DOSEN PEMBIMBING
(Dr. Adi Sutopo, M.T)
OLEH:
RIZKY FALMI SETIAWAN TARIGAN
5171230008
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita
rahmat kesehatan dan kesempatan, sehingga bisa menyusun atau menyelesaikan
penyusunan makalah Ilmu Bahan Listrik yang berjudul Critical Journal Report (CJR).
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Adi Sutopo, M.T. yang telah
membimbing penulis dan pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah
ini.
Makalah ini penulis yakini bahwa jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangannya seperti pepatah yang mengatakan “tak ada gading yang tak retak”, baik
isi maupun penyusunnya. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Kata Pengantar............................................................................................... i
Daftar Isi........................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan........................................................................................ 1
1.1 Rasionalisasi Pentingnya CJR............................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan CJR.............................................................................................................. 1
1.3 Manfaat CJR................................................................................................................................. 2
1.4 Identitas Jurnal.......................................................................................................................... 2
Bab IV Penutup............................................................................................... 12
4.1 Kesimpulan................................................................................................................................. 12
4.2 Saran.............................................................................................................................................. 12
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Jurnal Utama
Judul Penelitian : Studi Arus Bocor Permukaan Bahan Isolasi Resin Epoksi Silane
Dengan Variasi Pengisi Pasir Silika ( Dengan Polutan Pantai)
Peneliti : J o h a na d i b H e r i , Y u n i n g t y a s t u t i d a n A b d u l S ya k u r
Nama Jurnal : J u r n a l Il m i a h Te k n i k El e kt r o
Volume : Vol. 14 No. 1
Tahun : 2012
A l a m a t s it u s : h t t p : / / e j o u r na l . u nd i p . a c . i d / i n d e x . p h p / t r a n s m i s i
Jurnal Pembanding
Judul Penelitian : Analisis Degradasi Permukaan Bahan Isolasi Resin Epoksi dengan
Pengisi Pasir Pantai yang Mengandung Banyak Kalsium
Peneliti : Moh Toni Prasetyo, Hamzah Berahim dan T. Haryono
Nama Jurnal : J u r n a l Te k n i k El e kt r o
Volume : Vol. 1 No. 3
Tahun : 2012
A l a m a t s it u s : h t t p : / / e j n t e t i . jt e t i . u g m . a c . i d i n d e x. p h p J N T E T Ia r t i c l e
BAB II
RINGKASAN ISI
2.1. Pendahuluan
Jurnal Utama
2.1.1 Studi Arus Bocor Permukaan Bahan Isolasi Resin Epoksi Silane Dengan
Variasi Pengisi Pasir Silika ( Dengan Polutan Pantai)
Keandalan suatu sistem tenaga listrik salah satunya ditopang oleh perencanaan
sistem transmisi dan distribusi yang baik. Salah satu komponen utama dari sistem
distribusi dan transmisi adalah isolator. Saat ini isolator yang banyak digunakan adalah
isolator jenis keramik. Namun, isolator jenis ini memiliki kelemahan dari segi mekanis
yaitu berat dan permukaannya yang bersifat mudah basah, sehingga memungkinkan
terjadi arus bocor pada permukaannya. Untuk itu perlu dicari alternatif bahan isolator
selain keramik yang salah satunya adalah isolator dengan bahan polimer.
Jurnal Pembanding
2.1.2 Analisis Degradasi Permukaan Bahan Isolasi Resin Epoksi dengan Pengisi
Pasir Pantai yang Mengandung Banyak Kalsium
Material polimer khususnya resin epoksi sekarang ini telah digunakan secara
luas sebagai isolasi peralatan tegangan tinggi karena mempunyai banyak keunggulan
dibanding dengan material lain. Sebagai isolator pasangan luar, kondisi lingkungan
cukup berpengaruh terhadap material isolasi. Adanya polutan di udara dapat
menyebabkan permukaan isolator dilapisi oleh polutan yang mengendap. Saat terjadi
hujan, polutan pada permukaan isolator akan larut dalam air dan membentuk jalur
konduktif yang kontinyu sehingga dapat menyebabkan arus bocor. Adanya arus bocor
ini menimbulkan panas yang akan mengeringkan polutan pada permukaan isolator. Hal
inilah yang menyebabkan terbentuknya pita kering. Adanya pita kering memicu
terjadinya pelepasan muatan ke udara dikarenakan distribusi medan listrik pada pita
kering lebih tinggi dibanding daerah lainnya. Jika pita kering semakin meningkat, maka
semakin lama akan menyebabkan terjadinya flashover yang merupakan kegagalan
suatu isolator.
