Oleh
MUHAMMAD ZIA ALGHAR
NIM. 20010822005
I. Pendahuluan
Psikologi kognitif sebagai salah satu sub-ilmu dari psikologi telah memiliki
dampak yang besar dalam penerapannya, baik dengan sub-ilmu psikologi lain
maupun keilmuan lainnya seperti teknologi, bisnis, hingga social dan budaya.
Salah satu pembahasan yang penting pada psikologi kognitif adalah mengenai
otak dan berbagai hal yang menarik di dalamnya. Seperti pada pemrosesan
informasi, di mana menjadi sebuah titik awal bagaimana manusia bisa mengetahui
terkait hal-hal yang sebelumnya tidak diketahui olehnya. Oleh sebab itu,
pembahasan pemrosesan informasi akan menjadi topic menarik untuk dikaji
secara mendalam melalui makalah ini.
II. Pembahasan
A. Tahapan Pemrosesan Informasi
Pemrosesan informasi merupakan sebuah tahapan awal pada otak manusia,
dimana otak berperan dalam mempersepsi informasi mengenai lingkungannya,
memahami dunianya, dan memproses informasi. Otak adalah pusat dari
seluruh proses ini, karena otak mengolah dan memaknai proses yang diterima
dari system syaraf perifer. Adapun tahapan-tahapan dalam pemrosesan
informasi dijelaskan dalam bagan berikut
B. Pengertian Persepsi
Secara terminologi pengertian persepsi adalah tanggapan langsung dari suatu
serapan atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pengindraan.
Sedangkan dalam kamus besar psikologi, persepsi diartikan sebagai suatu
proses pengamatan seseorang terhadap lingkungan dengan menggunakan indra
yang dimiliki sehingga menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada
dilingkungannya (Asrori, 2020). Persepsi adalah suatu proses penggunaan
pengetahuan yang telah dimiliki (yang disimpan didalam ingatan) untuk
memperoleh dan menginterprestasi stimulus (rangsangan) yang diterima oleh
alat indera seperti mata, telinga, dan hidung. Persepsi melibatkan kognisi
tingkat tinggi dalam penginterpretasian informasi sensorik (Solso et al., 2005).
Pada dasarnya, sensasi mengacu pada pendeteksian dini terhadap stimuli,
sedangkan persepsi mengacu pada interpretasi hal-hal yang kita indra. Persepsi
terdiri dari beberapa proses, yaitu pencatatan indera, pengenalan pola, dan
perhatian (atensi).
C. Pencatatan Indera
Pencatatan indera disebut juga sensori register. Pencatatan indera merupakan
sistem ingatan yang dirancang untuk menyimpan sebuah rekaman (record)
mengenai informasi yang diterima sel-sel reseptor. Sel-sel reseptor merupakan
sistem yang terdapat pada alat indera organ tubuh yaitu mata, telinga, hidung,
lidah, dan kulit. Rekaman stimulus yang disimpan tersebut disebut sensory
trace. Sementara jumlah informasi yang dapat kita pahami dalam periode
pemaparan yang singkat disebut rentang perseptual (perseptual span), yang
merupakan komponen awal dalam pemrosesan informasi.
Terdapat tiga karakteristik pencatatan indera yang memungkinkan sistem
melakukan fungsi penyimpanan rekaman secara optimal, antara lain
a. Informasi disimpan didalam bentuk yang masih kasar (veridical form), dan
belum memiliki makna
b. Pencatatan indera memerlukan ukuran ruang yang cukup untuk
menyimpan informasi yang ditangkap oleh reseptor.
c. Informasi yang masuk ke dalam sistem pencatatan indera berlangsung
dalam waktu yang sangat singkat.
Sistem pencatatan indera sebenarnya mencangkup lima macam, yaitu
penglihatan menggunakan mata, pendengaran menggunakan telinga,
penciuman menggunakan hidung, pengecapan menggunakan lidah, dan
perabaan menggunakan kulit. Kelimanya biasa disebut sebagai alat indera.
Pada alat indera, terdapat dua macam penyimpanan sensori yang sudah
ditemukan, antara lain
a. Penyimpanan ikonik
Memori ikonik (iconic memori) merupakan kemampuan kesan-kesan
visual untuk menetap selama jangka waktu singkat (sehingga dapat
diproses lebih lanjut). Memori ikonik melibatkan suatu penyimpanan
(storage), namun penemuan terbaru menunjukkan bahwa memori iconic
terpisah dari proses kognitif tingkat tinggi. Penyimpanan ikonik hanyalah
seperti arsip foto (snapshoot) tentang medan penglihatan. Setiap arsip
hanya bertahan sekitar satu detik. Tujuan ‘arsip foto’ tersebut adalah
memberikan otak kesempatan untuk menyamai kecepatan informasi visual
yang diterima dari mata. Penelitian yang dilakukan George Sperling (1960)
mengenai penyimpanan ikonik menghasilkan kesimpulan bahwa setidaknya
penyimpanan ikonik dapat menyimpan sembilan item. Selain itu, jangka
waktu penyimpanan memori ikonik adalah sebesar 250 milidetik, sebelum
informasi tersebut menghilang setelahnya (decay).
Contoh memori ikonik adalah ketika kita melihat gambar dalam
waktu 1 detik, kita hanya mampu merekam sekitar 4 atau 5 gambar saja.
