Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL BOOK REVIEW

MK BAHAN BAHAN LISTRIK


TE B

Skor Nilai :

CRITICAL BOOK REPORT

Nama Mahasiswa :- Iklil Mujahid Azhar (5193530028)


- Ilman Rosadi (5193530025)
Dosen Pengampu : Azmi Rizki Lubis S.pd. ,M.T.
Mata Kuliah : Bahan bahan Listrik

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNOLOGI


INFORMATIKA DAN KOMPUTER
FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEI 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat tuhan yang maha Esa, yang telah memberikan penulis kesempatan
untuk dapat menyusun Critical Book Report Teknik Dasar listrik yang diambil dari
buku“Teknik Kelistrikan dan Elektronika Instumentasi” , dan buku “Rangkaian Listrik”.

Adapun tujuan penulis menyusun critical Book Report ini adalah agar penulis bisa lebih
cekatan dalam hal menganalisa sebuah hasil penelitian, dan agar tulisan ini bisa digunakan
serta dimanfaatkan bagi siapa saja yang membutuhkannya, terkhusus bagi penulis sendiri.

Penulis menyadari bahwa Critical Book Report ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Apabila
dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalaha, penulis mohon maaf karena
sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman penulis masih terbatas. Oleh karena itu penulis
berharap saran dan kritikan dari pembaca yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan
tugas ini. Atas perhatiannya, penulis ucapkan terimakasih.

Medan, 14 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i


DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1. Rasionalisasi Pentingnya CBR ............................................................... 1
1.2. Tujuan Penulisan CBR ............................................................................ 1
1.3. Manfaat CBR .......................................................................................... 1
1.4. Identitas Buku ......................................................................................... 2
BAB II RINGKASAN ISI BUKU ........................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 26
3.1. Perbedaan Antar Buku ............................................................................ 26
3.2. Kelebihan Buku ...................................................................................... 26
3.3. Kekurangan Buku ................................................................................... 27
BAB IV PENUTUP .................................................................................................. 28
4.1. Kesimpulan ............................................................................................. 28
4.2. Saran ....................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR
Critical Book Review merupakan salah satu alat yang dapat mendukung keberhasilan
dalam proses pembelajaran dibangku perkuliahan. Indikator keberhasilan Critical Book
Review untuk mendukung keberhasilan dalam pembelajaran itu dapat di lihat dari
terciptanya kemampuan dari setiap mahasiswa/i untuk mengevaluasi penjelasan, sudut
pandang serta analisis mengenai kelebihan maupun kelemahan buku , sehingga
berdampak besar bagi pengembangan cara berfikir dari mahasiswa itu sendiri terhadap
kajian mata kuliah yang telah diambil. Dengan kata lain, melalui Critical Book Review,
mahasiswa diajak untuk menguji pemikiran dari pengarang maupun penulis berdasarkan
sudut pandang yang akan di bangun oleh setiap mahasiswa berdasarkan pengetahuan
& pengalaman yang mereka miliki.
1.2 Tujuan penulisan CBR
Adapun tujuan penulisan CBR ini untuk meningkatkan pemahaman lebih tentang
Kelistrikan, khususnya tentang Hukum hukum rangkaian Kelistrikan. Sekaligus untuk
menyelesaikan kewajiban tugas pada mata Teknik Dasar Listrik di Universitas Negeri
Medan.
1.3 Manfaat CBR
 Mengulas isi sebuah buku
 Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku
 Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh kedua
bab dari buku pertama dan buku kedua
 Membandingkan isi bab buku pertama dan bab buku kedua
 Mengkritisi satu topik materi kuliah organisasi sistem-sistem komputer modern
dalam dua buku yang berbeda.
 Menjadi pribadi yang lebih baik dalam berpikir dan bertindak dikarenakan terbiasa
melakukan aktivitas positif seperti mengerjakan CBR ini.
1.4 Identitas Buku
 Buku Utama
Judul Buku : Rangkaian Listrik
Penulis : Mohamad Ramdhani, ST.
Penerbit : STT Telkom
Kota : Bandung
Tahun Terbit : 2005
Halaman : 306

