengan simbol, interpretasi, serta bahasa yang
samma.

3. Pengertian Globe

Globe adalah tiruan bola bumi dalam bentuk kecil. Globe berbentuk bola yang
menggambarkan bola bumi dengan meletakkan peta bumi iatas permukaannya.

14
Pada dasarnya globe dibuat sebagai model yang cocok dengan bentuk bumi yang
sebenarnya. Sama halnya dengan peta, globe juga menggambarkan permukaan
bumi, namun dalam penggunaanya terdapat perbedaan dengan peta datar.

C. PENINGGALAN SEJARAH
Kehidupan manusia di mana pun dia berada, tidak pernah terlepas dari alam
yang melingkunginya. Interaksi antara manusia dengan alam itulah yang bisa
mendorong lahirnya kebudayaan. Oleh karena itu, cara paling baik untuk mengetahui
bagaimana kehidupan manusia pada masa-masa awal, bisa dimulai dengan
menganalisis struktur dan umur bumi. Dan hal ini bisa diawali dengan meneliti fosil
yang ditemukan. Dari situlah, kita bisa mengetahui seperti apa wujud manusia, kapan
dia hidup, berapa umurnya, dan bagaimana bentuk kebudayaannya.
Untuk bisa mengetahui bagaimana karakteristik bumi dari zaman ke zaman itu, kita
perlu bantuan ilmu geologi dan geografi. Menurut ilmu geologi, bumi itu dibagi
menjadi beberapa zaman.
a. Zaman Arkhaicum atau Zaman Tertua
Periode mi terjadi kira-kira beberapa puluh juta tahun Sebelum Masehi. Zaman
ini berlangsung kira-kira 2500 juta tahun yang lalu. Pada masa ini, belum ada
binatang-binatang yang bertulang, yang hidup hanyalah binatang-binatang
rendah.
b. Zaman Palaeozoicum atau Zaman Pertama
Periode ini terjadi kira-kira 340  juta tahun Sebelum Masehi. Hidup pada masa
ini ikan dan binatang yang hidup di darat maupun di air.
c. Zaman Mesozoicum atau Zaman Kedua
Periode ini terjadi kira-kira 140  juta tahun Sebelum Masehi. Pada masa ini telah
hidup binatang reptil yang besar, ikan-ikan yang besar, dan beberapa binatang
yang menyusui.
d. Zaman Neozoicum
Zaman ini terbagi lagi menjadi beberapa zaman, yaitu:
1) Zaman Ketiga
Periode ini terjadi kira-kira 60 juta tahun yang lalu. Pada periode ini, sudah
banyak ditemukan binatang menyusui. Bahkan pada akhir zaman ini sudah, ada
beberapa kera seperti manusia, misalnya gorila, orang utan, dan se-bagainya.

15
2) Zaman Keempat
Periode ini terjadi kira-kira 600.000 tahun yang lalu. Manusia dipastikan
telah ada pada masa ini. Zaman ini terbagi menjadi dua periode, yaitu Diluvium
atan zaman es dan Alluvium yaitu zaman yang kita alami sekarang, yang terdiri
atas diluvium tua, tengah, dan muda. Dalam ilmu Geologi, zaman diluvium
disebut juga zaman pleistosen atau zaman glasial atau zaman es. Sedangkan
zaman alluvium disebut juga zaman Holosen di mana mulai hidup Homo
sapiens.
Kepulauan Indonesia sendiri pada zaman pleistosen yaitu saat manusia telah
hidup dan berkembang, masih bersatu dengan daratan Asia Tenggara. Coba
kamu amati peta Asia Tenggara pada zaman pleistosen. Karena air yang ada di
Kutub Utara dan Selatan membeku hingga sampai ke lintang 60°, maka
permukaan air laut turun sampai 70 meter dari keadaan sekarang. Salah satu
akibatnya adalah wilayah Indonesia bagian barat bersatu dengan daratan atau
kontinen Asia dan wilayah Indonesia bagian timur bersatu dengan Benua
Australia. Kamu tentu bisa menghubungkan fenomena ini dengan kemiripan
flora dan fauna yang ada di kedua bagian Indonesia itu, dengan yang ada di
kedua benua tersebut. Kebanyakan binatang yang ada di Indonesia bagian barat
mempunyai kesamaan dengan yang ada di daratan Asia, sementara yang berada
di kawasan Indonesia Timur mempunyai kemiripan dengan binatang yang ada di
Benua Australia. Mungkinkah fenomena itu juga bisa digunakan untuk merunut
asal usul manusianya?

D. Perkembangan Manusia Purba di Indonesia


1. Jenis Manusia Purba di Indonesia
Seperti telah kamu ketahui, bahwa manusia purba itu mempunyai bentuk dan
sifat yang berbeda bila di-bandingkan dengan manusia zaman sekarang.
Tengkorak manusia purba cenderung lebih kecil namun memanjang, rahangnya
tebal namun tidak berdagu serta tidak mempunyai dahi. Perbandingan semacam
ini bisa kita peroleh setelah kita menganalisis serangkaian penemuan fosil, baik
yang berupa tengkorak maupun tulang-tulang anggota badan lainnya. Begitu
pula saat kita nanti mendeskripsikan hasil-hasil budayanya. Data-data tentang

16
hasil budayanya itu bisa kita peroleh setelah kita menganalisis fosil yang
berwujud beragam bentuk peralatan yang diduga pernah mereka gunakan. Lalu,
untuk menentukan usia fosil itu kita harus menganalisis lapisan bumi di ' mana
fosil itu ditemukan, tentu dengan bantuan ilmu Geologi. Dengan cara inilah, kita
sekarang bisa mengklasifikasi jenis dan budaya manusia purba di Indonesia.
Penemuan manusia purba di Indonesia terjadi pada akhir abad XIX. Bermula
dari dugaan Eugene Dubois bahwa manusia purba, monyet, dan kera itu
biasanya hidup di daerah tropis, karena iklimnya tidak banyak mengalami
perubahan. Ada tiga dasar teori yang digunakan Dubois sebagai acuan. Teori
pertama, bahwa pencarian missink link dalam evolusi manusia berasal dari
daerah tropik. Alasannya, berkurangnya rambut pada tubuh manusia purba
hanya bisa terjadi pada daerah tropika yang hangat. Teori kedua, Dubois,
mencatat bahwa dalam dunia binatang, umumnya mereka tinggal di daerah
geografis yang sama dengan asal nenek moyangnya. Dari segi biologi, hewan
yang paling mirip dengan manusia adalah kera besar. Oleh karena itu, Dubois
menduga bahwa nenek moyang kera besar mempunyai hubungan kekerabatan
(kinship) dengan manusia. Teori ketiga, Dubois percaya bahwa Asia Tenggara
merupakan asal usul manusia. Alasannya, di sana ada orang utan dan siamang.
Penelitian pun dilakukan oleh sejumlah peneliti luar negeri di berbagai tempat.
Secara umum penelitian itu terbagi menjadi tiga tahap yaitu periode 1889-1909,
periode 1931-1941, serta periode 1952 sampai sekarang. Dunia ilmu
pengetahuan (terutama Palaeoantropologi dan ilmu Hayat) menjadi gempar saat
tahun 1889 Dubois berhasil menemukan sejumlah fosil atap tengkorak di Wajak,
Tulungagung, Kediri, yang kemudian diikuti dengan penemuan-penemuan lain
di Kedungbrubus dan Trinil. Fosil itu disebut dengan Pithecanthropus erectus.
Namun sayangnya, sebagian besar fosil tersebut kini tersimpan di Leiden,
Belanda. Fosil lain berhasil ditemukan oleh ter Haar, Oppenoorth, dan von
Koenigswald di Ngandong, Blora, antara tahun 1931-1933, berupa tengkorak
dan tulang kering yang disebut Pithecanthropus soloensis. Pada tahun 1936-
1941, von Koenigswald kembali berhasil menemukan fosil rahang dan gigi yang
bemkuran besar serta tengkorak manusia purba di Sangiran, yang kemudian
disebut Meganthropuspalaeojavanicus. Selanjutnya, penelitian pascakemerdeka-

17
an banyak melibatkan ahli-ahli Indonesia, terutama di kawasan Sangiran.
Berikut ini adalah jenis manusia purba di Indonesia.

a) Meganthropus atau Manusia Raksasa

Meganthropus berasal dari kata mega yang berarti besar dan anthropus yang
berarti manusia. Memang, apabila fosil makhluk itu kamu amati, pasti kamu
akan terperangah: besar rahang bawahnya melebihi rahang gorila laki-laki.
Fosilnya yang terdiri atas rahang bawah, rahang atas,''serta gigi-gigi lepas di-
temukan oleh von Koenigswald di Pucangan tahun 1936-1941, dalam lapisan
bumi pleistosen tua. Fosil ini kemudian disebut Meganthropus Paleojavanicus
atau manusia besar dari Jawa zaman kuno. Selanjutnya, rahang bawah yang lain
ditemukan oleh Marks di Kabuh tahun 1952. Namun, sejauh ini di kalangan
ilmuwan nasih merasa kesulitan untuk menempatkan Meganthropus di dalam
evolusi manusia. Apakah tergolong Pithecanthropus, Homo, atau
Australopithecusl. Pakar palaeoan-tropologi kita, Prof. Dr. Teuku Jacob,
berpendapat bahwa Meganthropus me-rupakan bentuk khusus (yang lebih besar)
dari Pithecanthropus. Alasan teorinya adalah ia berevolusi dengan cara adaptif,
akibat pengaruh lingkung-an alam'pada masa tertentu. Mungkin, seandainya
rahang bawah itu ditemukan bersama-sama dengan rahang atas dan
tengkoraknya, misteri kehidupan Meganthropus baru bisa terbuka.