Contoh lain misalnya ada 4 orang mahasiswa yang maju ke depan kelas
yang kemudian menyebutkan 4 angka berbeda secara bersamaan. Maka,
setiap mahasiswa yang ada di kelas hanya akan mampu mengingat sekitar 3
atau 4 angka saja (bukan seluruhnya), hal ini karena penyimpanan ikonik
hanya memiliki waktu penyimpanan 250 milidetik. Percobaan lain dapat
dilakukan seperti percobaan Sperling, dengan memberikan 9 item huruf
kepada responden yang ditayangkan selama 50 milidetik. Hasilnya, setiap
responden hanya mampu mengingat sekitar 4 sampai 5 huruf saja. Selain
itu, pencatatan indera dengan visual dipengaruhi oleh atensi individu.
(Sternberg et al., 2012)
b. Penyimpanan Ekhoik
Menurut Neisser, penyimpanan ekhoik mirip seperti penyimpanan ikonik.
Perbedaanya, jika penyimpanan iconic melalui indera visual seperti mata,
maka penyimpanan echoic berfokus pada pendengaran. Penyimpanan
echoic serupa dengan penyimpanan iconic dalam dua hal: (1) Informasi
sensorik mentah disimpan dalam ruang penyimpanan. (2) Jangka waktu
penyimpanannya sangatlah singkat, yaitu 250 milidetik. Selebihnya,
penyimpanan ekhoik berlangsung pada indera pendengaran. Penyimpanan
ekhoik memberikan waktu tambahan bagi seseorang untuk mampu
mendengar setelah stimuli audiotoriknya menghilang. Pengujian
keberadaan memori ekhoik dilakukan dengan percobaan Moray, Bates dan
Barenett dengan menempatkan partisipan ditengah-tengah empat
loudspeaker, untuk diuji seberapa banyak huruf yang bisa didengarnya
(Solso et al., 2005).
D. Pengenalan Pola
Proses pengenalan pola (pattern recognition) merupakan tahap lanjutan
setelah pencatatan indera. Pengenalan pola merupakan proses transformasi dan
mengorganisasikan informasi yang masih kasar, sehingga memiliki makna atau
arti tertentu. Pengenalan pola merupakan proses mengidentifikasi stimulus
indera yang tersusun secara rumit. Pengenalan pola melibatkan proses
membandingkan stimulus indera dengan informasi yang disimpan dalam
ingatan jangka panjang. Beberapa teori mengenai pengenalan pola antara lain,
a. Template-Matching Theory
c. Distinctive-Feature Theory
e. Gestalt Theory
E. Perhatian (Atensi)
Perhatian (attention) adalah proses kosentrasi pikiran atau pemusatan
aktivitas mental (attention is a concentration of mental activity). Perhatian
melibatkan proses seleksi terhadap beberapa objek yang hadir pada saat itu,
kemudian pada saat yang bersamaan pula seseorang memilih hanya satu objek,
sementara objek yang lain diabaikan. Perhatian dapat dibedakan menjadi 2
jenis antara lain,
a. Model Broadbent
Teori yang dikemukakan oleh Broadbent ini disebut model penyaringan (model
filter). Teori ini berhubungan dengan teori saluran tunggal yang menyatakan
gagasan bahwa pemrosesan informasi dibatasi oleh kapasitas saluran yang
tersedia. Menurut anggapan teori ini, seleksi yang terjadi pada atensi
berlangsung pada tahap awal pemrosesan informasi (input), bukan pada tahap
ahkir proses yakni pada saat orang akan merespon (output). Proses perhatian
berlangsung seperti tombol untuk menghidupkan dan mematikan (on-off
switch) lampu listrik atau radio. Switch model ini dapat diterangkan bahwa
orang hanya dapat memusatkan perhatian pada satu informasi, sementara
informasi lain akan diabaikan pada waktu yang bersamaan.
Treisman mengajukan teori seleksi di awal yang lebih luas, didasarkan atas
berbagai macam tombol mekanis yang kini berkembang. Ia berpendapat bahwa
aktivitas perhatian beroperasi lebih menyerupai suatu alat pengendali yang
mengatur besar-kecilnya energi yang melewatinya. Model teori ini diasumsikan
bahwa proses perhatian bekerja pada saat respon keluaran (output), bukan
diawal proses (input). Semua informasi dianggap dapat membangkitkan
representasi ingatan jangka panjang. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa
semua masukan informasi dapat diketahui dan dikenali (direkognisi). Sekalipun
begitu, sistem organisme manusia diasumsikan memiliki keterbatasan
kemampuan kognitif, sehingga sanggup meng-organisasikan satu respon dari
sejumlah masukan indera yang diterima. Oleh sebab itu, orang tidak sanggup
memusatkan perhatian kepada semua informasi yang mengaktifkan ingatan
jangka panjang, dan harus memilih beberapa bagian saja sehingga orang
tersebut dapat membuat respon.
Gambar 1.10 Model Atenuasi Treisman
Berapa prinsip lain yang dapat ditambahkan berkaitan dengan persepsi antara
lain yaitu
Sesuatu objek akan dipersepsi secara berbeda apabila konteks objek itu
berubah. Misalnya seseorang akan tampak lebih tua ketika berkumpul dengan
orang-orang yang masih muda begitu pula sebaliknya.
Daftar Pustaka
Asrori. (2020). Psikologi Pendidikan Pendekatan Multidisipliner. CV. Pena
Persada.
Hutagalung, R. P. A. S. (2017). Modul Psikologi Kognitif. Universitas Mercu
Buana.
Matlin, M. W. (1994). Cognition (3rd ed). Harcourt Brace Publishers.
Solso, R. L., MacLin, M. K., & MacLin, O. H. (2005). Cognitive psychology (7th
ed). Pearson/A and B.
Sternberg, R. J., Sternberg, K., & Mio, J. S. (2012). Cognitive psychology (6th
ed). Wadsworth/Cengage Learning.