Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

CRITICAL BOOK REVIEW

Di susun oleh :

Kelompok 3

Taufik Ahmad 5193230009


Putra Bangsawan Siregar 5193530017
Muhammad Wahyu 5192530003

Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan
2020
KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab
telah memberikan rahmat dan karunia Nya serta kesehatan kepada penulis, sehingga mampu
menyelesaikan critical book review “PENGUKURAN LISTRIK”. Makalah ini di buat untuk
memenuhi salah satu mata kuliah kami yaitu “PENGUKURAN LISTRIK”.

Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua
bertambah. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap pembaca. Apabila dalam makalah ini terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan, kami mohon maaf karena sesungguhnya manusia itu pasti
mempunyai salah. Hanya Maha Kuasa yang paling sempurna, karena ilmu kami belum seberapa
banyak. Karena itu kami sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca umumnya dan bagi kami khususnya.

Atas perhatiannya kami mengucapkan terima kasih

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1

1.3 tujuan................................................................................................................................1

1.4 identitas buku...................................................................................................................2

BAB II RINGKASAN BAB BUKU UTAMA

Ringkasan bab 1.....................................................................................................................3

Ringkasan bab 2.....................................................................................................................5

Ringkasan bab 3.....................................................................................................................7

Ringkasan bab 4.....................................................................................................................8

BAB III RINGKASAN BAB BUKU PEMBANDING

Ringkasan bab 1...................................................................................................................10

Ringkasan bab 2...................................................................................................................12

Ringkasan bab 3...................................................................................................................13

Ringkasan bab 4...................................................................................................................14

Ringkasan bab 5...................................................................................................................16

BAB IV PEMBAHASAN

3.1 Kelebihan dan kelemahan buku.....................................................................................18

3.2 perbedaan buku..............................................................................................................19

BAB V PENUTUP

4.1 kesimpulan......................................................................................................................20

4.2 saran................................................................................................................................20

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rangkaian listrik atau rangkaian elektronik dapat dihubungkan dengan berbagai cara. Dua
tipe paling sederhana adalah rangkaian seri dan parallel. Rangkaian yang akan di susun secara
sejajar disebut rangakaian seri, sedangkan rangkaian yang disusun secara berderet disebut
rangkaian parallel, didalam rangkaian listri juga terdapat bilangan kompleks, arus bolak balik dan
sebagainya, CBR ini dilakukan untuk membandingkan dua ta lebih buku yang di mana didalamnya
membahas bagian atus keseluruhan yang di pelajari tentang rangkaian listrik. Dan CBR juga
dilakukan untuk mengetahui apa saja yang dibahas didalam buku, menetahui kelemahan dan
kelebihan buku, serta mengetaghui identitas buku dan mampu meningkaykan kemampuan dalam
meringkas dan mengeritik buku/

1.2.Rumusan Masalah

1. Apa isi dari buku utama


2. Apa kelemahan buku utama
3. Apa kelebihan dari buku utama
4. Apa perbedaan buku utama dan buku pembanding

1.3. Tujuan

a) Mampu meringkas isi buku


b) Mengetahui kelemahann buku
c) Mengetahui kelebihan buku
d) Mengetahui perbandingan buku utama dan buku terakhir

1
1.4. Identitas Buku

IDENTITAS BUKU UTAMA

Judul : Rangkaian Listrik Jilid 1


Penulis : Budiono Mismail
ISBN : 979-8591-42-9
Penerbit : ITB
Tahun terbit : 1995
Kota : Bandung

IDENTITAS BUKU PEMBANDING

Judul : Pengukuran Listrik


Penulis : Sri Teguh Widodo
ISBN : 602-8226-97-4
Penerbit : Saka Mitra Kompetensi (SMK)
Tahun terbit : 2011
Kota : Jawa Timur

2
BAB 2

RINGKASAN BUKU UTAMA

Ringkasan Bab 1 Pendahahuluan

2.1.1. alat ukur Listrik

Alat ukur listrik merupakan peralatan yang diperlukan oleh manusia. Karena besaran listrik
seperti : tegangan, arus, daya, frekuensi dan sebagainya tidak dapat secara langsung ditanggapi oleh
panca indera. Untuk mengukur besaran listrik tersebut, diperlukan alat pengubah. Atau besaran
ditransformasikan ke dalam besaran mekanis yang berupa gerak dengan menggunakan alat
ukur. Perlu disadari bahwa untuk dapat menggunakan berbagai macam alat ukur listrik perlu
pemahanan pengetahuan yang memadai tentang konsep - konsep teoritisnya. Dalam
mempelajari pengukuran dikenal beberapa istilah, antara lain

Instrumen : adalah alat ukur untuk menentukan nilai atau besaran suatu kuantitas atau
variabel.

Ketelitian : harga terdekat dengan mana suatu pembacaan instrumen mendekati


harga sebenarnya dari variabel yang diukur.

Ketepatan : suatu ukuran kemampuan untuk hasil pengukuran yang serupa

Sensitivitas : perbandingan antara sinyal keluaran atau respons instrumen terhadap


perubahan masukan atau variabel yang diukur.

Resolusi : perubahan terkecil dalam nilai yang diukur yang mana instrumen akan
memberi respon atau tanggapan.

Kesalahan : penyimpangan variabel yang diukur dari harga (nilai) yang sebenarnya.