18
b) Pithecanthropus atau Manusia Kera

Pithecanthropus berasal dari kata pithekos yang berarti kera dan anthropus yang
berarti manusia. Kebanyakan fosil jenis inilah yang berhasil ditemukan di
Indonesia. Mereka hidup pada zaman pleistosen awal, tengah, dan akhir.
Makhluk ini mempunyai ciri-ciri tinggi badannya 165-180 cm, tubuh dan
badannya tegap, gerahamnya masih besar, rahangnya kuat, tonjolan kening tebal
(melintang pada dahi dari pelipis ke pelipis), tonjolan - belakang kepalanya
nyata, belum berdagu, serta berhidung lebar. Volume otaknya berkisar antara
750 sampai 1.300 cc.
Makhluk jenis Pithecanthropus juga ditemukan di kawasan yang lain. Di Cina
Selatan ditemukan Pithecanthropus lautianensis dan di Cina Utara disebut
Pithecanthropus Pekinensis. Mereka hidup 800.000 hingga 500.000 tahun yang
lampau. Makhluk sejenis juga ditemukan di Tanzania, Kenya, dan Aljazair di
Afrika, serta di Eropa seperti di Jerman Barat, Jerman Timur, Prancis, Yunani,
dan Hongaria. Namun, kebanyakan ditemukan di Indonesia. Ada beberapa jenis
manusia purba yang tergolong ke dalam Pithecanthropus, antara lain sebagai
berikut :
 Pithecanthropus Mojokertensis ( Manusia Kera dari Mojokerto)
Jenis ini diduga merupakan manusia purba tertua yang ada di Indonesia dan di-
temukan tahun 1936 di Pucangan serta Mojokerto, berupa tengkorak anak-anak

19
berusia 6 tahun. Isi otaknya berkisar 650 cc. Fosil ini ke-mudian disebut
Pithecanthropus mojokertensis atau Pithecanthropus robustus (robustus artinya
besar). Dari hasil penelitian, bisa di-simpulkan bahwa makhluk ini hidup pada
2,5 sampai 1,25 juta tahun yang lampau. Makhluk ini mempunyai spesifikasi:
berbadan tegap, tonjolan keningnya tebal, tulang pipinya kuat, dan mu-kanya
menonjol ke depan. Makhluk ini hidup bersama-an dengan Meganthropus,
namun sulit menghubung-kan evolusi keduanya.

 Pithecanthropus Erectus (Manusia Kera yang Berjalan Tegak)


Jenis ini merupakan generasi kedua manusia purba di Indonesia. Yang wilayah
penyebaran yang cukup luas. Fosil jenis ini terdiri atas atap tengkorak, tulang
paha, serta beberapa fragmen tulang paha yang ditemukan di Trinil tahun 1891.
Fosil ini merupakan kepunyaan laki-laki dengan isi otak kira-kira 900 cc. Dari
penelitian terhadap tengkoraknya, Dubois member! nama Pithecanthropus atau
manusia kera dan dari tulang pahanya ia member! nama erectus atau berjalan
tegak. Tidak kurang dari 23 jenis fosil berhasil ditemukan di berbagai daerah di
kawasan Sangiran. Maka, tidak aneh bila fakta dan cerita tentang kehidupan
Pithecanthropus lebih banyak kita peroleh dibandingkan dengan manusia purba
dari jenis yang lain. Misalnya, makhluk ini hidup sekitar sejuta hingga setengah
juta tahun yang lalu, mempunyai tinggi badan 160-180 cm dengan berat badan
80 sampai 100kg. Yang membedakan Pithecanthropus erectus dengan
Pithecanthropus  Mojokertensis adalah besar isi tengkorak, tebal atap tengkorak,
bentuk tonjolan belakang kepala dan tonjolan kening, serta daerah telinga. Dari
fosi1 Pithecanthropus orectus yang berhasil ditemukan, kebanyakan berjenis
kelamin laki-laki. Diduga jenis perempuannya banyak yang meninggal saat
kehamilan dan persalinan.

 Pithecanthropus Soloensis (Manusia Kera dari Solo)


Nama Pithecanthropus soloensis diberikan oleh ilmuwan kita Prof. Dr. Teuku
Jacob setelah meneliti 14 jenis fosi1 dari Desa Ngandong di Lembah Bengawan
Solo sebelah utara Trinil. Jenis ini merupakan generasi ketiga manusia purba di
Indonesia. Dari penemuan fosil yang ada di Sangiran dan Sambungmacan,

20
makhluk ini mempnnyai ciri khas: volume otak 1.000 sampai 1.300 cc,
tengkoraknya lonjong, tebal dan masif, tonjolan keningnya cukup nyata, dahinya
lebih terisi, serta tengkoraknya lebih tinggi dibanding kedua manusia terdahulu.
Tanda-tanda yang lain adalah akar hidungnya lebar dan rongga matanya sangat
panjang, tinggi badannya 165 sampai 180 cm, serta tulang keringnya tegap. Dari
identifikasi ini bisa disimpulkan bahwa meskipun letak kepalanya di atas tulang
belakang, namun belum seperti letak kepala manusia saat ini. Pithecanthropus
soloensis yang hidup kira-kira 900.000 hingga 300.000 tahun yang lalu itu,
secara evolutif lebih dekat dengan Pithecanthropus Mojokertensis dibandingkan
dengan Pithecanthropus Erectus. Para ilmuwan menduga bahwa kedua makhluk
itu memang mem-punyai kaitan dalam hal evolusi. Yang membedakannya
dengan kedua manusia purba terdahulu adalah besarnya tengkorak, tonjolan
kening, dan tonjolan belakang kepala, daerah telinga dan daerah hidung. Hanya
saja, volume otaknya semakin bertambah, demikian pula otak kecilnya. Kamu
tentu mengetahui apa dampak yang muncul di balik berkembangnya volume
otak ini. Dengan otak yang semakin berkembang itu, Pithecanthropus Soloensis
mulai menemukan dan mempunyai cara hidup yang baru. Perubahan inilah yang
menyebabkan berkembangnya kebudayaan manusia-manusia purba di Indonesia.
Oleh karena itu, ada beberapa ahli yang mengelompokkan Pithecanthropus
Soloensis ini ke dalam kelompok Homo Neandertalensis. Bahkan, ada pula yang
memasukkan-nya ke dalam kelompok Homo Sapiens. Namun, sejauh ini para
ilmuwan belum mencapai kesepakatan.

 Homo ( Manusia)
Jenis Homo ini mulai mendekati dengan bentuk manusia. Hidup pada zaman
pleistosen muda. Sementara itu, dari serangkaian fosi1 yang ditemukan diduga
mereka hidup 200.000 tahun yang lalu. Selain banyak jumlahnya dan
ditemukan di berbagai tempat, fosilnya tidak hanya berupa tengkorak
melainkan juga berupa kerangka yang lengkap. Ada beberapa jenis manusia
purba dari kelompok Homo ini, antara lain sebagai berikut :

- Homo Neandertalensis (Manusia dan Lembah Neander)

21
Fosil makhluk ini ditemukan tahun 1856 di Lembah Sungai Neander
dekat Kota Dusseldorf, Jerman. Fosil sejenis juga ditemukan di Francis,
Belgia, Jerman, Italia, Yugoslavia, serta berbagai negara di Eropa. Di
Palestina, fosil itu ditemukan di Gua Tabun dekat Mount Carmel,
sehingga disebut HomoPalestinensis. Semula, makhluk ini hanya
dianggap sebagai evolusi manusia yang kandas. Namun, setelah
penemuan Homo neandertalensis, para ilmuwan sepakat bahwa
makhluk ini merupakan nenek moyang salah satu ras manusia.
Yang cukup mengagumkan dari penemuan fosil-fosil ini adalah
ditemukan-nya beragam peralatan batu dan sisa-sisa kebudayaan lama
di dekat lokasi fosil. Hal itu menunjukkan, bahwa tingkat kehidupan
mereka sudah akrab dengan kebudayaan. Bahkan, di Eropa sering
ditemukan bekas-bekas api di sekitar penemuan fosil, yang diduga
sebagai solusi atas dinginnya iklim di daerah Glasial. Dari penelitian
terhadap peralatan yang berhasil ditemukan menunjukkan bahwa
mereka sudah berburu. Peralatan batu selain digunakan untuk senjata
juga digunakan untuk memoton.

