Anda di halaman 1dari 12

SURVEI POLA PERILAKU MASYARAKAT DALAM

MENJALANKAN KEWAJIBAN SEBAGAI WARGANEGARA


TERHADAP NEGARA DAN AGAMA

Mata Kuliah : Kewarganegaraan


Dosen Pengampu : M.Y ARDY, SH.MH

Disusun oleh :
1. Srinova (3120180061)
2. Lala fitriana (3120180018)
3. Ahmad Rafi (112018006 )
4. Nurafifah az zahra (3120180077)
5. Fifie Ebigita (3120180156)
6. Ahmad Sobirin (3120180160)
7. Nur Kodriyah (3120180024)
8. Nur’fajrin dilyiansah (3120180117)
9. Agil Hidayatullah (3120180102)
10. Juan Dwi Ardiansyah (1120180034)
11. Daly Saputra (3120180025)
12. Mohamad Ubaidillah (3120180130)

UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan Hidayah, Inayah dan
Rahmat-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah Sosiologi dengan
judul “Survei Pola Perilaku Masyarakat dalam Menjalankan Kewajiban Sebagai
Warganegara Terhadap Negara Dan Terhadap Agama” ini.

Penyusunan makalah ini sudah kami lakukan semaksimal mungkin. Tetapi tidak lepas
dari semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat banyak
kekurangan, baik dari segi penyusunan bahasa serta aspek-aspek lainnya. Maka dari itu, kami
menerima dengan senang hati bila akan diberi kritik ataupun saran.

Akhirnya, kami sebagai penulis atau penyusun makalah yang sederhana ini berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Cukup sekian dan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.


PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebagai warga negara tentu memiliki kewajiban serta hak dalam negaranya.
Terlepas dari itu yang hendak kami teliti adalah mengenai beberapa kewajiban-
kewajiban yang harus dilakukan oleh warganegara terhadap negaranya. Terkadang
beberapa kewajiban banyak terlalaikan oleh sebagian masyarakat, padahal kewajiban
tersebut berdampak positif untuk dirinya juga terlebih untuk negaranya. Namun tidak
sedikit juga masyarakat yang taat terhadap kewajiban yang memang seharusnya
dikerjakan tersebut, seperti hal nya dalam membayar pajak.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perilaku masyarakat sebagai warganegara menjalankan kewajiban
terhadap negaranya menurut Undang-Undang?
2. Bagaimana perilaku masyarakat sebagai warganegara menjalankan kewajiban
terhadap ajaran agama Islam?
C. METODE PENELITIAN
Metode kualitatif
1. Judul :
“Survei Pola Perilaku Masyarakat dalam Menjalankan Kewajiban Sebagai
Warganegara Terhadap Negara Dan Terhadap Agama”
2. Sumber Data :
20 warga dari keseluruhan masyarakat RW 6 Jl. Rawa Indah, Kelurahan Jati
Cempaka
3. Teknik Pengamatan :
Berupa wawancara terbuka serta kuesioner terhadap masyarakat mengenai pola
perilaku sebagai warganegara dalam menjalankan kewajiban untuk negaranya.
PEMBAHASAN
A. Keadaan Penduduk
1. Jumlah Penduduk
2336 warga dengan keterangan ;
a.) RT 1 : 210 Warga
b.) RT 2 : 306 Warga
c.) RT 3 : 88 Warga
d.) RT 4 : 900 Warga
e.) RT 5 : 435 Warga
f.) RT 6 : 178 Warga
g.) RT 7 : 219 Warga

2. Jenis Kelamin
Laki-laki : 1162
1) RT 1 : 96
2) RT 2 : 155
3) RT 3 : 36
4) RT 4 : 473
5) RT 5 : 209
6) RT 6 : 91
7) RT 7 : 102
Perempuan : 1174
1) RT 1 : 114
2) RT 2 : 151
3) RT 3 : 52
4) RT 4 : 427
5) RT 5 : 226
6) RT 6 : 87
7) RT 7 : 117

3. Tingkat Pendidikan
a.) SD
b.) SMP/SMA
c.) Sarjana
B. Analisa Perbandingan Perilaku Masyarakat dalam Menjalankan Kewajiban
Sebagai Warga negara

Banyak kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan sebagai warganegara.