Dalam melakukan penelitian terhadap arus bocor pada permukaan isolator ini
digunakan metode Inclined-Plane Tracking (IPT) yang diatur dalam IEC 587:1984.
Dalam metode ini, sampel material dengan ukuran tertentu diposisikan dengan sudut
45° dan diberikan cairan polutan buatan dengan aliran tertentu, sehingga metode ini
sangat cocok untuk merepresentasikan keadaan isolator pasangan luar di Indonesia
yang memiliki curah hujan yang tinggi.
2.2 Deskripsi Isi
2.2.1 Studi Arus Bocor Permukaan Bahan Isolasi Resin Epoksi Silane Dengan
Variasi Pengisi Pasir Silika ( Dengan Polutan Pantai)
a. Pengertian Isolasi
Isolasi adalah sifat bahan yang berfungsi dapat memisahkan secara elektris dua
buah atau lebih penghantar listrik bertegangan yang berdekatan, sehingga tidak terjadi
kebocoran arus, lompatan api (flashover), ataupun percikan api (sparkover). Isolasi
mempunyai pengertian memisahkan daerah yang bertegangan dengan daerah yang
tidak bertegangan.
Kemampuan bahan isolasi untuk menahan tegangan disebut kekuatan dielektrik.
Semakin tinggi kekuatan dielektrik bahan isolasi, semakin baik kwalitasnya.
Bahan isolasi yang digunakan pada sistem tenaga listrik dibagi menjadi beberapa
golongan yaitu: padat, cair, dan hampa. Berdasarkan fungsinya, bahan isolasi dapat
digolongkan menjadi:
1. Penyangga / penggantung (solid support) yaitu bahan isolasi berbentuk padat.
( contoh : keramik, polimer, kayu dan sebagainya).
2. Bahan pengisi (filling media) yaitu bahan isolasi berbentuk cair atau gas,
misalnya minyak, bitumen, aneka gas dan udara.
3. Bahan penutup (covering material) yaitu bahan isolasi yang biasanya terdapat
pada bagian luar, berupa bahan padat atau cair, misalnya mika, pernis atau
enamel.
b. Media Isolasi
1. Bahan Padat
Isolasi padat biasanya digunakan pada sistem yang terletak diluar dan mempunyai
space yang luas. Aplikasi isolator padat diantaranya isolator pada tiang-tiang jaringan
distribusi dan transmisi, isolator pada trafo sebagai pemisah bagian bertegangan
dengan tangki trafo. Bahan isolasi padat yang selama ini digunakan yaitu bahan porselin
atau keramik dan kaca.
2. Bahan Cair
Salah satu jenis bahan isolasi yang sering digunakan adalah bahan isolasi cair.
Keunggulan bahan isolasi cair yaitu dapat mengisi seluruh volume bahan yang
diisolasinya dan secar simultan akan mendisipasikan panas secara konveksi. Media
minyak memiliki efisiensi 10 kali lebih baik daripada udara atau nitrogen dalam hal
kemampuan disipasi panasnya saat digunakan transformator. Kekuatan dielektrik dari
minyak trafo bisa mencapai orde 100 kV/cm.
3. Bahan Gas
Bahan dielektrik yang paling sederhana dan paling banyak ditemukan adalah udara.
Udara pada tekanan atmosfer merupakan media isolasi gas yang umum digunakan.
Selain udara, gas yang digunakan untuk media isolasi adalah nitrogen (N 2), karbon
dioksida (CO2), freon (CCl2F2) dan sulfur hexafluoride (SF6).
Terjadinya perkembangan arus yang besar saat kegagalan isolasi disebabkan oleh
proses ionisasi. Elektron dan ion timbul dari atom-atom atau molekul-molekul netral,
dan perpindahan elektron dan ion menuju anoda dan katoda inilah yang menyebabkan
terjadinya arus yang besar.
c. Isolasi Polimer
Isolasi polimer mempunyai struktur kimia terdiri atas molekul makro rantai
panjang dengan ulangan unit monomer atau mer yang biasanya diberi nama awalan
poly pada muka monomer, contoh monomer ethylene adalah monomer ulangan pada
polyethylene.
d. Resin Epoksi
Resin epoksi merupakan suatu produk yang dihasilkan oleh reaksi bahan dasar dan
pengeras atau, serta bahan pengisi, dapat dipergunakan sebagai material isolasi
peralatan listrik. Resin epoksi merupakan polimer yang mengandung atom oksigen
dengan atom carbon sehingga terbentuk ethylene oxide (I), trimethylene oxide (II), dan
tetrahydrofuran (III).