 Homo Sapiens (Manusia Sekarang)


Generasi pertama dari manusia sekarang mula-mula hidup pada lapisan
pleistosen muda atau zaman glasial terakhir (sekitar 80.000 tahun yang lampau).
Mulai saat itu, tidak ditemukan lagi makhluk-makhluk dari dua jenis terdahulu.
Karena sejak zaman holosen, fosil manusia yang berhasil ditemukan
menunjukkan perbedaan empat ras pokok yang saat itu ada di muka bumi.
Keempatnya sebagai berikut :
(1) Ras Australoid yang kini sisa-sisanya bisa kamu temukan di pedalaman
Benua Australia. Fosil manusia dari jenis ini ditemukan oleh
Rietschoten tahun 1889 di Desa Wajak Kab. Tulungagung Jawa Timur,
di Lembah Sungai Brantas dalam lapisan pleistosen muda. Fosil ini
berupa tengkorak, fragmen rahang bawah, dan beberapa buah ruas
leher. Pada tahun berikutnya ditemukan pula fragmen tulang tengkorak,
rahang atas dan bawah serta tulang paha dan tulang kering. Dari hasil

22
penelitian terhadap fosil itu diperoleh beberapa kesimpulan. Tengkorak
manusia ini tergolong besar dengan volume otak 1.630 cc, mukanya
datar dan lebar. Akar hidungnya lebar, dahinya agak miring, di atas
rongga mata ada busur kening yang nyata. Tinggi manusia itu kira-kira
173 cm diteliti dari tulang pahanya. Manusia yang kerrtudian disebut
Homo Wajakensis itu diperkirakan hidup 40.000 tahun yang lampau,
tersebar di Paparan Sunda dan sebagian Indonesia Timur. Prof. Dr.
Teuku Jacob mengajukan sebuah teori, bahwa di daerah Papua (Irian
Jaya), telah berkembang suatu ras khusus dari ras Wajak dan menjadi
nenek moyang penduduk asli Australia sekarang. Salah satu
kemungkinan mengapa terjadi arus migrasi dari Irian ke Australia
adalah, masih utuhnya daratan di kedua bagian bumi itu. Laut saat itu
belum terbentuk, sehingga mobilitas manusia bisa merambah ke
wilayah yang luas. Nah, dari sinilah kita bisa merunut mengapa ras
Wajak mampu menyebar hirigga ke Irian. Bahkan, menurut Teuku
Jacob, dari ras Wajak ini pulalah berkembang menjadi penduduk Irian
dan Melanesia.

(2) Ras Mongoloid adalah ras yang paling besar jumlahnya dan luas
wilayah penyebarannya, bahkan hingga saat ini. Fosil manusia dari
jenis ini ditemukan di Gua Chou-Kou-Tien (sebelah barat Beijing)
Tiongkok antara tahun 1927 dan 1937. Fosil yang berhasil ditemukan
itu membuktikan bahwa manusia ini memiliki kemiripan dengan
Pithecanthropus yang ada di Indonesia. Fosil ini kemudian diberi nama
Pithecanthropus pekinensis. Dari hasil penelitian terhadap fosilnya,
diperoleh data bahwa ternyata tengkoraknya lebih besar bila
dibandingkan dengan Pithecanthropus Erectus, dengan volume otak
kira-kira 900 hingga 1.000 cc. Berarti volume otaknya telah mendekati
volume otak manusia sekarang. Apalagi di sekitar penemuan fosilnya
ditemukan serangkaian peralatan yang menunjukkannya telah memiliki
kebudayaan. Bermula dari manusia inilah, kemudian berkembang
menjadi beragam ras Mongoloid di Asia Timur, Asia Tenggara, Asia

23
Tengah, Asia Utara, Asia Timur Laut, bahkan hingga Benua Amerika
Utara dan Selatan. Mereka diperkirakan hidup antara 40.000 hingga
30.000 tahun yang lampau. Kamu kini tentu bisa merunut, bangsa-
bangsa mana sajakah yang nenek moyangnya berasal dari
Pithecanthropus Pekinensis ini.

(3) Ras Kaukasoid yang menjadi cikal bakal bangsa-bangsa di Eropa,


Afrika bagian utara Gurun Sahara, Asia Barat Daya, Australia serta
Benua Amerika Utara dan Selatan. Fosil manusia yang berhasil
ditemukan di Desa Les Eyzies, Dordogne di Prancis, diperkirakan
berasal dari 60.000 tahun yang lampau. Fosil manusia yang menjadi
nenek moyang penduduk Eropa sekarang itu kemudian disebut Homo
Sapiens Cromagnonensis. Fosil yang ditemukan itu mempunyai bentuk
yang indah, tinggi, dan besar, mukanya selaras dengan bentuk dahinya.
Sisa-sisa manusia ini bisa dijumpai pada bangsa Kabyl di Afrika Utara

(4) Homo Sapiens yang mula-mula menunjukkan ciri-ciri ras Negroid,


ditemukan di Asselar sebelah timur laut Timbuktu (di tengah-tengah
Gurun Sahara). Fosil manusia ini oleh para ahli palaeoantropologi 
diberi nama Homo Sapiens Asselar, diperkirakan hidup 14.000 tahun
yang lampau. Ras Negroid ini dianggap oleh para peneliti manusia
purba sebagai ras manusia yang paling muda

24
E. TOKOH PAHLAWAN
1. Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara yang sebelumnya bernama Raden Mas Suwardi


Suryaningrat, lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Putra dari K.P.H
Suryaningrat, dan cucu dari Pakualam III. Beliau adalah tokoh yang sangat berjasa
di bidang pendidikan dan beliaulah yang mendirikan Perguruan Nasional Taman
Siswa pada tahun 1922. Karena jasanya yang sangat besar tersebut, maka sampai
sekarang hari lahirnya diperingati sebagai hari pendidikan Nasional. Perguruan
Taman Siswa yang didirikan pada tanggal 3 Juli 1922, pada mmulanya bernama
“National Onderwijs Institut Taman Siswa” di Yogyakarta. Pertama-tama yang
dibuat hanya taman anak dan kursus guru. Namun, setelah itu berkembang menjadi
perguruan tinggi. Bagian-bagian pendidikan pada perguruan tinggi Taman Siswa ini
adalah:
 Taman Indria (setingkat TK)
 Taman Anak (setingkat kelas I-III SD)
 Taman Muda (setingkat kelas IV-VI SD)
 Taman Dewasa (setara SMP)

25
 Taman Madia (setara SMA)
 Taman Guru B-1 (mendidik calon guru untuk Taman Anak dan Taman
Muda)
 Taman Guru B-2
 Taman Guru B-3 (mendidik calon guru untuk taman dewasa) Taman Guru
B-3 ini terdiri dari 2 bagian, bagian A untuk jurusan ilmu pasti dan bagian B
untuk jurusan budaya.
 Taman Guru Indria (mendidik anak wanita yang ingin menjadi guru pada
taman indria)
Di dalam penyelenggaraan pendidikan Ki Hajar Dewantara menerapkan system
among, yang mengemukakan dua dasar, yaitu:
 Kemerdekaan sebagai syarat untuk menghidupkan dan menggerakkan
kekuatan lahir dan batin sehingga dapat hidup merdeka.
 Kodrat alam sebagai syarat untuk menghidupkan dan mencapai kemajuan
dengan cepat dan sebaik-baiknya.
Penyelenggaraan Taman Siswa didasarkan pada asas pendidikan yang dikemukakan
oleh Ki Hajar Dewantara sebagai berikut:
a. Asas kemerdekaan
b. Asas kodrat alam
c. Asas kebudayaan
d. Asas kebangsaan
e. Asas kemanusiaan
Kelima asas tersebut dinamakan dengan Panca Darma Taman Siswa.
Penyelenggaraan taman siswa didasarkan pada beberapa semboyan yang
menjiwainya berikut ini.
a. Lawan sastra ngesti mulia; dengan kecerdasan jiwa kita menuju
kesejahteraan.
b. Suci tata ngesti tunggal; dengan kesucian batin dan teraturnya hidup batin,
kita mengejar kesempurnaan.
c. Tut wuri handayani; mengikuti dari belakang sambil memberikan pengaruh.
d. Rawe-rawe rantas, malang-malang patung; segala yang menghalangi akan
hancur.

