Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam yang senantiasa memberikan
rahmat dan karunia-Nya, baik yang tampak maupun yang tidak tampak oleh panca
indera manusia.Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Ilahi Rabbi yang
telah memberikan kemampuan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang membahas tentang “Prinsip dan Kode Etik dalam Bisnis ,dan Kode
Etik Profesi Lainnya ”.

Meskipun makalah kami telah selesai, namun kami mengakui dengan


sepenuh hati bahwa makalah kami ini masih jauh dari sempurna, karena
sementara hanya itulah kemampuan kami. Oleh karena itu, kami membuka diri
terhadap semua kritik atau masukan demi perbaikan dan penyempurnaan makalah
ini.

Semarang ,29 September 2019

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………... i


DAFTAR ISI ..………………………………………….…………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN …............................................................................ 3


A. Pengertian ……………………………………….................................... 2
B. Bisnis Sebagai Profesi …………………………………………………. 4
C. Prinsip – Prinsip Etika Bisnis ………………………………………….. 5
D. Etika Lingkungan Hidup ………………………………………………. 6
E. Paradigma Etika Lingkungan ………………………………………….. 7
F. Kode Etik di tempat kerja …………………………………………….... 8
G. Perbandingan Kode Etik ……………………………………………….. 13

BAB III PENUTUP ……………..................................................................... 14


A. Kesimpulan ……….................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis


yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan
yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum
dan peraturan yang berlaku. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan
pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya
sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan
dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang professional.
Seiring dengan munculnya masalah pelanggaran etika dalam bisnis
menyebabkan dunia perdagangan menuntut etika dalam berbisnis segera
dibenahi agar tatanan ekonomi dunia semakin membaik. Dengan
memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa
prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam sutu pola hubungan yang bersifat
interaktif. Seiring dengan munculnya masalah pelanggaran etika dalam
bisnis menyebabkan dunia perdagangan menuntut etika dalam berbisnis
segera dibenahi agar tatanan ekonomi dunia semakin membaik.

Kode Etik dapat meningkatkan kredibilitas suatu perusahaan, karena


etika telah dijadikan sebagai corporate culture. Hal ini terutama penting bagi
perusahaan besar yang karyawannya tidak semuanya saling mengenal satu
sama lainnya. Dengan adanya kode etik, secara intern semua karyawan
terikat dengan standard etis yang sama, sehingga akan mefigambil
kebijakan/keputusan yang sama terhadap kasus sejenis yang timbul. Kode
Etik, dapat membantu menghilangkan grey area (kawasan kelabu) dibidang
etika. (penerimaan komisi, penggunaan tenaga kerja anak, kewajiban
perusahaan dalam melindungi lingkungan hidup). Kode etik menjelaskan
bagaimana perusahaan menilai tanggung jawab sosialnya. Kode Etik,
menyediakan bagi perusahaan dan dunia bisnis pada umumnya,

1
kemungkinan untukmengatur diri sendiri (self regulation). Soal untuk
dikerjakan dan dikumpulkan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian profesi ?


2. Bagaimana bisnis sebagai profesi ?
3. Apa prinsip –prinsip Etika Bisnis ?
4. Bagaimana Etika Lingkungan Hidup ?
5. Bagaimana Paradigma Etika Lingkungan ?
6. Bagaimana Kode Etik di tempa kerja ?
7. Bagaimana Perbandingan Kode Etik ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesi
Definisi yang sangat luas, profesi adalah sebuah pekerjaan yang secara
khusus dipilih, dilakukan dengan konsisten, kontinu ditekuni, sehingga orang
bisa menyebut kalau dia memang berprofesi di bidang tersebut.

Definisi lebih sempit, profesi adalah pekerjaan yang ditandai oleh


pendidikan dan keterampilan khusus. Sedangkan definisi yang lebih khusus
lagi, profesi ditandai oleh tiga unsur penting yaitu pekerjaan, pendidikan atau
keterampilan khusus, dan adanya komitmen moral/nilai-nilai etis.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:

“Profesi : bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian


(ketrampilan, kejujuran, dan sebagainya tertentu”

Menurut Sonny Keraf (1998) :

“Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkah hidup dengan


mengandalkan keahlian dan keterampilan tinggi dan dengan melibatkan pribadi
(moral) yang mendalam.

