Oleh :
FAKULTAS PSIKOLOGI
PSIKOLOGI
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Biopsikologi tentang “Pergerakan”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengarapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN.....................................................................................................
BAB 3 PENUTUP...............................................................................................................
3.1 Kesimpulan........................................................................................................
3.2 Saran..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Sistem gerak yaitu suatu sistem yang dapat menghasilkan gerakan yang terdiri dari
tulang dan otot serta dibantu oleh persendian tulang sebagai alat gerak pasif karena tidak
dapat bergerak sendiri dan otot sebagai alat gerak aktif karena dapat berkontraksi dan
berelaksasi. Kemampuan melakukan gerakan tubuh pada manusia didukung adanya sistem
gerak, yang merupakan hasil kerja sama yang serasi antar organ sistem gerak, seperti rangka
(tulang), persendian, dan otot.
Otot merupakan suatu organ yang dapat bergerak ini adalah sutau penting bagi
organisme. Gerak sel terjadi karena sitoplasma merubah bentuk. Pada sel-sel sitoplasma ini
merupakan benang-benang halus yang panjang disebut miofibril. Kalau sel otot yang
mendapatkan rangasangan maka miofibril akan memendek, dengan kata lain sel oto akan
memendekkan dirinya kearah tertentu. Otot hewan vertebrata secara umum dapat dibagi
menjadi 3 kategoti yaitu:
1. Otot Polos
Otot polos merupakan sel otot yang bekerja secara tidak sadar. Sel otot ini bentuknya
seperti gelendongan, dibagian tengan terbesar dan kedua ujungnya meruncing. Otot
polos memilki serat yang arahnya searah panjang sel tersebut miofibril. Serat
miofilamen dan masing-masing mifilamen teridri dari protein otot yaitu aktin dan
miosin. Otot polos bergerak secara teratur, dan tidak cepat lelahg. Walaupun tidur. Otot
masih mampu bekerja. Otot polos terdapat pada alat-alat dinding tubuh dalam, misalnya
pada dinding usus, dinding pembuluh darah, pembuluh limfe, dinding saluran
pencernaan, takea, cabang tenggorok, pada muskulus siliaris mata, otot polos dalam
kulit, saluran kelamin dan saluran ekskresi.
2. Otot jantung
Otot jantung ditemukan pada jantung, terdiri dari serat serat yang mengalami
penggabungan, Otot jantung merupakan otot “istimewa”. Otot ini bentuknya seperti otot
lurik perbedaanya ialah bahwa serabutnya bercabang dan bersambung satu sama lain.
Berciri merah khas dan tidak dapat dikendalikan kemauan. Kontraksi tidak di pengaruhi
saraf, fungsi saraf hanya untuk percepat atau memperlambat kontraksi karena itu
disebut otot tak sadar. Otot jantung di temukan hanya pada jangtung (kor), mempunyai
kemampuan khusus untuk mengadakan kontraksi otomatis dan gerakan tanpa
tergantung pada ada tidaknya rangsangan saraf. Cara kerja otot jantung ini disebut
miogenik yang membedakannya dengan neurogonik.
3. Otot Lurik
Otot lurik/rangka, terdiri serat silindris Panjang dan berstrip, Sel otot lurik ujungnya sel
nya tidak menunjukkan batas yang jelas dan miofibril tidak homogen akibatnya tampak
serat-serat lintang. Otot lurik di bedakan menjadi 3 macam, yaitu : otot rangka, otot
lurik, dan otot lingkar. Otot-otot rangka mempunyai hubungan dengan tulang dan
berfungsi menggerakkan tulang. Otot ini bila di lihat di bawah mikroskop, maka tampak
susunannya serabut-serabut panjang yang mengandung banyak inti sel, dan tampak
adanya garis-garis terang di selingi gelap yang melintang.
Sumber: buku biopsi, https://adoc.tips › sistem-otot-a-pengertian-otot
Bayangkan jika kalian adalah seekor ikan. Ikan harus dapat mempertahankan
kecepatan renangnya dalam suhu dingin, walaupun semua otot dalam tubuhnya berkontraksi
lebih lambat dari normal. Untuk melakukan hal tersebut, ikan memanfaatkan otot putih yang
hanya hanya akan dimanfaatkan untuk menghasilkan kecepatan yang tinggi dalam waktu
singkat. Ikan memiliki suhu yang sama dengan air di sekelilingnya. Oleh karena kontraksi
otot merupakan reaksi kimia, maka dalam suhu dingin lajunya akan melambat. Jadi, seiring
dengan bertambahnya dingin air, maka seharusnya, pergerakan akan melambat, betul? Tetapi
hal ini tidak terjadi, dan ikan akan berenang dengan kecepatan yang kurang lebih sama,
walaupun harus menggunakan otot yang lebih banyak dari biasanya. (Rome, Loughna, dan
Goldspink, 1984).