26
Pemikiran Ki Hajar tentang tujuan pendidikan yaitu memajukan bangsa secara
keseluruhan tanpa membeda-bedakan agama, etnis, suku, budaya, adat, kebiasaan,
status ekonomi, status sosial, dan sebagainya, serta harus didasarkan kepada nilai-
nilai kemerdekaan yang asas. Ki Hajar meninggal dunia pada tanggal 26 April 1959
di Yogyakarta. Beliau telah memberikan karya terbaiknya kepada nusa dan bangsa.
Sembooyan “Tut Wuri Handayani” diabadikan sebagai lambang Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Hasbullah, 2005 : 266).

2. Mohammad Syafei

Mohammad Syafei lahir di Kalimantan pada tahun 1899. Perjuangan beliau juga
dititikberatkan pada bidang pendidikan. Pada tahun 1922 beliau menjadi guru pada
Sekolah Kartini di Jakarta dan sejak itu aktivitasnya di bidang pendidikan terus
berkembang. Sebagai seorang tokoh pendidikan Mohammad Syafei berjasa besar
dalam mendirikan sekolah yang diberi nama “Indonesische Nederlansche School”
atau yang lebih dikenal dengan INS di Kayuttanam Sumatera Barat. Dasar
pendidikan yang dikembangkannya adalah kemasyarakatan, keaktifan, kepraktisan,
serta berpikir logis dan rasional. Berkenaan dengan itulah maka isi pendidikan yang
dikembangkannya adalah bahan-bahan yang dapat mengembangkan pikiran,

27
perasaan, dan keterampilan yang dikenal dengan istilah 3 H (Head, Heart and
Hand).
Sementara itu INS menitikberatkan pendidikannya pada dunia kerja. INS
menyelenggarakan pendidikan dalam jenjang berikut :
 Ruang bawah selama 7 tahun (setara SD)
 Ruang atas selama 6 tahun (setara sekolah menengah)

Tujuan sekolah yang diselenggarakan Mohammad Syafei adalah:


 Mendidik anak-ana agar mampu berpikir rasional
 Mendidik anak-anak agar mampu bekerja secara teratur dan bersungguh-
sungguh
 Mendidik anak-anak agar menjadi manusia yang baik
 Menanamkan rasa persatuan
Mohammad Syafei yang pernah diangkat menjadi Menteri Pendidikan Pengajaran
dan Kebudayaan pada cabinet Syahrir, meninggal dunia pada tanggal 5 Maret 1969.
Jasa-jasa beliau tak terlupakan, apalagi lulusan INS tersebar ke berbagai pelosok
tanah air, guna membangun bangsa dan Negara. Pemikiran Syafei diatas
menyarankan kesempurnaan lahir dan batin yang harus selalu diperbaharui.Hal ini
terungkap dalam pemikiran G. Revesz seperti yang dikutip oleh Syafei “bahwa
lapangan pendidikan mesti berubah menurut zamannya,seandainya orang masih
beranggapan,bahwa susunan pendidikan dan pengajaran yang berlaku adalah sebaik-
baiknya dan tidak akan berubah lagi,maka orang atau lembaga yang berpendirian
dan berpikir demikian telah jauh menyimpang dari kebenaran. Demikianlah,tujuan
pendidikan berupa kesempurnaan lahir dan batin,harus selalu terus disempurnakan
sesuai dengan tuntutan perubahan zaman. Dan kesempurnaan yang cocok untuk
bangsa Indonesia Syafei mengajukan pemikiran yang masih relevan untuk zaman
kita ini. Manusia yang sempurna lahir dan batin atau aktif kreatif itu,apa saja unsur-
unsur atau aspek-aspeknya? Ia menyatakan bahwa yaitu jiwa dan hati yang terlatih
dan otak yang berisi pengetahuan (Thalib Ibarahim, 1978 : 20). Orang yang jiwa dan
hatinya terlatih itu tekun,teliti,rajin,giat,berperhatian,dan apik dalam segala bidang
perbuatan. Pelatihan jiwa dan hati ini diperoleh melalui pelatihan bebuat atau

28
bekerja mengerjakan pekerjaan sehari-hari atau bahkan pekerjaan tangan. Bahkan
untuk pengisian otakpun,pelajaran pekerjan tangan dapat turut dimanfaatkan.

3. Kiyai H. Ahmad Dahlan

Ahmad Dahlan nama kecilnya adalah Muhammad Darwis lahir di Yogyakarta pada
tahun 1869. Ayahnya seorang ulama yang bernama K.H. Abu Bakar bin K.H.
Sulaiman, pejabat khatib di Masjid Besar Kesultanan Yogyakarta. Ahmad Dahlan
adalah seorang yang memiliki pengetahuan yang luas. Meskipun usianya baru dua
puluh tahun, ia mulai merintis jalan pembaruan di kalangan umat Islam. Misalnya,
membetulkan arah kiblat shalat pada masjid yang dipandang tidak tepat arahnya
yang sesuai dengan perhitungan menurut ilmu falakiyah yang dikuasainya. Usaha
ini sempat menimbulkan insiden yang membuat diri dan istrinya hampir saja
meninggalkan Kauman Yogyakarta selamanya. Kemudian memberikan pelajaran
agama di sekolah negeri yang saat itu tidak pernah dilakukan oleh kyai lainnya.
Ahmad Dahlan juga sangat memperhatikan kaum dhuafa, anak yatim, dan fakir
miskin agar selalu diperhatikan dan diayomi. Hal ini selalu ia ingatkan kepada
murid-muridnya agar selalu memperhatikan dan menolong kaum dhuafa tersebut.
Pernah suatu ketika beliau memberikan pelajaran kepada murid-muridnya tentang

29
surat Al-Ma’un. Namun, surat Al-Ma’un ini selalu beliau ulang-ulang dalam setiap
pertemuan pengajian sehingga menimbulkan protes dari murid-muridnya. Setelah
dijelaskan lalu setelah pengajian selesai dan murid-muridnya masing-masing
membawa anak yatim dan disantuni secukupnya.
Ahmad Dahlan juga merupakan tokoh pendiri organisasi Muhammadiyah pada
tahun 1912 di Yogyakarta. Ada beberapa hal yang melatarbelakangi Ahmad Dahlan
mendirikan Muhammadiyah ini:
 Umat islam tidak memegang tuntunan Al-qur’an dan Hadits sehingga
menyebabkan perbuatan syirik, bid’ah dan kufarat semakin merajalela serta
mencemarkan kemurnian ajarannya.
 Keadaan umat islam sangat menyedihkan akibat penjajahan.
 Kegagalan institusi pendidikan islam untuk memenuhi tuntunan kemajuan
zaman merupakan akibat dari mengisolasi diri.
 Persatuan dan kesatuan umat islam menurut akibat lemahnya organisasi islam
yang ada.
 Munculnya tantangan dari kegiatan misi Zending yang dianggap mengancam
masa depan umat islam.

Jenis-jenis sekolah yang dikembangkan Ahmad Dahlan adalah sebagai berikut :

(1) Sebelum merdeka (sekolah umum dan agama)


(2) Sesudah merdeka (sekolah umum di bawah departemen pendidikan, madrasah
dan perguruan tinggi Muhammadiyah). Ahmad Dahlan meninggal pada tanggal
25 Februari 1923 dalam usia 55 tahun.

30
4. Rahmah El Yunusiah

Bentuk realisasi dari pemikiran pendidikan Rahmah el-Yunusiyah adalah berupa


pendirian sekolah–sekolah bagi perempuan. Hal ini merupakan tanggapan dari
situasi pada masa itu dan sejalan pula dengan teorinya Arnold J. Toynbee yaitu :
“Challenge and Respons”. Sedangkan tujuan pendidikannya untuk mencerdaskan
kaum perempuan agar pendidikan pada masa itu tidak berpusat pada laki–laki,
dengan demikian hal ini sejalan dengan teori Feminisme, yaitu teori poststrukturalis
dan postmodernisme. Beberapa hambatan  pada kaum  perempuan Indonesia.
Pendidikan yang belum berpihak pada kaum perempuan dapat pula ditemui dalam
bidang lain. Misalnya dalam bidang kesehatan dan pekerjaan. Perusahaan masih
banyak yang belum memberi lapangan kerja pada perempuan. Angka perempuan
menganggur lebih tinggi dapat ditemui dimana-mana dibanding laki-laki. Kalaupun
perempuan banyak ditemui bekerja disektor informal (pabrik) itu bukan berarti
hilangnya diskriminasi. Angka kaum perempuan upahnya tidak dibayar oleh
perusahaan mencapai 41,3% lebih tinggi dibanding laki-laki yang hanya 10%
menjadi bukti beban yang diterima perempuan diluar rumah.

