Anda di halaman 1dari 8

Dokumen #: Rev #:

FORMULIR UMG-S4.4 01
Halaman :
1 dari 1
UJI KOMPETENSI TENGAH SEMESTER (CPK)
Tanggal terbit :
April 2020
MATA KULIAH : Modifikasi Perilaku
SEMESTER/KELAS : VI / pagi-sore
DOSEN : Muhimmatul Hasanah, S.Psi.M.A.
Prianggi Amelasasih, S.Psi., M.Si
PELAKSANAAN
Hari/Tanggal : 3 April 2021
Tempat : Kelas D2.8
Sifat : Langsung

CPK 1: Konsep Modifikasi Perilaku

1. Jelaskan dimensi perilaku dan berikan contoh masing-masing?


2. Jelakan 5 dimensi perilaku yang dapat dibentuk. Berikan contoh untuk stiapdi
mensi tersebut?
3. Berikan lima alasan kenapa banyak pemodifikasi perilaku menggunakan DSM-
5?
4. Apakah yang dimaksudkan dengan target behavior? Berikan satu contoh targ
et behavior milik Anda yang ingin Anda perbaiki? Apakah target behavior Ana
da tersebut termasuk ke perilaku defisit yang hendak ditingkatkan ataukah pe
rilaku berlebihan yang hendak diturunkan?
5. Jelaskan alasaan positive labelling bagi pola-pola perilaku yang sering digunak
an di bidang psikologi dan di dalam kehidupan sehari-hari?
6. Jelaskan 7 karakteristik utama modifikasi perilaku yang membedakan dari pe
ndekatan-pendekatan psikologi lainnya?
7. Jelaskan 5 area aplikasi modifikasi perilaku yang Saudara ketahui, dan berikan
contohnya masing-masing?
8. Berikan contoh untuk positive reinforcement bagi perilaku yang diinginkan ya
ng sudah Anda jumpai. Identifikaskan situasi, perilaku, konsekuensi langsung
dan efek-efek jangka panjang yang memungkinkan?
9. Jelaskan dengan contoh kasus pengaplikasian extinction supaya efektif?
10. Jelaskan dengan singkat bagaimana jadwal penguatan dapat membantu kita
memahami perilaku yang seringkali diatributkan ke kondisi-kondisi internal?

Dikumpulkan maksimal hari Rabu 5 Mei 2021 pukul 12.00 jadi satu di email
prianggi_amelasasih@umg.ac.id

Semangat belajar !!!


Disusun oleh Diverifikasi oleh
Dosen PJMK Ka. Prodi

(Muhimmatul Hasanah, S.Psi.M.A.) (Awang Setiawan Wicaksono, M.Psi., Psikolog)

Nama : Maulana Azmi

Nim : 190701038

1. Jelaskan dimensi perilaku dan berikan contoh masing-masing?


Dimensi perilaku adalah sesuatu perilaku yang dapat diukur seperti frekuensi,
durasi, dan intensitasnya.

Contoh:

1. Durasi
Durasi sebuah perilaku merujuk pada panjangnya waktu saat suatu perilaku
muncul. Contoh: Hari ini Susi belajar selama 1 jam di kamarnya.
2. Frekuensi
Frekuensi sebuah perilaku merujuk pada berapa jumlah tindakan yang muncu
l di periode waktu tertentu. Contoh: Joni dapat mengerjakan 5 soal matematika
dalam waktu 30 menit.
3. Intensitas
Intensitas sebuah perilaku merujuk pada upaya fisik atau energy yang dilibatkan
utnuk melakukan suatu perilaku.
Contoh: Tom memiliki genggaman tangan yang kuat ketika bersalaman
2. Jelakan 5 dimensi perilaku yang dapat dibentuk. Berikan contoh untuk stiap
dimensi tersebut?
1. Frekuensi
Frekuensi menujukkan berapa kali suatu peristiwa terjadi pada periode waktu
tertentu. Frekuensi juga dapat digunakan untuk mengukur perilaku sasaran.
Contoh: Joni dapat mengerjakan 5 soal matematika dalam waktu 30 menit.
2. Rate
Rate hampir sama dengan frekuensi, yaitu bilangan yang menunjukkan
banyaknya suatu kejadian dalam suatu periode waktu tertentu. Rate digunkan jika
pengukuran dilakukan pada periode waktu yang berbeda-beda.
Contoh: Siska dapat mengerjakan 10 soal bahasa indonesia dalam waktu 10
menit.
3. Persentase
Persentase digunakan untuk mengukur perilaku dalam bidang akademik
maupun sosial. Persentase menunjukkan jumlah terjadinya suatu perilaku atau
persitiwa dibandingkan dengan seluruh kemungkinan terjadinya peristiwa tersebut
dikalikan 100%.
Contoh: seorang anak menggerakan jarinya secara berulang ulang
4. Durasi
Durasi berguna untuk mengetahui berapa lama suatu perilaku atau menunjukkan
berapa lama waktu seseorang melakukan suatu perilaku (on task).
Contoh: Hari ini Susi belajar selama 1 jam di kamarnya
5. Latensi
Latensi menujukkan waktu yang diperlukan seseorang melakukan perilaku
tertentu setelah mendapat perangsang (stimulus).
Contoh: Ani mendapatkan omongan yang tidak enak dari temannya
3. Berikan lima alasan kenapa banyak pemodifikasi perilaku menggunakan
DSM-5?
Dalam DSM-5 yang mana seorang praktisi dapat mendiagnosis perilaku yang bisa
dikatakan abnormal. Berikut adalah 5 alasan mengapa banyak pemodifikasi
perilaku menggunakan DSM-5:
1. Mengikuti model medis tetapi bersifat tidak kaku
2. Mengklasifikasikan sebuah gangguan berdasarkan patologi yang mendasari.
3. Menyesuaikan perilaku klien dengan kriteria spesifik yang menjadi kriteria
gangguan
4. Gangguan harus digolongkan atas dasar ciri-ciri klinis dan pola perilaku
tidak hanya berdasarkan mekanisme teoritis yang mendasari
5. Individu dikatakan abnormal harus mencukupi symptom dari gangguan
yang diprediksikan, karena setiap gangguan memiliki klasifikasi yang
berbeda
4. Apakah yang dimaksudkan dengan target behavior? Berikan satu contoh targ
et behavior milik Anda yang ingin Anda perbaiki? Apakah target behavior An
da tersebut termasuk ke perilaku defisit yang hendak ditingkatkan ataukah p
erilaku berlebihan yang hendak diturunkan?
Target behavior adalah penentuan/target perilaku yang akan diubah.
Contoh target behavior:
 Selalu melanggar aturan dan tata tertib
Target behavior ini termasuk dalam perilaku yang kurang, dan hendak
ditingkatkan.
Behavioral deficit adalah target perilaku yang positif yang ingin ditingkatkan freku
ensi, durasi, atau intensitasnya.
5. Jelaskan alasaan positive labelling bagi pola-pola perilaku yang sering diguna
kan di bidang psikologi dan di dalam kehidupan sehari-hari?
Perspektif positive labelling berkonsentrasi pada konsekuensi interaksi antara peny
impangan dengan agen kontrol sosial. Positive labeling Memperkirakan bahwa pel
aksanaan kontrol sosial dapat membuahkan hasil perbaikan respon, sebab pelaksan
aan kontrol sosial tersebut akan mendorong orang masuk ke dalam peran perilaku.
Ditutupnya peran konvensional bagi seseorang dengan pemberian stigma dan label,
menyebabkan orang tersebut dapat menjadi penyimpang sekunder, khususnya dala
m mempertahankan diri dari pelabelan. Untuk masuk kembali ke dalam peran sosia
l konvensional yang tidak menyimpang adalah berbahaya dan membuat inndividu
merasa terasingkan. Menurut teori labeling, pemberian sanksi dan label yang dima
ksudkan untuk mengontrol penyimpangan malah menghasilkan sebaliknya.
6. Jelaskan 7 karakteristik utama modifikasi perilaku yang membedakan dari p
endekatan-pendekatan psikologi lainnya?
Martin dan Pear (2003) menyatakan modifikasi perilaku tidak hanya sekedar ter
api biasa yang mengandalkan pembicaraan terapist kepada kliennya. Bedanya deng
an psikoterapi, psikolog yang melakukan modifikasi perilaku:
1. Fokus pada perilaku.
Upaya untuk menilai perilaku yang terlihat secara langsung untuk
mengidentifikasi inti masalah dan mengevaluasi perubahan. Penekanan kuatnya
untuk mendefinisikan masalah berdasarkan perilaku yang dapat diukur dengan
cara tertentu dan menggunakan perubahanperubahan di dalam pengukuran
perilaku bagi masalah tersebut sebagai indikator terbaik membantu
penyelesaiannya.
2. Fokus pada prosedur dan teknik penanganan,
Cara-cara untuk mengubah lingkungan individu saat ini untuk membantunya
berfungsi dengan lebih baik.Variabel fisik yang membentuk lingkungan
seseorang disebut stimulus, misalnya manusia, binatang, objek dankejadian
yang hadir pada saat itu di lingkungan individu, yang diterima langsung dan
dapat memengaruhi perilaku seseorang. Contohnya adalah guru, mahasiswa
lain, dan perabotan di ruang kelas dapat menjadi stimulus yang potensial bagi
lingkungan belajar seorang mahasiswa.
3. Metode dan alasannya dapat dideskripsikan secara tepat dan detail.
Hal ini memudahkan semua pemodifikasi perilaku untuk mengajarkan
prosedur dan teknik yang sudah pernah dilakukan kepada para pemula di
berbagai lingkup penanganan psikologis.
4. Teknik modifikasi perilaku dapat langsung diaplikasikan dalam kehidupan atau
keseharian mereka.
Meskipun lebih tepatnya para professional terlatih yang dapat menggunakan
modifikasi perilaku untuk membantu pihak-pihak lain, namun ternyata deskripsi
yang gamblang dari modifikasi perilaku juga dapat diaplikasikan oleh orang tua,
guru, pelatih dan siapapun untuk membantuorang lain di lingkup hidup mereka
sehari-hari.