 Buku Pembanding
Judul Buku : Teknik Kelistrikan dan Elektronika Instrumentasi
Penulis : Farid Mulyana
Penerbit : Gramedia
Kota : Bandung
Tahun Terbit : 2013
Halaman : 318
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
1) Buku Utama
Hukum Ohm
Jika sebuah penghantar atau resistansi atau hantaran dilewati oleh sebuah arus maka
pada kedua ujung penghantar tersebut akan muncul beda potensial, atau Hukum Ohm
menyatakan bahwa tegangan melintasi berbagai jenis bahan pengantar adalah
berbanding lurus dengan arus yang mengalir melalui bahan tersebut. Secara matematis
:

V=I.R

Hukum Kirchoff I / Kirchoff’s Current Law (KCL)


Jumlah arus yang memasuki suatu percabangan atau node atau simpul samadengan arus
yang meninggalkan percabangan atau node atau simpul, dengan kata lain jumlah
aljabar semua arus yang memasuki sebuah percabangan atau node atau simpul
samadengan nol. Secara matematis :

Σ Arus pada satu titik percabangan = 0


Σ Arus yang masuk percabangan = Σ Arus yang keluar percabangan

Dapat diilustrasikan bahwa arus yang mengalir samadengan aliran sungai, dimana pada
saat menemui percabangan maka aliran sungai tersebut akan terbagi sesuai proporsinya
pada percabangan tersebut. Artinya bahwa aliran sungai akan terbagi sesuai dengan
jumlah percabangan yang ada, dimana tentunya jumlah debit air yang masuk akan
samadengan jumlah debit air yang keluar dari percabangan tersebut.

Hukum Kirchoff II / Kirchoff’s Voltage Law (KVL)


Jumlah tegangan pada suatu lintasan tertutup samadengan nol, atau penjumlahan
tegangan pada masing-masing komponen penyusunnya yang membentuk satu lintasan
tertutup akan bernilai samadengan nol. Secara matematis :
∑V=0

Hubungan Seri dan Paralel


Secara umum digolongkan menjadi 2 :
1. Hubungan seri
Jika salah satu terminal dari dua elemen tersambung, akibatnya arus yang lewat
akan sama besar.
2. Hubungan paralel
Jika semua terminal terhubung dengan elemen lain dan akibatnya tegangan
diantaranya akan sama

2) Buku Pembanding
1. Hukum Ohm
Pada rangkaian listrik tertutup, terjadi aliran arus listrik. Arus listrik mengalir
karena adanya beda potensial antara dua titik pada suatu penghantar, seperti pada
lampu senter, radio, dan televisi. Alat-alat tersebut dapat menyala (berfungsi)
karena adanya aliran listrik dari sumber tegangan yang dihubungkan dengan
peralatan tersebut sehingga menghasilkan beda potensial.
Orang pertama yang menyelidiki hubungan antara kuat arus listrik dengan beda
potensial pada suatu penghantar adalah Georg Simon Ohm, ahli fisika dari Jerman.
Ohm berhasil menemukan hubungan secara matematis antara kuat arus listrik dan
beda potensial, yang kemudian dikenal sebagai Hukum Ohm.
Jika ada beda potensial antara dua titik dan dihubungkan melalui penghantar maka
akan timbul arus listrik. Penghantar tersebut dapat diganti dengan resistor misalnya
lampu. Berarti jika ujung-ujung lampu diberi beda potensial maka lampu itu dialiri
arus.
Hubungan V dan I yang diperoleh Ohm ini sesuai dengan grafikV-I yang diperoleh
dari eksperimen, polanya seperti pada Gambar 2.2. Agar kesebandingan di atas
sama, Ohm menggunakan konstanta perbandingannya sebesar R ( resistivitas =
hambatan ), sehingga di peroleh persamaan sebagai berikut.
V=IR
1.1 Rangkaian Hambatan Seri
Rangkaian seri berarti sambungan antara ujung komponen satu dengan pangkal
komponen lain secara berurutan. Arus listrik adalah muatan listrik yang mengalir.
Pada rangkaian hambatan seri, muatan-muatan itu akan mengalir melalui semua
hambatannya secara bergantian. Berarti muatan yang melalui R1, R2 dan R3 akan
sama dan kuat arusnya secara otomatis harus sama. Karena I sama maka sesuai
hukum Ohm dapat diketahui bahwa beda potensial ujung-ujung hambatan akan
sebanding dengan besarnya R.
V~R
Bagaimana dengan sifat beda potensial tiap-tiap hambatan? Pada tiap-tiap
hambatan memiliki beda potensial V1, V2 dan V3. Karena sumbernya E maka
jumlah V1 + V2 + V3 haruslah sama dengan E. Sifat inilah yang di kenal sebagai
pembagi tegangan
I1 = I2 = I3
Vtotal = V1 + V2 + V3
Beberapa hambatan yang diseri dapat diganti dengan satu hambatan. Besarnya
hambatan itu dapat diturunkan dengan membagi persamaan beda potensial dengan
kuat arus (I sama)