31
F. KEBERAGAMAN BUDAYA
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.
Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai
sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial,
religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat.

1. Unsur-unsur kebudayaan
Menurut Koentjaraningrat, istilah universal menunjukkan bahwa unsur-unsur
kebudayaan bersifat universal dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua
bangsa yang tersebar di berbagai penjuru dunia.Ketujuh unsur kebudayaan tersebut
adalah :
a) Sistem Bahasa
Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan
sosialnya untuk berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam ilmu
antropologi, studi mengenai bahasa disebut dengan istilah antropologi linguistik.
Menurut Keesing, kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya,
menciptakan pemahaman tentang fenomena sosial yang diungkapkan secara
simbolik, dan mewariskannya kepada generasi penerusnya sangat bergantung pada
bahasa. Dengan demikian, bahasa menduduki porsi yang penting dalam analisa
kebudayaan manusia. Menurut Koentjaraningrat, unsur bahasa atau sistem
perlambangan manusia secara lisan maupun tertulis untuk berkomunikasi adalah
deskripsi tentang ciri-ciri terpenting dari bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa

32
yang bersangkutan beserta variasivariasi dari bahasa itu. Ciri-ciri menonjol dari
bahasa suku bangsa tersebut dapat diuraikan dengan cara membandingkannya dalam
klasifikasi bahasa-bahasa sedunia pada rumpun, subrumpun, keluarga dan
subkeluarga. Menurut Koentjaraningrat menentukan batas daerah penyebaran suatu
bahasa tidak mudah karena daerah perbatasan tempat tinggal individu merupakan
tempat yang sangat intensif dalam berinteraksi sehingga proses saling memengaruhi
perkembangan bahasa sering terjadi.

b) Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem
peralatan hidup dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan
berwujud di dalam ide manusia. Sistem pengetahuan sangat luas batasannya karena
mencakup pengetahuan manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam
kehidupannya .Masyarakat pedesaan yang hidup dari bertani akan memiliki sistem
kalender pertanian tradisional yang disebut system pranatamangsa yang sejak dahulu
telah digunakan oleh nenek moyang untuk menjalankan aktivitas pertaniannya.
Menurut Marsono, pranatamangsa dalam masyarakat Jawa sudah digunakan sejak
lebih dari 2000 tahun yang lalu. Sistem pranatamangsa digunakan untuk menentukan
kaitan antara tingkat curah hujan dengan kemarau. Melalui sistem ini para petani
akan mengetahui kapan saat mulai mengolah tanah, saat menanam, dan saat
memanen hasil pertaniannya karena semua aktivitas pertaniannya didasarkan pada
siklus peristiwa alam. Sedangkan Masyarakat daerah pesisir pantai yang bekerja
sebagai nelayan menggantungkan hidupnya dari laut sehingga mereka harus
mengetahui kondisi laut untuk menentukan saat yang baik untuk menangkap ikan di
laut. Pengetahuan tentang kondisi laut tersebut diperoleh melalui tanda-tanda atau
letak gugusan bintang di langit. Banyak suku bangsa yang tidak dapat bertahan hidup
apabila mereka tidak mengetahui dengan teliti pada musim-musim apa berbagai jenis
ikan pindah ke hulu sungai. Selain itu, manusia tidak dapat membuat alat-alat apabila
tidak mengetahui dengan teliti ciriciri bahan mentah yang mereka pakai untuk
membuat alat-alat tersebut. Tiap kebudayaan selalu mempunyai suatu himpunan
pengetahuan tentang alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, benda, dan manusia yang

33
ada di sekitarnya. Menurut Koentjaraningrat, setiap suku bangsa di dunia memiliki
pengetahuan mengenai, antara lain :
 Alam sekitarnya
 Tumbuhan yang tumbuh di sekitar daerah tempat tinggalnya
 Binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya
 Zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya tubuh manusia
 Sifat-sifat dan tingkah laku manusia
 Ruang dan waktu.
 Sistem kekerabatan dan organisasi sosial
Unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi social merupakan usaha
antropologi untuk memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat melalui
berbagai kelompok sosial. Menurut Koentjaraningrat tiap kelompok masyarakat
kehidupannya diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai macam
kesatuan di dalam lingkungan di mana dia hidup dan bergaul dari hari ke hari.
Kesatuan sosial yang paling dekat dan dasar adalah kerabatnya, yaitu keluarga inti
yang dekat dan kerabat yang lain. Selanjutnya, manusia akan digolongkan ke dalam
tingkatantingkatan lokalitas geografis untuk membentuk organisasi social dalam
kehidupannya.
Kekerabatan berkaitan dengan pengertian tentang perkawinan dalam suatu
masyarakat karena perkawinan merupakan inti atau dasar pembentukan suatu
komunitas atau organisasi sosial.
c) Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka
akan selalu membuat peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian awal para
antropolog dalam memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsur teknologi yang
dipakai suatu masyarakat berupa benda-benda yang dijadikan sebagai peralatan
hidup dengan bentuk dan teknologi yang masih sederhana. Dengan demikian,
bahasan tentang unsur kebudayaan yang termasuk dalam peralatan hidup dan
teknologi merupakan bahasan kebudayaan fisik.
d) Sistem Ekonomi/Mata Pencaharian Hidup

34
Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus kajian
penting etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian mengkaji
bagaimana cara mata pencaharian suatu kelompok masyarakat atau sistem
perekonomian mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Sistem ekonomi pada
masyarakat tradisional, antara lain :
 berburu dan meramu
 beternak
 bercocok tanam di lading
 menangkap ikan
 bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi.
Pada saat ini hanya sedikit sistem mata pencaharian atau ekonomi suatu
masyarakat yang berbasiskan pada sektor pertanian. Artinya, pengelolaan sumber
daya alam secara langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam sektor
pertanian hanya bisa ditemukan di daerah pedesaan yang relatif belum terpengaruh
oleh arus modernisasi.Pada saat ini pekerjaan sebagai karyawan kantor menjadi
sumber penghasilan utama dalam mencari nafkah. Setelah berkembangnya sistem
industri mengubah pola hidup manusia untuk tidak mengandalkan mata pencaharian
hidupnya dari subsistensi hasil produksi pertaniannya. Di dalam masyarakat industri,
seseorang mengandalkan pendidikan dan keterampilannya dalam mencari pekerjaan.
e) Sistem Religi
Koentjaraningrat menyatakan bahwa asal mula permasalahan fungsi religi dalam
masyarakat adalah adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya
suatu kekuatan gaib atau supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada manusia
dan mengapa manusia itu melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dan
mencari hubungan-hubungan dengan kekuatan-kekuatan supranatural tersebut.
Dalam usaha untuk memecahkan pertanyaan mendasar yang menjadi penyebab
lahirnya asal mula religi tersebut, para ilmuwan sosial berasumsi bahwa religi suku-
suku bangsa di luar Eropa adalah sisa dari bentuk-bentuk religi kuno yang dianut
oleh seluruh umat manusia pada zaman dahulu ketika kebudayaan mereka masih
primitif.
f) Kesenian

35
Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi
mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang
dikumpulkan dalam penelitian tersebut berisi mengenai benda-benda atau artefak
yang memuat unsur seni, seperti patung, ukiran, dan hiasan. Penulisan etnografi awal
tentang unsur seni pada kebudayaan manusia lebih mengarah pada teknikteknik dan
proses pembuatan benda seni tersebut. Selain itu, deskripsi etnografi awal tersebut
juga meneliti perkembangan seni musik, seni tari, dan seni drama dalam suatu
masyarakat. Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, seni relief, seni
ukir, seni lukis, dan seni rias. Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental,
sedangkan seni sastra terdiri atas prosa dan puisi. Selain itu, terdapat seni gerak dan
seni tari, yakni seni yang dapat ditangkap melalui indera pendengaran maupun
penglihatan. Jenis seni tradisional adalah wayang, ketoprak, tari, ludruk, dan lenong.
Sedangkan seni modern adalah film, lagu, dan koreografi.

