Anda di halaman 1dari 18

Budaya dan Persepsi



 Dalam psikologi tradisional Sensasi & Persepsi
adalah tentang memahami “bagaimana kita
menerima stimulus dari lingkungan dan bagaimana
kita merespon stimulus tersebut”.
 Sensasi biasanya mengacu pada stimulasi atau
perangsangan nyata pada organ-organ indera
tertentu – mata (sistem visual), telinga ( sistem
pendengaran atau audiotori), hidung (sistem
penciuman atau olfaktori), lidah (pengecapan atau
rasa), dan kulit (sentuhan).

 Persepsi biasanya dimengerti sebagai bagaimana
informasi yang berasal dari organ yang terstimulasi
diproses, termasuk bagaimana informasi tersebut
diseleksi, ditata, dan ditafsirkan. Persepsi mengacu pda
proses di mana informasi inderawi diterjemahkan
menjadi sesuatu yang bermakna.
 Beberapa penelitian di Psikologi Lintas Budaya, lebih
terfokus pada persepsi visual & sensasi penglihatan kita. Dari
temuan-temuan yang ada diyakini bahwa “budaya”
dapat memengaruhi persepsi orang terhadap dunia
sekitar.
Persepsi dan Realitas

 Salah satu hal yang harus disadari tentang persepsi
adalah bahwa persepsi kita atas dunia belum tentu
mewakili secara persis realitas fisik dunia atau
indera kita.
 Otaklah yang mengisinya sehingga seolah-olah
seluruh wilayah visual kita bisa terlihat.
 Poinnya disini adalah bahwa persepsi kita tentang
dunia yang “penuh” tidak selalu cocok dengan
realitas fisik dari sensasi yang kita terima lewat
sistem penglihatan kita (sistem visual).
Persepsi dan Pengalaman

 Pengalaman dan keyakinan-keyakinan kita tentang dunia
mempengaruhi apa yang kita persepsi.
 Salah satu hal yang kita ketahui tentang persepsi adalah
persepsi itu bisa berubah. Persepsi bisa berubah bila kita
mengetahui lebih banyak tentang sesuatu.
 Bagaimanakah seseorang dari latar belakang budaya yang
sangat berbeda “melihat” sesuatu yang familier bagi kita?
Dan bagaimana kita akan “melihat” sesuatu yang familier
bagi mereka dan asing bagi kita?
 Jadi, jelas sekali bahwa bagaimana kita “melihat” sesuatu
itu berubah seiring pengalaman kita dengan hal tersebut.
Pengaruh Budaya Pada Persepsi Visual


Pengetahuan Tradisional tentang Ilusi Visual
 Ilusi optik Ada banyak kajian psikologi di bidang
persepsi yang meneliti ilusi optik, yaitu persepsi
yang mengandung diskrepansi atau perbedaan
antara penampakan sebuah benda dengan benda itu
sesungguhnya.
 Seringkali, ilusi-ilusi optik terjadi karena asumsi-
asumsi yang keliru tentang karakteristik stimulus
dari benda yang dipersepsi.

 Salah satu ilusi optik yang paling populer adalah ilusi
Mueler-Layer.

 Bagi sebagian besar orang, garis yang atas tampak lebih


panjang daripada garis yang dibawah padahal dua garis
tersebut sama panjangnya.

Ilusi Horisontal/Vertikal Ilusi Ponzo
 Sebagian orang, garis vertikal  Bagi kebanyakan orang garis
tampak lebih panjang daripada yang atas tampak lebih panjang
garis horisontal daripada garis yang bawah
Teori-Teori Dominan Tentang
Ilusi Optik

Teori Lingkungan Buatan (Carpentered World Theory);
 Bahwa kebanyakan orang (sebagaimana banyak
orang Amerika) terbiasa melihat benda-benda yg
berbentuk kotak, kenyataannya kita sebagian besar
tinggal di lingkungan yang begitu banyak terdapat
objek berbentuk teratur dengan sudut/pojok
berbentuk persegi.

 Dengan lahir dan atau tinggal di lingkungan yg
didominasi bentuk kotak tersebut, secara tidak sadar
kita cenderung menduga akan bertemu dengan
benda-benda dengan sudut/pojok berbentuk persegi.
 Karena kita sudah sedemikian lama “terkondisi”
demikian, maka kita tidak lagi sadar bahwa kita
menafsirkan berbagai benda seakan berbentuk
persegi, padahal stimulus aktualnya tidak tegak
lurus dengan mata kita. Jadi kita melihatnya “seolah-
olah bentuknya persegi”.

 Pada ilusi Mueller-Lyer, orang cenderung melihat
kedua gambar tersebut sebagai sudut-sudut persegi
yang memproyeksikan kedalaman, dimana gmbar
pertama memproyeksikannya menjauhi kita, sedang
gambar kedua mendekati kita. Meskipun kita
melihat dua benda tersebut sama ukurannya, namun
akan menafsirkan sebuah garis seakan lebih panjang
bila benda tersebut terproyeksi menjauhi kita, dan
sebaliknya sekan lebih pendek bila garis tsb
terproyeksi mendekati kita.

Teori Pemendekan Horizontal-Depan
(Front-Horizontal Foreshortening Theory);
 Menyatakan bahwa kita menafsirkan garis vertikal di depan
mata kita sebagai garis horisontal yang terentang sampai
kejauhan.
 Dengan demikian, kita akan menasirkan garis vertikal pada ilusi
vertikal/horisontal sebagai garis yang terentang menjauhi kita.
 Jadi, kita akan menduga bahwa sebuah garis akan punya
ukuran lebih panjang bila berada lebih jauh dari kita. Karena
itu, kita melihat garis vertikal tersebut lebih panjang daripada
yang horisontal, yang tidak terlihat terentang menjauh.
Kesamaan Dua Teori Di Atas

 Pertama  Bahwa cara kita “melihat” dubia berkembang
seiring waktu melalui pengalaman kita. Karena itu, apa
yang kita lihat adalah kombinasi antara bagaimana
sebuah objek memantulkan cahaya ke mata kita dan
hasil belajar kita tentang cara melihat secara umum
 Kita belajar untuk “melihat” benda-benda yang biasanya
benar, tetapi tidak selalu demikian. Artinya meski hasil
belajar itu membantu kita untuk melihat dengan baik di
kebanyakan kesempatan, hal itu jugalah yang membuat
kita terjebak dalam ilusi-ilusi optik.

 Kedua bahwa kita hidup dalam sebuah dunia
yang 3D (tiga dimensi) yang terproyeksikan ke mata
kita dalam bentuk dua dimensi. Karena mata kita
bentuknya hampir rata, berkas cahaya yang
memasuki dua titik yang bersebelahan di mata kita
bisa berasal dari dua benda yang jaraknya jauh
berbeda.
Penelitian Lintas Budaya Tentang
Ilusi Optik

 W.H.R. Rivers (1905) membandingkan efek ilusi
Mueller-Lyer dan Horisontal/Vertikal pada
kelompok dari Inggris, pedesaan India, dan Papua
Nugini  menemukan bahwa orang Inggris melihat
dua garis pada ilusi Mueller-Lyer lebih berbeda
penjangnya daripada orang-orang dari kelompok-
kelompok lainnya.
 Menemukan juga bahwa kelompok orang India dan
Papua Nugini lebih tertipu oleh ilusi
Horisontal/Vertikal daripada orang Inggris.

 Segall, Campbell, dan Herskovits (1963, 1966)
membandingkn orang dari kelompok masyarakat
industri dan masyarakat non-industri pada ilusi
Mueller-Lyer dan Horisontal/Vertikal  Hasilnya
menunjukkan bahwa efek ilusi Mueller-Lyer lebih
kuat pada kelompok industri daripada kelompok
non-industri. Sebaliknya, efek ilusi
Horisontal/Vertikal lebih kuat pada kelompok non-
industri daripada kelompok industri.
Kesimpulan

 Sebagian besar penelitian yang dibahas dalam lintas
budaya terpusat pada bagaimana kebudayaan turut
membentuk atau mengkonstruksi cara kita
mempersepsi lingkungan kita secara visual.
 Sampai saat ini, terutama tentang apa yang disebut
sebagai ilusi-ilusi optik, jelas menyatakan bahwa
persepsi merupakan suatu proses konstruksi –
proses menyusun keping-keping informasi agar
menjadi bermakna.

 Karena merupakan suatu konstruksi, persepsi sering
kita pelajari seiring perkembangan kita mulai dari lahir.
 Karena dipelajari, persepsi dibentuk, diubah, dan
dipengaruhi oleh kebudayaan di mana kita dibesarkan.
 Karena itu cara kita mempersepsi dunia sekeliling kita,
terutama bagi kita orang dewasa, dipengaruhi oleh
bagaimana budaya membantuk kita cara
mengkonstruksi makna dan pemahaman dari informasi
sensorik yang kita terima lewat indera kita.

Anda mungkin juga menyukai