V = V1 + V2 + V3
Vtot/t = v1/t1 + v2/t2 + v3/t3
Rs = R1 + R2 + R3

1.2 Rangkaian Hambatan Paralel

Kalian sudah belajar rangkaian hambatan seri sekarang bagaimana dengan jenis
rangkaian kedua, yaitu rangkaian hambatan paralel? Apa bedanya? Hambatan yang
dirangkai paralel berarti ujungnya dihubungkan menjadi satu dan pangkalnya juga
menyatu.
Bagaimana dengan sifat kuat arus yang lewat ke semua cabang? Aliran muatan
dapat diibaratkan dengan aliran air dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah.
Jika ada percabangan pada suatu titik maka aliran air itu akan terbagi. Besar aliran
itu akan disesuaikan dengan hambatan yang ada pada setiap cabang. Yang
terpenting pada pembagian itu adalah jumlah air yang terbagi harus sama dengan
jumlah bagian-bagiannya. Sifat aliran air ini dapat menjelaskan bahwa kuat arus
yang terbagi pada percabangan I harus sama dengan jumlah kuat arus setiap cabang
( I1 + I2 + I3 ). Sesuai hukum Ohm maka kuat arus setiap cabang berbanding
terbalik dengan hambatannya.
I ~ 1/R
Dari penjelasan di atas dapat dituliskan dua sifat utama pada rangkaian hambatan
paralel pada Gambar di atas. seperti berikut.

Sesuai dengan hambatan seri, pada beberapa hambatan yang di rangkai paralel juga
dapat diganti dengan satu hambatan. Hambatan itu dapat di tentukan dari membagi
persamaan kuat arus dengan besar potensial pada kedua massa seperti berikut.
I = I1 + I2 + I3
1/Vtot=1/V1+1/V2+1/V3
/Rp=1/R1+1/R2+1/R2
1.3 Rangkaian Campuran
Rangkaian campuran menunjukkan gabungan dari rangkaian hambatan seri dan
paralel. Sifat-sifat rangkaian ini adalah gabungan dari keadaan sifat rangkaian
tersebut
2. Hukum Kirchoff
2.1 Hukum I Kirchoff
Anda sudah dapat mengukur kuat arus listrik dalam suatu rangkaian tertutup
sederhana yang tidak bercabang, di mana kuat arus di setiap titik pada setiap
penghantar besarnya sama. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa “ arus yang
masuk pada titik percabangan sama dengan kuat arus yang keluar pada titik
percabangan tersebut ”. Pernyataan ini dikenal sebagai Hukum I Kirchoff, yang
secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut.
∑ I Masuk = ∑ I Keluar