5. Teknik dan prosedur nya dikembangkan dari riset dasar dan terapan di studi
pembelajaran pada umumnya, serta prinsip-prinsip operant conditioning dan
pengondisian pavlovian pada umumnya.
Menyediakan pengalaman yang secara sistematis mengembangkan perilaku
berdasarkan teori belajar dan riset sebelumnya.
6. Menekankan pembuktian ilmiah bahwa intervensi atau penanganan tertentu
terhadap perilaku mestilah menghasilkan perubahan perilaku yang terukur.
Pertanggung jawaban sebagai ‘ilmuwan perilaku’ inilah yang khas para
pemodifikasi perilaku, lebih dari semua professional psikologi lainnya.
7. Menghargai semua pihak yang terlibat di dalam program modifikasi perilaku.
Keberhasilan modifikasi perilkau bukan hanya milik para profesional,
melainkan juga milik klien, dan lingkungan sosialnya seperti guru, orang tua,
teman-teman, serta pihak-pihak lain yang terlibat seperti konsultan, staf kantor
dan lain-lain.
7. Jelaskan 5 area aplikasi modifikasi perilaku yang Saudara ketahui, dan berik
an contohnya masing-masing?
Berikut merupakan area-area utama aplikasi dimana modifikasi perilaku memili
ki sebuah fondasi yang kukuh dan sebuah masa depan yang menjanjikan bagi peng
embangannya yang lebih jauh.

