Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ATENSI DAN KESADARAN


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Kognitif

Disusun oleh:
Ulfah Musyaropah 2007044012
Rizky Allivia Larasati Haibar 2007044023
Muhammad Fakhru Riza 2008044032

PROGRAM STUDI MAGISTER PSIKOLOGI SAINS

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

2021

KATA PENGANTAR

i
Segala puji bagi Allah SWT yang dengan limpahan taufiq, rahmat dan hidayat-
Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat dan salam semoga
dilimpahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya,
sahabat-sahabatnya, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.

Maksud dari penyusunan makalah ini yang berjudul: “Atensi dan Kesadaran”
adalah untuk memenuhi salah satu tugas dari ibu Dr. Nurul Hidayah, M.Si, Psikolog
selaku dosen mata kuliah Psikologi Kognitif.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih terdapat


kekurangan atau jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran
yang bersifat membangun dari para pembaca terutama rekan-rekan/teman-teman siswa.

Dengan selesainya penyusunan makalah ini kami ingin mengucapkan rasa


terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu
dalam membimbing kami.

Jazakumullahikhairankatsiran.

Yogyakarta, 12 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I: PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II: PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. Pengertian Atensi....................................................................................................3
B. Atensi dan Kesadaran.............................................................................................4
C. Fungsi-fungsi Utama Atensi...................................................................................6
D. Teori Kapasitas.......................................................................................................9
E. Pendekatan Neurosains Terhadap Atensi.............................................................10
F. Tinjauan Islam Tentang Atensi............................................................................13
BAB III: PENUTUP........................................................................................................15
A. Simpulan...............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia akan terus mengalami perkembangan baik dalam aspek fisiologis
maupun psikologis. Aspek fisiologis merupakan kondisi fisik dan biologis seperti
berat badan, tinggi badan, system syaraf, dan kemampuan otak. Sedangkan
perubahan asspek psikologis biasanya tidak terlihat secara fisik, namun turut
berperan penting dalam kehidupan individu. Aspek psikologis merupakan aspek
psikis yang terdapat dalam diri individu seperti berpikir, menalar, serta merespon
secara emosional.
Salah satu aspek psikologis yang berperan dalam perkembangan individu adalah
aspek kognitif yang meliputi penyelesaian masalah, pemahaman/penalaran,
persepsi, memori, atensi, dan lain-lain. Melalui kognitif, individu menginternalisasi
stimulus yang berasal dari luar maupun dalam diri individu dan diterima melalui
panca indera sebagai reseptor. Semasa perkambangan, individu akan sangat banyak
menerima informasi sebagai suatu proses belajar dari lingkungannya. Akan tetapi,
dengan kapasitas individu yang terbatas maka tidak semua informasi dapat diterima
dan diproses secara kognitif oleh individu. Salah satu proses penting dari kognitif
adalah atensi.
Atensi merupakan pemusatan perhatian yang dilakukan individu terhadap apa
yang ada di lingkungannya. Atensi biasanya dilakukan karena otak manusia tidak
dapat memproses stimulus-stimulus yang datang dalam jumlah banyak dan dalam
waktu yang bersamaan. Menurut Solso (1995) tujuan dari rangkaian mekanisme
atensi adalah melindungi sistem otak yang berkapasitas terbatas dari informasi yang
berlebihan.
Schmidt (1995) menjelaskan bahwa tidak ada proses pembelajaran tanpa adanya
atensi. Untuk menerima informasi, seorang individu memerlukan kamampuan atau
kapasitas atensi yang baik untuk mengolah informasi tersebut. Apabila individu
tidak memberikan perhatian pada apa yang ada di lingkungannya, maka hal ini akan
menghambat proses pembelajaran individu tersebut. Selain itu, atensi menjadi suatu

1
hal yang penting supaya seorang individu mampu mengolah, mengingat,
menyimpan, dan memunculkan Kembali informasi yang diterimanya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian atensi?
2. Apakah maksud atensi dan kesadaran?
3. Apa fungsi-fungsi utama atensi?
4. Apa itu teori kapasitas?
5. Bagaimana pendekatan neurosains terhadap atensi?
6. Bagaimana tinjauan Islam tentang atensi?
C. Tujuan
1. Untuk memahami arti atensi
2. Untuk mengetahui atensi dan kesadaran
3. Untuk mengetahui fungsi-fungsi utama atensi
4. Untuk menjelaskan teori kapasitas
5. Untuk mengetahui pendekatan neurosains terhadap atensi
6. Untuk mengetahui tinjauan Islam tentang atensi

