Anda di halaman 1dari 24

HASIL UJI KONSTRUKSI ALAT UKUR PSIKOLOGI

EGOSENTRISME REMAJA

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Konstruksi Alat Ukur


(KAU) yang diampu oleh
Dosen : Novia Solichah,M.Psi

Disusun oleh:

Syifia Irsahamida 18410006

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2020
KONSTRUKSI ALAT UKUR EGOSENTRISME

REMAJA

Oleh : Syifia Irsahamida

Fakultas Psikologi
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Irsahamidasyifia@gmail.com

Abstrak
Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada periode ini
berbagai perubahan terjadi baik perubahan hormonal, fisik, psikologis maupun sosial. Oleh
karena beberapa perubahan tersebut, remaja secara tidak sadar maupun sadar berupaya
untuk mengembangkan sikap Egosentrisme untuk memenuhi berbagai kebutuhan dalam fase
perkembangannya. Tujuan penelitian ini adalah melakukan uji coba alat ukur psikologi
egosentrisme remaja guna mengembangkan alat ukur egosentrisme remaja dengan
melakukan uji validitas dan uji reliabilitas product moment pada konstrak egosentrisme
remaja. Responden pada penelitian ini sejumlah 38 orang dengan kriteria : laki laki maupun
perempuan, berusia antara 16-18 tahun, sedang menempuh pendidikan sekolah, domisili
kabupaten blitar. Teknik pengambilan responden dilakukan dengan random sampling pada
total 11 sekolah di kab Blitar, diantaranya ialah : MTsN 8 Blitar, SMPI Assallam
jambewangi, MTs Sunan Ampel, SMAN 01 Garum, SMK PGRI, SMAN 01 Tumpang, SMAN
01 Talun, SMAN Kesamben, MAN 1 Blitar, MAN 2 Blitar, MA Assallam. Hasil dari Uji coba
alat ukur ini adalah 19 aitem pernyataan dinyatakan valid dan satu aitem dinyatakan invalid
dengan r hitung (-0,0144) < r table (0.320). dan alat ukur egosentrisme remaja dinyatakan
sangat reliable dengan nilai koefisien (0.829) > 0.70.

Kata kunci : Egosentrisme, remaja, validitas dan reliabilitas.

Pendahuluan

Kata “remaja” merupakan bahasa Latin adolescene yang artinya to grow atau to grow
maturity (Golinko, 1984, Rice, 1990 dalam Jahja, 2011) . Banyak tokoh yang memberikan
1

definisi remaja, seperti DeBrun mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara
masa kanak-kanak dan dewasa. Sedangkan, Papalia dan Olds tidak memberikan pengertian
remaja secara eksplisit melainkan secara implisit melalui pengertian masa remaja
(adolescence).
Menurut Papalia dan Olds, masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara
masa kanak-kanak dan dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan
berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluh tahun. Sedangkan Anna Freud,
1
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta:Kencana, 2011), hlm. 219
berpendapat bahwa pada masa remaja terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-
perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan
dalam hubungan dengan orangtua dan cita-cita mereka, di mana pembentukan cita-cita
merupakan proses pembentukan orientasi masa depan.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memberikan batasan mengenai siapa remaja secara
konseptual. Dikemukakannya oleh WHO ada tiga kriteria yang digunakan; biologis,
psikologis, dan sosial ekonomi, yakni: (1) individu yang berkembang saat pertama kali ia
menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual,
(2) individu yang mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari anak-anak
menjadi dewasa, dan (3) terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh
kepada keadaan yang lebih mandiri2.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), egosentrisme didefinisikan sebagai
sifat dan kelakuan yang selalu menjadikan diri sendiri sebagai pusat segala hal. Sedangkan
3