2.1.2. pengukuran Listrik

Alat ukur absolut maksudnya adalah alat ukur yang menunjukkan besaran dari komponen
listrik yang diukur dengan batas-batas pada konstanta dan penyimpangan pada alat itu sendiri. Ini

3
menunjukkan bahwa alat tersebut tidak perlu dikalibrasi atau dibandingkan dengan alat ukur lainnya
lebih dahulu. Contoh dari alat ukur ini adalah galvanometer

2.1.3. Model

rangkaian paralel adalah suatu model yang digunakan dalam penyusunan komponen-
komponen listrik. Terdapat ciri khusus yang melekat pada model ini dan menjadi faktor pembeda
dari rangkaian listrik lainnya (misal: rangkaian seri). Perbedaan tersebut terletak pada bentuk,
susunan rangkaian, dan fungsi/kegunaannya: Ciri-ciri dari rangkaian paralel adalah semua
komponen listrik terpasang secara bersusun atau sejajar.

Rangkaian seri adalah salah satu model rangkaian listrik. Seri adalah suatu rangkaian yang
semua bagian-bagiannya dihubungkan berurutan, sehingga setiap bagian dialiri oleh arus listrik
yang sama. Rangkaian ini disebut juga dengan rangkaian tunggal: Ciri-ciri rangkaian seri adalah
semua komponen listrik yang akan dipasang disusun secara berderet atau berurutan

2.1.4. Proses pembentukan Model

Model atom yang diusulkan pada tahun 1913 oleh Denmark ,niels Bohr,sangat berguna
untuk menjelaskan berbagai gejala listrik bahan.Proses pembentukan model merupakan suatu
bagian yang penting dalam kemajuan ilmu dan pengembangan teknologi.

2.1.5. Analisis Rangkaian

Jika suatu rangkaian listrik menerima masukan atau rangsangan dalam bentuk tegangan atau
arus yang diberikan oleh suatu sumber bebas,maka akan dihasilkan suatu keluaran atau
tanggapan.Keluaran atau tanggapan itu juga dapat berupa tegangan atau arus yangberhubungan
denfan unsure dalam rangkaian tersebut.Ada dua cabang dalam teori rangkaian dan keduanya
diturunkan dari tiga kata kunci : masukan,keluaran dan rangkaian.Cabang pertama adalah analisis
rangkaian : dengan diketahui rangkaian dan masukkanya,bertujuan mencari keluarannya.Cabang
yang lain adalah sintetis rangkaian :dengan diketahui masukan dan keluarannya bertujuan
mendapatkan rangkaian itu sendiri

4
Ringkasan Bab 2 Besaran dan unsur rangkaian

2.2.1.Satuan system internasional

Sistem satuan yang digunakan dalam hali ini adalah system internasional atu SI.Konfrensi
internasioanl tahun 1954 menetapakan enam satuan dasar :

Panjang dalam meter (m) Arus listrik dalam ampere (A)


Massa dalam Kilogram (kg) Suhu dalam Kelvin (K)
Waktu dalam detik (s) Kuat cahaya dam candela (cd)

2.2.2.Besaran Listrik

Dalam rangkaian listrik dapat menggunakan besaran apa saja namu cuku kesulitan.Karena
itu akan diperkanalkan sejumlah konsep abstark seperti tegangan,resistansi,induktansi,kapasitansi,
daya dan tenaga.dalam SI satuan untuk gaya adalah newton.Dan satuan tenaga adalah newton –
meter dengan SI yaitu joule(J).Dalam system MKS (meter kilogram second ) mujatan merupakan
salah satu satuan dasar;sedangkan menurut SI muatan adalah satuan yang diturunkan .Satuan untuk
muatan adalah coulomb.

Konsep arus listrik lebih sederhana daripada konsep gaya atau tenaga.Arus listrik
didefinisikan sebgai banyaknya muatan yang melewati suatu luas penampang tertentu persatuan
waktu.Arus adalah kecepatran perubahan aliran muatan positif bersih (neto) yang merupakan
bearan scalar.Jika ada arus mengalir dalam rangkaian maka timbul medan gaya lain di sekitar
rangkaian tersebut.Medan ini disebut medan magnet yang muncul sekaligus dengan medan listrik.

.2.3. Sumber dan unsur rangkaian

Suatu rangkaian listrik umumnya dicirikan oleh adanya satu atau lebih sumber yang
dihubungkan dengan satu atau lebih beban sebagai penerima tenaga listrik.Suatu sumber sempurna
akan memberikan tegangannya tidak bergantung kepada beban yang dipasangkan pada kutub-
kutubnya.

2.2.4.Resisitansi :hukum ohm

5
Bukti dari bahwa resistansi dari hamper semua penghantar berubah menurut suhu.Jika
resistansi suatu penghantar pada suhu t1 adalah R1 ,maka untuk rentang suhu yang wajar
,resitansinya pada suhu t2 diberikan oleh R2 = R1 [ 1 + α ( t2 – t1 ) ].

Resistror yang resistansinya tidak tetap konstan untuk berbagai arus yang berbeda dikenal
sebgai resistor tak linear.Resistansi dari resistor semacam ini merupakan fungsi arus yang mengalir
di ddalamnya.Bila arus listrik mengalir dalam suatu resistor tersebut.dalam suatu resistor semua
tenaga yang digunakan untuk memaksa aliran arus muncul sebgai kenaikan suhu penghantar
tersebut atau sebgai aliran panas yang meninggalkannya.parameter resiteansi pada dasarnya
merupakan suatu konstanta geometri.Sebenarnya hal itu telah ditemukan oleh ohm ,dalam
penyeledikannya.Konduktor mempunyai resitivitas yang rendah maka logam dinamakan
kondutor.Isolator adalaha bahan dengan resistivitas yang sangat tinggi biasanya dalam orde ribuan
mega ohm atau lebih.

2.2.5. Kesalahan Ukur

Saat melakukan pengukuran besaran listrik tidak ada yang menghasilkan ketelitian dengan
sempurna. Perlu diketahui ketelitian yang sebenarnya dan sebab terjadinya kesalahan
pengukuran. Kesalahan - kesalahan dalam pengukuran dapat digolongkan menjadi tiga jenis,
yaitu

2.2.6.Kesalahan-kesalahan Umum (gross-errors)

Kesalahan ini kebanyakan disebabkan oleh kesalahan manusia. Diantaranya adalah kesalahan
pembacaan alat ukur, penyetelan yang tidak tepat dan pemakaian instrumen yang tidak sesuai dan
kesalahan penaksiran. Kesalahan ini tidak dapat dihindari, tetapi harus dicegah dan perlu perbaikkan.
Ini terjadi karena keteledoran atau kebiasaan kebiasaan yang buruk, seperti : pembacaan yang
tidak teliti, pencatatan yang berbeda dari pembacaannya, penyetelan instrumen yang tidak tepat. Agar
mendapatkan hasil yang optimal, maka diperlukan pembacaan lebih dari satu kali. Bisa dilakukan
tiga kali, kemudian dirata-rata. Jika mungkin dengan pengamat yang berbeda.

6
Ringkasan Bab 3

2.3.1. multimeter

Suatu ampermeter dengan arus skala penuh Ifs (I full scale) dapat diparalel dengan suatu
hambatan agar dapat mengukur arus yang lebih besar dari pada arus skala penuhnya.
Gambar 2 – 2 mengilustrasikan suatu ampermeter shunt.

2.3.2. Ampermeter AC

Mikroampermeter DC ini dapat dikembangkan menjadi ampermeter AC dengan


menambahkkan komponen penyearah masukan yang fungsinya menyearahkan tegangan masukan
AC menjadi DC. Meskipun tegangan masukan berupa tegangan AC tetapi tegangan maupun arus
yang masuk meter berupa arus DC, sehingga proses pengukuran sama sebagaimana
dijelaskan diatas. Sehingga ampermeter AC terbentuk atas ampermeter ideal, Rm, Rsh dan
rangkaian penyearah.

2.3.3. Kesalahan Pengukuran

Kesalahan paralaks adalah kesalahan yang disebabkan oleh manusia terutama berkaitan
dengan pengamatan dan pembacaan pengukuran. Kesalahan tersebut antara lain : (1) kesalahan
pembacaan pada skala yang tidak benar misal mengukur arus dibaca pada skala tegangan, (2).
posisi pembacaan sehingga posisi jarum tidak berimpit dengan bayangan jarum di cermin.
Hasil pembacaan dapat kurang atau lebih dari harga sebenarnya tergantung posisi pembaca
terhadap meter

2.3.4. Kesalahan Kalibrasi

Salah satu jenis kesalahan yang terjadi dalam suatu ampermeter yang nyata
adalah kesalahan kalibrasi. Timbulnya kesalahan ini karena permukaan meter (alat ukur)
mungkin tidak ditandai secara cermat, atau dengan kata lain pembuatan tanda/skala yang

7
tidak cermat. Tidak jarang ampermeter yang mempunyai tanda/skala pada permukaan yang tidak
seragam bagian-bagiannya

2.3.6. Kesalahan Pembebanan

Kesalahan lain yang ditemukan dalam pemakaian ampermeter adalah


kesalahan yang disebabkan oleh adanya hambatan. Penambahan hambatan menurunkan arus yang
mengalir dalam rangkaian. Penurunan arus mungkin kecil sehingga dapat diabaikan

2.3.7. Voltmeter

Suatu voltmeter DC yang sederhana dapat dibuat dengan memasang hambatan


secara seri dengan ujung-ujung masukan adalah V, arus yang mengalir melalui ampermeter
I, hambatan yang diseri adalah Rs maka hubungannya dapat dituliskan

Ringkasan Bab 4 lcr meter

2.4.1. Prinsip pengukuran Resistansi

Prinsip dasar pengukuran resistor dengan LCR-740 Bridge adalah Jembatan


WHEATSTONE. Jempatan wheatstone mempunyai empat lengan tahanan, sebuah sumber ggl dan
sebuah detector nol yang biasanya berupa galvanometer. Jempatan wheatstone dikatakan
setimbang apabila beda tegangan pada galvanometer adalah nol volt, berarti disini tidak ada
arus yang mengalir melalui galvanometer

2.4.2. Jembatan Kelvin

Jembatan wheatstone mempunyai keterbatasan bila digunakan untuk mengukur tahanan


rendah, dengan demikian maka jembatan wheatstone dimodifikasi menjadi jembatan
kelvin. Hal tersebut dilakukan dengan harapan agar menghasilkan ketelitian yang lebih tinggi
bila digunakan untuk mengukur tahanan-tahanan rendah, biasanya dibawah 1

Ohm.

8
2.4.3. Jembatan Pembanding Induktansi

Secara prinsip jembatan arus bolak-balik dapat digunakan untuk mengukur induktansi yang tidak
diketahui dengan membandingkan terhadap sebuah induktor standar yang diketahui. Gambar 8-2
menggambarkan jembatan pembanding induktansi; R1 dan R2 adalah lengan-lengan pembanding,
sedang lengan standar adalah LS seri dengan RS, yang mana LS adalah induktor standar
kualitas tinggi dan RS adalah tahanan variabel. Lx adalah induktansi yang belum
diketahui dan Rx adalah tahanannya

2.4.4. Jembatan Maxwell

. Jembatan Maxwell digunakan untuk mengukur induktansi yang belum diketahui dengan
membandingkan terhadap kapasitansi yang diketahui.

9
BAB III

RINGKASAN BUKU PEMBANDING

Ringkasan BAB 1 Simbol Alat Ukur Listrik

Pengukuran pada hakikatnya membandingkan suatu besaran yang belum diketahui besarannya
dengan besaran lain yang sudah diketahui besarannya. Oleh karena itu, untuk keperluan tersebut
diperlukan atat ukur.
Pada prinsipnya memilih alat ukur listrik adalah upaya untuk mendapatkan alat ukur yang sesuai
dengan besaran-besaran listrik yang hendak diketahui nilai besarannya. Hal ini berkaitan dengan upaya
untuk menentukan nilai kuantitas besaran listrik yang hendak diketahui.
Ada dua besaran listrik yang penting untuk diketahui nilai besarannya, yaitu arus dan tegangan
tistrik. Asas gulungan putar (moving coil), ini terdiri atas sebuah magnet berbentuk U (tapal kuda) yang
tidak bergerak dan sebuah gulungan kawat yang merupakan satu bagian yang mudah bergerak serta
dilalui arus listrik yang hendak diukur. Jika gulungan kawat itu dialiri oleh arus listrik, akan
menimbulkan suatu gaya yang hendak memutarkan gulungan itu dengan sedemikian rupa sehingga
bidang gulungan tersebut akan membentuk sudut sebesar 90o terhadap arah garis-garis gaya atau fluks.
Dengan menggunakan hukum tangan kiri Fleming, dapat diketahui bahwa gulungan akan berputar
menulut arah panah sehinggajarum penunjuk akan menyimpang ke kanan dari angka nol. Jika arah arus
itu terbalik, jarum penunjuk akan menyimpang..ke kiri dari angka nol. momen yang persamaannya
dapat ditulis sebagai berikut.
Md:K,.D.n.I.Bp
Oleh karena D.n.l.Bp adalah konstan, persamaannya menjadi sebagai berikut.
Md:Kz.l
Momen inilah yang akan memutar kumparan hingga terjadi simpangan jarum penunjuk (cr) dan
persamaannya menjadi sebagai berikut.
Md: Mt: K3 . cr
Oleh karena: Md : K. . I
Kr.I-K.,'0
maka:
K" C\: -.1
K3
cr:K'I
Keterangan:
Md: Momen penggerak
Mt : Momen larvan
D : Diameter kumparan
10
Bp : Induksi magnet perrnanen
I : Kuat arus yang diukur

n : Jumlah lilitan kawat


u : Sudut simpangan
K : Konstanta

Kesimpulan:
Bahwa simpangan jarurn itu berbanding lurus dengan kuat arus yang akan diukur.
Besarnya momen listrik yang bekerja pada alat ukur asas besi putar ini dapat berubah menurut harga
saat dari kuat arus (i), sedangkan Gambar 1.7 Atat ukur tistrik dengan asas hubungan simpangan (cr)
dan kuat arus dapat ditulis:

cr:Kx12

Dari persamaan tersebut dapat ditetapkan bahwa skala penunjukan adalah berbentuk kuadratis. Ada
beberapa sifat yang perlu diperhatikan dalam penggunaan alat ukur asas besi putar ini, antara lain
sebagai berikut.
1. Pemakaian daya yang cukup besar untuk menggerakkan jarum penunjuk.
2. Mudah dipengaruhi oleh medan magnet dari luar.
3. Adanya pengaruh sifat kemagnetan (histerisis).
4. Dalam pengukuran kuat arus yang kecil diperlukan kumparan yang lebih banyak, yang
akibatnya nilai tahanannya berlambah besar.
Dengan demikian, alat ukur listrik dengan asas besi putar dapat digunakan untuk mengukur arus, baik
searah maupun bolak-balik.
Alat ukur dengan asas induksi ini hanya dapat digunakan untuk mengukur arus bolak-balik, sedangkan
sifat utama yang dimiliki oleh alat ini seperti berikut.
1. Sangat tergantung oleh suhu dan frekuensi yang dipakai.
2. Tidak dapat dipergunakan untuk pengukuran arus yang teliti.
Penggunaan alat ukur dengan asas induksi dalam praktiknya sering digunakan sebagai instrumen
pencatat (penghitung). Alat tersebut tidak menguntungkan untuk keperluan pengukuran terhadap kuat
arus yang kecil.
Prinsip kerja alat ukur asas kawat panas atau hitte draad bila sepotong kawat logam dilalui arus listrik
yang cukup besar, kawat tersebut akan menjadi panas. Dengan pengaruh panas ini kawat logam akan
bertambah panjang. Proses pemuaian ini digunakan untuk menggerakkan
jarum penunjuk.
Alat ukur dengan asas kawat panas mempunyai beberapa sifat antara lain sebagai berikut.
1. Mudah terpengaruh adanya medan magnet dari luar.
2. Daya yang digunakan terlalu besar, hal ini diperlukan untuk pemanasan.
3. Sangat peka terhadap muatan sehingga bila arusnya terlalu besar kawatnya dapat
11
terbakar.
4. Penunjukannya lambat untuk suatu hargayang akan diukur.
5. Setelah beberapa lama digunakan akan terjadi sisa pemuaian karena masih panas jika
dalam waktu yang dekat digunakan, akan terjadi penunjukan yang salah.
6. Tidak terpengaruh oleh frekuensi dan bentuk gelombang arus bolak-balik.

Ringkasan BAB 2 Komponen Elektronika

Komponen pasif adalah jenis komponen elektronika yang bekerja tanpa memerlukan arus panjar atau
komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya tidak rnemerlukan sumber tegangan atau srtmber
arus tersendiri.
Contoh komponen pasif adalah resistor, kapasitor, dan transformator Yang termasuk komponen pasif
sebagai berikut:
a. Resistor adalah komponen elektronika yang selalu digunakan dalam setiap rangkaian
elektronika karena berfungsi sebagai pengatur arus listrik.
b. Kondensator atau kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang dapat tnenyimpan dan
melepaskan muatan listrik atau energi listrik. Kemampuan untuk tnenyimpan muatan listnk
pada kapasitor disebut dengan kapasitansi atau kapasitas.
c. Transformator, lampu tabung yang memakai balast karena memiliki lilitan kawat.

Komponen aktif adalah jenis komponen elektronika yang memerlukan arus panjar agar dapat bekerja
dalam rangkaian elektronika. Contoh komponen aktif ini adalah dioda, transistor, dan IC.

1. dioda adalah komponen aktif bersaluran dua ujung elektroda, yaitu ujung katoda dan anoda.
Fungsi paling umum dari dioda untuk memperbolehkan arus listrik mengalir dalam suatu arah
(disebut kondisi panjar maju) dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya (disebut kondisi
panjar mundur). Dioda mempunyai dua elektroda aktif tempat isyarat listrik dapat mengalir.
Sebagian besar dioda digunakan karena karakteristik satu arah yang dimilikinya
2. transistor adalah terdiri atas dua buah dioda yang disatukan. Sifat transistor adalah antara
kolektor dan emitor akan ada arus (transistor akan menghantar) bila ada arus basis. Makin besar
atus basis makin besar penghantarannya.
3. Integrated Circuit (IC) adalah suatu rangkaian elektronik yang dikemas menjadi satu kemasan
yang kecil. Beberapa rangkaian yang besar dapat diintegrasikan menjadi satu dan dikemas
dalam kemasan yang kecil. Suatu IC yang kecil dapat memuat ratusan, bahkan ribuan
komponen.

Komponen pasif adalah jenis komponen etektronika yang bekerja tanpa memerlukan arus panjar atau
komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya tidak memerlukan sumber tegangan atau sumber

12
arus tersendiri. Komponen aktif adalah jenis komponen etektronika yang memerlukan arus panjar agar
dapat bekerja dalam rangkaian etektronika.
Dalam teknik listrik, jalan raya biasa dapat dianalogikan sebagai komponen pasif. Sifat komponen pasif
adatah suatu komponen listrik yang langsung dapat dialiri arus listrik tanpa adanya triger terlebih
dahulu. Dalam analogi jalan raya, latu lintas kendaraan yang lewat akan berjalan bebas berlalu-lalang
tanpa patang pintu. Besar kecilnya arus lalu lintas tergantung dari banyak sedikitnya kendaraan yang
lewat pada jalan tersebut dan
padat arus jalan tergantung dari lebar sempitnya jatan tersebut.
Adapun pada komponen aktif dapat diasumsrkan arus kendaraan yang akan metalui jalan tot. Apabita
membayar pada pintu tol kendaraan akan dapat melalui jalan tol tersebut,

Hal ini dapat dipahami bahwa pada komponen aktif untuk dapat bekerja diperlukan arus panjar triger,
ini identik bahwa arus lalu lintas akan berjalan lancar bila kendaraan yang lewat jatan tol tersebut sudah
membayar biaya sebagai trigernya.
Sekali tagi untuk metatih pemahaman tentang pengertian komponen pasif dan komponen aktif, kita
dapat mengamati jatannya arus air yang mengatir pada selokan saluran air tanpa pintu air dan yang
memakai pintu air.

a. Pada komponen aktif dapat diasumsikan dengan saluran air dengan pintu air. Air akan mengalir
apabila pintu airnya dibuka, besar kecilnya arus air tergantung lebar sempitnya pintu waktu
dibuka, pintu air bila diterapkan pada komponen aktif sebagai arus panjarnya. Bila pintu airnya
sudah terbuka maksimaI arus airnya juga mengalir secara maksimaI pula, arah mengatirnya arus
air hanya searah seperti pada arus listrik arus searah.
b. Komponen pasif dapat juga dianalogikan sebuah saluran air tanpa pintu air. Air pada saluran
tersebut akan mengalir secara bebas tergantung lebar sempitnya saluran yang ada.

Ringkasan BAB 3 Alat Ukur Listrik

Macam-macam alat ukur listrik untuk pengukuran besaran listrik seperti amperemeter, voltmeter, dan
ohmmeter sering disebut dengan AVO meter. Arus yang masuk pada atat ukurnya atau meternya
merupakan arus searah. Bila arus yang masuk merupakan arus botak-batik (AC), pertu disearahkan
tertebih dahutu dengan menggunakan dioda sebagai penyearah arus listrik.

Setetah memahami cara mengukur dan cara menggunakan alat ukur listrik khususnya AVO
meter pada bab lll ini, dapat mengamati gambar bendungan/dam dan gambar pengayuh sepeda ontel
dengan traiter/boks barang. Hat ini dimaksudkan agar dapat memahami permasalahan pada atat ukur
Listrik yang hanya memitiki batas ukur tertentu untuk keperluan mengukur besaran listrik yang tebih
besar/di luar batas alat ukur tersebut.

13
Atasan bahwa arus listrik yang masuk pada meter umumnya arus searah (DC), dapat diiiustrasikan
bahwa pemakaian atat ukur seperti jal.an raya yang hanya mempunyai satu arah, bita ada kendaraan
yang metawan arus tersebut akan terjadi kecelakaan yang menyebabkan kemacetan. lni berarti jika ada
arus [istrik setain arus DC, akan engakibatkan jarum meter tersebut tidak dapat menunjukkan angka
pada skal.a yang sesuai dengan besaran yang diukur. Alat ukur amperemeter dapat memitiki beberapa
batas ukur sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Pada dasarnya atat ukur amperemeter hanya
dipakai untuk mengukur arus searah (DC) dengan batas ukur yang retatif kecit sehingga tidak dapat
dipakai untuk mengukur arus yang retatif besar. Nah, untuk mengatasi haL tersebut diperlukan
pertuasan batas ukur dengan cara memparatet resistor dengan alat ukur amperemeter yang dimaksud.
Kita dapat mengamati gambar di atas. Dam air hanya memakai satu pintu air yang berfungsi sebagai
pengatur air. Arus air yang mengatir melatui pintu tersebut kita ibaratkan arus listrik yang metewati atat
ukur amperemeter yang mengukur arusnya. Bila arus listrik yang akan diukur tebih besar, atat ukurnya
tidak mampu ditatui arus yang besar tersebut.

Misatnya sebuah amperemeter mempunyai batas ukur 10 mA, sedangkan arus yang akan diukur
sebesar 100 mA. Dengan demikian, arus yang sebesar 90mA harus disimpangkan metatui jalan tain,
datam hal ini dipasang tahanan secara paratet (jajar). Begitu puta di datam dam air bila airnya cukup
banyak, air diatirkan melatui saluran-saturan yang tanpa memakai pintu air. Perhatikan datam gambar
di atas! Dengan demikian, dam akan aman menampung air dan pintu airnya tidak rusak, bila airnya
surut airnya hanya akan melewati pintu air. Atat ukur voltmeter bita akan diperluas batas ukurnya dapat
dipasang sebuah tahanan depan (tahanan seri Rs) dengan atat ukurnya. Untuk itu kita dapat
memperhatikan seorang pengayuh sepeda ontel yang tidak ada tempat bagasinya (tempat barang). la
hanya mampu membawa orang yang mengayuh. Bagaimana jika ingin membawa barang yang banyak?
Sebuah sepeda yang dinaiki seseorang kita ibaratkan sebuah vottmeter yang menahan tekanan atau
beban seberat orang tersebut sehingga jatannya akan aman dan nyaman saat bersepeda. Akan tetapi,
jika seseorang bersepeda dibebani seberat beban orang yang naik ditambah sepeda ditambah beban
lagi, dipastikan sepeda tersebut'.akan sulit untuk berjatan karena tertatu banyak beban yang menekan
sepeda tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut perhatikan Seseorang bersepeda sambiI menarik trailer.
Pada traiter tersebut dipasang secara seri atau deret dengan sepedanya. Tentu saja untuk kelancaran
trailer tersebut bawahnya diberi roda agar dapat Lancar jalannya. Beban pun dapat terangkut tebih
banyak serta sepeda dapat berjalan dengan lancar dan aman.

Ringkasan BAB 4 Pengukuran Besaran Listrik

Setetah kita mempetajari tentang pengukuran besaran listrik, sekarang kita memperdalam kembati
dengan memperhatikan hat-hal berikut ini.

1. Metakukan pengukuran suatu benda


Dalam teknik pengukuran kita mengenal besaran tistrik tegangan, arus [istrik, resistor, daya listrik, dan
frekuensi. Besaran-besaran tersebut di datam pengukurannya harus sesuai dengan alat ukurnya. Bita
atat ukurnya sudah sesuai, perlu diperhatikan puta batas ukurnya sesuai dengan yang diukur. Begitu
14
puta datam perdagangan misalnya mengukur panjang meteran datam satuan meter, mengukur berat
dengan timbangan dalam satuan kilogram, mengukur votume cairan dengan literan datam satuan liter,
dan masih banyak tagi. Mengukur berat benda seperti beras atau gula pasir dengan meteran tentu tidak
bisa, bukan? OLeh karena itu, agar dapat dengan benar daLam cara mengukur suatu benda, simaklah
uraian berikut.

“Mengukur votume cairan” seorang anak menuangkan cairan dari gayung ke dalam gelas atau
sebuah botol. Baik gelas maupun botol bukan sebagai ukuran yang resmi sebab kita tidak tahu persis
seberapa liter tepatnya. Bita cairan yang ditempatkan di datam ember akan diukur dengan botol yang
tebih kecit tempatnya, hat itu tidak akan berhasil di dalam proses pengukuran cairan tersebut. Cairan
yang dituangkan terus ke dalam botol akan tumpah meluap keluar dari botol.
Begitu puta mengukur besaran listrik, seperti tegangan atau arus listrik yang tidak terlihat
Secara kasatoteh mata kita. Bita kita metakukan seperti di atas dan tidak sesuai prosedurnya,
menyebabkan alat ukurnya dapat rusak atau tidak menunjuk sesuai dengan yang diukur' oleh karena itu,
kita pertu mengetahui besaran listrik dan atat ukurnya.

Mari kita tihat besaran listrik dan alat ukurnya pada tabet di bawah ini. Tabel 4.1 Besaran Listrik dan
Alat Ukur

No. Besaran Listrik Satuan Alat Ukur


1. Tegangan Volt Vottmeter
2. Tahanan Ohm Ohmeter
3. Arus Ampere Amperemeter
4. Daya Watt Wattmeter
5. Energi Watt jam (kWh) kWHmeter
6 Frekuensi Hertz Frekuensimeter
7. Induktansi Henry lnduktansi meter
8. Kapasitansi Farad Kapasitansi meter

2. Melakukan pengukuran atau perkiraan daya listrik di rumah Energi tistiik sekarang sudah bukan
barang asing lagi, melainkan sudah merupakan kebutuhan pokok baik di dalam rumah tangga, industri,
instansi negeri maupun swasta pemakaian energi listrik setiap bulannya harus kita bayar ke Perusahaan
Listrik Negara (PLN). Bagaimana kita dapat membayar lisirik seminim mungkin, tetapi pemakaian
semaksimal mungkin? Untuk mengatasi hal itu, kita harus mengetahui tentang daya listrik, energi
listrik, dan pengertian yang terkait. misalnya kita mempunyai pompa air dengan daya 350 watt,
tegangan dari PLN sebesar 220 vott, dan besarnya arus dalam data sebesar 2,3 A, pernahkah mencoba
untuk mengukurnya, berapa tegangan yang ada sebenarnya dan juga besarnya arus listriknya? Mari kita
mencoba untuk menghitungnya. Dalam proses petakianaan pengukuran, pertu dipersiapkan atat ukur
vottmeter dan amperemeter untuk arus botak-batik. Misalnya kita memakai batas ukur untuk
voltmeternya 250 vott dan amperemeternya batas ukurnya 0 - 5 A. Ternyata, yang terukur tegangan

15
sebesar 220 vott dan arusnya juga sama dengan data, yaitu sebesar 2,3 A. Dengan hasil tersebut
tegangan dan arusnya di-kalikan akan didapat 506 VA, tetapi satuannya bukan watt' Sesuai dengan
rumus daYa listrik adatah: P = V x I x Cos Qwatt Oteh karena faktor dayanya (Cos Q) besarnya kurang
dari 1, biLa dihitung besarnya sekitar Cos q = 0,70 saja, lni menyeUaUkan adanya kerugian daya. Bagi
beban-beban tistrik yang faktoi dayanya kurang dari i adalah beban berupa induktor atau berupa
kumparan tembaga' Pengukuran Listrik Bagaimana hubungannya dengan energi listrik? Pertu diketahui
bahwa energi tistrik (W) adalah besarnya daya tistrik (P) yang dipakai dikatikan satuan waktu (h) atau
jam. Jadi, W = Watt jam, sedangkan untuk mengukur energi listrik adalah kWh meter. Misalnya kita
memakai beban sebesar 500 watt, pemakaian setiap harinya selama 10 jam, besarnya pemakaian energi
listriknya setama 1 butan adalah:
W = 500 * 10 * 30 watt jam
W = 150 kWh
Dari hasil pemakaian energi yang dipakai tinggal dikalikan rupiah per kWh-nya.

Ringkasan BAB 5 Hasil Pengukuran

1. Dalam melaksanakan pengukuran daya listrik, tegangan arus yang mengalir dalam beban akan terjadi
pemakaian daya sendiri. Hal ini terjadi di dalam suatu rangkaian atau suatu jaringan listrik yang
termasuk datam rangkaian tertutup. Nah, untuk memperdalam kembali tentang pengukuran daya listrik
simaklah uraian berikut ini.
a. Sumber daya ideal : suatu pembangkit daya (tegangan/arus) yang tidak akan mengalami
penurunan performansi apabila dihubungkan dengan beban.
b. Sumber tegangan ideat: apabita ditarik arus berapa pun akan tetap memiliki tegangan yang
sama. Contoh: sumber tegangan jata-jata tistrik (PLN) memitiki tegangan yang retatif
c. konstan.
d. Sumber arus ideat: memiliki kemampuan apabita dihubungkan dengan sebuah beban arus yang
dihasitkan akan senantiasa tetap.
e. Dalam praktiknya dan kenyataannya atau reatita bahwa: TIDAK ADA sumber daya yang
ideal.
2. Datam rangka melakukan pengukuran dengan batas ukur yang berbeda-beda di dalam satu skala, kita
dapat membuat satah satu contoh batas ukur pada suatu alat ukur. Caranya dengan menyimak gambar
dan uraian berikut ini.