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Atensi
William James (2007) dalam bukunya The Principles of Psychology,
mendefinisikan atensi sebagai pemusatan pikiran, dalam bentuk yang jelas dan
tajam, terhadap salah satu dari beberapa objek yang simultan atau dari rentetan
pemikiran. Sedangkan Menurut Posner dan Rothbart (2007) atensi merupakan
perubahan dari keadaan mengantuk menjadi waspada, menjadi fokus pada suatu
objek dengan menurunnya fokus terhadap keadaan umum di sekitar, dari tanggap
hingga beraksi terhadap respon oleh keinginan untuk mencapai sesuatu.
Atensi merupakan cara dimana individu secara aktif memproses informasi
dalam jumlah terbatas dari sejumlah informasi yang berasal dari indera, ingatan
yang tersimpan, dan proses kognitif yang lain. Manusia memiliki kemampuan
alamiah untuk (selalu) perhatian pada informasi tertentu dari sekian banyak
rangsangan informasi. Proses tersebut juga membantu manusia dalam proses
mengingat, sebab manusia cenderung mengingat sesuatu yang penting baginya
(Sternberg & Sternberg, 2011).
Atensi meliputi proses-proses sadar maupun tidak sadar. Pada awal
perkembangan teoritis tentang atensi, banyak ahli yang mentesiskan bahwa atensi
hanya terkait dengan proses-proses kesadaran, dimana individu sadar utuh dalam
memperhatikan suatu stimulus. Namun, tesis tersebut rupanya keliru. Atensi
bekerja di ruang yang luas tidak hanya dalam ruang kesadaran, namun ia juga
bekerja dalam ruang tidak sadar. Stenberg & Stenberg (2011) memberikan ilustrasi
berupa aktivitas kita ketika menuliskan nama kita dalam sebuah acara. Selama
menuliskan nama kita, yang mana sudah kita hafal tersebut, kita dapat
menuliskannya tanpa membutuhkan banyak kesadaran. Kita bisa mengerjakannya
dengan sembari mengerjakan aktivitas lain. Padahal, untuk menuliskan nama orang
lain yang baru kita kenal, membutuhkan kesadaran yang cukup untuk menuliskan
per hurufnya.
Menurut Solso, dkk (2008:90) atensi adalah pemusatan pikiran dalam bentuk
yang jernih terhadap sejumlah objek simultan atau kelompok pikiranatau dapat

3
dikatakan sebagai hasil dari terbatasnya kapasitas sistem pemrosesan informasi.
Pemusatan (facalization) kesadaran adalah intisari atensi. Atensi mengimplikasikan
adanya pengabdian objekobjek lain agar sanggup menangani objekobjek tertentu
secara efektif. Ketika membicarakan atensi dari sudut pandang para psikolog
kognitif masa kini, mengacu pada sebuah proses kognitif yang menyeleksi
informasi penting dari dunia di sekeliling (melalui pancaindera), sehingga otak
secara berlebihan dipenuhi oleh informasi yang tidak terbatas jumlahnya. Selain itu
juga disebutkan bahwa atensi adalah pemusatan upaya mental pada peristiwa-
peristiwa sensorik atau peristiwa-peristiwa mental.
Menurut Bimo Walgito (1994) atensi merupakan pemusatan atau konsentrasi
dari seluruh aktivitas indvidu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan
objek. Kartini Kartono (1996) atensi adalah reaksi umum dari organisme dan
kesadaran, yang menyebabkan bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi, dan
pembatasan kesadaran terhadap suatu obyek.
Sumadi Suryabrata (1995) atensi mempunyai dua macam definisi, pertama
perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju kepadasuatu subyek. Kedua,
perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas
yang dilakukan. Sementara menurut Desminta (2006) dalam bukunya Psikologi
Perkembangan, mengatakan bahwa atensi atau perhatian merujuk pada penerimaan
beberapa pesan atau stimulus pada suatu waktu dan mengabaikan semua pesan
kecuali pesan tersebut. Perkembangan atensi telah berkembang sejak anak masih
bayi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa atensi merupakan
pemusatan pikiran secara jelas dan sadar terhadap suatu objek oleh adanya
keinginan untuk menghadapi objek tersebut. Atensi merupakan salah satu fungsi
kognitif yang penting sehingga tanpa atensi, mempelajari informasi yang baru dan
penting akan menjadi sulit.
B. Atensi dan Kesadaran
Kemunculan istilah dan teori tentang atensi diawali pada tahun 1953 oleh
Donald Broadbent. Ia adalah seorang psikolog dari Inggris juga penulis sebuah
buku yang sangat berpengaruh. Dalam bukunya Perception and Communication
menjelaskan bahwa Atensi adalah hasil dari terbatasnya kapasitas sistem