Bahan dasar resin epoksi yang sering banyak digunakan adalah bisphenol A.
Bisphenol A adalah bahan isolasi polimer sebagai bahan dasar epoksi resin yang
dihasilkan dari reaksi phenol dan acetone.
g. Pasir Silika
Silika atau dikenal dengan silikon dioksida (SiO 2) merupakan senyawa yang banyak
ditemui dalam bahan galian yang disebut pasir kuarsa, terdiri atas kristal-kristal silika
(SiO2) dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan.
Pasir kuarsa juga dikenal dengan nama pasir putih merupakan hasil pelapukan batuan
yang mengandung mineral utama seperti kuarsa dan feldsfar. Pasir kuarsa mempunyai
komposisi gabungan dari SiO2, Al2O3, CaO, Fe2O3, TiO2, CaO, MgO, dan K2O, berwarna
putih bening atau warna lain bergantung pada senyawa pengotornya.
h. Sudut Kontak
Sudut kontak merupakan sudut yang dibentuk antara permukaan bahan uji dengan
air destilasi yang diteteskan ke permukaan bahan uji. Pengukuran sudut kontak pada
sampel isolator ini digunakan untuk mengetahui sifat permukaan sampel isolator saat
dilewati polutan, yaitu hidrofobik atau hidrofilik. Sifat hidrofobik merupakan suatu
karakteristik bahan isolasi, dalam keadaan terpolusi bahan masih mampu bersifat
menolak air yang jatuh dipermukaannya.
i. Polutan
Sebagian besar polutan dibawa oleh angin yang sangat mempengaruhi
pembentukan endapan polutan pada permukaan isolator. Polutan yang terdapat di
udara dapat menempel pada permukaan isolator dan akan membentuk lapisan tipis
pada permukaan isolator.
a. Material Isolasi
Isolasi adalah sifat bahan yang berfungsi dapat memisahkan secara elektris dua
buah atau lebih penghantar listrik bertegangan yang berdekatan, sehingga tidak terjadi
kebocoran arus, lompatan api (flashover), ataupun percikan api (sparkover). Sedangkan
isolator adalah alat yang dipakai untuk mengisolasi atau penyekatan.Kemampuan
bahan isolasi untuk menahan tegangan disebut kekuatan dielektrik, semakin tinggi
kekuatan dielektrik bahan isolasi semakin baik dipakai, terutama pada peralatan listrik
tegangan tinggi.
b. Resin Epoksi
Resin epoksi adalah golongan polimer termoset dimana campuran dua komponen
yang akhirnya berbentuk seperti kaca pada temperatur ruang yang mempunyai sifat
isolasi listrik yang layak dan juga mempunyai kekedapan air yang tinggi.
Resin epoksi memiliki karakteristik: sifat kekentalan rendah, mudah dibentuk,
penyusutan yang rendah, tingkat kekerasan tinggi, sifat mekanik tinggi, isolasi listrik
yang tinggi serta ketahanan kimia yang baik.
g. Seperangkat computer
Arus bocor permukaan bahan isolasi dari isolator saluran udara pasangan luar,
tergantung dari kondisi polutan yang menyebabkan kontaminasi permukaan.Selain itu
juga tergantung pada iklim dan kondisi cuaca. Pembasahan lapisan polutan oleh cuaca
lembab, butir-butir air, pembasahan air hujan yang rintik-rintik, mengakibatkan
elektrolit yang konduktif, sehingga resistansi permukaan akan menjadi kecil, dan
menyebabkan arus bocor permukaan.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Bahan Uji
Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Bahan dasar polimer resin epoksi jenis DGEBA (Diglycidyl Ether of Bisphenol A),
bahan pematang / pengeras MPDA (Metaphenylenediamine).
b. Bahan pengisi yaitu Silicone rubber atau Silane atau biasa disebut lem kaca,
dipasaran dikenal dengan Sealant.
c. Pasir silica.
d. Polutan berupa polutan pantai Parangtritis
2. Peralatan Pengujian
Peralatan yang digunakan terdiri atas peralatan untuk mencetak bahan uji,
peralatan untuk mengukur sudut kontak, dan peralatan pengukuran arus bocor, serta
peralatan lain yang digunakan selama penelitian.
1. Seperangkat alat pencetak bahan uji
Terdiri atas cetakan kaca yang dilapisi mika, timbangan, gelas kaca untuk
mencampur bahan, dan sendok untuk mengaduk. Cetakan ini berukuran panjang
400 mm dan lebar 70 mm dengan sekat 10 mm.