2.2 Hukum II Kirchhoff


Hukum II Kirchhoff atau hukum loop menyatakan bahwa jumlah perubahan
potensial yang mengelilingi lintasan tertutup pada suatu rangkaian harus sama
dengan nol. Hukum ini di dasarkan pada hukum kekekalan energi.
Secara matematis hukum II Kirchhoff dapat dinyatakan sebagai berikut.
∑E=∑(IxR)
Keterangan:
E : ggl sumber arus (volt)
I : kuat arus (A)
R : hambatan (Ω)

3. Teorema Rangkaian
Untuk menyelesaikan persoalan yang muncul pada Rangkaian Listrik dapat
digunakan suatu teorema tertentu. Dengan pengertian bahwa suatu persoalan
Rangkaian Listrik bukan tidak dapat dipecahkan dengan hukum-hukum dasar atau
konsep dasar ataupun dengan bantuan suatu analisis tertentu, tetapi pada
pembahasan ini, dibahas bahwa penggunaan teorema tertentu dalam menyelesaikan
persoalan yang muncul pada Rangkaian Listrik dapat dilakukan dengan
menggunakan suatu teorema tertentu. Bahwa nantinya pada implementasi
penggunaan teorema tertentu akan diperlukan suatu bantuan konsep dasar ataupun
analisis rangkaian. Ada beberapa teorema yang dibahas pada bab ini , yaitu :
1. Teorema Superposisi
2. Teorema Substitusi
3. Teorema Thevenin
4. Teorema Norton
5. Teorema Millman
6. Teorema Transfer Daya Maksimum

A. Teorema Superposisi ( Kesebandingan Lurus )

Teori superposisi ini hanya berlaku untuk rangkaian yang bersifat linier. Rangkaian
linier adalah suatu rangkaian dimana persamaan yang muncul akan memenuhi jika
y = kx, dimana k = konstanta dan x = variabel. Pada setiap rangkaian linier dengan
beberapa buah sumber tegangan/ sumber arus dapat dihitung dengan cara :

“Menjumlah aljabarkan tegangan/ arus yang disebabkan tiap sumber yang bekerja
sendiri-sendiri”.

B. Teorema Substitusi

Pada teorema ini berlaku bahwa :

“Suatu komponen atau elemen pasif yang dilalui oleh sebuah arus yang mengalir
(sebesar i) maka pada komponen pasif tersebut dapat digantikan dengan sumber
tegangan Vs yang mempunyai nilai yang sama saat arus tersebut melalui komponen
pasif tersebut”.

Jika pada komponen pasifnya adalah sebuah resistor sebesar R, maka sumber
tegangan penggantinya bernilai Vs = i.R dengan tahanan dalam dari sumber
tegangan tersebut sama dengan nol.

C. Teorema Thevenin

Pada teorema ini berlaku bahwa :

“Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah
sumber tegangan yang dihubungserikan dengan sebuah tahanan ekivelennya pada
dua terminal yang diamati”.
Tujuan sebenarnya dari teorema ini adalah untuk menyederhanakan analisis
rangkaian, yaitu membuat rangkaian pengganti yang berupa sumber tegangan yang
dihubungkan seri dengan suatu resistansi ekivalennya.

D. Teorema Norton
Pada teorema ini berlaku bahwa :

“Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah
sumber arus yang dihubungparalelkan dengan sebuah tahanan ekivelennya pada
dua terminal yang diamati”.

Tujuan untuk menyederhanakan analisis rangkaian, yaitu dengan membuat


rangkaian pengganti yang berupa sumber arus yang diparalel dengan suatu tahanan
ekivalennya.

E. Teorema Millman

Teorema ini seringkali disebut juga sebagai teorema transformasi sumber, baik dari
sumber tegangan yang dihubungserikan dengan resistansi ke sumber arus yang
dihubungparalelkan dengan resistansi yang sama atau sebaliknya. Teorema ini
berguna untuk menyederhanakan rangkaian dengan multi sumber tegangan atau
multi sumber arus menjadi satu sumber pengganti.

F. Teorema Transfer Daya Maksimum

Teorema ini menyatakan bahwa :

“Transfer daya maksimum terjadi jika nilai resistansi beban sama dengan nilai
resistansi sumber, baik dipasang seri dengan sumber tegangan ataupun dipasang
paralel dengan sumber arus”.