dalam Wikipedia, istilah egosentrisme (egocentrim) disebutkan berasal dari kata bahasa
yunani dan latin “ego” yang artinya saya, aku, diri. Egosentrime merupakan istilah psikologi
yang bermakna diferensiasi yang tidak sempurna antara diri (the self) dengan dunia luar (the
world), termasuk orang lain; kecenderungan individu untuk melihat (perveice), memahami
(understand), dan menafsirkan (interpref), dunia menurut padangan dirinya.4.[ CITATION
Yud11 \l 1057 ][ CITATION Wir02 \l 1057 ][ CITATION KBB \l 1057 ][ CITATION Nur \l 1057 ]
Dalam kamus psikologi (Kartono dalam Chaplin, 2008;160), mendefinsikan
egosentrisme sebagai kaitannya dengan diri sendiri dan keasyikan terhadapan diri sendiri;
menurut piaget, berkaitan dengan kemampuan berbicara dan berfikir yang diarahkan pada
kebutuhan pribadi . Sementara egosentrisme didefinisikan sebagai kecenderungan menilai
objek-objek atau persitiwa-peristiwa berdasarkan kepentingan pribadi dan menjadi kurang
sensitif terhadap kepentingan-kepentingan atau hal-hal yang menyangkut orang lain; menurut
piaget merupakan ketidakmampuan memahami bahwa orang lain juga mempunyai
kepentingan atau pandangan yang mungkin berbeda dengan yang dimilikinya (Kartono dan
Gulo dalam Chaplin, 2003: 160). Sheffer (2009) mendefinisikan egosentrisme sebagai
kecenderungan untuk memandang dunia dari perspektif pribadi seseorang tanpa menyadari
bahwa oranglain juga memiliki sudut pandang yang berbeda.

2
S. Wirawan, Psikologi Remaja, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 23
3
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php

4
https://id.wikipedia.org/wiki/Egosentrisme
Fuad Hassan mendefinisikan egosentrisme sebagai kecenderungan menilai obyek-
obyek atau peristiwa-peristiwa berdasarkan kepentingan pribadi dan menjadi kurang sensitive
terhadap kepentingan-kepentingan atau hal-hal yang menyangkut orang lain,
ketidakmampuan memahami bahwa orang lain juga mempunyai kepentingan pandangan yang
mungkin berbeda dengan yang dimilikinya. Pengertian egosentrisme yaitu sifat yang dimiliki
seseorang sebagai pembawaan yang berlangsung secara tidak disadari oleh individu, hanya
melihat dari sudut pandangannya sendiri, sikap dan perilaku masih sangat terpengaruh oleh
pemikiran yang masih sederhana. 5

Berdasarkan beberapa definisi egosentrisme diatas dapat diketahui bahwa


Egosentrisme remaja ialah sikap seorang remaja dalam kecenderungan menilai diri maupun
dunia luar baik oranglain, objek objek atau peristiwa pada lingkungannya dengan melihat,
memahami,dan menafsirkan berdasar perspektif pribadi tanpa menyadari bahwa oranglain
juga memiliki kepentingan atau pandangan yang berbeda dengan dirinya. [ CITATION Cha06 \l
1057 ][ CITATION Has81 \l 1057 ]

Elkind (1976) berpendapat bahwa egosentrisme remaja mengandung dua komponen


utama yaitu imaginary audience dan personal fable. Audiens imajiner (Imaginery audience)
adalah keyakinan remaja bahwa oranglain berminat pada dirinya sendiri, termasuk juga
tingkahlaku menarik perhatian, berusaha untuk diperhatikan, terlihat, serta berada “di
panggung”. Sedangkan Fabel pribadi (personal fable) adalah bagian dari egosentrisme remaja
yang mengandung penghayatan bahwa bahwa dirinya unik dan tidak terkalahkan. Pengertian
lain menjelaskan bahwa personal fable merupakan keyakinan remaja yang menganggap
dirinya berbeda dengan individu lainnya, sehingga orang lain akan terpesona dengan dirinya
(egosentrisme) . [ CITATION Suc08 \l 1057 ][ CITATION Nur1 \l 1057 ][ CITATION Eva12 \l 1057 ]
6

