Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, perbincangan mengenai Psikologi Sufi tidak pernah
surut ditelan masa walaupun bagi sebagian orang yang hidup di zaman
modern, hal tersebut tidak terlalu berarti dan cenderung memuakkan.
Karena gaya hidup yang ada di zaman tersebut adalah gaya hidup yang
serba rasional, yaitu menurut pikiran dan pertimbangan yang logis dan
bersifat duniawi, kebendaan, bukan bersifat keagamaan atau kerohanian
yang disebut dengan sekuler seiring dengan perkembangan teknologi dan
informasi yang sangat. Padahal kenyataannya orang yang hidup di zaman
modern yang serba rasional dan sekuler yang ditopang oleh perkembangan
teknologi dan informasi canggih tidak dapat melepaskan belenggu dirinya
dari kebutuhan terhadap dimensi spiritualitas yang kita sebut sebagai
Psikologi Sufi. Oleh karena itu, kami menulis makalah yang berjudul
Psikologi Sufi untuk Transformasi Hati, Diri, dan Jiwa, yang bertujuan
untuk menerapkan dimensi spiritualitas ditengah zaman modern yang telah
membuat kita lupa akan spiritual.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Psikologi Sufi ?
2. Bagaimana konsep dasar Psikologi Sufistik ?

C. Tujuan Pembelajaran
1. Untuk mengetahui pengertian Psikologi Sufi.
2. Untuk mengetahui konsep dasar Psikologi Sufistik : Hati, Diri, dan
Jiwa/Ruh.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi Sufi


Psikologi Sufi merupakan bagian dari perkembangan disiplin
pengetahuan tasawuf (tashawwuf) dalam islam. Pengetahuan tersebut
adalah salah satu dari empat pilar disiplin pengetahuan dalam islam yang
harus dikuasai oleh umatnya. Empat pilar pengetahuan tersebut adalah
fiqih, kalam ( kalâm) filsafat (falsafah), dan tasawuf (tashawwuf ). Sesuai
dengan disiplinnya, tasawuf menempati tingkatan teratas karena dalam
pengertiannya yang universal, tasawuf mencangkup dimensi mistik dan
mengetahui kebenaran mendasar dari seluruh agama. 1
Robert Frager dalam bukunya mengungkapkan bahwa tasawuf
merupakan pendekatan holistic yang mengintegrasikan fisik, psikis, dan
spirit serta membimbing jiwa untuk tidak terjebak kedalam bahaya model
yang yang linier dan hierarkis, yang cenderung menyampingkan dan
membenarkan penindasan terhadap kaum perempuan dan minoritas.
Tasawuf adalah disiplin pengetahuan (spiritual) yang dapat dimiliki oleh
budaya, siapapun, kapan pun, dan dimana pun.2
Psikologi sufi berusaha untuk mengkaji, mempelajari dan meneliti
perilaku pengalaman spiritual para sufi ketika berinteraksi dengan Rabb-
nya, yaitu Allah SWT. serta bagaimana pengaruhnya terhadap dirinya,
orang lain dan lingkungan disekitarnya.

B. Konsep dasar Psikologi Sufistik

Di dalam buku Psikologi Sufi, Robert Frager menjelaskan


pengertian dari ke tiga konsep dasar Psikologi Sufi yaitu Hati, Diri dan
Jiwa/Ruh. Dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai manusia khususnya

1
Drs. Tamami HAG. M.Ag,Psikologi Tasawuf, Bandung: CV Pustaka Setia, hlm. 41
2
Robert Frager, Hati,Diri dan Jiwa: Psikologi Sufi Untuk Transformasi, terj. Hasmiyah
Rauf, Jakarta:Serambi, 2005, hlm.
umat islam sangat tidak asing sekali mendengar maupun mengucapkan
ketiga konsep tersebut.

Hati dijelaskan sebagai sesuatu yang identik dengan spiritualitas.


Ketulusan niat baik, belas kasih, dan segala sesuatu yang berhubungan
dengan spiritualitas bersumber dari hati. Oleh karena itu kita cenderung
mengatakan bahwa orang yang tidak memiliki ketulusan niat baik, belas
kasih dan sebagainya, sebagai orang yang tidak memiliki hati.

Menurut Psikologi Sufi, hati menyimpan kecerdasan dan kearifan


yang dalam. Cita-cita para sufi adalah menumbuhkan hati yang lembut
dan penuh kasih sayang serta menumbuhkan kecerdasan hati.

Diri atau Nafs merupakan sebuah aspek psikis pertama yang


menjadi musuh kita. nafs bisa menjadi teman yang sangat berharga bagi
kita dan tak terhingga nilainya.3 Secara sederhana nafs memiliki
beberapa tingkatan. Tingkat terendah adalah nafs tirani. Ia merupakan
nafs yang dapat menjauhkan kita dari spritualitas. Pada sisi yang lain,
tingkat tertinggi adalah nafs yang suci. Pada tingkat ini, kepribadian
mencapai tingkat yang optimal bagaikan mencapai tingkat kesempurnaan
yang dapat memantulkan cahaya Ilahi.

Jiwa diindentikkan dengan sesuatu yang selalu berevolusi. Jiwa


sendiri memiliki tujuh aspek, yaitu mineral, nabati, hewani, pribadi,
insane, rahasia dan maha rahasia. Tasawuf bertujuan agar ketujuh tingkat
kesadaran ini dapat bekerja secara seimbang dan selaras.4

3
Robert Frager, Hati,Diri dan Jiwa: Psikologi Sufi……..hlm 33.
4
Robert Frager, Hati,Diri dan Jiwa: Psikologi Sufi……..hlm 35.

Anda mungkin juga menyukai