4
pemrosesan informasi. Gagasan pokok dalam teori Broadbent adalah bahwa dunia
tersusun dari sensasi-sensasi dalam jumlah yang jauh melebihi jumlah sensasi yang
dapat diolah oleh kemampuan perseptual dan kognitif seorang manusia. Dengan
demikian, agar dapat mengolah informasi yang sedemikian membanjir, manusia
secara selektif memilih hanya sejumlah isyarat dan mengabaikan stimuli yang lain
(Solso, 2007).
Penelitian terhadap atensi mencakup lima aspek utama yaitu: kapasitas
pemrosesan dan atensi selektif, pemrosesan otomatis, pengendalian atensi,
kesadaran, dan neurosains kognitif. Sejumlah besar gagasan kontemporer tentang
atensi berpusat pada premis bahwa terdapat isyarat–isyarat tak terbatas di sekeliling
setiap saat. Kapasitas neurologis terlalu terbatas untuk mendeteksi jutaan stimulus
eksternal, dan seandainya pun seluruh stimuli tersebut dapat terdeteksi, otak tidak
akan sanggup memproses jutaan stimuli tersebut, sebab kapasitas pemrosesan
informasi pun terbatas. Sistem sensorik manusia, sebagaimana jenis–jenis saluran
komunikasi yang lain, berfungsi dengan baik apabila jumlah informasi yang
diproses berada dalam rentang kemampuan sistem, sebaliknya sistem tidak bekerja
dengan baik apabila mengalami kelebihan muatan atau overloaded (Solso, 2008).
Kesadaran mencakup perasaan kesadaran dan isi kesadaran, beberapa di
antaranya mungkin berada di bawah fokus perhatian (Bourguignon, 2000; Farthing,
1992, 2000; Taylor, 2002). Oleh karena itu, perhatian dan kesadaran membentuk
dua set yang sebagian tumpang tindih (Srinivasan, 2008; DiGirolamo & Griffin,
2003). Perhatian secara sadar memiliki tiga fungsi dalam memainkan peran kausal
pada kognisi. Yang pertama, membantu memonitoring interaksi manusia dengan
lingkungannya. Melalui pemantauan tersebut, manusia akan mempertahankan
kesadarannya mengenai kemampuan adaptasi yang dimiliki. Kedua, membantu
manusia dalam menghubungkan masa lalu (memori) dan masa kini (sensasi) untuk
memberikan rasa kesinambungan terhadap pengalaman yang pernah dialami.
Ketiga, membantu individu dalam mengontrol dan merendanakan tindakan di masa
depan. Individu akan cenderung melakukan hal berdasarkan informasi dari
pemantauan dan hubungan antara ingatan masa lalu (memori) dengan sensasi saat
ini.

