Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

AKTIVITAS KOGNISI
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi pendidikan

Disusun oleh kelompok 1:

 Sabina Anggiani Ayu (200701552013)


 Yulhelmi Santi (200701552012)
 Fadilla Yana Putri (200701552014)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Aktivitas Kognisi: Perhatian, Memori, Berpikir dan
Problem Solving” tepat pada waktunya.

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang
diberikan. Selain itu , makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi
pembaca dan kami selaku penulis makalah ini.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Novita Maulidya selaku dosen
mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga kami
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.

Kami menyadari penulisan makalah ini masih jauh dalam kata sempurna.
Maka dari itu kami menerima segala bentuk kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 17 februari 2021

Penyusun
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................................................ ii

BAB I ............................................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 2

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................................... 2

BAB II .......................................................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 3

A. Pengertian Aktivitas Kognisi.............................................................................................................. 3

B. Pengertian, Jenis-jenis, dan Hubungan antara Perubahan Perkembangan dan Perhatian .............. 4

C. Pengertian Memori ........................................................................................................................... 6

D. Pengertian Berpikir ......................................................................................................................... 11

E. Fungsi berpikir................................................................................................................................. 12

BAB III....................................................................................................................................................... 19

PENUTUP.................................................................................................................................................. 19

A. Kesimpulan ...................................................................................................................................... 19

B. Saran ............................................................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktivitas kognisi merupakan pekerjaan mental yang tidak dapat dilihat
secara kasat mata, namun hasil dari aktivitas tersebut dapat diketahui dari apa yang
terekspresi baik secara lisan, tulisan maupun dalam bentuk perilaku. (Mayer,
1995).
Perhatian atau atensi adalah pemusatan aktivitas mental. Kemampuan
dimana kita hanya terfokus pada tugas tertentu dan mengabaikan stimulus-stimulus
lain disebut sebagai atensi atau perhatian. Memberi atensi berarti mengarahkan,
tidak hanya reseptor sensorik yang sesuai (di mata, telinga, dll) tetapi juga pikiran,
terhadap apapun yang perlu dipelajari dan diingat (Jeanne, Eric & Lynley, 2014).
Memori atau bisa disebut ingatan adalah proses atau mekanisme
penyimpanan informasi dari waktu kewaktu. (Santrock, 2014).
Pengertian berpikir secara umum adalah aktivitas mental atau intelektual
yang melibatkan kesalahan dan subjektivitas individu. Hal ini dapat mengarah pada
sesuatu yang berupa tindakan atau ide-ide atau pengaturan ide. Berpikir juga
mendasari segala tindakan manusia dan interaksinya (Sunaryo, 2011).
Berdasarkan latar belakang diatas maka sangat penting untuk dibuatnya
makalah mengenai aktivitas kognisi yang meliputi perhatian, memori, berpikir dan
problem solving yang dapat menjadi rujukan bagi kami dalam mempelajari
psikologi pendidikan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu aktivitas kognisi?
2. Apa-apa saja jenis perhatian dan bagaimana perubahan perkembangan
seseorang dapat mempengaruhi perhatian?
3. Apa itu memori dan bagaimana cara memori bekerja?
4. Apa yang dimaksut dengan berpikir?
5. Bagaimana tahapan dan proses dalam problem solving?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui gambaran aktivitas kognisi
2. Agar dapat mengetahui jenis-jenis perhatian dan perubahan
perkembangan seseorang yang memengaruhi perhatian
3. Agar dapat memahami jalan kerja memori
4. Untuk memahami cara berpikir manusia
5. Agar dapat memahami tahapan dan proses melakukan problem solving