Adapun beberapa bentuk dari perwujudan sebagai warganegara dalam menjalankan
kewajibannya terhadap Negara. Diantaranya adalah mengenai perpajakan, mentaati
peraturan, menjaga keamanan, aspirasi melalui organisasi, kelestarian lingkungan,
maupun kewajiban yang lainnya. Dan perilaku masyarakat tersebut terbagi dalam dua
bentuk perbandingan pandangan, yakni berdasarkan Undang-Undang dan Ajaran
Agama.

1) Kewajiban membayar pajak


a. Berdasarkan Undang-Undang
Sebagai warganegara Indonesia memang sudah seharusnya mentaati peraturan
perundang-undangan yang telah berlaku. Termasuk mengenai membayar pajak ini,
terlebih lagi kewajiban dalam membayar pajak telah ditetapkan dalam Undang-
Undang.
Oleh sebab adanya kewajiban pajak tersebut kita sebagai warganegara turut serta
dalam mewujudkan pembangunan bagi bangsa dan negara. Sebab dari pajak
tersebut dapat digunakan sebagai pembiayaan dari sarana dan prasarana yang
tersedia di daerah yang manfaatnya dirasakan banyak orang. Karena itulah
pentingnya pajak sangat membantu kesejahteraan daerah dan masyarakat.

Undang-Undang Perpajakan :
 UU no 36 tahun 2008 pasal 21-26 mengenai pajak penghasilan (pph).
 UU no 22 tahun 2009 pasal 288 ayat 1. Peraturan pemerintah no 60 tahun 2001
mengenai pajak kendaraan bermotor dan wajib memiliki STNK/STCK.
 UU tahun 1985 pasal 5 ayat 2 tentang ajak bumi dan bangunan.

b. Berdasarkan ajaran agama Islam


Allah SWT menyuruh kita untuk menolong mereka yang membutuhkan,
apalagi jika negara dalam keadaan genting maka seluruh rakyat harus membantu.
Jika dalam posisi seperti ini, maka pajak diperbolehkan untuk dipungut demi
keselamatan negara. Perbuatan ini juga termasuk jihad dengan harta.

َ‫ُوا بِأ َ ْم ٰ َولِ ُك ْم َوأَنفُ ِس ُك ْم فِى َسبِي ِل ٱهَّلل ِ ۚ ٰ َذلِ ُك ْم َخ ْي ٌر لَّ ُك ْم إِن ُكنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون‬
۟ ‫ُوا ِخفَافًا َوثِقَااًل َو ٰ َج ِهد‬
۟ ‫ٱنفِر‬

Artinya: “Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun


berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang
demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (Q.S. At
Taubah:41)
2) Keamanan lingkungan
a. Berdasarkan Undang-Undang
Kondisi keamanan di setiap daerah, tentunya tidak sama, masing-masing
memiliki tingkat kriminalitas dan gangguan ketertiban masyarakat yang berbeda.
Peran dan kewajiban masyarakat dalam usaha pertahanan dan keamanan negara
untuk mewujudkan situasi yang aman dan kondusif.
Dari ketentuan perundang-undangan tersebut, menjelaskan kepada kita
bahwaseluruh warga Negara Kesatuan Republik Indonesia juga memiliki peran
penting dalam menciptakan ketertiban dan keamanan negara dan masyarakat.
Sebagai warga masyarakat kita mempunyai kewajiban untuk menjaga keamanan dan
ketertiban didalam lingkup lingkungan masyarakat, untuk membangun kebersamaan
dan kepedulian selaku warga negara terhadap keamanan di lingkungan masing-
masing. Beban memelihara keamanan dan ketertiban tersebut bukan hanya tanggung
jawab Polri semata, akan tetapi merupakan tanggung jawab kita bersama seluruh
warga negara Indonesia.

Undang-Undang keamanan lingkungan :


 UU No.2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, dalam
pertimbangan huruf B ditegaskan “Bahwa pemeliharaan keamanan dalam negeri
melalui upaya penyelenggaraan fungsi kepolisian yang meliputi pemeliharaan
keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan,
pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dilakukan oleh Kepolisian Negara
Republik Indonesia selaku alat negara yang dibantu oleh masyarakat dengan
menjunjung tinggi hak asasi manusia”
 UUD 1945 pada Bab XII Pasal 30 ayat (1) dan (2), disebutkan: 1. Tiap-tiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara; 2.
Untuk pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan
pendukung.

b. Berdasarkan ajaran agama


Stabilitas keamanan sangat erat hubungannya dengan keimanan. Ketika keimanan
lenyap, niscaya keamanan akan tergoncang. Dua unsur ini saling mendukung. Allah
Azza wa Jalla berfirman.