5
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dikatakan bahwa proses atensi sangat
berhubungan erat dengan memori atau ingatan yang terjadi pada proses berpikir
karena dalam proses atensi terjadi pada memori atau ingatan dalam tingkat
pemikiran setiap individu atau setiap manusia.
C. Fungsi-fungsi Utama Atensi
Stenberg & Stenberg (2011) menjelaskan bahwa atensi memiliki empat
fungsi sebagai berikut:
1. Pendeteksi Sinyal dan Kewaspadaan
Adapun fungsi atensi yang pertama adalah untuk mendeteksi sebuah
sinyal yang ada di sekitar. Teori ini menjelaskan bagaimana orang memilih
beberapa rangsangan penting ketika mereka tertanam dalam banyak rangsangan
yang tidak relevan dan mengganggu (Sternberg & Sternberg, 2011).
Lingkungan yang ada disekitar kita memiliki stimulus dan informasi
yang sangat besar. Di tengah hamparan luas stimulus dan informasi tersebut,
sistem atensi kita memiliki tugas untuk memilih stimulus tertentu yang
dianggap penting. Proporsi stimulus maupun informasi yang diatensikan
tersebut memiliki ragam asal-usul. Panca indera kita akan mengatensi sebuah
stimulus yang tiba-tiba mengejutkan di dekat kita. Selain itu, kita akan
mengatensi informasi atau stimulus yang memiliki ingatan dalam memori kita.
Dalam rangka untuk menandai dan memilih sebuah stimulus mana yang
hendak dipilih, fungsi pendeteksi sinyal tersebut bekerja.
2. Fungsi Pencarian
Fungsi pencarian merupakan kemampuan untuk meningkatkan kapasitas
mencari sebuah stimulus yang relevan di tengah lautan informasi. Secara
khusus, pencarian mengacu pada pemindaian lingkungan untuk fitur tertentu
secara aktif mencari sesuatu ketika kita tidak yakin di mana akan muncul.
Salah satu penjelasannya adalah teori integrasi model Treisman. Teori
tersebut menjelaskan bahwa proses pencarian dilakukan secara parallel. Proses
simultan dilakukan pada seluruh display dan jika ciri yang diinginkan ada,
maka kita akan mendeteksinya
Kemudian, ada teori lain untuk menjelaskan fungsi pencarian pada
atensi. Teori kesamaan mengatakan bahwa jika data yang ada memiliki sifat

6
yang semakin mirip, maka atensi yang akan dilakukan akan semakin sulit
untuk dilakukan. Adapun contohnya adalah pada tulisan yang menggunakan
huruf kapital semua relative lebih sulit dibaca dibandingkan dengan huruf
kecil. Tulisan yang menggunakan huruf besar semua terkesan mirip satu sama
lain.
Adapun teori lain yang menjelaskan tentang fungsi pencarian pada atensi
adalah teori pencarian terpandu. Teori ini sifatnya melengkapi. Menurut teori
ini, fungsi pencarian pada atensi adalah dengan melakukan analisis secara
menyeluruh dan sekaligus analisis secara berurutan. Pertama adalah tahap
paralel: individu secara bersamaan mengaktifkan representasi mental dari
semua potensi yang didapat. Representasi didasarkan pada aktivasi simultan
dari masing-masing fitur target. Dalam tahap serial berikutnya, individu secara
berurutan mengevaluasi setiap elemen yang diaktifkan, sesuai dengan tingkat
aktivasi. Kemudian, setiap anak memilih target sebenarnya dari elemen yang
diaktifkan. Menurut model ini, proses aktivasi tahap awal paralel membantu
memandu proses evaluasi dan pemilihan tahap kedua dari pencarian (Sternberg
& Sternberg, 2011).
3. Atensi Selektif
Ada banyak stimulasi ataupun informasi yang ada di luar kita. Namun,
dari sekian banyak informasi, kita memiliki proses filterisasi yang hanya
memilih beberapa informasi saja yang diatensi. Model Broadbent Menurut
salah satu teori atensi paling awal, kita menyaring informasi segera setelah kita
menyadarinya di tingkat sensorik. Berbagai saluran masukan sensorik
mencapai filter atensi. Filter hanya mengizinkan satu saluran informasi
sensorik untuk melanjutkan dan mencapai proses persepsi. Teori Broadbent
didukung oleh temuan Colin Cherry bahwa informasi sensorik kadang-kadang
dapat diketahui oleh telinga yang tidak dijaga jika tidak harus diproses secara
terperinci. Tetapi informasi yang membutuhkan proses persepsi yang lebih
tinggi akan terlewatkan jika tidak diperhatikan (Sternberg & Sternberg, 2011).
Atensi selektif dapat berupa visual dan auditori yang terbagi atas
dichotic listening, stroop effect, dan visual selective.
a. Dichotic listening

7
Merupakan digambarkan seperti kejadian ketika salah satu telinga
mendengar suara, dan telinga di sisi lainnya mendengar suara lain dan
didengar secara bersamaan, sehingga terdapat kesulitan bagi individu untuk
dapat memproses pesan dari kedua suara atau lebih yang didengar secara
bersamaan (Matlin, 2005).

b. Stroop Effect
The stroop effect merupakan dampak yang ditimbulkan dari sebuah
penelitian eksperimen yang dilakukan oleh John Stroop pada tahun 1935
(Solso, 2008). Pada penelitian yang dilakukan, partisipan ditugaskan untuk
menyuarakan nama-nama warna seperti merah, hijau, biru, dan kuning,
namun warna huruf yang digunakan berbeda dengan warna yang
ditampilkan, misalnya tertulis kata “hijau”, namun warna tulisannya adalah
biru. Hal ini dapat menimbulkan interferensi kognitif (Solso, 2008).

c. Visual Selective
Visual selective berfungsi untuk menyeleksi informasi secara visual yang
hadir secara simultan atau bersamaan. Dalam visual selective, dikenal
fenomena change blindness, yaitu ketidakmampuan individu untuk

8
mendeteksi perubahan pada sebuah objek atau kejadian. Fenomena lainnya
yang terdapat dalam visual selective adalah inattentional blindness dan
attentional blink. Inattentional blindness terjadi ketika individu memberi
perhatian pada suatu objek atau peristiwa kemudian gagal mengenali objek
lain yang muncul secara tiba-tiba. Attentional blink merupakan fenomena
ketika individu hanya mampu memproses sedikit informasi dari beberapa
informasi yang dilihat secara bersamaan. Seseorang dapat mengidentifikasi
stimulus pertama, namun tidak mampu mengidentifikasi stimulus-stimulus
yang hadir berikutnya, dikarenakan terjadinya overload (Matlin, 2005).
4. Atensi yang Terbagi
Atensi yang terbagi merupakan sistem atensi yang melakukan tugas
terpisah pada waktu yang sama. Adapun lebih mudah melakukan dua
pekerjaan sekaligus dalam waktu yang sama jika pekerjaan tersebut bersifat
otomatis dari pada melakukan dua pekerjaan yang sama yang mana pekerjaan
tersebut butuh kontrol. Misalnya, lebih mudah mengemudi sembari menelfon,
dari pada mengemudi sembari membalas pesan teks (Sternberg & Sternberg,
2011).
D. Teori Kapasitas
Teori Kapasitas adalah teori yang menjelaskan seberapa besar usaha mental
yang dibutuhkan untuk melakukan setiap aktivitas.
1. Asumsi Teori
Teori ini berasumsi bahwa tugas dapat dilakukan secara bersamaan
kecuali kombinasi yang membutuhkan lebih banyak perhatian daripada sistem
telah tersedia (upaya mental adalah kuncinya)
a. Alokasi kapasitas dipengaruhi oleh: Alokasi kapasitas dipengaruhi
oleh: gairah, disposisi yang bertahan lama, niat sesaat
b. Model Kapasitas Kahneman (1973) adalah desain untuk ditambahkan
daripada mengganti teori hambatan
2. Kapasitas dan tahap seleksi
a. Johnston dan Heinz (1978) "multimode" teori atensi/perhatian
Faktornya diantaranya: pengaruh melakukan tugas utama
dikinerja tugas anak perusahaan, dan Sejauh mana tugas mengganggu

9
seseorang yang lain tergantung pada seberapa banyak pemrosesan yang
harus dilakukan berlangsung sebelum seleksi dapat dilakukan2.
b. Model umum Pashler/s (1998)
E. Pendekatan Neurosains Terhadap Atensi
Bagian ini mempelajari atensi dari perspektif ilmu saraf kognitif untuk
memberikan kesempatan dalam menemukan dukungan neurologis bagi temuan
sebelumnya, serta menentukan lokasi atau bagian otak mana yang bertanggung
jawab dalam berbagai masalah proses atensi/perhatian di otak.
Atensi diatur dalam dua bagian kortex yakni:
1. Jaringan atensi posterior di lobus parietal (atensi visual search; atensi
harus berpindah dari berbagai lokasi ruang. Cara mengetahui proses kerja
kortex parietal:
a. PET Scan (positron emission tomography), proses kerjanya dengan
mengukur aliran darah ke otak kemudian menyuntikkan bahan
radioaktif tertentu sebelum seseorang melakukan tugas kognitif.
Bahan radioaktif ini beredar melalui aliran darah ke area otak yang
aktif selama tugas kognitif
b. Brain lesion, digunakan untuk mengetahui kerusakan otak karena
stroke, kecelakaan atau trauma lainnya. Kerusakan pada hemisphere
kanan; tidak mampu memperhatikan objek yang ada di sebelah kiri
bidang penglihatan dan sebaliknya. Contoh kerusakan pada salah satu
hemisphere adalah Uniteral neglect atau Penurunan spasial pada
sebagian area visual
2. Jaringan atensi anterior di lobus frontal. Jaringan attention anterior
akan aktif ketika individu melakukan tugas stroop (pergantian kata
bercampur baur dengan pengidentifikasian warna). Cara mengetahui
proses kerja kortex frontall:
a. Teknik ERP (Event- Related Potensial), Dimana Elektroda
ditempatkan pada scalp kemudian sinyal listrik yang dibangkitkan
neuron- neuron pada dibangkitkan neuron- neuron pada masing-
masing elektroda direkam.

10
Dalam (Solso, 2013) hubungan antara atensi dan otak manusia pada
awalnya diselidiki oleh menghubungkan defisit atensi atau perhatian terkait dengan
trauma otak. Pekerjaan awal ini sebagian besar terbatas pada neuropatologi.
Misalnya, luka atau stroke di salah satu bagian otak mungkin terjadi dikaitkan
dengan jenis defisit perhatian. Sayangnya, pengamatan patologis umumnya
didasarkan pada pukulan dan luka tembak, yang tidak mengenal batas, dan, dengan
demikian, lokus spesifik kerusakan otak yang terlibat dalam jenis masalah
perhatian tertentu tetap terselubung.
Ada masalah tambahan dalam observasi patologis spesifik yang sering
didasarkan pada pemeriksaan postmortem yang memungkinkan untuk mengatakan
paling tidak interaksi minimal antara subjek dan pengamat. Studi patologis
melakukannya, namun menunjukkan bahwa perhatian sebagian terkait dengan
wilayah kortikal tertentu. Baru-baru ini, peneliti yang tertarik pada otak dan otak
telah menggunakan teknik yang dikembangkan pada keduanya yakni psikologi
kognitif dan ilmu otak, yang secara signifikan memperluas pemahaman kita tentang
hubungan ini.
Selain itu, ada katalog teknik yang mengesankan untuk digunakan dalam
kedua disiplin ilmu yang tidak mengharuskan subjek untuk meninggal, menderita
stroke hebat, untuk menelan peluru di kepala, atau menyerah pada prosedur
pembedahan untuk observasi dibuat. Fokus dari upaya baru-baru ini umumnya
berada di dua bidang: penelitian dan diagnosis atau pengujian.
a. Ada pencarian untuk korelasi antara geografi otak dan pada proses
tentional (Corbetta, Miezin, Dobmeyer, Shulman, & Petersen
1991;Hillyard, Mangun, Woldorff, & Luck, 1995; Mountcastle, 1978;
Pardo, Fox, &Raichle, 1991; Posner, 1988, 1992; [terutama] Posner &
Petersen, 1990; Kepala putih, 1991a 1991b; Woldorff et al., 1993). Studi
ini telah memanfaatkan berbagai macam teknik kognitif yang dibahas
dalam bab ini (misalnya, mendengarkan di chotic, membayangi, membagi
perhatian, tugas keputusan leksikal, bentuk dan diskriminasi warna, dan
priming) dan perangkat penginderaan jauh yang digunakan dalam studi
neurologis (misalnya, pemindaian MRI dan PET) serta waktu reaksi
tradisional percobaan.

11
b. Teknik yang dikembangkan di laboratorium kognitif digunakan sebagai tes
diagnostik atau dalam penyelidikan agen farmakologis yang seharusnya
bertindak secara selektif proses perhatian (Tinklenberg & Taylor, 1984).
Pertimbangkan masalah dalam menemukan korelasi antara anatomi otak
dan atensi/perhatian. Tampaknya ada sistem otak yang secara anatomis terpisah
dengan perhatian dan sistem lain, seperti sistem pemrosesan data yang beroperasi
per bentuk pada input tertentu bahkan ketika perhatian diarahkan ke tempat lain
(Posner, 1992). Di satu sisi, sistem perhatian mirip dengan sistem lain (motorik dan
sistem sensorik, misalnya) yang berinteraksi dengan banyak lainnya bagian otak
tetapi mempertahankan identitasnya sendiri.
Dalam (Sternberg, 2008) Menurut Michael Posner, sistem atensi/perhatian
di otak bukanlah properti dari satu area otak atau seluruh otak (Posner & Dehaene,
1994, hal 75). Di 2007, Posner bekerja sama dengan Mary Rothbart dan mereka
melakukan tinjauan studi pencitraan saraf di bidang atensi/perhatian untuk
menyelidiki apakah banyak hasil beragam studi yang dilakukan menunjuk ke arah
yang sama. Mereka menemukan apa pada pertama tampak seperti pola aktivasi
yang tidak jelas dapat diatur secara efektif area yang terkait dengan tiga subfungsi
atensi/perhatian: alerting, orienting, dan executive attention. Para peneliti mengatur
temuan untuk mendeskripsikan masing-masing fungsi dalam hal area otak yang
terlibat, neurotransmiter yang memodulasi perubahan, dan hasil disfungsi dalam
sistem ini.

a. Peringatan: Peringatan diaktifkan sebagai dipersiapkan untuk menangani


beberapa yang masuk acara, dan mempertahankan perhatian ini. Menunda
juga termasuk proses mendapatkan untuk keadaan kesiapsiagaan ini. Area
otak yang terlibat dalam peringatan adalah korteks fron tal dan parietal
kanan serta lokus coeruleus. Neurotransmitter norepi nephrine terlibat
dalam pemeliharaan kewaspadaan. Jika sistem peringatan tidak bekerja
dengan baik, orang mengembangkan gejala ADHD; dalam proses penuaan
biasa, gangguan pemusatan perhatian, disfungsi sistem peringatan bisa
berkembang juga.

b. Orientasi: Mengorientasikan diartikan sebagai pemilihan rangsangan untuk


diperhatikan. Ini jenis perhatian diperlukan saat kami melakukan

12
penelusuran visual. Anda mungkin bisa amati proses ini melalui gerakan
mata seseorang, tetapi terkadang perhatiannya tersembunyi dan tidak dapat
diamati dari luar. Jaringan orientasi berkembang selama tahun pertama
kehidupan. Area otak yang terlibat dalam orientasi fungsinya adalah lobus
parietal superior, sambungan parietal temporal, frontal bidang mata, dan
colliculus superior. Neurotransmitter modulasi untuk atau ienting adalah
asetilkolin. Disfungsi dalam sistem ini dapat dikaitkan dengan autisme.

c. Perhatian Eksekutif: Perhatian eksekutif mencakup proses pemantauan dan


menyelesaikan konflik yang muncul di antara proses internal. Proses ini
meliputi pikiran, perasaan, dan tanggapan. Area otak yang terlibat dalam
final ini dan urutan tertinggi dari proses perhatian adalah cingulate
anterior, ventral lateral, dan korteks prefrontal serta ganglia basal.
Neurotransmitter yang paling banyak terlibat dalam proses perhatian
eksekutif adalah dopamin. Disfungsi dalam hal ini sistem dikaitkan dengan
penyakit Alzheimer, gangguan kepribadian ambang, dan skizofrenia.

F. Tinjauan Islam Tentang Atensi


Konsentrasi dapat mengurangi terjadinya divided attention (perhatian yang
terpecah). Divided attention terjadi karena pikiran dalam memahami masalah saling
berkompetisi dan memecah perhatian (Crick & Koch,2003). Perhatian individu
akan mudah beralih dari suatu objek ke objek lain apabila individu tersebut tidak
dapat berkonsentrasi. Hal ini menyebabkan individu kurang mampu memahami
suatu objek secara utuh.

Islam melihat urgnesi dari konsentrasi dalam kerangka relasinya dengan


keimanannya kepada Allah Swt. Pemikir besar muslim, Abu Hamid Al-Ghazali
melalui bukunya Minhajul Abidin Ila Jannati Rabbil Alamin pernah
mengemukakan sebuah do’a terkait perintah Allah Swt kepada Nabi Muhammad
Saw untuk senantiasa menjaga konsentrasi pikirannya untuk hanya ditujukan
kepada Allah Swt dan dijauhkan dari godaan setan.

ُ ْ‫ك َربِّ أَ ْن يَّح‬


‫ضرُوْ ِن‬ َ ِ‫ت ال َّشيَا ِط ْي ِن َوأَ ُعوْ ُذ ب‬ َ ِ‫َوقُلْ رَّبِّ أَ ُعوْ ُذ ب‬
ِ ‫ك ِم ْن هَ َمزَ ا‬

13
Artinya, “Aku berlindung kepada-Mu ya Allah dari gangguan setan. Aku
juga berlindung kepada-Mu dari kepungan mereka,’” QS Al-Mukminun ayat 97-
98).
Kemudian, Syaikh Ikhsan Jampes melalui karyanya Sirajut Thalibin Ala
Minhajul Abidin memberikan penjelasan terkait perintah Allah Swt untuk menjaga
konsentrasinya. Ia memberikan konteks bahwa pentingnya konsentrasi
keimanannya tersebut terkait dengan konsteks tiga situasi kritis, yaitu: 1).
Sembahyang, 2). Membaca Al-Qur’an, dan 3). Saat ajal menjemput (Kurniawan,
2016).
Sebuah penelitian dari Julianto, Dzulqaidah & Salsabila (2014) menemukan
bahwa mendengarkan murattal Al-Qur’an berkorelasi positif terhadap peningkatan
kemampuan konsentrasi pada subyeknya. Telah terbukti bahwa anjuran untuk
membaca dan mendengarkan Al-Qur’an memiliki korelasi yang positif terhadap
kemampuan kita dalam berkonsentrasi.

14
BAB III

PENUTUP
A. Simpulan
Atensi merupakan cara dimana individu secara aktif memproses informasi
dalam jumlah terbatas dari sejumlah informasi yang berasal dari indera, ingatan
yang tersimpan, dan proses kognitif yang lain. Atensi meliputi proses-proses sadar
maupun tidak sadar. Manusia memiliki kemampuan alamiah untuk (selalu)
perhatian pada informasi tertentu dari sekian banyak rangsangan informasi. Dengan
kesadaran, seseorang bisa hanya tertuju pada suatu objek/informasi dengan
mengabaikan objek lainnya. Seperti seseorang yang ingin melihat penyanyi di
panggung dengan mengabaikan orang-orang di sekitar panggung, saat ada sebuah
pertunjukkan.
Proses atensi sangat berhubungan erat dengan memori atau ingatan yang
terjadi pada proses berpikir karena dalam proses atensi terjadi pada memori atau
ingatan dalam tingkat pemikiran setiap individu atau setiap manusia. Dalam otak
manusia, atensi diatur oleh dua kortex yakni jaringan atensi anterior di lobus frontal
dan jaringan atensi posterior di lobus parietal. Masing-masing kortex memiliki
tanggung jawab dan cara kerja yang berbeda dalam berbagai masalah atensi pada
seorang individu.

15
DAFTAR PUSTAKA
Crick, F. & Koch, C. (2003). A Framework for Counsciousness. Nature Neuroscience,
Vol. 6, 2
Desmita. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 136
James, W. (2007). The Principles of Psychology Vol (1). New York: Inc
Julianto, V., Zulqaidah, R. P, & Salsabila, S. N. (2014). Pengaruh Mendengarkan
Murottal Al-Qur’an terhadap Peningkatan Kemampuan Konsentrasi. Jurnal
Psympath, Vol. 01, No. 02
Kartini, Kartono. (1996). Psikologi Umum. Bandung: Mandar Maju
Matlin, M.W. (2005). Cognition. Sixth Edition. USA: john Wiley & Sons, Inc
Posner, M. I., & Rothbart, M. K. (2007). Research on Attention Networks as a Model
for the Integration of Psychological Science. The Annual Review of Psychology,
1-23
Solso, R. L. (2007). Psikologi Kognitif Terjemahan “Cognitive Psychology”. Jakarta:
Erlangga, 90-91
Solso, R. L., Maclin, M. K., & Maclin, O. H. (2008). Cognitive Psychology Eighth
Edition. United States of America: Pearson
_____. (2013). Cognitive Psychology Eighth Edition. United States of America: Pearson
Stenberg, R. J & Stenberg, K. (2011). Cognitive Psychology. Kanada: Cengange
Learning
Suryabrata, S. (1995). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 14
Walgito, B. (1994). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset, 56

16

Anda mungkin juga menyukai