Skor Nilai :
Puji syukur atas kehadirat tuhan yang maha Esa, yang telah memberikan penulis kesempatan
untuk dapat menyusun Critical Book Report Teknik Dasar listrik yang diambil dari
buku“Teknik Kelistrikan dan Elektronika Instumentasi” , dan buku “Rangkaian Listrik”.
Adapun tujuan penulis menyusun critical Book Report ini adalah agar penulis bisa lebih
cekatan dalam hal menganalisa sebuah hasil penelitian, dan agar tulisan ini bisa digunakan
serta dimanfaatkan bagi siapa saja yang membutuhkannya, terkhusus bagi penulis sendiri.
Penulis menyadari bahwa Critical Book Report ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Apabila
dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalaha, penulis mohon maaf karena
sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman penulis masih terbatas. Oleh karena itu penulis
berharap saran dan kritikan dari pembaca yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan
tugas ini. Atas perhatiannya, penulis ucapkan terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
Buku Pembanding
Judul Buku : Teknik Kelistrikan dan Elektronika Instrumentasi
Penulis : Farid Mulyana
Penerbit : Gramedia
Kota : Bandung
Tahun Terbit : 2013
Halaman : 318
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
1) Buku Utama
Hukum Ohm
Jika sebuah penghantar atau resistansi atau hantaran dilewati oleh sebuah arus maka
pada kedua ujung penghantar tersebut akan muncul beda potensial, atau Hukum Ohm
menyatakan bahwa tegangan melintasi berbagai jenis bahan pengantar adalah
berbanding lurus dengan arus yang mengalir melalui bahan tersebut. Secara matematis
:
V=I.R
Dapat diilustrasikan bahwa arus yang mengalir samadengan aliran sungai, dimana pada
saat menemui percabangan maka aliran sungai tersebut akan terbagi sesuai proporsinya
pada percabangan tersebut. Artinya bahwa aliran sungai akan terbagi sesuai dengan
jumlah percabangan yang ada, dimana tentunya jumlah debit air yang masuk akan
samadengan jumlah debit air yang keluar dari percabangan tersebut.
2) Buku Pembanding
1. Hukum Ohm
Pada rangkaian listrik tertutup, terjadi aliran arus listrik. Arus listrik mengalir
karena adanya beda potensial antara dua titik pada suatu penghantar, seperti pada
lampu senter, radio, dan televisi. Alat-alat tersebut dapat menyala (berfungsi)
karena adanya aliran listrik dari sumber tegangan yang dihubungkan dengan
peralatan tersebut sehingga menghasilkan beda potensial.
Orang pertama yang menyelidiki hubungan antara kuat arus listrik dengan beda
potensial pada suatu penghantar adalah Georg Simon Ohm, ahli fisika dari Jerman.
Ohm berhasil menemukan hubungan secara matematis antara kuat arus listrik dan
beda potensial, yang kemudian dikenal sebagai Hukum Ohm.
Jika ada beda potensial antara dua titik dan dihubungkan melalui penghantar maka
akan timbul arus listrik. Penghantar tersebut dapat diganti dengan resistor misalnya
lampu. Berarti jika ujung-ujung lampu diberi beda potensial maka lampu itu dialiri
arus.
Hubungan V dan I yang diperoleh Ohm ini sesuai dengan grafikV-I yang diperoleh
dari eksperimen, polanya seperti pada Gambar 2.2. Agar kesebandingan di atas
sama, Ohm menggunakan konstanta perbandingannya sebesar R ( resistivitas =
hambatan ), sehingga di peroleh persamaan sebagai berikut.
V=IR
1.1 Rangkaian Hambatan Seri
Rangkaian seri berarti sambungan antara ujung komponen satu dengan pangkal
komponen lain secara berurutan. Arus listrik adalah muatan listrik yang mengalir.
Pada rangkaian hambatan seri, muatan-muatan itu akan mengalir melalui semua
hambatannya secara bergantian. Berarti muatan yang melalui R1, R2 dan R3 akan
sama dan kuat arusnya secara otomatis harus sama. Karena I sama maka sesuai
hukum Ohm dapat diketahui bahwa beda potensial ujung-ujung hambatan akan
sebanding dengan besarnya R.