G. PATRIOTISME
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), patriotisme adalah sikap
seseorang yang bersedia mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan dan
kemakmuran tanah airnya. Sementara menurut buku "Jiwa Patriotisme" oleh Sri
Kartini (2020), patriotisme berasal dari kata patriot dan isme, artinya sifat
kepahlawanan atau jiwa pahlawan. Adapun yang dimaksud dengan patriotisme
dijelaskan menjadi beberapa pengertian diantaranya :
 Patriotisme merupakan sikap seseorang yang bersedia mengorbankan segala-
galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah airnya, semangat cinta tanah air.
 Patriotisme adalah sikap yang berani, pantang menyerah, dan rela berkorban
demi bangsa dan negara.
 Patriotisme adalah sikap dan perilaku seseorang yang dilakukan dengan penuh
semangat, rela berkorban untuk kemerdekaan, kemajuan, kejayaan, dan
kemakmuran bangsa.

H. MASYARAKAT MODERN
Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya
mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban
masa kini. Pada umumnya masyarakat modern tinggal di daerah perkotaan,
sehingga disebut masyarakat perkotaan. Namun tidak semua masyarakat kota tidak

36
dapat disebut masyarakat modern, sebab orang kota tidak memiliki orientasi ke
masa kini, misalnya gelandangan. Pada kehidupan masyarakat modern, kerja
merupakan bentuk eksploitasi kepada diri, sehingga mempengaruhi pola ibadah,
makan, dan pola hubungan pribadi dengan keluarga. Sehingga dalam kebudayaan
industri dan birokrasi modern pada umumnya, dipersonalisasi menjadi
pemandangan sehari-hari.
Masyarakat modern mudah stres dan muncul penyakit-penyakit baru yang
berkaitan dengan perubahan pola makanan dan pola kerja. Yang terjadi kemudian
adalah dehumanisasi dan alienasi atau keterasingan, karena dipacu oleh semangat
kerja yang tinggi untuk menumpuk modal. Berger menyebutnya sebagai “lonely
crowd” karena pribadi menemukan dirinya amat kuat dalam kehidupan
bermasyarakat. Dalam kebudayaan industrialisasi, terus terjadi krisis. Pertama,
kosmos yang nyaman berubah makna karena otonomisasi dan sekularisasi sehingga
rasa aman lenyap. Kedua masyarakat yang nyaman dirobek-robek karena individu
mendesakkan diri kepada pusat semesta, ketiga nilai kebersamaan goyah, keempat
birokrasi dan waktu menggantikan tokoh mistis dan waktu mitologi.
Para penganut paham pascamodern seperti Lyotard pernah mengemukakan
perlunya suatu jaminan meta-sosial, yang dengannya hidup kita dijamin lebih
merdeka, bahagia, dan sebagainya. Khotbah agung-nya (metanarasi) ini
mengutamakan perlunya new sensibility bagi masyarakat yang terjebak dalam
gejala dehumanisasi budaya modern.
Kebiasaan dari masyarakat modern adalah mencari hal-hal mudah, sehingga
penggabungan nilai-nilai lama dengan kebudayaan birokrasi modern diarahkan
untuk kenikmatan pribadi. Sehingga, munculah praktek-peraktek kotor seperti
nepotisme, korupsi, yang menyebabkan penampilan mutu yang amat rendah.

a) Ciri-Ciri Masyarakat Modern


Kata Modern berasal dari bahasa latin “ Modo” = cara dan “ Ernus” = masa kini.
Menurut Talcott Parson :
 Netralitas efektif yaitu bersikap netral, bahkan dapat menuju sikap tidak
memperhatikan ol/ling.
 Orientasi diri yaitu lebih mengutamakan kepentingan diri sendiri.

37
 Universalisme yaitu menerima segala sesuatu dengan obyektif.
 Prestasi yaitu masyarakatnya suka mengejar prestasi.
 Spesifitas yaitu berterus terang dalam mengungkapkan segala sesuatu.
Menurut Alex Inkeles manusia modern memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
 Menerima hal-hal baru.
 Menyatakan pendapat baik tentang lingkungannya sendiri maupun luar.
 Menghargai waktu.
 Memiliki perencanaan dan pengorganisasian.
 Percaya diri
 Perhitungan
 Menghargai harkat hidup orang lain
 Lebih percaya pada ilmu pengetahuan dan teknologi.
 Menjunjung tinggi suatu sikap dimana imbalan sesuai dengan prestasi yang
diberikan.
Selain dari uraian di atas menurut para ahli mengenai ciri-ciri masyarakat
tradisional, terdapat beberapa ciri-ciri masyarakat Modern yang lainnya :
a) Masyarakatnya heterogen.
b) System pelapisan sosialnya terbuka.
c) Mobilitas sosialnya tinggi.
d) Melakukan tindakan secara rasional.
e) Tidak terikat pada tradisi/adat.

2. Modernisasi
Modernisasi dan aspirasi-aspirasi modernisasi mungkin merupakan persoalan
menarik yang dewasa ini merupakan gejala umum di dunia ini. Kebanyakan
masyarakat didunia terkait pada jaringan modernisasi, baik yang baru memasukinya,
maupun yang sedang meneruskan tradisi modernisasi. Secara historis, modernisasi
merupakan suatu proses perubahan yang menuju pada tipe sistem-sistem sosia,
ekonomi, dan politik yang telah berkembang di Eropa Barat dan Amerika Utara
pada abad ke-17 sampai pada abad ke-19. Sistem social yang ini kemudian

38
menyebar ke Negara-negara Eropa lainnya serta juga ke Negara-negara Amerika
Selatan, Asia, dan Afrika pada abad ke-19 dan 20 ini.
Proses modernisasi mencakup proses yang sangat luas. Kadang-kadang batasnya
tak dapat di tentukan/ditetapkan secara mutlak. Mungkin di suatu daerah tertentu,
modernisasi mencakup pemberantasan buta huruf, di lin tempat proses tadi
mencakup usaha-usaha penyemprotan rawa-rawa dengan DDT untuk mengurangi
sumber-sumber penyakit malaria atau mungkin juga diartikan sebgai usaha
membangun pusat-pusat tenaga listrik. Di Indoneisa, misalnya, modernisai terutama
ditekankan pada sector pertanian, disamping sekator lainnya.
Pada dasarnya pengertian modernisai mencakup suatu transformasi total
kehidupan bersama yang tradisiaonal atau pra modern dalam arati teknologi serta
organisasi social kearah pola-pola ekonomis dan politik yang menjadi ciri Negara-
negara yang stabil.
a) Disorganisasi, transformasi, dan Proses dalam Modernisasi
Seperti telah diuraikan di muka, disorganisasin adalah proses berpudarnya atau
melemahnya norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat karena adanya
perubahan. Perwujudan disorganisasi yang nyata adalah timbulnya masalah-masalah
sosia. Masalah social dapat dirumuskan sebagai penyimpangan (deviation) terhadap
norma-norma kemasyarakatan yang merupakan persoalan bagi masyarakat pada
umumnya. Disamping itu, tentu aka dapat dijumpai perlawan terhadap transformasi
sebagai akibat dari pada modernisasi. Keyakinan yang kuat terhadap kebenaran
tradisi, sikap yangbtidak toleran terhadap penyimpangan-penyimpangan,
pendidikan, dan perkembangan ilmiah yang tetinggal, merupakan beberapa factor
yang menghambat proses modernisasi. Justru Pendidikan dan perkembangan ilmiah
merupakan hal penting untuk mengimbangi perkembagan teknologi dalam
modernisasi, hal mana akan mencegah terjadinya tertinggal budaya. Akan tetapi,
medernisasi yang terlampau cepat juga tidak dikehendaki karena masyarakat tidak
akan sempat mengadakan reoorganisasi.
b) Syarat-syarat Modernisasi
Modernisasi pada hakikatnya mencakup bidang-bidang yang sangat banyak.
Dalam abad social change ini mau tidak mau modernisasi harus dihadapi
masyarakat. Bidang yang akan diutamakan oleh suatu masyarakat tergantung dari

39
kebijaksanaan penguasa yang memimpin masyarakat. Namun demikian modernisasi
hamper pasti pada awalnya akan mengakibatkan disorganisasi dalam masyarakat.
Syarat-syarat suatu modernisasi adalah sebagai berikut :
- Cara berpikir yang ilmiah (scientific thinking) yang melembagakan kelah
penguasa maupun masyarakat.
- Sistem administrasi Negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi.
- Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur dan terpusat pada suatu
lembaga atau badan tertentu.
- Penciptaan iklim yang favorable darin masyarakat terhadap modrnisasi dengan
cara penggunaan alat-alat komunikasi massa.
- Tingkat organisasi yang tinggi, di suatu pihak berarti disiplin, sedangkan di lain
pihak berarti pengurangan kemerdekaan.