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Aktivitas Kognisi


Proses kognitif adalah proses mental individu yang dapat dipahami sebagai
pemrosesan informasi (Jones, 2006). Pemrosesan informasi mengimplikasikan
penerimaan informasi kemudian mengorganisasikan informasi tersebut dengan
yang sudah ada sebelumnya. Menurut Atkinson dan Shiffrin, informasi diproses
dan simpan dalam tiga tahap, yaitu sensory memory, short-term memory, dan long-
term memory.
Sensory memory atau pencatat sensori merupakan tahap pertama dimana
informasi akan diterima dan disimpan sebagai syarat untuk berpindah ketahap
selanjutnya. Tetapi, tidak semua informasi yang masuk dapat diolah karena
kemampuan yang terbatas dan terlalu banyak informasi yang masuk.
Tahap kedua, yaitu working memory atau short-term memory (STM) adalah
apa yang dipikirkan saat menerima stimulus dari lingkungan. Informasi yang tidak
diperlukan akan dibuang, sedangkan informasi yang terus-menerus digunakan akan
menuju ke tahap selanjutnya, yaitu long-term memory.
Tahap terakhir dari proses pemrosesan dan penyimpanan informasi adalah
long-term memory (LTM). Memori penyimpanan ini relative permanen dan dapat
menyimpan informasi yang tidak diperlukan lagi. Informasi yang telah tersimpan
akan diorganisasikan ke dalam schema atau struktur pengetahuan tertentu. Schema
merupakan pengelompokkan informasi berdasarkan penggunaan informasi tersebut
dan memfasilitasi akses informasi yang akan digunakan. Memori penyimpanan ini
memerlukan strategi kognitif seperi menyebut informasi secara terus-menerus atau
mengelompokkannya dengan elemen-elemen yang sama.

3
B. Pengertian, Jenis-jenis, dan Hubungan antara Perubahan
Perkembangan dan Perhatian
Perhatian atau atensi adalah pemusatan aktivitas mental. Kemampuan
dimana kita hanya terfokus pada tugas tertentu dan mengabaikan stimulus-stimulus
lain disebut sebagai atensi atau perhatian. Memberi atensi berarti mengarahkan,
tidak hanya reseptor sensorik yang sesuai (di mata, telinga, dll) tetapi juga pikiran,
terhadap apapun yang perlu dipelajari dan diingat (Jeanne, Eric & Lynley, 2014).
Atensi merupakan salah satu unsur tahapan memori yang terjadi ketika
seseorang sedang berpikir. Proses atensi merupakan sekuensi dari tahap sensory
memory atau input sensori menuju tahap short-term memory (STM) atau working
memory. Melalui proses atensi, informasi dipindahkan dari input sensori menuju
memori kerja agar informasi tersebut bertahan lama. Maka dari itu, atensi memiliki
keterkaitan yang sangat erat dengan proses berpikir. Hal itu disebabkan oleh atensi
yang merupakan bagian kecil dari tahapan memori saat melakukan kegiatan
berpikir.
Atensi berperan meningkatkan proses kognitif seseorang terutama dalam
melakukan berbagai hal, seperti belajar, kuliah atau mengendarai mobil dijalanan
yang berliku-liku. Ada beberapa hal yang orang dapat lakukan dalam waktu yang
bersamaan seperti berjalan sambil minum atau mengunyah. Tetapi, ketika kita
berbicara mengenai kejadian yang kompleks atau terperinci, orang hanya dapat
mengikuti satu hal. Yang berarti bahwa perhatian memiliki kapasitas yang terbatas
(Cherry, 1953; Cowan, 2007).
 Jenis-Jenis Perhatian
1) Selective Attention
Jenis atensi dimana orang menyeleksi informasi yang telah ada.
Seseorang hanya fokus pada satu hal yang berhubungan dan mengabaikan
hal-hal yang lain yang tidak memiliki hal yang relevan dengan