V~R
Bagaimana dengan sifat beda potensial tiap-tiap hambatan? Pada tiap-tiap
hambatan memiliki beda potensial V1, V2 dan V3. Karena sumbernya E maka
jumlah V1 + V2 + V3 haruslah sama dengan E. Sifat inilah yang di kenal sebagai
pembagi tegangan
I1 = I2 = I3
Vtotal = V1 + V2 + V3
Beberapa hambatan yang diseri dapat diganti dengan satu hambatan. Besarnya
hambatan itu dapat diturunkan dengan membagi persamaan beda potensial dengan
kuat arus (I sama)
V = V1 + V2 + V3
Vtot/t = v1/t1 + v2/t2 + v3/t3
Rs = R1 + R2 + R3
Kalian sudah belajar rangkaian hambatan seri sekarang bagaimana dengan jenis
rangkaian kedua, yaitu rangkaian hambatan paralel? Apa bedanya? Hambatan yang
dirangkai paralel berarti ujungnya dihubungkan menjadi satu dan pangkalnya juga
menyatu.
Bagaimana dengan sifat kuat arus yang lewat ke semua cabang? Aliran muatan
dapat diibaratkan dengan aliran air dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah.
Jika ada percabangan pada suatu titik maka aliran air itu akan terbagi. Besar aliran
itu akan disesuaikan dengan hambatan yang ada pada setiap cabang. Yang
terpenting pada pembagian itu adalah jumlah air yang terbagi harus sama dengan
jumlah bagian-bagiannya. Sifat aliran air ini dapat menjelaskan bahwa kuat arus
yang terbagi pada percabangan I harus sama dengan jumlah kuat arus setiap cabang
( I1 + I2 + I3 ). Sesuai hukum Ohm maka kuat arus setiap cabang berbanding
terbalik dengan hambatannya.
I ~ 1/R
Dari penjelasan di atas dapat dituliskan dua sifat utama pada rangkaian hambatan
paralel pada Gambar di atas. seperti berikut.
Sesuai dengan hambatan seri, pada beberapa hambatan yang di rangkai paralel juga
dapat diganti dengan satu hambatan. Hambatan itu dapat di tentukan dari membagi
persamaan kuat arus dengan besar potensial pada kedua massa seperti berikut.
I = I1 + I2 + I3
1/Vtot=1/V1+1/V2+1/V3
/Rp=1/R1+1/R2+1/R2
1.3 Rangkaian Campuran
Rangkaian campuran menunjukkan gabungan dari rangkaian hambatan seri dan
paralel. Sifat-sifat rangkaian ini adalah gabungan dari keadaan sifat rangkaian
tersebut
2. Hukum Kirchoff
2.1 Hukum I Kirchoff
Anda sudah dapat mengukur kuat arus listrik dalam suatu rangkaian tertutup
sederhana yang tidak bercabang, di mana kuat arus di setiap titik pada setiap
penghantar besarnya sama. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa “ arus yang
masuk pada titik percabangan sama dengan kuat arus yang keluar pada titik
percabangan tersebut ”. Pernyataan ini dikenal sebagai Hukum I Kirchoff, yang
secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut.