Ikan memiliki 3 tipe otot, yaitu otot merah, merah jambu, dan putih. Otot merah
menghasilkan gerakan yang paling lambat namun tidak rentan kelelahan.otot putih
menghasilkan gerakan yang sangat cepat namun sangat cepat lelah. Otot merah muda berada
pada tingkat pertengahan dalam hal kecepatan maupun kerentanan terhadap kelelahan. Pada
suhu tinggi, ikan akan bergantung pada otot merah dan merah muda. Pada suhu dingin, ikan
akan sangat bergantung pada otot putihnya.
Berbeda dengan ikan yang yang memiliki berkas otot terpisah sesuai dengan tipe otot
penyusunnya. Pada manusia dan hewan vertebrata beraneka ragam tipe otot tergabung
menjadi satu berkas. Kisaran tipe otot yang kita miliki mulai dari serat otot cepat (fast twitch
fibers) menghasilkan kontraksi cepat tetapi mudah lelah, sehingga serat otot lambat (low
twitch fibers) yang menghasilkan kontraksi lebih lambat tanpa lelah. (Hening dan Lomo, 1985).
Gelendong otot (muscles spindle) adalah sebuah reseptor yang sejajar dengan otot yang
memberikan respon terhdap regangan (Merton, 1972; Miles and Evarts, 1979). Apabila gelendong
otot (muscles spindle) diregangkan, maka saraf sensoriknya akan mengirimkan informasi ke
sebuah neuron motorik pada sumsum tulang belakang. Kemudian sumsum tulang belakang
mengirimkan informasi ke arah otot disekeliling gelondong otot sehingga menyebabkan
kontraksi.
Urutan tetap sebuah pergerakan disebut dengan program motorik (motor program) yang dapat
dipelajari atau sudah tertanam dalam sistem saraf. Contoh program yang sudah tertanam
adaalah seekor tikus yang secara periodik membersihkan dirinya dengan urutan; berdiri
dengan kedua kaki belakang, menjilati telapak kaki, mengusapkan tapak kaki ke mukanya,
menutup mata ketika telapak kaki melintasi daerah mata, kembali menjilati telapak kaki, dan
seterusnya. (Fontress, 1973)
Ilmuwan neurosains telah mengetahui bahwa stimulus listrik yang langsung ditujukan
ke korteks motorik utama (primary motor cortex) – pada girus prasentral pada korteeks
frontal yang letaknya ada sisi anterior sulkus sentral yang dapat menimbulkan pergerakan.
Fungsi serebrum adalah untuk mengendalikan gerakan tubuh sadar. Stimulasi elektrik pada
titik tertentu akan menghasilkan gerakan pada bagian tubuh tertentu. Jika bagian tersebut
cedera, maka seseorang bisa lumpuh. Gerak tubuh manusia dikendalikan korteks motor
secara terbalik. Gerak kanan tubuh dikendalikan korteks motorik kiri, dan sebaliknya.
Manusia memiliki organ tubuh yang sangat harmonis dan bekerja dengan baik di
karenakan adanya sistem koordinasi. Sistem koordinasi didalam tubuh manusia melalui
sebuah sistem syaraf dengan cara indera manusia menerima rangsangan dan kemudian
dilanjutkan kedalam bagian otak atau sumsum tulang belakang. Semua informasi akan diolah
dibagian sistem saraf kemudian akan dilanjutkan ke dalam sistem koordinasi, sehingga dapat
menentukan bentuk tanggapan . Manusia memiliki sistem koordinasi yang terdiri dari sistem
hormon, alat indra, dan sistem saraf. Manusia memiliki dua bagian sistem saraf, yang terdiri
dari: sistem saraf tepi yang meliputi saraf dan jaringan di seluruh tubuh manusia. Sedangkan,
sistem saraf pusat yang meliputi sumsum tulang belakang dan otak. Manusia sendiri memiliki
panca indra yang terdiri dari telinga, mata, hidung, lidah, dan kulit. Panca indra didalam
tubuh manusia berfungsi sebagai menanggapi rangsangan yang berasal dari luar tubuh dan
diteruskan ke dalam otak atau sumsum tulang belakang. Apabila seseorang menderita di
bagian sumsum tulang belakang,maka akan terjadi gangguann fungsi di dalam tubuh tersebut.
Contohnya ialah fungsi motorik, fungsi sensori, dan juga fungsi otonom.
Sumsum tulang belakang ialah kumpulan beberapa saraf dan sel yang memanjang dari
bagian bawah otak hingga punggung bawah. dari sinilah otak dapat mencerna sinyal yang
akan di salurkan ke seluruh tubuh.
Sumsum tulang belakang mimiliki panjang yang sangat beragam didalam tubuh
manusia, setiap manusia memiliki panjang rata rata sekitar 43-45cm. Sumsum tulang
belakang memiliki struktur yang terdiri dari 3 bagian, yaitu leher (neck), dada (thoraci) , dan
lumbar (lower back). Sumsum tulang belakang memiliki lapisan pelindung yang disebut dura
meter, arachnoid mater, dan pia meter. ( sumber : repository.penerbitwidiana.com , sehatq.com )
Korteks motorik ialah salah satu bagian dari wilayah korteks serebral yangterlibat
dalam perencanaan, pengendalian, dan juga pelaksanaan gerakan sukarela. Wilayah otak ini
terletak dibagian atas dan rostral otak. Posterior Lobus Frontal ialah bagian yang terletak
tepat sebelum sentral atau rolando sulcus dan juga area sematosensori.
Salah satu masalah yang dapat menyebabkan cedera atau kerusakan korteks salah stunya
ialah kelumpuhan dan juga kehilangan mobilitas . baik itu bagian tertentu dari organisme ,
dalaam hemibody atau diseluruh tubuh. Efek yang dikarenakan cidera ini biasanya dapat
mengubah kemampuan untuk melakukan gerakan secara terkoordinasi dan berurutan
Hal yang dapat menyebabkan gangguan tersebut berbeda-beda dan tergantung jenis
penyakitnya, ada beberapa penyebab gangguan motorik antara lain :
1. Tremor adalah gerakan yang berulang atau kondisi gemetar yang tidak dapat
dikontrol, hal ini biasanya terjadi di di salah satu atau kedua tangan dan kondisi ini
dapat bertambah parah saat penderita mencoba menggerakkan tangannya. Tremor
disebabkan oleh ketidak normalan pada bagian otak yang mengendalikan gerakan dan
umumnya terkait dengan penyakit tertentu.
2. Myasthenia gravis adalah kondisi cepat lelah dan melemahnya otot otot termasuk otot
gerak sadar hal ini terjadi akibat masalah pada komunikasi antara saraf dengan otot.
3. Ataksia adalah gangguan pada sistem gerak yang bersifat degeneratif atau memicu
penurunan fungsi, gangguan ini disebabkan masalah pada otak, batang otak atau saraf
tulang belakang. Penderita ataksia biasanya melakukan gerakan yang ceroboh dan
tidak stabil, tubuh yang tidak seimbang, mengalami gemetar atau anggota gerak yang
kurang terkoordinasi pada saat melakukan gerakan secara sadar.
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.1.1. Sistem gerak yaitu suatu sistem yang dapat menghasilkan gerakan terdiri dari
tulang dan otot serta dibantu oleh persendian.
3.1.2. Otot merupakan suatu organ yang dapat bergerak ini adalah sutau penting bagi
organisme.
3.1.3. Mekanisme otak dengan pergerakan meliputi korteks serebrum yang berperan
penting untuk tindakan kompleks, serta membantu para penderita sumsum tulang
belakang atau amputasi untuk menghubungkan suatu informasi dari otak yang tidak
mencapai otot.
3.1.4. Gangguan gerak terjadi karena kondisi saraf motorik mengalami kerusakan.
3.2. Saran
Untuk mempelajari sesuatu tidaklah cukup hanya dengan melihat saja, penyaji menyarankan
kepada semuanya agar lebih banyak membaca guna memahami tentang konsep dasar dari
makalah ini. Semoga apa yang di sampaikan dalam makalah memberi manfaat untuk kita
semua.
DAFTAR PUSTAKA
repository.penerbitwidiana.com , sehatq.com
Kalat, J.W. 2010. Biopsikologi (Biological Psychology): buku 1 edisi 9. Jakarta: Salemba
Humanika
Fontress,. (1973)