َ‫الَّ ِذينَ آ َمنُوا َولَ ْم يَ ْلبِسُوا إِي َمانَهُ ْم بِظُ ْل ٍم أُو ٰلَئِكَ لَهُ ُم اأْل َ ْمنُ َوهُ ْم ُم ْهتَ ُدون‬

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan


dengan kezhaliman, mereka itulah orang-orang yang mendapatkan keamanan, dan
mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk” [al-An’am/6 : 82]
Allah Azza wa Jalla memberikan jaminan kepada orang yang mengimani bahwa
Allah adalah Rabbnya. Islam adalah agamanya dan Nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihi wa sallam adalah nabi-Nya. Allah Azza wa Jalla memberikan jaminan akan
memelihara keamanan serta keimanannya dan menetapkan hidayah baginya. Mereka
itulah, insan-insan yang memperoleh keamanan serta mendapatkan hidayah dariNya.

3) Perbedaan agama
a. Berdasarkan Undang-Undang :
Setiap masyarakat mempunyai haknya masing-masing, begitupun juga dalam
menganut agama yang dianutnya, karena setiap masyarakat yang berada di dalam
negara tersebut mempunyai perbedaan keyakinan atau kepercayaan yang dianggapnya
itu baik untuk dirinya juga kehidupannya.
Dalam Undang-Undang Dasar pasal 29 ayat 1 menjelaskan tentang hak
masyarakat yang membolehkan masyarakatnya memiliki perbedaan agama.

b. Berdasarkan ajaran agama :


Dan tentunya tertulis jelas mengenai adanya perbedaan kepercayaan dalam suatu
masyarakat bukan sebagai suatu hal yang bertujuan untuk saling memecahkan satu
sama lain. Namun adanya toleransi beragama yang menjadi acuan dalam masyarakat.
Dan dalam agama Islam sendiri tidak ada yang maksudnya memaksa sebagai pemeluk
agama.
Itu tertuangkan dalam Q.S Al-Kafirun ayat terakhir yang memeiliki arti “untukmu
agamamu dan untukku agamaku”.

4) Berperan dalam organisasi


a. Berdasarkan Undang-Undang
Karena umumnya kita hidup berdampingan bukan individual, tanamkan kepada
anak muda sikap peduli agar tidak timbul rasa apatis sehingga keharmonisan organisasi
kemasyarakatan kokoh untuk membangun lingkungan masyarakat yg kuat. Beberapa
cara menimbulkan peran aktif anak muda pada organisasi kemasyarakatan yaitu:
 Para orang tua / yg lebih tua merangkul anak muda untuk berkembang dalam
organisasi kemasyarakatan.
 Memberikan / mengenalkan informasi tentang hal hal organisasi kemasyarakatan.
 Ikut dalam kegiatan karang taruna, karena karang taruna lembaga dan ajang untuk
remaja saling bertukar pikiran dan bergaul menyapa satu sama lainnya.
 Ikut serta dalam bergotong royong,karena kegiatan ini bukan hanya sehat saja
melainkan ajang bersilaturahmi dan menciptakan lingkungan yang aman dan
nyaman.

Adapun Undang-Undang yang mengaturnya yaitu UU RI No 17 Tahun 2013 Tentang


Organisasi Kemasyarakatan

b. Berdasarkan ajaran agama


Islam menganjurkan organisasi untuk hal yang baik, terlebih untuk
kemaslahatan ummat dan masyarakat. Seperti firman Allah dalam surat Al Maidah
ayat 2 :

… ‫…و تعاونوا على الب ّر و التقوى و ال تعاونوا على اإلثم و العدوان‬

… Dan saling tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketaqwaan, dan
janganlah kalian saling tolong menolong dalam dosa dan permusuhan…

5) Pengaruh organisasi

a. Berdasarkan Undang-Undang
Sangat jelas bahwa suatu organisasi adalah sarana pengikat persatuan dengan
adanya tujuan didalamnya. Namun setiap organisasi memiliki fungsi dan tujuannya
masing-masing. Contohnya adalah adanya posyandu yang tentunya manfaatnya sangat
terasa bagi masyarakat namun berada pada bidang yang berbeda. Untuk itulah maka
tercipta istilah kerja sama, di mana hal itu dilakukan karena adanya faktor saling
membutuhkan antara satu dan lainnya. Dalam sistem kerjasama tersebut bisa dilakukan
oleh dua orang atau lebih, dan masing-masing dari mereka tentunya memiliki kelebihan
serta kekurangan masing-masing. Sehingga dengan adanya kerja sama tersebut
diharapkan anggota satu dan yang lainnya bisa saling melengkapi, sehingga pada
akhirnya tujuan yang semula hendak dicapai bisa terwujud dengan mudah.Adapun
beberapa contoh dampak dari pengaruh organisasi yaitu sebagai media aspirasi bagi
masyarakat dan adanya sikap saling menghargai yang mana sesuai dengan kewajiban
kita untuk saling menghargai.

b. Berdasarkan ajaran agama


Organisasi yang mampu menyesuaikan diri dengan baik dari perubahan lingkungan
yang terjadi. Organisasi yang mengimplementasikan amal sholeh akan selalu berupaya
bahwa apa yang diberikan selalu memberikan nilai tambah bagi organisasinya. Amal
sholeh merupakan sikap yang memiliki semangat untuk dapat berguna dan bermanfaat
bagi orang lain. Itulah sebagnya, dengan terinternalisasinya nilai amal sholeh pada
organisasi maka organisasi akan selalu memiliki kemampuan untuk berubah
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan stakeholdernya. Karena tanpa kemampuan
menyesuaikan diri maka kemanfaatan organisasi tersebut bagi lingkungannya akan
berkurang.
Keterbukaan, kerjasama dan kebersamaan yang tinggi dalam organisasi. Seseorang
dengan niat baik, keikhlasan, ketawakalan, dan amal sholeh akan bekerja dengan
pandangan dan sikap yang positif. Hal tersebut dikarenakan adanya niat yang tulus,
perbuatan yang ikhlas, dan semangat untuk selalu memberikan manfaat kepada orang
lain. Sikap positif tersebut kemudian akan mendorong seseorang untuk selalu memiliki
keterbukaan hati dan pikiran. Orang tidak akan takut untuk dikritik orang lain, tetapi
juga tidak takut untuk diungguli orang lain. Bahkan semangatnya adalah untuk selalu
tumbuh dan menumbuhkan orang lain. Dengan sikap ini kerjasama akan dengan mudah
dilakukan, dan kebersamaan dengan mudah bisa diciptakan.

6)Fungsi organisasi terhadap aspirasi rakyat


a. Berdasarkan Undang-Undang
Fungsi organisasi masyarakat dalam penyampaian Aspirasi, masyarakat itu perlu
menyampaikan aspirasinya dan perlu menyampaikan apa yang dia lakukan dan dia
butuhkan sesuai dengan kondisi dan keadaan yang terjadi. Tetapi kita juga perlu
lembaga-lembaga yang menaunginya / wadahnya, maka dari itu fungsi organisasi
masyarakat adalah menaungi, membenahi, dan menjadi aspirasi wadah tersebut,
menyalurkan secara benar sesuai dengan prosedur yang berlakuJikalau misalnya tidak
ada fungsi organisasi masyarakat ditakutkannya akan arah yang tidak karuan, tidak
terukur dan terorganisir Jadi adanya organisasi masyarakat itu akan lebih tertata, sesuai,
dan lebih formal sehingga terlihat itu semua untuk umum dan seluruhnya, jika tidak ada
maka sulitlah untuk mengemukakan aspirasi.

b. Berdasarkan ajaran agama


Di dalam kegiatan organisasi yang sesuai dengan kaidah Islam, terdapat berbagai
amalan shalih dan kebaikan. Seperti manajemen, musyawarah, saling tolong-menolong
dalam kebaikan dan saling menasehati.

7)Kelestarian lingkungan
a. Berdasarkan Undang-Undang
Karena menjaga kelestarian lingkungan merupakan kewajiban yang berguna menjaga
sumber daya alam yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Beberapa kewajiban
masyarakat dalam melestarikan lingkunganyang mencerminkan maksud dari Undang-
Undang diantaranya adalah ;
 Masyarakat dapat memelihara kebersihan lingkungan dengan dengan tidak
membuang sampah sembarangan.
 Tidak menggunakan sumber daya alam secara berlebihan.
 Menghemat bahan baku dan juga listrik.
 Menggunkan jenis kendaraan yang ramah lingkungan.
 Serta melakukan pembibitan tanaman.