4
pengalamannya. Sebagai contoh, ketika seseorang dapat mendengar orang
lain memanggil namanya ditengah situasi yang ramai dan sangat ribut.
2) Divided Attention
Divided attention berarti membagi perhatian atau atensi ketika
melakukan lebih dari satu aktivitas dalam waktu yang bersamaan. Misalnya,
ketika seseorang membaca sambil mendengarkan musik. Perhatian orang
tersebut akan terbagi antara tulisan yang ia baca dan lagu yang sedang ia
dengarkan dengan perhatian tersebut melibatkan konsentrasi.
 Teori-Teori Atensi
1) Teori Pertama Atensi
Teori ini menekankan bahwa setiap orang sangat terbatas dalam
memproses sejumlah informasi secara bersamaan. Informasi yang
dapat kita perhatikan memiliki kuantitas yang terbatas. Ketika kita
menerima satu pesan, maka pesan yang lain akan menghilang.
2) Automatic & Controlled Processing
Teori ini dikemukakan oleh Walter Schneider dan Richard
Shiffirin tentang dua level memproses atensi yang relevan, yaitu
proses otomatis dan proses control. Automatic processing digunakan
pada tugas yang mudah dan juga termasuk item besar yang biasa
dilakukan. Proses ini bersifat parallel, dimana seseorang dapat
mengerjakan satu atau lebih tugas pada satu waktu.
Sedangkan, proses kontrol dapat digunakan pada tugas yang
sulit atau yang tidak biasa dilakukan. Proses kontrol ini bersifat seri,
kebalikan dari proses otomatis, dimana seseorang hanya bisa
mengerjakan satu tugas dalam satu waktu.

 Perubahan Perkembangan
5
Beberapa perubahan penting dalam perhatian terjadi selama masa kanak-
kanak (Keberanian & Richards, 2008; Dixon, Zelaso, & De Rosa, 2010).
Waktu anak-anak agar dapat memperhatikan meningkat ketika usia mereka
bertambah. Perhatian anak-anak semakin baik dari usia 5 sampai 6 tahun ke
11 sampai 12 tahun dan hal ini meningkatkan perhatian untuk tugas-tugas
kognitif (Betts & Iain, 2006). Anak-anak setelah berusia 6 atau 7 tahun akan
lebih memperhatikan hal-hal yang relevan dengan tugas atau untuk
memecahkan masalah. Tidak seperti anak-anak presekolah yang
dikendalikan oleh rangsangan dari lingkungan, anak-anak ini menaruh
perhatian mereka terhadap rangsangan yang lebih penting.
Perubahan ini menunjukkan pergeseran perhatian kontrol kognitif
sehingga sifat impulsif anak berkurang dan lebih reflektif. Kemampuan
anak-anak untuk mengarahkan dan membagi perhatian meningkat ketika
anak-anak tumbuh. Perbaikan dalam perhatian terbagi bisa jadi disebabkan
oleh peningkatan sumber daya kognitif (peningkatan kecepatan pemrosesan
atau kapasitas), otomatisitas, atau peningkatan keterampilan untuk
mengarahkan sumber daya.

C. Pengertian Memori
Memori atau bisa disebut ingatan adalah proses atau mekanisme
penyimpanan informasi dari waktu kewaktu. (Santrock, 2014) Mengingat adalah
suatu proses aktif yang tidak hanya melibatkan proses penyimpanan informasi,
tetapi juga melibatkan proses penggabungan dua atau tiga informasi untuk
mengkonstruksi masa lalu. Sayangnya kita seringkali menggabungkan informasi-
informasi tersebut dan menciptakan suatu peristiwa baru alih-alih mengingat
peristiwa masa lalu secara utuh. (Wade, Travis, Garry. 2014)
1. Jenis Memori berdasarkan Cara Kerjanya:

6
a.) Memori Eksplisit (Explicit Memory): Ingatan sadar yang disengaja
mengenai suatu peristiwa atau poin informasi. Memori eksplisit ini
memiliki beberapa metode diantaranya:
 Recall (Pengambilan Kembali): ialah kemampuan menggali
kembali dan mereproduksi informasi yang dimiliki sebelumnya.
 Rekognisi (Recognition): adalah kemampuan untuk mengenali
informasi yang telah diobservasi,dibaca, atau didengar
sebelumnya.
b.) Memori Implisit: Ingatan tidak sadar yang tidak disengaja yang
disebabkan oleh pengaruh dari pengalaman atau informasi yang
didapatkan sebelumnya mengenai pikiran atau tindakan saat itu. Memori
implisit ini juga memiliki beberapa metode, yaitu:
 Priming: metode dimana seseorang membaca atau mendengar
informasi dan diuji untuk melihat apakah informasi tersebut
memangruhi kinerja tugas lainnya.
 Metode Pembelajaran Ulang (Relearning Method): metode ini
membandingkan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari ulang
suatu materi.

2. Tahap-tahap Memori:
Ada pun tahap-tahapan penyimpanan memori ialah pengodean,
penyimpanan, dan pengambilan. Agar memori dapat bekerja kita harus menerima
informasi, menyimpan atau memodifikasi informasi, kemudian mengambilnya
untuk kepentingan hidup kita sehari-hari. Berikut ini penjelasan proses
penyimpanan memori:
1.) Pengodean: Ketika seorang siswa mendengarkan penjelasan guru,
mendengarkan musik, menonton film, atau berbicara dengan teman.
7
Maka dia sedang mengodekan informasi kedalam memori dengan cara
memfokuskan perhatian pada hal-hal itu. Pengodean bisa dalam berbagai
bentuk seperti visual, bentuk, suara, ataupun kata-kata. Selain perhatian,
pengodean juga memiliki beberapa proses antara lain:
a.) Latihan: adalah pengulangan informasi secara sadar dari waktu
kewaktu untuk meningkatkan waktu bertahannya sebuah informasi
didalam memori.
b.) Pengolahan Mendalam: Kita dapat memproses informasi pada
berbagai tingkatan. Tingkatan tersebut bisa berupa seberapa dalam
atau dangkal informasi yang diterima.
c.) Elaborasi: mengacu pada banyaknya informasi dalam proses
pengodean, seperti penambahan contoh pada sebuah kasus sehingga
terdapat ciri khas tertentu pada suatu informasi.
d.) Membangun Gambar: biasanya saat kita menerima sebuah
informasi dan infrormasi tersebut memiliki citra atau gambaran
maka kita lebih mudah untuk mengingatnya.
e.) Organisasi: bila kita menyajikan suatu informasi dalam cara yang
terorganisir maka akan lebih mudah bagi kita untuk kembali
mengingatnya.
2.) Penyimpanan: setelah kita melakukan pengodean terhadap suatu
informasi maka informasi tersebut harus disimpan atau mempertahankan
informasi tersebut. Dalam mempertahankan dan menyimpan informasi
tak luput dari seberapa lama informasi dibutuhkan, kita terkadang
mengingat informasi selama 1 menit, 1 jam, 1 tahun ataupun seumur
hidup. Terdapat 3 jenis memori berdasarkan kerangka waktu yang
berbeda, diantaranya yaitu:

8
a.) Memori Sensorik: menyimpan informasi hanya sekejap saja, tidak
lebih lama dari waktu yang digunakan untuk memberikan sensasi
pada informasi tersebut. Sensasi tersebut dapat berupa visual ataupun
auditori. Memori ini memiliki kapasitas yang banyak. Memori ini
juga berperan sebagai ember penampung, menyimpan informasi
dengan akurasi tinggi hingga kita dapat memilih informasi yang
ingin kita perhatikan dari sekian banyak informasi yang menghujani.
b.) Memori Jangka Pendek: adalah memori kapasitas dengan waktu
terbatas hanya selama 30 detik saja, kecuali informasi tersebut dilatih
atau diolah lebih dalam maka dapat dipertahankan lebih lama.
Memori ini memiliki memori kerja (Working Memory) dimana
system ini memanipulasi, memodifikasi, mengubah atau membuat
informasi untuk membantu kita memecahkan masalah, membuat
keputusan, dan memahami Bahasa.
c.) Memori Jangka Panjang: adalah memori yang menyimpan informasi
untuk waktu yang cukup lama dan bersifat relatif permanen. Memori
jangka panjang ini mengelompokkan jenis-jenis informasi yang
disimpan, yaitu:
 Memori Deklaratif: adalah ingatan sadar informasi seperti fakta-
fakta atau peristiwa tertentu yang dapat dikomunikasikan. Memori
ini termasuk memori eksplisit.
 Memori Non Deklaratif/ Memori Prosedural: adalah ingatan tidak
sadar informasi prosedural atau tahap-tahapan suatu informasi.
Seperti menari, naik sepeda, memasak dan lainnya. Memori ini
termasuk memori implisit.

9
 Memori Episodik: adalah ingatan mengenai kapan dan dimana
suatu informasi tersebut terjadi. Memori ini biasa disebut ingatan
personal.
 Memori Semantik: adalah ingatan tentang sebuah pengetahuan
umum. Seperti pengetahuan alam, matematika atau pengetahuan
sosial.
3.) Pengambilan dan Melupakan: setelah kita telah menyelesaikan
pengodean informasi dan menggambarkannya kedalam memori. Kita
dapat memilih untuk mengambil atau melupakan informasi itu. Berikut
adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan dan melupakan
informasi:
a.) Pengambilan: saat kita ingin mengambil informasi kita mencari
penyimpanan memori kita agar dapat menemukan informasi yang
signifikan. pencarian ini memerlukan sebuah usaha.
b.) Melupakan: melupakan isyarat bergantung adalah kegagalan
pengambilan informasi dikarenakan kurangnya petunjuk untuk
pengambilan informasi.

3. Teori-teori Memori:
a.) Teori Jaringan: Teori yang menggambarkan bagaimana informasi dalam
memori diatur dan terhubung. Mereka menekankan simpul dalam
jaringan memori.
b.) Teori Skema: Teori didasarkan pada premis bahwa ketika kita
membangun informasi kita menyatukannya dengan informasi yang sudah
ada didalam pikiran kita.

10
c.) Teori Jejak Kabur: pernyataan bahwa memori yang paling baik
dipahami dengan mempertimbangkan dua jenis representative
memori:
1.) Jejak Memori Vebratim: terdiri atas rincian yang tepat
2.) Jejak Kabur atau Inti: merupakan ide sentral dan informasi

D. Pengertian Berpikir
Berpikir adalah memberikan gambaran adanya sesuatu yang ada pada diri
seseorang. Sesuatu yang merupakan tenaga yang dibangun oleh unsur-unsur dalam
diri seseorang untuk melakukan aktivitas. Pengertian berpikir secara umum adalah
aktivitas mental atau intelektual yang melibatkan kesalahan dan subjektivitas
individu. Hal ini dapat mengarah pada sesuatu yang berupa tindakan atau ide-ide
atau pengaturan ide. Berpikir juga mendasari segala tindakan manusia dan
interaksinya (Sunaryo: 2011) dalam melakukan aktivitas,manusia memang
memiliki syaraf tersendiri dalam melakukan tindakan, namun ada beberapa
aktivitas manusia pula yang dipengaruhi oleh sistem pikiran manusia. Berpikir
terpusat pada otak manusia. Manusia juga sebagai makhluk sosial dan individual
yang selalu berinteraksi dengan lingkungannya (Nur Khalis: 2014).

Beberapa pengertia keterampilan berpikir menurut para ahli


(Rusyana; 2014) diantaranya:
a. Kekuatan akal untuk mengelolah pengetahuan yang telah diterima melalui
panca indera dan ditujukan untuk mencapai suatu kebenaran.
b. Penggunaan otak secara sadar untuk mencari sebab, berdebat,
mempertimbangkan, memperkirakan dan merefleksi suatu objek.
c. Kegiatan yang melibatkan penggnaan konsep dan lambing sebagai pengganti
objek atau peristiwa.

11
d. Berbicara dengan dirinya sendiri didalam batin dengan cara
mempertimbangkan, merenungkan, menganalisis, membuktikan sesuatu,
menunjukkkan alasan-alasan, menarik kesimpulan, meneliti suatu jalan
pikiran, mencari berbagai hal yang berhubungan satu sama lain, mencari tau
mengapa dan untuk apa sesuatu terjadi, dan membahas suatu realitas, dengan
menggunakan konsep atau berbagai pengertian.
Berdasarkan pengertian para ahli maka definisi dari keterampilan
berpikir adalah aktivitas yang menggunakan otak atau akal secara sadar dalam hal
pertimbangan, mencari sebab, mengaalisis, dan menarik kesimpulan terhadap
benda/objek atau masalah/realita. Berpikir adalah aktivitas psikologis dalam semua
proses yang dialami untuk digunakan memecahkan masalah dalam situasi yang
dihadapi.

E. Fungsi berpikir
a. Mengambil keputusan (decision making)
Sesuatu keputusan yang diambil, akan diusul oleh keputusan-keputusan
lainnya yang saling berkaitan. Keputusan yang kita ambil beraneka ragam, tetapi
ada tanda-tanda umum dari keputusan yaitu:
1) keputusan merupakan hasil berpikir, hasil usaha intelektual,
2) keputusan selalu melibatka pilihan dari berbagai alternative,
3) keputusan selalu melibatkan tindakan nyata, walaupun pelaksanaan boleh
ditangguhkan, faktor yang mempengaruhi penagguhan keputusan adalah:
1) kognisi (pengetahuan/pemahaman), kualitas dan kuantitas pegetahuan
yang dimiliki tentang sesuatu akan mempengaruhi kepytusan yang
diambil;

12
2) motif (tujuan/dorongan), motif akan sangat mempengaruhi pengambilan
keputusan;
3) sikap (positif/negative), positif atau negative sikap anda terhadap sesuatu
akan mempengaruhi keputusan yang diambil.

b. Memecahkan Masalah (Problem Solving)


Faktor yang mempengaruhi pada saat seseorang memecahkan masalah
adalah:
1. Situasional, meliputi:
a. Stimulus yang menimbulkan masalah,
b. Sifat-sifat masalah: sulit-mudah, baru-lama, penting-kurang, sedikit-
banyak masalah lain yang terlibat;
2. Personal, meliputi:
a. Motivasi, motivasi yang rendah dapat menurunkan perhatian,
sedangkan motivasi yang tinggi dapat membatasi fleksibilitas,
b. Kepercayaan dan sikap yang salah; asumsi yang salah dapat
menyesatkan, misalnya sifat yang depensif karena kurang percaya
pada diri sendiri akan cenderung menolak informasi baru,
merasionalkan kekeliruan, dan mempersulit penyelesaian,
c. Kebiasaan; kecenderungan mempertahankan pola pikir tertentu,
melihat masalah satu sisi saja, atau kepercayaan yang berlebihan atau
tanpa kritis pada pendapat otoritas dapat menghambat pemecahan
masalah efisien ; cara kita memandang dan mengatasi persoalan yang
sering dibatasi oleh cultural setting kita dan kita anggap sebagai cara
yang paling baik,
d. Emosi; emosi dapat mewarnai cara berpikir kita, sehingga tidak
pernah berpikir betul-betul objektif.
13
c. Menghasilkan Sesutu yang baru (creativity) bersifat orisinil, dan realistis.
Kreatif merupakan hasil seseorang sebagai hasil berpikir dan menghasilkan
suatu produk yang berbeda dari yang lain (kreasi). Sebuah kreasi merupakan hasil
buah pikiran atau kecerdasan akal manusia. Kreatif merupakan sebuah
keterampilan berpikir. Proses kreatif itu muncul ketika seeorang selalu bertindak
sebagai kamera (menangkap sinyal tertentu) dan berkemauan untuk selalu
membuat sesuatu yang berbeda dengan sinyal yang dia tangka.

d. Sebagai filter/ pengendali


Rasionalisme, memandang bahwa akal sebagai sumber utama
pengetahuan manusia, san pemegang otoritas terakhir dalam menentukan
kebenaran. Pandangan tersebut kurang lengkap, karena pengetahuan juga dapat
diperoleh dari pengalaman indrawi (empiris). Kant melakukan penyelidikan
tentang relasi benak ,anusia dengan objeknya. Menurut kant, keputusan sintetik
apiori tidak bisa dibenarkan oleh pengalaman, jika seseorang mengatakan bahwa
setiap perubahan harus memiliki sebab, maka keputusan tersebut tidak bia
dibenarkan oleh pengalaman karena belum mengalami sebuah perubahan yang
mungkin (logika kantianisme).

F. Problem solving

Pemecahan masalah adalah proses yang dapat dipecah menjadi empat


langkah:
(1) memahami situasi saat ini;
(2) mengidentifikasi akar penyebab masalah;

14
(3) kembangkan rencana aksi yang efektif; Dan
(4) Jalankan sampai masalah selesai, membuat modifikasi seperti yang
diperlukan.
Langkah-langkah ini datang sebagai sebuah paket. Sebelum menyelesaikan
sesuatu, pertama-tama perlu menyadari bahwa ada sesuatu masalah,
mengidentifikasi akar penyebab masalah tidak cukup. tetapi harus berpikir melalui
bagaimana bisa memperbaiki masalah, dan kemudian benar-benar mengambil
tindakan yang diperlukan untuk memperbaikinya. Pemecahan masalah adalah
kombinasi dari berpikir dan bertindak. Jika hanya melakukan satu atau yang lain
tidak akan membuat berhasil.

pemecahan masalah tidaklah rumit. Yang harus dilakukan adalah memahami


situasi, mengidentifikasi akar penyebab, mengembangkan rencana yang efektif,
dan mengeksekusi. Bahkan jika masalah yang dihadapi besar dan rumit, jika
mempelajari cara memecahnya menjadi masalah yang lebih kecil yang dapat
diatasi, kita akan dapat mengatasinya.

Setelah mempelajari pendekatan penyelesaian masalah dasar, perasaan panic


akan berhenti dan memperoleh kepercayaan diri untuk mengatasi masalah apa pun
yang dihadapi dalam kehidupan, baik itu mengenai nilai, pekerjaan, atau kehidupan
pribadi.

Pemecahan masalah mudah ketika tahu bagaimana menetapkan gol yang


jelas, mencari cara untuk mencapainya, dan menindaklanjuti sementara meninjau
kemajuan dan membuat perubahan pada rencana kita jika perlu.

Seperti contoh problem solving yang dilakukan oleh seorang siswa dengan 4
langkah berikut:

1. Pahami situasinya

15
2. Mengidentifikasi akar penyebab masalah
3. Kembangkan rencana aksi yang efektif
4. Laksanakan dan memodifikasi sampai masalah selesai.
misalnya, perhatikan seorang siswa yang nilai matematikanya menurun.
seperti banyak orang, dia mungkin hanya mengatakan, saya harus meningkatkan
nilai saya, dan berharap untuk yang terbaik tanpa benar-benar melakukan apa-apa
untuk memperbaikinya. kemungkinan bahwa nilai matematikanya akan tetap
berada ditempatnya, karena dia tidak pernah terganggu untuk mencari tahu akar
penyebab masalahnya dan apa yang bisa dia lakukan tentang hal itu.

Atau mungkin siswa memutuskan, "aku harus berhenti dari tim socer jadi
aku punya lebih banyak waktu untuk belajar. Bahkan dengan tindakan drastis ini,
nilai-nilainya mungkin tidak meningkat jika ternyata masalahnya bukan berapa
lama ia belajar, melainkan seberapa efektif ia belajar. Mengapa merelakan
kesempatan untuk bermain sepak bola dengan teman-teman anda tapi tidak ada
hasil?

jadi apa problem solving yang akan anak lakukan pada situasi ini? Mari
kita lihat contohnya:

problem solving pada anak mungkin mulai dengan bertanya pada dirinya
sendiri, tipe pertanyaan apa yan telah membuat saya salah?

Kemudian dia bisa memecahkan pertanyaan menjadi kategori, seperti


aljabar, fraksi, dan geometri. Dengan membandingkan nilai - nilai aljabarnya
menurut kategori, ia mungkin mendapati bahwa nilai aljabarnya sebenarnya naik,
sedangkan nilai rasionalnya rata, dan hanya nilai geometrisnya yang menurun.

16
Hanya melihat rata-rata tren matematika secara keseluruhan tidak membantu dia
melihat apa yang sebenarnya terjadi.

jadi jika geometri tampaknya menjadi satu-satunya daerah menyebabkan


kelas drop, langkah berikutnya akan untuk lebih memecah skor geometri menjadi
subtopik tambahan, termasuk daerah, sudut, dan volume untuk lebih baik
mengidentifikasi jenis masalah yang menyebabkan dia kesulitan.

Ketika pemahamannya tentang situasi mulai dari tingkat "nilai matematika


saya menurun" menjadi lebih bernuansa "nilai matematika saya menurun karena
saya tidak melakukan dengan baik dalam tiga topik: bidang rapezoid, volume
silinder, dan aplikasi teori pythagoras," efektivitas rencananya dan hasil akhirnya
akan sangat berbeda.

Setelah anak pemecahan masalah mengidentifikasi jenis masalah apa yang ia


buat, langkah berikutnya adalah mencari tahu dengan tepat apa yang harus ia
lakukan untuk tampil lebih baik. Haruskah ia meningkatkan waktu belajar
matematika, meningkatkan produktivitas ketika ia tidak belajar, atau keduanya?
Untuk meningkatkan waktu belajar matematikanya, dia dapat memutuskan untuk
bangun tiga puluh menit lebih awal atau meluangkan tiga puluh menit sebelum
tidur untuk berlatih mengatasi jenis-jenis masalah ini. Meningkatkan
produktivitasnya berarti mengubah pendekatannya untuk belajar. Dia dapat beralih
ke buku pelajaran yang lebih baik, meminta guru atau teman-temannya untuk
membantunya mengatasi masalahnya yang paling menantang setelah sekolah, atau
meminta orang tuanya untuk menyewa seorang pembimbing.

17
Alasan nilai matematika turun berbeda untuk semua orang. Jadi, tentu saja,
cara yang paling halus untuk menyelesaikan masalah keterampilan matematika
juga akan berbeda bagi semua orang. Inilah sebabnya mengapa anda harus terus
bertanya "mengapa dan" bagaimana "untuk mengembangkan rencana aksi buatan
khusus.

Jika telah membiasakan diri untuk memecahkan masalah, maka bakat


tersebut sepenuhnya dapat dimanfaatkan dan mengendalikan kehidupan kita. Kita
tidak hanya dapat menyelesaikan masalah sendiri, namun juga masalah sekolah,
bisnis, dan masyarakat, dan bahkan mungkin dunia.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas kognisi seperti
perhatian, memori, berpikir dan problem solving merupakan sebuah penunjang
belajar yang sangat efektif. Bila kita dapat melakukan hal-hal diatas tadi dengan
efektif maka kualitas belajar kita akan menjadi semakin baik.
B. Saran
Tiada kesempurnaan di dunia ini, kami sangat mengharapkan kritik maupun
saran dari makalah ini tujuannya hanyalah demi kesempurnaan. Dan semoga
makalah yang telah kami susun bermanfaat bagi kita semua, AAMIIN.

19
DAFTAR PUSTAKA

Anderman, L. H., Anderman, E. M., & Ormrod, J. E. (2019). Psikologi


Pendidikan. Penerbit Erlangga.

Carole, W., Carol, T., & Maryanne, G. (2014). Psikologi. Jakarta: Erlangga.

John W Santrock. (2014). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika.

Mahardika, A. (2016). Proses Atensi Pengetahuan pada Siswa Attention Deficit


Hyperactivity Disorder (ADHD) dalam Memecahkan Materi Aritmatika
Sosial. Edu Sains, 10-19.

Nelly Wedyawati, A. E. (2020). Pembelajaran SD Berbasis Problem Solving


Method. Malang: Literasi Nusantara.

Panjaitan, B. (2013). Proses Kognitif Siswa dalam Pemecahan Masalah


Matematika. Jurnal Ilmu Pendidikan, 17-25.

Watanabe, K. (2007). Problem Solving 101 A Simple Book For Smart People.
England: Penguin Group.

20
21

Anda mungkin juga menyukai