[ CITATION Sch08 \l 1057 ][ CITATION Tri \l 1057 ]

Imaginary audience menggambarkan peningkatan kesadaran remaja yang tampil pada


keyakinan mereka bahwa orang lain memiliki perhatian yang amat besar terhadap diri mereka
sendiri, gejalanya mencakup berbagai perilaku untuk mendapatkan perhatian (keinginan agar
kehadirannya diperhatikan, disadari oleh orang lain, dan menjadi pusat perhatian) (Santrock,
2007). Menurut Elkind (1984), remaja juga menyatakan kesadaran akan imaginary audience
melalui strategi interaksi dengan teman sebaya yang tujuannya adalah untuk menyatakan atau
menyembunyikan informasi pribadi. Dalam konstruksinya Elkind menjelaskan bahwa
5
J.P. Chaplin, Kamus lengkap Psikologi, Dictonary of Psychology, penerjemah Dr Kartono, Raja Grafindo Persada, 2006 .p.160.

6
Santrock J W, 2011 Life Span Development . halaman. 424
munculnya personal fable terjadi pada awal remaja yaitu berkisar antara 12-15 tahun dan
berakhir hingga remaja akhir yaitu usia 17-23 tahun. Namun, terdapat hasil penelitian yang
menjelaskan bahwa fenomena personal fable akan muncul kembali seiring berjalannya
waktu, meskipun tidak secara signifikan (Schwartz, 2008).

Metode Penelitian

Peneltian ini dilakukan dengan beberapa tahapan prosedur: 1) Kontruksi alat ukur
Egosentrisme remaja, 2) Penentuan responden, 3) Analisis property psikometris skala.
Pelaksanaan tahapan prosedur tersebut bertujuan untuk mendapatkan skala psikologi yang
baik yaitu valid, reliabel, dan terstandar juga memudahkan peneliti dalam membuat analisa
laporan lebih sistematis.
1. Kontruksi alat ukur Egosentrisme remaja [ CITATION Joh11 \l 1057 ]
a) Penetapan Konstruk
Konstrak yang diukur dalam konstruksi alat ukur ini adalah Konstrak
Egosentrisme remaja. Penyusunan konstrak dan dimensi dilakukan melalui studi literatur
yang mengacu pada beberapa buku cetak, jurnal, dan sumber literatur lainnya yang
membahas mengenai Perkembangan remaja dan Egosentrismenya. Berdasarkan studi
literatur ini didapatkan beberapa dimensi penyusun konstrak diantaranya ialah
mementingkan diri sendiri, kurangnya rasa peduli, kurang peka terhadap keadaan sosial,
dan merasa dirinya paling benar. Masing masing dimensi diturunkan kedalam beberapa
indikator perilaku yang menjadi blue print dalam penulisan item.
b) Format Penskalaan
Penskalaan merupakan proses penentuan letak kategori respon responden
terhadap pernyataan item yang telah dibuat dalam suatu kontinum psikologis yang
telah ditentukan (Azwar, 1999; Azwar 2017). Penentuan format penskalaan ini akan
7

menentukan bagaimana penentuan nilai yang akan diberikan. Dalam kontruksi skala
ini, format penskalaan yang dipilih adalah model skala likert dengan 4 jenjang nilai,
yaitu Sangat Sering (SS), Sering (S), Pernah (P), dan Tidak Pernah (TP). Dengan
ketentuan sebagai berikut :
Sangat Sering : Terjadi secara berulangkali dalam setiap hari atau minggu.

Sering : Terjadi hanya beberapakali dalam satu bulan.

Pernah : Terjadi satu kali dalam satu tahun terakhir.

7
Saifuddin Azwar Penyusunan skala psikologi edisi 2 Yogyakarta : pustaka belajar halaman 56
Tidak Pernah : Tidak pernah terjadi dalam satu tahun terakhir.