1. Parenting dan manajemen anak

a. Membantu orangtua mengajari anak berjalan

b. Mengembangkan keterampilan dasar berbicara pada anak

c. Menangani masalah tidur anak

d. Menghilangkan perilaku-perilaku bermasalah, perilaku agresif, tidak m


engindahkan aturan, tidak menuruti permintaan orang tua dan sering me
mbantah
2. Pendidikan
Mengubah perilaku murid yang mengganggu atau tidak mendukung
atmosfer pembelajaran akademis.
a. Perilaku berjalan-jalan di kelas

b. Marah-marah

c. Agresif

d. Sosialisasi berlebihan, seperti suka mengobrol di kelas


3. Manajemen diri
a. Menunda-nunda tugas

b. Menghemat uang

c. Berolahraga

d. Memulai kebiasaan atau gaya hidup sehat


4. Disabilitas perkembangan

a. Disabilitas kecerdasan

Contohnya: mengajarkan penggunaan toilet, keterampilan kemandirian,


keterampilan social, keterampilan bersosialisasi, berkomunikasi, serta
keterampilan pekerjaan.

b. Autisme
Contohnya: mengajarkan perilaku sosial dan perilaku bermain,
menghilangkan perilaku yang menstimulasi diri dan mengembangkan
keterampilan berbahasa.
5. Terapi perilaku di lingkup klinis

a. Gangguan kecemasan
b. Gangguan obsesif-kompulsif
c. Masalah terkait stress
d. Depresi
8. Berikan contoh untuk positive reinforcement bagi perilaku yang diinginkan ya
ng sudah Anda jumpai. Identifikaskan situasi, perilaku, konsekuensi langsung
dan efek-efek jangka panjang yang memungkinkan?
Ketika ada seorang murid di kelas yang pendiam, aktif dalam mengerjakan
tugas, dan memperoleh nilai bagus kita berikan Positive reinforcement berupa
tanda bintang yang ditempelkan di dinding kelas sebagai penguat belajar mereka.
Dengan memberikan positive reinforcement ini anak akan meraa senang, tingkat
belajar akan meningkat ketika dikelas yang akan berakibat jangka panjang, dan
konsekuensi memberikan positive reinforcement seperti Ini bisa berakibat pada
kecemburuan sosial antara murid yang tidak aktif dalam mengerjakan tugas.
9. Jelaskan dengan contoh kasus pengaplikasian extinction supaya efektif?
Modifikasi perilaku dengan metode extinction yang merupakan strategi untuk
mengubah atau menurunkan perilaku yang tidak diharapkan dengan
menghilangkan/ menghapus hubungan sebab (Upah) akibat (konsekuensi) dari
suatu stimulus dengan respon, dimana respon yang muncul merupakan bentuk
perilaku yang tidak diharapkan terhadap suatu stimulus tertentu. Contoh kasus,
seorang anak menyakiti dirinya sendiri karena permintaannya untuk membeli
mainan (respon) tidak mendapat perhatian orangtuanya dan ditinggal masuk
kedalam rumah (konsekuensi). Anak menangis lebih lama dan lebih keras
(peningkatan durasi dan intensitas) sambil menjerit (perilaku baru). Namun pada
hari berikutnya sikap tersebut tidak terjadi lagi.
10. Jelaskan dengan singkat bagaimana jadwal penguatan dapat membantu kita
memahami perilaku yang seringkali diatributkan ke kondisi-kondisi internal?
jadwal penguat adalah komponen penting dari proses belajar. Kapan dan sebera
pa sering kita memperkuat perilaku yang dapat memiliki dampak yang dramatis pa
da kekuatan dan kecepatan respon. jadwal penguatan tertentu mungkin lebih efektif
dalam situasi tertentu.

Anda mungkin juga menyukai