Undang-Undang yang mengaturnya adalah Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) menurut UU no 32 tahun 2009 pasal 1
ayat (2)

b. Berdasarkan ajaran agama


Allâh Azza wa Jalla memberi manusia tanggung jawab untuk memakmurkan bumi
ini, mengatur kehidupan lingkungan hidup yang baik dan tertata. Dan Allâh Subhanahu
wa Ta’ala akan menuntut tanggung jawab itu di akhirat kelak.Oleh karena itu, kita
sebagai umat muslim seharusnya memahami arti pentingnya menjaga kelestarian
lingkungan hidup. Mereka punya kewajiban untuk melestarikan alam semesta.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

ِ ْ‫َواَل تُ ْف ِسدُوا فِي اأْل َر‬


‫ض بَ ْع َد إِصْ اَل ِحهَا‬

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)


memperbaikinya. [al-A’râf/7:56]

8)Program pendidikan
a. Berdasarkan Undang-Undang
Pendidikan dasar merupakan kewajiban warganegara, dan di masa kini sarana dan
media pendidikan itu sendiri sudah banyak sekali yang menunjangnya. Sehingga
menyempitkan alasan bagi siapa saja yang menolak untuk tidak mengenyam
pendidikan dasar. Ada beberapa kegiatan yang telah diterapkan dilingkungan RW. 06
ini, diantaranya : adanya program PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) atau
biasa di sebut dengan lembaga swadaya masyarakat, yang bertujuan untuk
mensetarakan pendidikan sekolah dasar, atau biasa di sebut kejar paket A, paket B, dan
paket C. Program-program tersebut disediakan untuk anak-anak yang putus sekolah.
Salah satu tujuan dari diadakannya program tersebut adalah untuk meningkatkan pola
fikir anak, memberikan hak anak untuk mendapatkan pembelajaran dan untuk
mendukung suksesnya program pendidikan dasar yang dikeluarkan oleh pemerintah,
dengan tujuan memperluas akses pendidikan menengah melalui program kejar paket A,
B, C dan untuk membuka peluang pendidikan keterampilan bagi masyarakat dalam
memperoleh akses pekerjaan ataupun bidang usaha sendiri (wiraswasta), sehingga
masyarakat dapat belajar untuk mandiri dalam menjalani kehidupannya sehari-hari.

b. Berdasarkan ajaran agama

Oleh Karena pentingnya dalam hal menuntut ilmu, dalam ajaran islam pun juga
sedikit dijelaskan, pentingnya menuntut ilmu, sebagaimana sesuai dengan firman Allah
SWT di dalam

QS : Al-Mujadalah ayat 11 yang artinya : “Wahai orang-orang yang beriman!


Apabila dikatakan kepadamu, Berilah kelapanganan di dalam majelis, maka
lapangkanlah, niscaya Allah SWT akan memberi kelapangan untukmu, dan apabila
dikatakan berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah SWT akan mengangkat
derajat orang-orang yang berilmu beberapa derajat.”
Selain itu kewajiban dalam menuntut ilmu juga terdapat dalam hadist yang berbunyi :
Tholabul Ilmi Faridhzotun ‘Ala kulli muslimin wal Muslimat yang artinya “menuntut
ilmu itu wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan.” (HR : Ibnu
Abdil Barr)

Karena pada dasarnya setiap manusia itu diwajibkan untuk menuntut ilmu, dari
semenjak ia masih dalam buaian hingga ia ke liang lahat, baik itu Ilmu agama maupun
untuk ilmu umum.
9)Perbedaan dalam berpendapat politik
a. Berdasarkan Undang-Undang
Pemilihan Politik pada dasarnya warga berhak untuk memilih . Hal ini dilakukan
berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14 / PUU 11/2013 tentang pemilu
serentak, yang bertujuan untuk meminimalkan pembiayaan negara dalam pelaksanaan
pemilu, meminimalisir politik biaya tinggi bagi peserta pemilu, serta politik uang yang
melibatkan pemilih, penyalahgunaan kekuasaan atau mencegah politisasi birokrasi, dan
merampingkan skema kerja pemerintah..

b. Berdasarkan ajaran agama


berdasarkan kesimpulan-kesimpulan tersebut, dapat dikatakan bahwa perbedaan
hakikatnya merupakan rahmat dari Allah SWT bagi hamba-hamba-Nya. Kita lihat betapa
kaum muslimin hidup di berbagai belahan bumi dengan kondisi dan lingkungan yang
berbeda-beda. Bisa saja suatu madzhab atau aliran tertentu lebih cocok bagi lingkungan
yang ini, sementara yang lain lebih sesuai dengan lingkungan yang itu. Begitupun dalam
berpolitik Dan satu hal yang perlu dipahami di sini, bahwa sepertiyang kita tidak
mungkin bisa melebur-satukan madzhab-madzhab yang ada, dan itu memang bukan
sesuatu yang penting. Akan tetapi yang penting adalah mengetahui faktor-faktor yang
sekiranya dapat mendamaikan madzhab-madzhab tersebut, sehingga tidak ada lagi yang
namanya pertikaian dan permusuhan di antara kaum muslimin.

10) Mentaati peraturan


a. Berdasarkan Undang-Undang
Dengan mematuhi hukum di masyarakat, ternyata bisa menciptakan suasana yang
nyaman dan tenteram bagi setiap warga masyarakat, contoh perilaku taat terhadap
hukum :
1. Ikut serta dalam kegiatan di masyarakat misalnya kerja bakti,siskamling,dll.
2. Menghormati tetangga sekitar.
3. Membayar iuran y ang telah disepakati.
4. Tidak atau menghindari perbuatan yang bisa membuat warga resah.
5. Taat dan patuh terhadap aturan yang ada.

Dalam kehidupan sehari hari misalnya :


 Mematuhi peraturan lalu lintas, misalnya tidak menerobos lampu merah,memakai
peralatan berkendara secara lengkap.
 Tidak mencuri, tidak menganiaya, tidak memeras oranglain.

Perlu kita ketahui bahwa hukum dibuat bukan untuk dilanggar, serta hukum dibuat
bukan untuk menghukum pelaku,melainkan untuk kebaikan kita bersama.

b. Berdasarkan ajaran agama


Dalam pandangan agama jika kita perhatikan seseorang taat dengan agamanya,maka
dia juga akan taat terhadap hukum dan peraturan yang ada baik dalam kehidupan sehari
- hari maupun dalam lingkungan masyarakat, mengapa demikian? Karena agama adalah
peraturan yang mengatur tata cara hidup seseorang,muslim misalnya mempunyai Al-
Qur’an dan hadist untuk mengatur hidup mereka begitupun dengan umat beragama
lainnya mempunyai pedoman untuk mengatur sikap dan tata cara hidupnya.

PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari hasil survei yang telah kami lakukan terhadap masyarakat RW 6
Kelurahan Jaticempaka dapat kami simpulakan bahwa Sehingga melalui pantauan
perangkat desa, seperti ketua RT dan ketua RW, maka warga dapat diarahkan
dengan kegiatan-kegiatan positif, dalam kegiatan peribadatan dan sosialisasi antar
warga, untuk mewujudkan sebuah kerukunan.
Beberapa pertanyaan yang menyangkut kewajiban sebagai warganegara
terhadap negaranya yang kami ajukan telah membuktikan terpenuhinya kewajiban-
kewajiban sebagai warganegara tersebut. Diantaranya adalah mengenai :
a. Kewajiban membayar pajak
b. Menjaga keamanan lingkungan
c. Menghargai perbedaan pendapat
d. Mengahargai perbedaan agama
e. Mentaati peraturan yang berlaku
f. Berperan serta dalam organisasi
g. Adanya pengaruh organisasi terhadap masyarakat
h. Fungsi organisasi terhadap aspirasi rakyat
i. Menjaga kelestarian lingkungan, serta
j. Mewujudkan program pendidikan

Dan meskipun masih terdapat beberapa kewajiban yang belum terpenuhi


bukan berarti menggugurkan status seseorang sebagai warganegara, karena dalam
suatu negara pastilah terdapat hukum yang memberikan sanksi bagi siapa saja yang
melanggarnya. Termasuk didalamnya mengenai melanggar terhadap kebebasan yang
telah diberikan kepada setiap warganegara.

2. Saran
Adapun beberapa saran yang diharapkan untuk kemudian hari terhadap masyarakat
yang masih kurang peka pada kewajibannya sebagai warganegara yakni;
a. Pendataan yang lebih akurat mengenai penduduk
b. Menghidupkan suasana kemasyarakatan yang lebih hangat

Anda mungkin juga menyukai