Anda di halaman 1dari 2

Soal UAS

Nama : Faridha Putri Nor Azizah


NIM :126308201011
kelas: 5A
Mata Kuliah : Psikologi Tasawuf
Prodi : Psikologi Islam
Semester :V

1. Jelaskan maksud dari Hati sebagai Pusat Spiritual!

Hati sebagai pusat spiritual yang dimaksud di sini adalah hakekat spiritual batiniah, bukan hati
dalam arti fisik. Hati adalah sumber cahaya batiniah, inspirasi, kreativitas, dan belas kasih.
Seorang sufi sejati hatinya hidup, terjaga, dan dilimpahi cahaya. Seorang guru sufi menuturkan,
“Jika kata-kata berasal dari hati, ia akan masuk ke dalam hati, jika ia keluar dari lisan, maka ia
hanya sekadar melewati pendengaran.” Hati janganlah disalahartikan sebagai emosi. Emosi,
seperti amarah, rasa takut, dan keserakahan, berasal dari nafs. Ketika manusia berbicara
menganai ‘hasrat hati’, mereka biasanya merujuk pada hasrat nafs. Nafs tertarik pada
kenikmatan duniawi dan tidak peduli akan Tuhan; sedangkan hati tertarik kepada Tuhan dan
hanya mencari kenikmatan di dalam Tuhan. Hati secara langsung beraksi atas setiap pikiran dan
tindakan.

2. Menurut psikologi sufi; “Kita adalah roh yang telah menyatu dengan tubuh, dan sifat dasar
kita adalah cinta, kearifan, dan kegembiraan. Namun, kita terlalu sering merasa bingung,
tertekan, dan kecewa, yang tentunya bertolak belakang dari sifat
dasar spritual kita.” Berikan ulasan pendapat Anda terhadap pernyataan tersebut!

Ego negatif ditunjukkan untuk membuat kita bingung dan tidak bahagia dan merupakan musuh
dari sifat dari spiritual kita.

3. Menurut tradisi Sufi, kita memiliki tujuh jiwa. Masing-masing mewakili tingkat evolusi yang
berbeda. Apa yang terjadi jika perkembangan tujuh jiwa ini tidak seimbang?

pertumbuhan tidak akan seimbang dari keseluruhan individu, termasuk tubuh, pikiran, dan spirit
(jiwa).

4. Bagaimana menurut Anda tentang konsep manusia sempurna dalam Tasawuf, apakah
sesuatu yang mustahil atau bagaimana?

Model manusia sempurna atau Insan Kamil ada pada diri Nabi Muhammad saw, sehingga Nabi
Muhammad saw dikatakan sebagai nuskhah (copy) Allah. Karena Nabi Muhammad memang
memiliki pribadi yang bisa dikatakan sempurna.

Setiap manusia tentunya sangat berpotensi menjadi Insan Kamil, karena manusia memiliki akal
dan qalbu yang akan mengarahkannya dekat dengan Allah. Ketika manusia memaksimalkan
potensi akal dan qalbunya untuk hal kebaikan dan Ketuhanan maka pada saat itu manusia telah
berusaha mencapai derajat manusia sempurna.

Maka, untuk menjadi manusia sempurna menurut al-Jilli adalah sejauh mana manusia mampu
menjadi nuskhah (copy) Allah, input dan output manusia adalah sifat-sifat kesempurnaan Allah.
Artinya apa yang tertanam di dalam diri seseorang adalah sifat-sifat dan asma’ Allah serta apa
yang dikeluarkannya juga sifat-sifat dan asma’ Allah.
5. Apa yang membuat Anda Bahagia di dunia ini? Kebahagian tersebut jika ditelaah dari sudut
pandang kebahagian sufi sudah sesuai atau belum, uraikan?

menurut saya belum, karena menurut sufi kebahagiaan adalah keasyikan bermunajat kepada
Tuhan, bukan ketika terkabulnya permintaan tersebut. Disini saya hanya menginginkan untuk
terkabulnya semua permintaan saya. Karena menurut saya kebahagiaan dimana kita bisa
terpenuhi semua keinginan kita.

Anda mungkin juga menyukai