IBNU BAJJAH
A. Latar Belakang
Filsafat adalah merupakan induk dari ilmu pengetahuan, karena filsafat mendorong orang
untuk berfikir secara menyeluruh untuk mengungkap hakikat dari sesuatu.Dengan berfikir secara
Filsafat tentang sesuatu atau ilmu kita dapat menghasilkan suatu metode atau ilmu baru yang
merupakan turunan dari ilmu yang telah ada.Jadi sangat wajar bila para Filosof dapat memahami
hakikat sesuatu atau ilmu dan dapat memunculkan teori-teori baru disamping teori yang telah
ada.
Proses sejarah masa lalu, tidak dapat dielakan begitu saja bahwa pemikiran filsafat islam
terpengaruh oleh filsafat yunani. Para filosof islam banyak mengambil pemikiran aristoteles dan
banyak tertarik terhadap pemikiran platinus. Sehingga banyak teori filosof yunani diambil oleh
filosof lslam.
Salah satu diantara para filosof islam tersebut adalah ibn bajjah pada masa kejayaan islam
di spanyol. Ibn bajjah adalah ahli yang menyadarkan pada teori dan praktik dalam ilmu-ilmu
matematika, astronomi, musik, mahir ilmu pengobatan dan studi-studi spektakulatif seperti
logika, filsafat alam dan metafisika, sebagaimana yang dikatakan oleh De Boer dalam the histoty
of philosophi in islam, bahwa dia benar-benar sesuai dengan al-farabi dengan tulisan-tulisannya
logika dan secara umum setuju dengannya, bahkan dengan doktrin-doktin fisika dan
metafisikannya.
Ibn bajjah menyandarkan filsafat dan logikanya pada karya-karya al-farabi,dan dia telah
memberikan sejumlah besar tambahan-tambahan dalam karya-karya itu. Dan dia telah
menggunakan metode penelitian filsafat yang benar-benar lain. Tidak seperti al-farabi , dia
berurusan segala masalah hanya berdasarkan nalar semata. Dia mengagumi filsafat aristoteles,
yang diatasnya dia membangun sistemnya sendiri.Tapi dia berusaha untuk memahami lebih dulu
filsafatnya secara benar.Itulah sebabnya ibn bajjah menulis uraian-uraian sendiri atas karya-
karyanya aristoteles.
Atas dasar pemaparan diatas maka penulis menyusun makalah ini dengan judul ”IBNU
BAJJAH”. Dengan makalah ini penulis berharap pembaca dapat memahami ilmu filsafat
berdasarkan pemikiran yang islami yang bersumber dari wahyu Allah SWT, dan dapat mengenal
filosof dari dunia Islam.
B. Rumusan Masalah
Kajian tentang para filosuf dan pemikiran-pemikirannya sangatlah luas. Namun dalam
makalah ini kami membatasi pembahasan kami pada:
1. Biografi Ibnu Bajjah.
2. Karya-karya Ibnu Bajjah.
3. Filsafat Ibnu Bajjah.
4. Kontribusi Ibnu Bajjah dalam bidang Sains.
5. Pengaruh filsafat Ibnu Bajjah.
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Islam.
2. Diharapkan mahasiswa mengetahui biografi Ibnu Bajjah.
3. Diharapkan mahasiswa mengetahui karya-karya Ibnu Bajjah.
4. Diharapkan mahasiswa mengetahui filsafat Ibnu Bajjah.
5. Mengetahui kontribusi Ibnu Bajjah dalam bidang Sains.
6. Mengetahui pengaruh filsafat Ibnu Bajjah.
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsapat adalah berfikir secara mendalam, radikal, pundamental, guna mengungkap
hakikat sesuatu hal.
Ibnu bajah adlah ilmuwan dengan multi talenta yang dapat menguasai berbagai bidang
disiplin ilmu seperti: filsafat, fisika, kedokteran, psikologi, politik, dan lain-lain.
Dalam islam Filsapat juga diperlukan karena dapat membuat orang berpikir menyeluruh
untuk mengenal tuhannya {Ma’rifatullah}.
Filsafat merupakan suatu induk ilmu pengetahuan. Banyak terdapat cabang dalam
filsafat, diantaranya ada filsafat Islam, filsafat Ilmu, filsafat pengetahuan maupun yang lain. Pada
makalah ini kami membahas tentang filsafat Islam, yakni tentang salah satu filosufnya “Ibnu
Bajjah”, yang meliputi biografi, karya-karya, serta pemikiran-pemikiran Ibnu Bajjah.
Ibnu Bajjah berasal dari keluarga al-Tujib. Dia lahir pada abad 11 M di kota Sarragosa.
Para ahli sejarah memandangnya sebagai orang yang berpengetahuan luas dan mampu dalam
berbagai ilmu. Dia menguasai sastra, tata bahasa, dan filsafat kuno. Ketika hidupnya, dia telah
membuat beberapa karya yang penting.
Pemikiran-pemikirannya anatara lain adalah:
o Kebenaran dapat diperoleh manusia apabila manusia menyendiri (uzlah).
o Segala yang wujud terbagi dua yakni bergerak dan tidak bergerak.
o Perbuatan manusia dikelompokan kepada perbuatan hewani dan perbuatan manusiawi.
o Jiwa yang berhasrat itu terdiri dari tiga unsur yaitu: hasrat imajinatif, hasrat menengah, dan hasrat
berbicara.
o Seorang mutawahhid harus senantiasa berhubungan dengan masyarakat. Tetapi hendaklah
seseorang mampu menguasai diri dan sanggup mengendalikan hawa nafsu, tidak terseret ke
dalam arus perbuatan rendah masyarakat.
o Sebagian orang dikuasai oleh keinginan jasmaniyah belaka, mereka berada di tingkat paling
bawah, dan sebagian lagi dikuasai oleh spiritualitas.