∑ I Masuk = ∑ I Keluar
3. Teorema Rangkaian
Untuk menyelesaikan persoalan yang muncul pada Rangkaian Listrik dapat
digunakan suatu teorema tertentu. Dengan pengertian bahwa suatu persoalan
Rangkaian Listrik bukan tidak dapat dipecahkan dengan hukum-hukum dasar atau
konsep dasar ataupun dengan bantuan suatu analisis tertentu, tetapi pada
pembahasan ini, dibahas bahwa penggunaan teorema tertentu dalam menyelesaikan
persoalan yang muncul pada Rangkaian Listrik dapat dilakukan dengan
menggunakan suatu teorema tertentu. Bahwa nantinya pada implementasi
penggunaan teorema tertentu akan diperlukan suatu bantuan konsep dasar ataupun
analisis rangkaian. Ada beberapa teorema yang dibahas pada bab ini , yaitu :
1. Teorema Superposisi
2. Teorema Substitusi
3. Teorema Thevenin
4. Teorema Norton
5. Teorema Millman
6. Teorema Transfer Daya Maksimum
Teori superposisi ini hanya berlaku untuk rangkaian yang bersifat linier. Rangkaian
linier adalah suatu rangkaian dimana persamaan yang muncul akan memenuhi jika
y = kx, dimana k = konstanta dan x = variabel. Pada setiap rangkaian linier dengan
beberapa buah sumber tegangan/ sumber arus dapat dihitung dengan cara :
“Menjumlah aljabarkan tegangan/ arus yang disebabkan tiap sumber yang bekerja
sendiri-sendiri”.
B. Teorema Substitusi
“Suatu komponen atau elemen pasif yang dilalui oleh sebuah arus yang mengalir
(sebesar i) maka pada komponen pasif tersebut dapat digantikan dengan sumber
tegangan Vs yang mempunyai nilai yang sama saat arus tersebut melalui komponen
pasif tersebut”.
Jika pada komponen pasifnya adalah sebuah resistor sebesar R, maka sumber
tegangan penggantinya bernilai Vs = i.R dengan tahanan dalam dari sumber
tegangan tersebut sama dengan nol.
C. Teorema Thevenin
“Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah
sumber tegangan yang dihubungserikan dengan sebuah tahanan ekivelennya pada
dua terminal yang diamati”.
Tujuan sebenarnya dari teorema ini adalah untuk menyederhanakan analisis
rangkaian, yaitu membuat rangkaian pengganti yang berupa sumber tegangan yang
dihubungkan seri dengan suatu resistansi ekivalennya.
D. Teorema Norton
Pada teorema ini berlaku bahwa :
“Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah
sumber arus yang dihubungparalelkan dengan sebuah tahanan ekivelennya pada
dua terminal yang diamati”.
E. Teorema Millman
Teorema ini seringkali disebut juga sebagai teorema transformasi sumber, baik dari
sumber tegangan yang dihubungserikan dengan resistansi ke sumber arus yang
dihubungparalelkan dengan resistansi yang sama atau sebaliknya. Teorema ini
berguna untuk menyederhanakan rangkaian dengan multi sumber tegangan atau
multi sumber arus menjadi satu sumber pengganti.
“Transfer daya maksimum terjadi jika nilai resistansi beban sama dengan nilai
resistansi sumber, baik dipasang seri dengan sumber tegangan ataupun dipasang
paralel dengan sumber arus”.
PEMBAHASAN
Buku Pembanding
1. Dalam bidang tampilan buku pembanding menarik untuk dibaca
2. Tulisan yang menggunakan warna berbeda sehingga memberikan pembaca
point point utama dalam pembacaan
3. Penjelasan Materi lebih rinci dan mendalam
4. Menggunakan pembuktian pembuktian dalam setiap materi yang
disampaikan
Buku Pembanding
1. Dalam bidang penyajian buku pembanding tidak menggunakan soal soal
yang melatih kemampuan berpikir pembaca
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan.
Jadi kesimpulannya adalah didalam hukum hukum kelistrikan dibagi dalam hukum
Ohm dan Hukum Kirchoff baik yang ke-I dan ke-II. selain itu juga didalam
kelistrikan terdapat teorema teorema dalamnya antara lain
1. Teorema Superposisi
2. Teorema Substitusi
3. Teorema Thevenin
4. Teorema Norton
5. Teorema Millman
6. Teorema Transfer Daya Maksimum
Saran.
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan makalah di atas dengan sumber sumber
yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggung jawabkan. Ada baiknya untuk
mencari referensi dari sumber lain, karna informasi semakin hari semakin baru.
Kritik dan saran dari pembaca sangat diharpkan demi kesempurnaan penulisan
makalah yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA