Blog Koma - Metode Newton Raphson merupakan salah satu metode yang digunakan
untuk menyelesaikan persamaan tak linier secara numerik. Secara numerik maksudnya
penyelesaian persamaan dengan pendekatan angka tertentu, yang hasilnya akan mendekati hasil
secara eksak (hasil sebenarnya) atau bahkan sama dengan hasil secara numerik tergantung galat
yang digunakan. Persamaan tak linier adalah persamaan yang pangkat salah satu variabelnya
lebih dari satu atau kurang dari satu (pangkat pecahan), misalkan 2x2−3x+1=0,x3−
+2x2−x+5=0,5x32+x−1=0,
dan lainnya. Sementara penyelesaian dari persamaan tak linier adalah nilai dari variabelnya
(misalkan x) yang memenuhi persamaan tersebut atau biasa disebut dengan akar dari persamaan
tersebut.
Kemudian apa hubungannya turunan dengan metode Newton Rahpson untuk
menyelesaikan persamaan tak linier?. Metode Newton Raphson ini melibatkan "garis
singgung pada kurva" yang melibatkan turunan secara langsung yang akan kita bahas lebih jelas
pada artikel kali ini. Dari namanya, metode ini ditemukan oleh dua orang yaitu Newton dan
Raphson. Sebenarnya masih banyak lagi metode lain yang bisa digunakan dalam menyelesaikan
persamaan tak linier yaitu metode biseksi (bagi dua), metode regula falsi (posisi palsu), metode
secant, dan lainnya. Namun Metode Newton Raphson merupakan metode yang paling banyak
dipakai, karena konvergensinya paling cepat diantara metode lainnya.
2). Lakukan iterasi (pengulangan) untuk menentukan taksiran akar selanjutnya (x1,x,x3,...)
dengan substitusi nilai x0 pada rumus : xk+1=xk−f(xk)f′(xk) .
3). iterasi berhenti ketika :
*). diperoleh nilai f(xk)=0 atau
*). Nilai akar-akar taksirannya sudah tetap (xk+1=xk) atau
*). nilai galat relatif xk≤ toleransi galat x yang diminta.
dengan galat relatif xk=∣∣xk−xk−1xk∣∣
3). Tentukan salah satu akar dari persamaan x2−x−6=0 dengan metode Newton Raphson.
Penyelesaian :
*). Persamaannya : x2−x−6=0, artinya f(x)=x2−x−6
sehingga turunannya : f′(x)=2x−1.
*). Untuk soal nomor 3 ini, caranya sama dengan soal nomor 1 dan nomor 2 sebelumnya. Kita
lebih menenkankan pada penggunaan nilai x0 yang dipilih. Sebenarnya persamaan
x2−x−6=0 mempunyai dua akar yaitu -2 dan 3 seperti grafik di atas. Nilai x0 yang kita pilih
akan menentukan akar yang akan kita peroleh tergantung dari x0 tersebut lebih dekat ke akar
yang mana. Berikut berbagai variasi pemilihan nilai x0 yang langsung disajikan dalam tabel
berikut.
*). Pilih nilai x0=4 yang lebih dekat dengan 3 daripada -2, maka ketika kita iterasi untuk
x0=4 maka hasil akarnya adalah 3 seperti pada tabel iterasi berikut,
*). Pilih nilai x0=1 yang lebih dekat dengan 3 daripada -2, maka ketika kita iterasi untuk
x0=1 maka hasil akarnya adalah 3 seperti pada tabel iterasi berikut,
*). Pilih nilai x0=0 yang lebih dekat dengan -2 daripada 3, maka ketika kita iterasi untuk
x0=0 maka hasil akarnya adalah -2 seperti pada tabel iterasi berikut,
*). Pilih nilai x0=−3 yang lebih dekat dengan -2 daripada 3, maka ketika kita iterasi untuk
x0=−3 maka hasil akarnya adalah -2 seperti pada tabel iterasi berikut,
Catatan : iterasi akan dihentikan ketika nilai akar taksirannya sudah sama terus dari sebelum dan
sesudahnya seperti pada tabel masing-masing di atas.
Dari kasus soal nomor 3 ini dapat disimpulkan bahwa untuk persamaan f(x)=0 yang
mempunyai akar lebih dari satu, dan untuk nilai awal yang dipilih (x0) mempengaruhi akar akhir
yang diperoleh. Jika nilai awalnya (x0) berbeda , maka kemungkinan akar akhir (akar
pendekatan) yang diperoleh juga berbeda tergantung nilai x0 nya lebih dekat ke akar yang
manan (akar sebenarnya).
Karena nilai akar taksirannya sudah sama yaitu x3=x4=2,05892414 maka iterasi bisa
dihentikan. Artinya nilai akar taksirannya sudah konvergen ke x=2,05892414 yang mana
nilai ini bisa disebut sebagai akar taksiran dari persamaan x5−37=0. Sehingga nilai 37−
−√5=x=2,05892414.
Jadi, nilai 37−−√5=2,05892414 . (pendekatan delapan angka dibelakang koma).
Catatan :
*). Untuk penghitungan menggunakan tabel dan bentuk angka yang sulit, penulis menggunakan
perhitungan bantuan dari komputer.
*). Pembahasan Metode Newton Raphson pada artikel kali ini sebatas untuk memenuhi materi
kurikulum 2013 saja, yang artinya pembahasannya tidak terlalu mendalam. Sebenarnya
penyelesaian persamaan tak linier termasuk dalam pelajaran di bangku kuliah, yang artinya
untuk tingkat kuliah pada pembahasan di artikel ini masih belum cukup karena masih ada
pembahasan yang lebih mendalam lagi tentang metode Newton Raphson