[ CITATION Sai17 \l 1057 ][ CITATION Eka16 \l 1057 ]


c) Penulisan item
Setelah merumuskan konstrak kedalam dimensi dan indikator perilaku
kedalam blue print, peneliti membuat item sesuai dengan proporsi item yang telah
ditentukan. Dalam penulisan item awal yang akan di uji coba didapatkan 20 item
pernyataan yang terdiri dari item favorable dan unfavorable. Item yang telah dibuat di
review kembali oleh peneliti, dosen pengampu, rekan peneliti, dan subjek sebelum
dilaksanakan uji coba item. Tujuannya adalah untuk mencapai validitas logis dari alat
ukur ini, dan berupaya agar ungkapan item sesuai dengan indikator yang telah
ditetapkan, Sehingga subjek dapat mengerti apa yang dimaksud dalam item
pernyataan. [ CITATION Sai15 \l 1057 ][ CITATION Yul \l 1057 ]

Blue Print

Skala Egosentrisme Remaja

Aspek Indikator Aitem Nomor Aitem


Periaku Favora Unfavo
ble rable
1.Mementingk a. Individu 1.1.1. Saya cenderung tidak peduli jika oranglain
an diri sendiri tidak peduli
tidak suka dengan apa yang saya lakukan
jika 4
oranglain selama itu bisa membuat saya senang.
tidak 1.1.2. Saya tetap melakukan hal hal yang saya suka
menyukai
meski teman saya menilai buruk apa yang
tindakannya. 7
saya lakukan.
1.1.3. Terkadang saya merasa lebih baik daripada
teman sebaya saya. 11
b. Individu 1.2.1. Jika saya memiliki pengetahuan lebih
lebih
mengenai pelajaran yang sulit saya cenderung
memilih 5
untuk ingin menyimpan untuk diri saya sendiri.
memprioritas 1.2.2. Saya selalu mengutamakan diri saya saat
kan diri melakukan tindakan apapun.
sendiri dari 13
pada
oranglain.
2. Kurangnya a. Individu 2.1.1 Saya tidak pernah membantu pekerjaan
rasa peduli 20
cenderung rumah tangga.
2.1.2 Saya lebih memilih diam jika teman saya
apatis
6
dihukum karna tidak mengerjakan PR.
terhadap 2.1.3 Saya dapat meluapkan kemarahan saya
18
kepentingan kepada orangtua.
2.1.4 Saya bisa memunculkan emosi yang
oranglain.
meledak ledak didepan orangtua saya, jika
12
orangtua saya tidak melakukan apa yang saya
inginkan.
2.1.1 Saya cenderung tidak suka ikut campur
1
dalam permasalahan teman saya.

b. Individu 2.2.2 Saya jarang memberi uang pada pengemis


tidak dijalan.
bersimpati 16
terhadap
oranglain
yang berada
dalam
kesulitan.
3. Kurang a. Individu 3.1.1 Saya mengerjakan pekerjaan rumah jika
peka 3
hanya mau diingatkan.
terhadap
keadaan menolong
sosial 3.1.2 Saya membantu pekerjaan rumah tanpa
oranglain
diingatkan.
jika
mendapat
8
permintaan
secara
langsung.

b. Individu 3.2.1 Saya berpikir dua kali jika harus membantu


memiliki 9
teman yang tidak akrab dengan saya.
intensitas
interaksi
sosial yang 3.2.2 Saya jarang berbaur dengan kegiatan
rendah 19
dilingkungan tempat tinggal saya.
dengan
lingkungan
tempat 3.2.3 Saya lebih memilih berkumpul dengan
tinggalnya. teman satu geng atau keluarga daripada harus 2
mengikuti kegiatan di masyarakat.
4. Merasa a. Individu 4.1.1. Terkadang saya tahu bahwa yang saya
dirinya
merasa lakukan itu buruk, namun saya tetap
paling benar
menjadi yang melakukannya karna alasan tertentu.
paling benar. 14

b. Individu 4.2.1 Terkadang saya enggan di nasehati karna


enggan untuk
saya tidak merasa bersalah atas apa yang sudah
di nasehati 10
saya lakukan.