I. KOMSUMSI BARANG DAN JASA


Konsep konsumsi, yang merupakan konsep yang di Indonesiakan dari bahasa
inggris ”Consumtion”. Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-
jasa yang dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
dari orang yang melakukan pembelanjaan tersebut. Teori Konsumsi adalah teori
yang mempelajari bagaimana manusia / konsumen itu memuaskan kebutuhannya
dengan pembelian / penggunaan barang dan jasa. Sedangkan pelaku konsumen
adalah bagaimana ia memutuskan berapa jumlah barang dan jasa yang akan dibeli
dalam berbagai situasi.
Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan
mereka yang lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang di
produksi untuk digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya
dinamakan barang konsumsi.
Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di
antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan
nasional (pendapatan disposebel) perekonomian tersebut. Fungsi konsumsi dapat
dinyatakan dalam persamaan : i. Fungsi konsumsi ialah : C = a + By. Dimana a
adalah konsumsi rumah tangga ketika pendapatan nasional adalah 0, b adalah

40
kecondongan konsumsi marginal, C adalah tingkat konsumsi dan Y adalah tingkat
pendapatan nasional.
Ada dua konsep untuk mengetahui sifat hubungan antara pendapatan disposebel
dengan konsumsi dan pendapatan diposebel dengan tabungan yaitu kosep
kecondongan mengkonsumsi dan kecondongan menabung. Kecondongan
mengkonsumsi dapat dibedakan menjadi dua yaitu kecondongan mengkonsumsi
marginal dan kecondongan mengkonsumsi ratarata. Kencondongan mengkonsumsi
marginal dapat dinyatakan sebagai MPC (berasal dari istilah inggrisnya Marginal
Propensity to Consume), dapat didefinisikan sebagai perbandingan di antara
pertambahan konsumsi (ΔC) yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan
disposebel (ΔYd) yang diperoleh. Nilai MPC dapat dihitung dengan menggunakan
formula : MPC = Yd . CΔ
Kencondongan mengkonsumsi rata-rata dinyatakan dengan APC (Average
Propensity to Consume), dapat didefinisikan sebagai perbandingan di antara tingkat
pengeluaran konsumsi (C) dengan tingkat pendapatan disposebel pada ketika
konsumen tersebut dilakukan (Yd). Nilai APC dapat dihitung dengan menggunakan
formula : APC = Yd.C
Kecondongan menabung dapat dibedakan menjadi dua yaitu kencondongan
menabung marginal dan kecondongan menabung rata-rata. Kecondongan
menabung marginal dinyatakan dengan MPS (Marginal Propensity to Save) adalah
perbandingan di antara pertambahan tabungan (ΔS) dengan pertambahan
pendapatan disposebel (ΔYd). Nilai MPS dapat dihitung dengan menggunakan
formula : MPS = Yd.SΔ.
Kecondongan menabung rata-rata dinyatakan dengan APS (Average Propensity
to Save), menunjukan perbandingan di antara tabungan (S) dengan pendapatan
disposebel (Yd). Nilai APS dapat dihitung dengan menggunakan formula : APS =
Yd. S.

J. KOPERASI
1. Pengertian Koperasi

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum yang
berlandaskan pada asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Kegiatan usaha

41
koperasi merupakan penjabaran dari UUD 1945 pasal 33 ayat (1). Dengan adanya
penjelasan UUD 1945 Pasal 33 ayat (1) koperasi berkedudukan sebagai soko guru
perekonomian nasional dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem
perekonomian nasional. Sebagai salah satu pelaku ekonomi, koperasi merupakan
organisasi ekonomi yang berusaha menggerakkan potensi sumber daya ekonomi
demi memajukan kesejahteraan anggota. Karena sumber daya ekonomi tersebut
terbatas, dan dalam mengembangkan koperasi harus mengutamakan kepentingan
anggota, maka koperasi harus mampu bekerja seefisien mungkin dan mengikuti
prinsip-prinsip koperasi dan kaidah-kaidah ekonomi.

1. Prinsip Koperasi
Di dalam Undang-Undang RI No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
disebutkan pada pasal 5 bahwa dalam pelaksanaannya, sebuah koperasi harus
melaksanakan prinsip koperasi. Berikut ini beberapa prinsip koperasi.
1) Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka.
2) Pengelolaan koperasi dilakukan secara demokratis.
3) Sisa hasil usaha (SHU) yang merupakan keuntungan dari usaha yang dilakukan
oleh koperasi dibagi berdasarkan besarnya jasa masing-masing anggota.
4) Modal diberi balas jasa secara terbatas.
5) Koperasi bersifat mandiri.

2. Fungsi dan Peran Koperasi


Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 4 UU No. 25 Tahun 1992, fungsi dan peran
koperasi di Indonesia seperti berikut ini :

i. Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota


pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosial Potensi dan kemampuan ekonomi para
anggota koperasi pada umumnya relatif kecil. Melalui koperasi, potensi dan
kemampuan ekonomi yang kecil itu dihimpun sebagai satu kesatuan, sehingga
dapat membentuk kekuatan yang lebih besar. Dengan demikian koperasi akan
memiliki peluang yang lebih besar dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi
dan sosial masyarakat pada umumnya dan anggota koperasi pada khususnya.

42
ii. Turut serta secara aktif dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan manusia
dan masyarakat Selain diharapkan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan
ekonomi para anggotanya, koperasi juga diharapkan dapat memenuhi fungsinya
sebagai wadah kerja sama ekonomi yang mampu meningkatkan kualitas
kehidupan manusia dan masyarakat pada umumnya. Peningkatan kualitas
kehidupan hanya bisa dicapai koperasi jika ia dapat mengembangkan
kemampuannya dalam membangun dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi
anggota-anggotanya serta masyarakat disekitarnya.
iii. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional Koperasi adalah satu-satunya bentuk perusahaan yang
dikelola secara demokratis. Berdasarkan sifat seperti itu maka koperasi
diharapkan dapat memainkan peranannya dalam menggalang dan memperkokoh
perekonomian rakyat. Oleh karena itu koperasi harus berusaha sekuat tenaga
agar memiliki kinerja usaha yang tangguh dan efisien. Sebab hanya dengan cara
itulah koperasi dapat menjadikan perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan
dan ketahanan perekonomian nasional.
iv. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi Sebagai salah satu pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian
Indonesia, koperasi mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan
perekonomian nasional bersama-sama dengan pelaku-pelaku ekonomi lainnya.
Namun koperasi mempunyai sifat-sifat khusus yang berbeda dari sifat bentuk
perusahaan lainnya, maka koperasi menempati kedudukan yang sangat penting
dalam sistem perekonomian Indonesia. Dengan demikian koperasi harus
mempunyai kesungguhan untuk memiliki usaha yang sehat dan tangguh,
sehingga dengan cara tersebut koperasi dapat mengemban amanat dengan baik.

3. Manfaat Koperasi
Berdasarkan fungsi dan peran koperasi, maka manfaat koperasi dapat dibagi
menjadi dua bidang, yaitu manfaat koperasi di bidang ekonomi dan manfaat
koperasi di bidang sosial.

43
a. Manfaat Koperasi di Bidang Ekonomi
 Berikut ini beberapa manfaat koperasi di bidang ekonomi, yaitu :
Meningkatkan penghasilan anggota-anggotanya. Sisa hasil usaha yang
diperoleh koperasi dibagikan kembali kepada para anggotanya sesuai dengan
jasa dan aktivitasnya.
 Menawarkan barang dan jasa dengan harga yang lebih murah. Barang dan
jasa yang ditawarkan oleh koperasi lebih murah dari yang ditawarkan di toko-
toko. Hal ini bertujuan agar barang dan jasa mampu dibeli para anggota
koperasi yang kurang mampu.
 Menumbuhkan motif berusaha yang berperikemanusiaan. Kegiatan koperasi
tidak semata-mata mencari keuntungan tetapi melayani dengan baik
keperluan anggotanya.
 Menumbuhkan sikap jujur dan keterbukaan dalam pengelolaan koperasi.
Setiap anggota berhak menjadi pengurus koperasi dan berhak mengetahui
laporan keuangan koperasi.
 Melatih masyarakat untuk menggunakan pendapatannya secara lebih efektif
dan membiasakan untuk hidup hemat.

b. Manfaat Koperasi di Bidang Sosial


Di bidang sosial, koperasi mempunyai beberapa manfaat, diantaranya :
 Mendorong terwujudnya kehidupan masyarakat damai dan tenteram.
 Mendorong terwujudnya aturan yang manusiawi yang dibangun tidak di atas
hubungan-hubungan kebendaan tetapi di atas rasa kekeluargaan.
 Mendidik anggota-anggotanya untuk memiliki semangat kerja sama dan
semangat kekeluargaan.

c. Kegiatan Koperasi

Kegiatan Koperasi utamanya bergerak di bidang ekonomi. Tujuannya adalah


untuk kesejahteraan dan kepentingan bersama anggota koperasi tersebut. Sehingga
tidak ada satu pihakpun yang merasa dirugikan. Ada begitu banyak sekali kegiatan
koperasi. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan anggota koperasi dan diawasi oleh

44
pemerintah yang biasanya menugaskan beberapa perangkatnya menjadi koperasi
unit desa (KUD). Kegiatan-kegiatan koperasi diantaranya adalah :

 Produksi Barang
Kegiatan koperasi dibidang produksi barang umumnya adalah usaha kecil
sampai menengah. Para produsen dikumpulkan dalam wadah koperasi agar
ada komunikasi yang intens tentang usaha anggota-anggotanya. Sehingga
produk yang mereka hasilkan kualitasnya semakin bagus dan usaha mereka
semakin maju karena adanya dukungan dan kerja sama dengan sesama
anggota.
 Simpan Pinjam Modal
Kegiatan koperasi yang paling banyak dilakukan dan diminati masyarakat
adalah peminjaman modal. Begitu banyak masyarakat yang ingin mendirikan
suatu usaha namun tidak mempunyai modal. Oleh karena itu koperasi
memberi solusi dengan menyediakan pinjaman kepada meraka tanpa bunga.
 Jual Beli Produk
Kegiatan lain dari koperasi adalah jual beli produk dengan harga yang jauh
lebih murah daripada di pasaran.misalnya, beras yang di beli di koperasi
harganya lebih murah daripada harga beras di toko-toko.
Contoh Lain:
- Transaksi biaya listrik dan telepon
- Arisan antar anggota koperasi
- Memasarkan hasil produksi barang

d. Jenis-jenis Koperasi
Koperasi secara umum dapat dikelompokkan menjadi koperasi konsumen,
koperasi produsen dan koperasi kredit (jasa keuangan). Koperasi dapat pula
dikelompokkan berdasarkan sektor usahanya.
 Koperasi Simpan Pinjam
 Koperasi Konsumen
 Koperasi Produsen
 Koperasi Pemasaran

45
 Koperasi Jasa
Koperasi Simpan Pinjam Adalah koperasi yang bergerak di bidang simpanan dan
pinjaman.

K. MASALAH SOSIAL LINGKUNGAN SETEMPAT

Masalah sosial menyangkut nilai-nilai  sosial dan moral. Masalah tersebut


merupakan persoalan karena menyangkut tata kelakuan yang inmoral, berlawanan
dengan hukum dan bersifat merusak. Oleh sebab itu, maslah-masalah sosial tak akan
mungkin ditelaah tanpa mempertimbangkan ukuran-ukuran masyarakat mengenai apa
yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. Sosiologi menyangkut teori yang
hanya dalam batas tertentu menyangkut nilai-nilai sosial dan moral, yang terpokok
adalah aspek ilmiahnya.

Maslah sosial masyarakat menyangkut analisis tentang macam-macam gejala


kehidupan masyarakat, sedangkan problema sosial meneliti gejala-gejala abnormal
masyarakat dengan maksud untuk memperbaiki atau bahkan untuk menghilangkannya.
Sosiologi menyelidiki persoalan-persoalan umum dalam masyarakat dengan maksud
untuk menemukan dan menafsirkan kenyataan-kenyataan kehidupan masyrakat.
Sementara itu, usaha-usaha perbaikannya merupakan bagian dari pekerjaan sosial.
Dengan kata lain sosiologi berusaha untuk memahami kekuatan-kekuatan dasar yang
berda di belakang tata kelakuan sosial. Pekerjaan sosial berusaha untuk menganggulangi
gejala-gejala abnormal dalam masyarakat, atau untuk memecahkan persoalan-persoalan
yang dihadapi oleh masyarakat.

Masalah sosial merupakan suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan


atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Atau, menghambat
terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut sehingga
menyebabkan kepincangan ikatan sosial. Dalam keadaan normal terdapat integrasi serta
keadaan yang sesuai pada hubungan-hubungan antar unsur-unsur kebudayaan atau

46
masyarakat. Apabila antar unsur-unsur tersebut terjadi bentrokan, maka hubungan-
hubungan sosial akan terganggu sehingga mungkin terjadi kegoyahan dalam kehidupan
kelompok.

Perumusan masalah sosial tidak begitu sukar, daripada usaha-usaha untuk


membuat suatu indeks yang memberi petunjuk akan adanya masalah sosial tersebut.
Para sosiologi telah banyak mengusahakan adanya indeks-indeks tersebut seperti
misalnya indeks simple rates , yaitu angka laju gejala-gejala abnormal dalam
masyarakat, angka-angka bunuh diri, perceraian, kejahatan anak-anak, dan seterusnya.
Sering kali juga diusahakan sistem composite indices,  yaitu gabungan indeks-indeks
dari bermacam-macam aspek yang mempunyai kaitan satu sama lainnya contohnya
angka bunuh diri di hungkan dengan tingkat kemiskinan yang menjadi faktor
melakukan tindakan tersebut. Namun demikian, ada beberapa ukuran umum yang dapat
dipakai sebagai ukuran terjadinya suatu disorganisasi dalam masyarakat umpamanya
adanya keresahan sosial. Karena terjadinya pertentangan antara golongan-golongan
dalam masyarakat, frekuensi penemuan baru yang fundamental dalam kebudayaan dan
masyarakat tersebut juga menyebabkan perubahan-perubahan.

a. Masalah Sosial
Ada beberapa persoalan penting  yang dihadapi oleh masyarakat-masyarakat ,
diantaranya sebagai berikut :
 Kemiskinan
 Kejahatan
 Disoganisasi Keluarga
 Masalah Generasi Muda Dalam Masyarakat Modern
 Peperangan
 Masalah Kependudukan
 Maslah Lingkungan Hidup
 Birokrasi
 Pelanggaran terhadap Norma-Norma Masyarakat 
 Pelacuran
 Delinkuensi Anak-Anak
 Alkoholisme

47
 Homoseksualitas

BAB II
PENUTUP

Masyarakat Tradisional adalah masyarakat yang kehidupannya masih banyak


dikuasai oleh adat istiadat lama sedangkan Masyarakat modern adalah masyarakat yang
sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan
dalam peradaban masa kini.
Ciri-ciri masyarakat tradisional menurut Talcott Parson :
a. Afektifitas. yaitu hubungan antar anggota masyarakat didasarkan pada kasih
sayang.

b. Orientasi kolektif, yaitu lebih mengutamakan kepentingan


kelompok/kebersamaan.

c. Partikularisme, yaitu segala sesuatu yang ada hubungannya dengan apa yang
khusus berlaku untuk suatu daerah tertentu saja, ada hubungannya dengan
perasaan subyektif dan rasa kebersamaan.

d. Askripsi, yaitu segala sesuatu yang dimiliki diperoleh dari pewarisan generasi
sebelumnya.
e. Diffuseness, (kekaburan) yaitu dalam mengungkapkan sesuatu dengan tidak
berterus-terang.
Sedangkan ciri-ciri masyarakat modern adalah :
 Masyarakatnya heterogen.

48
 System pelapisan sosialnya terbuka.
 Mobilitas sosialnya tinggi.
 Melakukan tindakan secara rasional.
 Tidak terikat pada tradisi/adat.

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Totok. 2001. Peta, Atlas, dan Globe Sebagai Sarana Belajar


Geografi. Jakarta: Modul Geo. A3. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama.

Handayani, Tuty. 2006. Makna Simbol Dalam Peta, Geospasial. 4 (1): 16-17.

Martha, Sukendra. 1993. Bahasa dan Budaya Peta, Geo-Informatika. 2 (1): 5-10.

Ruhimat, Mamat. Geografi. Cet.2. Jakarta: PT Grafindo Media Pratama.

Wibowo, Arie. 2005. Membaca, Memahami dan Menulis Dengan Peta, Geospasiall. 3


(6):21.

Bakker, JWM. 1999. Filsafat Kebudayaan Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Kanisius.

Davis, Kingsley. 1960. Human Society The Macmillan Company. New York.

Dewantara, Ki Hajar. 1994. Kebudayaan. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan


Tamansiswa..

Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta

Sarjono. Agus R (Editor). 1999. Pembebasan Budaya-Budaya Kita. Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama.

Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers

Soemardjan, S dan Breazeale, K. 1993. Cultural Change in Rural Indonesia; Impact of


Village Development. Honolulu: UNS-YISS-East West Center.

Sorokin, Pitirim A. 1957. Social and Cultural Dynamics. Boston: Sargent.

49
50

Anda mungkin juga menyukai