G. Transformasi Resistansi Star – Delta (Υ−Δ)

Jika sekumpulan resistansi yang membentuk hubungan tertentu saat dianalisis


ternyata bukan merupakan hubungan seri ataupun hubungan paralel yang telah kita
pelajari sebelumnya, maka jika rangkaian resistansi tersebut membentuk hubungan
star atau bintang atau rangkaian tipe T, ataupun membentuk hubungan delta atau
segitiga atau rangkaian tipe , maka diperlukan transformasi baik dari star ke delta
ataupun sebaliknya.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Perbedaan antar buku


1. Pada buku utama, tiap Bab selalu memiliki pendahuluan sebelum
menyampaikan isi materi, sedangkan pada buku pembanding setiap Bab
langsung menyampaikan isi materi.
2. Pada buku utama terdapat banyak lampiran di halaman terakhir, sedangkan
pada buku pembanding tidak terdapat lampiran.
3. Buku utama lebih dalam membahas tentang pengerjaan soal berbeda
dengan buku pembanding yang menyampaikan pendalaman materi secara lebih
terinci
4. Pada buku pembanding, memiliki Bab yang isinya kesimpulan, sedangkan
pada buku utama tidak memiliki kesimpulan pada Bab terakhir
5. Buku Utama mempunya tingkat soal yang tinggi, sedangkan buku
pembanding memiliki beberapa soal yang dapat dikerjakan dengan rumus
pemasukan saja.

3.2. Kelebihan Isi Buku


 Buku Utama
1. Dalam bidang pemaparan materi buku utama menjelaskan secara ringkas
dan padat
2. Penalaran soal yang membutuhkan skil pemahaman yang tinggi
3. Menggunakan contoh soal sebagai acuan untuk mengerjakan soal soal di
dalamnya
4. Memiliki banyak soal untuk melatih pemikiran pembaca

 Buku Pembanding
1. Dalam bidang tampilan buku pembanding menarik untuk dibaca
2. Tulisan yang menggunakan warna berbeda sehingga memberikan pembaca
point point utama dalam pembacaan
3. Penjelasan Materi lebih rinci dan mendalam
4. Menggunakan pembuktian pembuktian dalam setiap materi yang
disampaikan

3.3. Kekurangan Isi buku


 Buku Utama
1. Dalam bidang tampilan buku utama tidak menggunakan warna warna
berbeda sehingga pebaca merasa monoton
2. Dalam penyajian materi masih ada beberapa hal yang membuat buku ini
hanya cocok untuk kalangan Perguruan Tinggi, dan tidak cocok untuk anak SMA
dibawahnya
3. Menggunakan point utama tanpa pemaparan lebih lanjut

 Buku Pembanding
1. Dalam bidang penyajian buku pembanding tidak menggunakan soal soal
yang melatih kemampuan berpikir pembaca
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan.

Jadi kesimpulannya adalah didalam hukum hukum kelistrikan dibagi dalam hukum
Ohm dan Hukum Kirchoff baik yang ke-I dan ke-II. selain itu juga didalam
kelistrikan terdapat teorema teorema dalamnya antara lain
1. Teorema Superposisi
2. Teorema Substitusi
3. Teorema Thevenin
4. Teorema Norton
5. Teorema Millman
6. Teorema Transfer Daya Maksimum

Saran.
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan makalah di atas dengan sumber sumber
yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggung jawabkan. Ada baiknya untuk
mencari referensi dari sumber lain, karna informasi semakin hari semakin baru.
Kritik dan saran dari pembaca sangat diharpkan demi kesempurnaan penulisan
makalah yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyana Farid. 2013. Teknik Kelistrikan dan Elektronika Instrumentasi. Bandung:


Gramedia.
Ramdhani, Mohamad. 2005. Rangkaian Listrik. Depok: STT Telkom.

Anda mungkin juga menyukai