4.2.2 Saya akan tersinggung jika orangtua atau


teman saya mengatakan bahwa yang saya lakukan
itu salah. 17

4.2.3. Saya tidak suka dinasehati jika saya merasa


bahwa yang saya lakukan sudah benar. 15

Table.Review Aitem
Tgl Peran Nama Via Review
9 Rekan Peneliti Unieke Ayu Faticha WA Ben gk berbelit" , dan btw ws mudah
okt Sari dipahami kok dan dicek lagi kalimat e
202 sing sekirane gak belibett , koyo
0 memilih iku menurutku lebih baik
diganti suka (saya lebih suka
berkumpul dg teman bla bla bla)
9 Rekan Peneliti Minchatul Ulya WA Pendapat : secara keseluruhan aitemnya
Okt disusun dg bahasa yg singkat dan jelas,
202 tidak ambigu dan mudah dipahami.
0 Komentar : alangkah baiknya jika
ditambah judul diatas tentang variabel
yg akan diteliti misal kuesioner tentang
self esteem pada remaja
Selanjutnya dengan berbagai pertimbangan terdapat beberapa hal yang peneliti ganti, baik pada Aitem
maupun pada format dan gaya penulisan. Diantaranya ialah :
1. Merubah kata memilih menjadi suka pada Aitem nomor 2.
2. Memberi keterangan mengenai pengukuran Egosentrisme remaja pada Kuisoner yang akan
disebarkan pada responden.
14 Calon Responden Fida Amalia Shofia WA Kata katanya dapat dimengerti,
Okt maksudnya juga udah nyampe.
202
0
14 Calon Responden Andini Muna Indana WA Menurutku sudah sangat memahamkan
Okt sih mbak.
202
0
14 Dosen Bu.Novia Solichah, WA Oke, Boleh
Okt Pembimbing M.Psi
202
0

[ CITATION Sai171 \l 1057 ]


2. Responden
Pengambilan respon pada uji coba alat ukur egosentrisme remaja dilakukan secara
online menggunakan Google Formulir dengan cara membagikan link Google Formulir
pada platform sosial media seperti Facebook, Whatsapp dan Instagram. Pengambilan
respon dilakukan selama 7 hari, dimulai dari hari Rabu, 14 Oktober 2020 sampai 21
Oktober 2020. Teknik pengambilan Responden pada uji coba alat ukur ini menggunakan
Simple random sampling. Teknik simple random sampling adalah teknik pengambilan
sampel dari anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populasi (Sugiono,2017).
Responden dalam pengujian alat ukur ini ialah remaja laki laki dan perempuan
dari usia 16-18 tahun. Remaja yang dimaksud merupakan remaja yang sedang menempuh
pendidikan sekolah menengah pertama dan menengah keatas di Kab. Blitar, diantaranya
ialah: MTsN 8 Blitar, SMPI Assallam jambewangi, MTs Sunan Ampel, SMAN 01
Garum, SMK PGRI, SMAN 01 Tumpang, SMAN 01 Talun, SMAN Kesamben, MAN 1
Blitar, MAN 2 Blitar, MA Assallam. yang diambil secara random sampling. Responden
dalam pengujian alat ukur ini sejumlah 38 anak.[ CITATION Sul20 \l 1057 ]
3. Analisis Properti Psikometris skala
Analisis properti psikometris ini dilakukan setelah mendapatkan data dari uji coba
alat ukur yang telah dilakukan. Analisis data dilakukan dengan pengujian validitas dan
reliabilitas dengan uji validitas product moment. Aitem dinyatakan valid apabila r hitung
> r table, r table pada N=38 adalah 0.320. Sedangkan untuk pengujian reliabilitas peneliti
menggunakan uji reliabilitas product moment. Aitem aitem dinyatakan dengan : Kurang
reliable apabila <0.30, reliable apabila antara 0.30-0.70 dan sangat reliable apabila ≥ 0.70.
[ CITATION Sar10 \l 1057 ][ CITATION Put17 \l 1057 ]
Hasil dan Pembahasan
Validitas
Berdasarkan hasil analisis perhitungan validitas aitem menggunakan product moment
pearson atau nilai korelasi pearson, aitem dinyatakan valid apabila r hitung > r table (0.320).
Oleh karenanya didapatkan hasil perhitungan validitas aitem sebagaimana berikut :