2. Seperangkat alat pengukur sudut kontak
Alat yang digunakan untuk mengukur sudut kontak yaitu kotak sumber cahaya,
gelas, pipet tetes dengan volume 50 µl.
3. Seperangkat alat pengukuran arus bocor
Alat-alat yang digunakan untuk pengukuran arus bocor terdiri atas:
Elektroda
Elektroda yang digunakan yaitu elektroda atas dan elektroda bawah yang
terbuat dari alumunium. Elektroda ini yang dijepitkan pada bahan uji.
Support 45ᵒ
Fungsi support adalah untuk meletakkan bahan uji yang telah dijepit bahan uji
dengan kemiringan 45ᵒ.
Transformator
Pompa peristaltic
Alat ukur
Alat ukur yang digunakan yaitu multimeter dan osiloskop. Multimeter ini
dilengkapi dengan probe tegangan tinggi dengan skala 1 : 1000 yang digunakan
untuk mengukur tegangan yang dikenakan pada bahan uji. Sedangkan osiloskop
digunakan untuk mengukur tegangan output rangkaian pembagi tegangan.
3. Pembuatan dan Pencetakan Bahan Uji
A. METODE PENELITIAN
1. Bahan yang digunakan
Polimer resin epoksi dengan DGEBA (Diglycidyl Ether of Bisphenol A) sebagai
bahan dasar, MPDA (Metaphenylenediamine) sebagai bahan pengeras.
Silane (Lem Kaca), danpasir pantai Kukup yang banyak mengandung sebagai
bahan pengisi.
Polutan berupa NH4Cl (ammonium chloride).
2. Peralatan Penelitian
Seperangkat alat pencetak bahan uji (kaca, kertas mika, pengaduk, tempat
mencampur bahan uji).
Seperangkat alat untuk mengukur sudut kontak (Kotak lampu dengan lampu
1000W, pipet tetes 50µl, tempat menaruh polutan, kaca).
Seperangkat alat untuk pengujian arus bocor (Elektroda atas dan elektroda
bawah yang terbuat dari alumunium (stainless steel),support, untuk meletakkan
sampel yang telah dijepit elektroda, kertas saring, pompa peristaltik ( peristaltik
pump)).
Transformator AC.
Osiloskop.
Kamera.
3. Langkah-langkah pengukuran
a. Pengujian sudut kontak
Meletakkan sampel dan menghidupkan kamera, keduanya diposisikan
sedemikian rupa sehingga pada layar kamera, permukaan sampel tampak seperti
garis lurus.
Meneteskan air sebanyak 50 µl. Air yang diteteskan ini berupa polutan yang akan
digunakan.
Menghidupkan sumber cahaya agar ketika diambil foto, titik air pada permukaan
sampel tampak jelas.
Memfoto dengan kamera digital, sehingga hasilnya dapat langsung dimasukkan
ke dalam komputer untuk mendapatkan besar sudut kontak yang terukur.
B. Kelemahan Jurnal
Jurnal ini mencatumkan identitas dengan singkat, sehingga sulit bagi pembaca
untuk mengerjakan tugas seperti mengkritik jurnal.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa :
1. Penambahan komposisi bahan pengisi pasir silika menyebabkan penurunan
sudut kontak.
2. Peningkatan komposisi bahan pengisi pasir silika dapat mempercepat proses
terjadinya peluahan listrik yang merupakan awal dari proses kegagalan isolasi.
3. Peningkatan komposisi bahan pengisi pasir silika dapat memperkecil nilai arus
bocor pada bahan isolasi resin epoksi silane.
4. Pola penjejakan pada bahan isolasi resin epoksi ini terjadi dari elektroda
tegangan rendah ke tegangan tinggi. Hal ini disebabkan karena arah aliran
elektron secara aktual adalah dari elektroda negatif ke elektroda positif.
4.2 Saran
Saran saya hanya, ketika ada jurnal lain sebaiknya identitas dari jurnalnya
dicantumkan selengkap mungkin, supaya mempermudah pembaca dalam pengerjaan
tugas seperti mengkritik jurnal seperti ini.
DAFTAR PUSTAKA
h t t p : / / e j o u r na l . u nd i p . a c . i d / i n d e x . p h p / t r a n s m i s i
h t t p : / / e j n t e t i . jt e t i . u g m . a c . i d i n d e x. p h p J N T E T Ia r t i c l e