16
Gambar 5.14 Vottmeter dengan batas
ukur yang berbeda-beda
Batas ukur yang ada antara [ain: 5 V 10 V, dan 20 V
Cara membaca hasil pengukurannya sebagai berikut.
Hs = PJ/SM x BU
Keterangan:
Hs = Hasil harga sebenarnya
PJ = Penunjukan jarum
SM = Skata Maksimum
BU = Batas Ukur
Hasilnya: pada posisi BU : 5 V Hs =5/10 ×5V=2,5V
Hasilnya: pada posisi BU : 10 V Hs = 5/10 x 10V = 5V
Hasilnya: pada posisi BU : 20 V Hs = 5/10 20V = 10V

17
BAB IV

PEMBAHASAN BUKU

Buku utama merupakan mrembahas tentang gaya dan medan, rangkaian listrik, model,
peroses pembentukan model, analisis rangkaian, satuan sistem internasional, besaran listrik, sumber
dan unsur-unsur rangkaian, resistansi:hukum ohm, induktansi,kapasitansi, hukum kirchoff,
[enggunaan hukum dasar rangkaian langsung, transformasi, sumber dan rangkaian setaranya,
penguat kerja, rangkaian penguat, integrator, metode tegangan simpul, metode arus mata jala,
persamaan simpul dan mata jala dengan sumber tergantung prinsip superposisi, teorema thevenin,
impedensi dan tanggapan unsur rangkaian, hub. Antara eksponensial dengan rangsangan saat
tertentu, sifat alamailah, fungsi berulang, nilai rata-rata rangsangan sinusoida dalam unsur
rangkaian, metode bilangan kompleks dan fasor, penyederhanaan rangkaian, metode tegangan
simpul, teorema thevein, daya rata-rata, daya dalam unsur rangkaian, daya kompleks, perbaikan
faktor daya, teorema penyaluran daya maksimum, hubungan arus dan tegangan untuk hubungan Y,
hubungan arus dengan tegangan delta, daya dalam sistem fase tiga, rangkaian beban fase tiga.

3.1.KELEBIHAN dan KELEMAHAN

Buku utama mempunyai kelebihan dan kelemahan:

a) Tampian kurang menari menarik


b) Bahasa yang digunakan mudah dimengerti
c) Buku ini menampilkan gambar yang memperjelas isi buku
d) Buku ini menamplkan atau memaparkan soal-soal latihan utuk meningkatkan daya tarik
pembaca untuk membacanya
e) Masi banyak kekurangan yang di temui mdalam pengejaan kata dan penulisan kata

18
3.2 PERBEDAAN BUKU UTAMA DAN PEMBANDING
Pembahasan buku utama lebih banyak dari buku pembanding, buku utama melampirkan
biografi penulis sedangkan buku pembanding tida melampirkan biografi penulis, buku kedua
memiliki tampilan yang lebih menarik dan mudah di pahami, buku kedua membuat rangkuman dan
catatan penting sedangkan buku utama tidak.

19
BAB V
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Buku utama lebih lengkap dari pada buku pembanding, Pembahasan buku utama lebih
banyak dari buku pembanding, buku utama melampirkan biografi penulis sedangkan buku
pembanding tidak melampirkan biografi penulis, buku kedua memiliki tampilan yang lebih menarik
dan mudah di pahami, buku kedua membuat rangkuman dan catatan penting sedangkan buku utama
tidak.

4.2 SARAN
Hendaknya buku utama memperhatikan dalam hal pengejaan dan penulisan buku serta lebih
memperhatika tampilan buku dan memberikan catatan penting dan rangkuman untuk
mempermudah mengetahui isi buku

20
Daftar pustaka

Agilent.2007. Agilent Automotive Electronics 10 Aplication Note on Design Debug and Function.
Agilent Test. USA. © Agilent Technologies,Inc. www.agilent.com

Basic oscilloscope operationCreative Commons Attribution License, version 1.0.

Bernard Grob. 1984. Basic Television And Video Sistem. Singpore. Mc Graw Hill International
Edition Singapore

Carson Kennedy.1999. Introduction to GPS (Global Position System).

Leica Geosystem AG. Switzerland. www.leica-geosystems.com

Cooper, William D, 1999. Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran. (Terjemahan Sahat
Pakpahan). Jakarta : Penerbit Erlangga.(Buku asli diterbitkan tahun 1978)

Creative Commons 559 Nathan Abbott Way, Stanford, California 94305, USA

David Matzke dkk. USE OF THE OSCILLOSCOPE. Science Learning

Center. Data University Of Michigan-Dearbon.

21

Anda mungkin juga menyukai