Dimana nilai pk(n) ≠ 0 untuk setiap n ≥ n0. Adapun barisan dari g(n) disebut juga
sebagai bentuk yang dipaksakan, paksaan luar, control, ataupun input dari sistem.
Pembahasan ini akan didiskusikan lebih lanjut pada Bab 6, dimana persaman 2.4.1
menggambarkan sistem fisika yang g(n) sebagai inputnya dan y(n) sebagai
outputnya, sebagaimana
ditunjukkan pada gambar
2.2.
Disisi lain, apakah penjumlahan dari dua solusi (2.4.1) merupakan sebuah solusi
yang baru bagi (2.4.1) ?
Dan apakah perkalian dari solusi (2.4.1) merupakan sebuah solusi juga bagi
(2.4.1) ?
1. Tunjukkan bahwa y1(n) = n(3n-1) dan y2(n) = (1+n)3n-1 adalah solusi dari
persamaan tersebut
2. Tunjukkan bahwa y(n) = y2(n) - y1(n) adalah bukan solusi dari persamaan
tersebut
3. Tunjukkan bahwa ⱷ(n) = cn(3n-1) adalah bukan solusi dari persamaan
tersebut, dimana c adalah konstan.
Jawaban
Kesimpulan
1. Dari contoh tersebut kita menyimpulkan bahwa situasi ini kontras
untuk persamaan homogen, solusi dari persamaan non homogeny
(2.4.1) bukanlah bentuk dari ruang vector. Secara khusus, baik
penjumlahan maupun perkalian dari dua solusi tersebut bukanlah
solusi dari persamaan tersebut.
2. Dari bagian (b) pada contoh 2.28, kita menemukan bahwa perbedaan
dari solusi y2(n) dan y1(n) dari persamaan non homogon
sesungguhnya merupakan sebuah solusi yang berasosiasi dengan
persamaan homogen. Ini memang benar untuk persamaan umum
dengan orde ke-n, yang didemonstrasikan dengan hasil dari contoh
tersebut.
Teorema 2.29
Jika ( ) ( ) adalah solusi dari (2.4.1), ( ) ( )
( ) adalah solusi dari persamaan homogen yang sesuai.
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) (2.4.2)
Biasanya digunakan untuk merujuk solusi umum dari persamaan homogen (2.4.2)
untuk melengkapi solusi dari persamaan non homogen (2.4.1), dan dilambangkan
dengan ( ) Solusi dari persamaan non homogen ((2.4.1) disebut solusi
particular dan dilambangkan ( ) Hasil selanjutnya memberikan kita sebuah
algoritma untuk menghasilkan semua solusi dari persamaan non homogen (2.4.1).
Teorema 2.30
Solusi ( ) pada persamaan (2.4.1) dapat ditulis sebagai:
( ) ( ) ∑ ( )
Metode Annihilator
Metode annihilator merupakan salah satu metode untuk menyelesaikan
persamaan linier non homogen sehingga diperoleh solusi dari persamaan,
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) (2.4.1)
dengan ( ) , dan ( ) .
( ) ( ) (2.4.7)
( ) ( ) ( ) (2.4.8)
Dengan,
( ) (2.4.9)
( ) ( ) (2.2.11)
( ) ( ) (2.2.12)
( ) ( ) ( ) ( )
Contoh
Sebagai contoh, annihilator atau pengenol ( ) adalah ( )
, karena ( ) ( ) mempunyai solusi ( ) Gunakan persamaan
pada contoh 2.28
( ) ( ) ( ) ( )
Langkah penyelesaian:
(i) Bentuk persamaan pada contoh 2.28 ke dalam operator pergeseran.
( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
,( )( )- ( ) ( )
(ii) Berdasarkan teorema 2.35 maka anggap ( ) memenuhi persamaan
homogen.
( ) ( ) , ( ) )-
, -
, -
( )
Kasus 1. Tak satu pun . Kasus ini, tuliskan ( ) sebagai solusi umum
(2.4.11) dengan konstan tidak ditentukan. Substitusi “tebakan atau perkiraan”
solusi partikular (2.4.4), ditemukan nilai yang konstan. Tabel 2.3 berisi beberapa
jenis fungsi ( ) dan solusi partikular yang sesuai.
( ) ( )
( )
( ) ( ) (
) ( )
Example 2.32
( ) ( ) ( ) ( )
Persamaan Homogen:
( )( )
Akar-akar karakteristik:
,
Solusi Homogen:
( ) ( )
Annihilator:
( ) → ( ) ( )
Akar:
Persamaan Partikular:
( )
Subtitusi ke (1)
( ) ( )
( ) ( )
( )
. /
Solusi Partikular:
( )
Solusi Umum:
( ) ( )
Example 2.33
( )( ) ( ) ( )
( ) ( )
Annihilator:
( ) ( ) → ( ) ( )
Akar:
Akar karakteristik:
,
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Solusi Homogen;
( ) ( )
Persamaan Partikular:
( )
Subtitusi ke (1):
( ) ( ) ( )
Solusi Partikular:
( )
Solusi Umum:
( ) ( )
Example 2.34
Jadi, r = 2,
( ) ( . / . /)
maka didapatkan:
( ) ( . / . /) .......................... (2.4.16)
( )( . / . /)
( ) . /
dengan . / menjadi:
( ( )( . /) ( )( . /))
( )( . / . /)
( ) . /
( ) . /
( ) ( . / . / . /)
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) (2.4.17)
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) (2.4.18)
( ) ( ) ( ) ( ) ( ), (2.4.19)
di mana (n) dan (n) adalah dua solusi linear bebas dari homo-
persamaan gen (2.4.18), dan (n), (n) adalah urutan yang harus ditentukan
kemudian.
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( )
(2.4.20)
( ) ( ) ( ) ( ) (2.4.21)
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( )
(c) Dengan mengganti ekspresi di atas untuk y(n), y(n+1), dan y(n+2) ke dalam
(2.4.17), tunjukkan itu
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) (2.4.22)
( ) ( ) ( ) ( )
( ) , ( ) ∑ , (2.4.23)
( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( )
( ) , ( ) ∑ , (2.4.24)
( ) ( )