Menurut Hidayat Nur Wahid:

“Profesi adalah sebuah pilihan yang sadar dilakukan oleh seseorang,


sebuah ‘pekerjaan’ yang secara khusus dipilih, dilakukan dengan konsisten,
ditekuni secara konsisten, sehingga orang bisa menyebut kalau dia memang
berprofesi di bidang tersebut. Sedangkan profesional yang memayungi profesi
tersebut adalah semangat, paradigma, spirit, tingkah laku, ideologi, pemikiran,
gairah untuk terus menerus secara dewasa, secara intelek meningkatkan
kualitas profesi mereka”

3
Ciri-ciri Profesi :

1. Profesi adalah suatu pekerjaan mulia.


2. Untuk menekuni profesi ini diperlukan pengetahuan, keahlian dan
keterampilan tinggi.
3. Pengetahuan, keahlian dan keterampilan diperoleh melalui pendidikan
formal, pelatihan dan praktik/pengalaman langsung.
4. Memerlukan komitmen moral (kode etik) yang ketat.
5. Profesi ini berdampak luas bagi kepentingan masyarakat umum.
6. Profesi ini mampu memberikan penghasilan/nafkah bagi penyandang
profesi untuk hidup layak.
7. Ada organisasi profesi sebagai wadah untuk bertukar pikiran,
mengembangkan program pelatihan dan pendidikan berkelanjutan, serta
menyempurnakan, menegakkan dan mengawasi pelaksanaan kode etik di
antara anggota profesi tersebut.
8. Ada ijin dari pemerintah untuk menekuni profesi ini.

B. Bisnis sebagai Profesi


Salah satu pengertian profesi adalah “suatu pekerjaan sebagai
penunjang nafkah hidup”, dari susut pandang ini maka semua aktivitas bisnis
dapat dianggap sebagai profesi. Bisnis dapat menentukan pertumbuhan
investasi, produksi dan peningkatan pendapatan nasional. Namun sebaliknya
bisnis dapat menimbulkan suatu krisis ekonomi jika tidak dikelola secara
profesional. Oleh karena itu sesuai dengan ciri-ciri profesi tersbut diatas maka,
bisnis adalah suatu profesi karena dalam bisnis terdapat banyak pekerjaan,
menuntut ilmu untuk mengelola dan para manajemen dituntut bermoral tinggi
dan harus dikelola secara profesional.

Bisnis dianggap sebagai profesi karena telah sesuai dengan definisi dan
ciri-ciri suatu profesi, yaitu :

4
1. Profesi adalah pekerjaan dan di dalam bisnis terdapat banyak jenis
pekerjaan.
2. Sebagian besar jenis pekerjaan di dalam perusahaan.
3. Profesi menuntut penerapan kaidah moral/etika yang sangat ketat.
4. Tuntutan kaidah moral yang tinggi menjadi keharusan dalam bisnis.
Adanya pro & kontra apakah Bisnis bisa disebut Sebagai profesi/ tidak?.
Pandangan yang mengganggap bisnis itu adalah Amoral. Bisnis tidak ada
hubungannya dengan etika. Yang lemah akan kalah, yang kuat akan
unggul. Banyaknya pandangan bisnis amoral ini akan ditinggalkan karena
saat Ini dan dimasa yang akan datang makin banyak yang menyadari
bahwa dalam berbisnis pun diperlukan komitmen moral yang tinggi.

C. Prinsip-prinsip Etika Bisnis

1. Menurut Caux Round :


1. Tanggung Jawab Bisnis: dari stakeholders ke stakeholders
2. Dampak Ekonomis dan Sosial dari Bisnis
3. Perilaku Bisnis: dari Hukum yang Tersurat ke Semangat Saling
Percaya.
4. Sikap menghormati aturan
5. Dukungan bagi perdagangan multilateral
6. Sikap hormat bagi lingkungan alam.
7. Menghindari operasi-operasi yang tidak etis

2. Menurut Weiss :
 martabat/hak
 Kewajiban
 Kewajaran
 Keadilan

5
3. Menurut Sonny Keraf :
a) Prinsip Otonomi ; yaitu sikap dan kemampuan manusia untuk
mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya
tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
b) Prinsip Kejujuran ; terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa
ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan
lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama,
jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak.
Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu
dan harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja
intern dalam suatu perusahaan.
c) Prinsip Keadilan ; menuntut agar setiap orang diperlakukan secara
sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai criteria yang
rasional obyektif, serta dapat dipertanggung jawabkan.
d) Prinsip Saling Menguntungkan (Mutual Benefit Principle) ;
menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga
menguntungkan semua pihak.
e) Prinsip Integritas Moral ; terutama dihayati sebagai tuntutan
internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan, agar perlu
menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik pimpinan atau
orang-orangnya maupun perusahaannya.

D. Etika Lingkungan Hidup

Masalah etika tidak hanya dipahami sebatas pengaruh perilaku manusia


terhadap manusia lainnya, tetapi juga mempelajari hubungan dan keterkaitan
antara manusia dengan alam dan pengaruh tindakan manusia terhadap
kerusakan lingkungan. Dari pertumbuhan ekonomi secara global, saat ini telah
memunculkan enam persoalan lingkungan hidup yaitu :

1) Akumulasi bahan beracun


2) Efek rumah kaca

6
3) Perusakan lapisan ozon
4) Hujan asam
5) Deforestasi dan penggurunan
6) Serta kematian bentuk-bentuk kehidupan (keanekaragaman hayati)

Contoh Kasus :

Hujan Asam (Acid Rain )

Perlombaan pendirian pabrik-pabrik di banyak kawasan industri


oleh hamper semua negara demi memacu pertumbuhan ekonomi tanpa
disertai program pengendalian limbah asap telah mengakibatkan
banyaknya volume asap hitam pekat yang terus menerus dimuntahkan dari
cerobong-cerobong pabrik tsb. Asap tebal hitam pekat ini kemudian
menyatu dengan udara dan awan yang pada gilirannya menurunkan hujan
asam (Acid Rain) ke bumi sekitar awan tsb. Sejak beberapa dekade
terakhir ini, terutama di kawasan industri padat negara-negara maju seperti
AS, Kanada, Jerman, Belanda dsb. Hujan asap ini ternyata berbahaya bagi
kehidupan di bumi. Bila ini terus berlangsung, maka hujan asam itu dapat
merusak hutan, mencemari air, bahkan merusak gedung-gedung.

E. Paradigma Etika Lingkungan

Berbagai isu lingkungan hidup tidak dapat lagi diabaikan bila ingin
memahami dan menyadari bahwa perilaku manusia juga berpengaruh
terhadap keberadaan bumi beserta seluruh isinya, bukan hanya
menentukan keberadaam umat manusia saja. Sehubungan dengan hal ini,
ada beberapa paradigm (cara pandang/pola pikir) yang berkembang dalam
memahami etika dalam kaitannya dengan isu lingkungan hidup.

1. Etika kepentingan generasi mendatang, yang memandang bahwa suatu


keputusan dan tindakan hendaknya jangan hanya memikirkan kepentingan

7
umat manusia pada generasi saat ini saja, tetapi juga kepentingan umat
manusia pada generasi-generasi mendatang.
2. Etika lingkungan biosentris, yang memandang perilaku etis bukan saja dari
sudut pandang manusia, tetapi juga dari sudut pandang nonmanusia (flora,
fauna, dan benda bumi nonorganisme) sebagai satu kesatuan sistem
lingkungan.
3. Etika ekosistem, menganggap Sang Pencipta (Tuhan) dan seluruh
ciptaannya (bumi dan seluruh isinya, sistem tata surya, sistem galaksi, dan
sistem alam jagat raya) dianggap sebagai moral patients.

F. Kode Etik di tempat kerja

Enam dimensi program etik agar kode etik dapat dipenuhi :


1. Kode etik formal : Kode etik yang dirumuskan/ditetapkan secara resmi
oleh suatu organisasi profesi, suatu lembaga/entitas tertentu dsb.
2. Kode Etika : Entitas yang mengembangkan kebijakan, mengevaluasi
tindakan, menginvestigasi, dan menghakimi pelanggaran-pelanggaran
etika.
3. Sistem komunikasi etika : Cara untuk mensosialisasikan kode etik dan
perubahannya, termasuk isu-isu dan cara mengatasinya yang bersifat dua
arah
4. Pejabat etika : Pihak yang mengkoordinasikan kebijakan, memberikan
pendidikan, dan menyelidiki tuduhan adanya pelanggaran etika
5. Program pelatihan etika : Program yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran dan membantu karyawan dalam merespon masalah-masalah
etika
6. Proses penetapan disiplin : dalam hal terjadi perilaku tidak etis.

Kode Etik Pemasaran :


American Marketing Association (AMA)

8
1. Tanggung jawab (responsibilities), pelaku pemasaran harus
bertanggungjawab atas konsekuensi aktivitas mereka dan selalu berusaha
agar keputusan, rekomendasi dan fungsi tindakan mereka
mengidentifikasi, melayani, dan memuaskan masyarakat (publik) yang
relevan : para pelanggan, organisasi dan masyarakat.
2. Kejujuran dan kewajaran (honesty and fairness), pelaku pemasaran harus
menjaga dan mengembangkan integritas, kehormatan dan martabat profesi
pemasaran.
3. Rights and duties of parties (Hak (Rights) dan Kewajiaban (Duties), pihak-
pihak).
4. Organizational relationships (Hubungan Organisasi)

Kode Etik Akuntansi :


Insitute of Management Accountants

1. Kompetensi
Artinya, akuntan harus memelihara pengetahuan dan keahlian yang
sepantasnya, mengikuti hukum, peraturan dan standar teknis, dan
membuat laporan yang jelas dan lengkap berdasarkan informasi yang
dapat dipercaya dan relevan. Praktisi manajemen akuntansi dan
manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk :

 Menjaga tingkat kompetensi profesional sesuai dengan


pembangunan berkelanjutan, pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki.
 Melakukan tugas sesuai dengan hukum, peraturan dan standar
teknis yang berlaku.
 Mampu menyiapkan laporan yang lengkap, jelas, dengan informasi
yang relevan serta dapat diandalkan.

9
2. Kerahasiaan
Mengharuskan seorang akuntan manajemen untuk tidak mengungkapkan
informasi rahasia kecuali ada otorisasi dan hukum yang mengharuskan
untuk melakukan hal tersebut. Praktisi manajemen akuntansi dan
manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk :

 Mampu menahan diri dari mengungkapkan informasi rahasia yang


diperoleh dalam pekerjaan, kecuali ada izin dari atasan atau atas
dasar kewajiban hukum.
 Menginformasikan kepada bawahan mengenai kerahasiaan
informasi yang diperoleh, agar dapat menghindari bocornya rahasia
perusahaan. Hal ini dilakukan juga untuk menjaga pemeliharaan
kerahasiaan.
 Menghindari diri dari mengungkapkan informasi yang diperoleh
untuk kepentingan pribadi maupun kelompok secara ilegal melalui
pihak ketiga.

3. Integritas
Mengharuskan untuk menghindari “conflicts of interest”, menghindari
kegiatan yang dapat menimbulkan prasangka terhadap kemampuan
mereka dalam menjunjung etika. Praktisi manajemen akuntansi dan
manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk :

 Menghindari adanya konflik akrual dan menyarankan semua pihak


agar terhindar dari potensi konflik.
 Menahan diri dari agar tidak terlibat dalam kegiatan apapun yang
akan mengurangi kemampuan mereka dalam menjalankan tugas
secara etis.
 Menolak berbagai hadiah, bantuan, atau bentuk sogokan lain yang
dapat mempengaruhi tindakan mereka.

10
 Menahan diri dari aktivitas negatif yang dapat menghalangi dalam
pencapaian tujuan organisasi.
 Mampu mengenali dan mengatasi keterbatasan profesional atau
kendala lain yang dapat menghalangi penilaian tanggung jawab
kinerja dari suatu kegiatan.
 Mengkomunikasikan informasi yang tidak menguntungkan serta
yang menguntungkan dalam penilaian profesional.
 Menahan diri agar tidak terlibat dalam aktivitas apapun yang akan
mendiskreditkan profesi.

4. Objektivitas
Mengharuskan para akuntan untuk mengkomunikasikan informasi secara
wajar dan objektif, mengungkapan secara penuh (fully disclose) semua
informasi relevan yang diharapkan dapat mempengaruhi pemahaman user
terhadap pelaporan, komentar dan rekomendasi yang ditampilkan. Praktisi
manajemen akuntansi dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab
untuk :

 Mengkomunikasikan atau menyebarkan informasi yang cukup dan


objektif.
 Mengungkapkan semua informasi relevan yang diharapkan dapat
memberikan pemahaman akan laporan atau rekomendasi yang
disampaikan.

5. Resolusi atas Etis


Dalam menerapkan standar kode etik, praktisi akuntansi manajemen dan
manajemen keuangan mungkin menghadapi masalah dalam
mengidentifikasikan perilaku tidak etis atau di dalam memecahkan suatu
konflik etis.

11
Kode Etik Keuangan :
Association for Investment Management and Research (AIMR)

1. Bertindak berdasarkan integritas, kompetensi, martabat dan bertindak etis


dalam berhubungan dengan publik dst.
2. Menjalankan dan mendorong pihak lain untuk bertindak etis dan
professional.
3. Berusaha keras untuk memeliharan dan meningkatkan kompetensi dan
kompetensi pihak lain.
4. Menerapkan kehati-hatian dan menjalankan penilaian yang bersifat
independen.

Standar-standar perilaku professional juga meliputi :


1. Tanggung jawab fundamental
2. Hubungan dan tanggung jawab atas profesi
3. Hubungan dan tanggung jawab pada atasan
4. Hubungan dan tanggung jawab pada pelanggan dan calon pelanggan
5. Hubungan dan tanggung jawab kepada publik

Kode Etik Teknologi Informasi :


Association for Computing Machinary

Komitmen terhadap kode etik professional diharapkan bagi setiap


anggota (anggota yang mempunyai hak suara, anggota asosiasi dan
anggota mahasiswa) dari Association for Computing Machinary. Kode ini
mencakup 24 keharusan yang dirumuskan sebagai pernyataan tentang
tanggung jawab pribadi, mengidentifikasi unsur-unsur seperti komitmen.

Kode Etik Fungsi Lainnya :

Setiap elemen di dalam perusahaan akan berinteraksi satu dengan yang


lainnya yang akan memengaruhi perusahaan secara keseluruhan, sekecil

12
apapun peran yang dimainkan oleh setiap elemen tersebut. Misalnya
bagian produksi di suatu perusahaan. Walaupun bagian produksi tidak
berhubungan langsung dengan pelanggan, namun kualitas produk yang
dihasilkan sangat menentukan kinerja fungsi pemasaran.

G. Perbandingan Kode Etik

American Institute of Association for Association for


Marketing Management Investment Computing Machine
Association (AMA) Accountants Management and (ACM)
Research (AIMR)
Tanggung jawab Kompetensi Kompetensi Tanggung jawab dan
komitmen
Kejujuran dan Integritas Integritas, Jujur dan dapat
Kewajaran Martabat(dignity) dipercaya
Hak dan Kerahasiaan, Kerahasiaan, Kerahasiaan,
Kewajiban Objektivitas Objektivitas, Menghormati hak
Independensi kekayaan intelektual
Hubungan Resolusi atas Kehati-hatian; Adil dan tidak
organisasi konflik etis Larangan diskriminatif;
menggunakan Menghormati privasi
informasi nonpublik orang lain

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang
mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga
masyarakat. Sonny Keraf (1998) menjelaskan bahwa prinsip etika bisnis adalah
sebagai berikut :Prinsip Otonomi, Prinsip Kejujuran, Prinsip Keadilan, Prinsip
Saling Menguntungkan (Mutual Benefit Principle),Prinsip Integritas Moral ;

Prinsip etika lingkungan hidup dirumuskan dengan tujuan untuk dapat


dipakai sebagai pegangan dan tuntutan bagi perilaku manusia dalam berhadapan
dengan alam.

Prinsip dan isu etika untuk beberapa fungsi, seperti fungsi sumber daya
manusia (SDM), pemasaran, akuntansi, keuangan, teknologi informasi, dan
fungsi-fungsi lainnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno dan Ardana, I Cenik. Etika Bisnis dan Profesi:Tantangan


Membangun Manusia Seutuhnya - Jakarta : Salemba Empat, 2009

15

Anda mungkin juga menyukai