Aitem ke- r hitung r table Keputusan


0,3941
0.320 Valid
1 7
0,6282
0.320 Valid
2 9
0,4483
0.320 Valid
3 2
4 0,3491 0.320 Valid
0,6236
0.320 Valid
5 1
0,3574
0.320 Valid
6 4
7 0,5369 0.320 Valid
8 -0,0144 0.320 Invalid
0,3526
0.320 Valid
9 2
0,6079
0.320 Valid
10 9
0,5982
0.320 Valid
11 4
0,5285
0.320 Valid
12 9
13 0,5702 0.320 Valid
0,4295
0.320 Valid
14 2
0,5691
0.320 Valid
15 1
0,5724
0.320 Valid
16 6
0,7361
0.320 Valid
17 7
0,6559
0.320 Valid
18 4
19 0,4820 0.320 Valid
9
0,3479
0.320 Valid
20 9

Dari total 20 Aitem pernyataan, 19 Aitem dinyatakan valid dan 1 aitem dinyatakan
invalid. Aitem aitem yang valid tersebut diantaranya ialah aitem nomor 1,2,3,4,5 ,
6,7,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20. Sedangkan aitem yang dinyatakan invalid (tidak
valid) ialah aitem nomor 8 yang merupakan aitem unfavorable dengan pernyataan “Saya
membantu pekerjaan orangtua dirumah tanpa diingatkan”.

Reliabilitas
Berdasarkan perhitungan uji reabilitas product moment dengan menggunakan SPSS
ditemukai nilai reliabilitas sebesar 0.829. Sehingga nilai realiabilitas pada alat ukur ¿ 0.70
maka dari itu nilai reliabilitas pada pengukuran alat ukur ini dinyatakan sangat reliable.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.829 20

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if


Deleted Item Deleted Total Correlation Item Deleted

Aitem_1 41.68 69.141 .308 .825

Aitem_2 41.76 64.023 .547 .813

Aitem_3 41.82 68.262 .365 .823

Aitem_4 41.58 68.953 .238 .830

Aitem_5 42.39 65.381 .555 .813

Aitem_6 41.76 69.159 .256 .828


Aitem_7 41.82 65.884 .447 .819

Aitem_8 42.16 75.055 -.115 .844

AItem_9 41.97 69.864 .267 .827

Aitem_10 41.82 65.398 .535 .814

Aitem_11 41.89 65.448 .523 .815

Aitem_12 42.37 66.888 .449 .819

Aitem_13 41.79 65.954 .492 .816

AItem_14 41.68 68.114 .336 .824

Aitem_15 41.68 65.898 .490 .817

Aitem_16 41.87 66.820 .505 .817

AItem_17 42.00 64.703 .690 .808

Aitem_18 42.39 67.326 .611 .815

Aitem_19 41.87 66.550 .381 .822

Aitem_20 42.68 70.438 .275 .826

DAFTAR PUSTAKA

Azizah, N. (n.d.). KORELASI PERSONAL FABLE TERHADAP KOMPETENSI. Fakultas Psikologi


Universitas Merdeka, Malang: Prosiding SEMNAS Penguatan Individu di Era.

Azwar, S. (2015). reliabilitas dan Validitas edisi 4. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Azwar, S. (2017). Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Chaplin, J. (2006). Kamus lengkap Psikolog. Dictonary of Psychology penerjemah, Dr. Kartini
Kartono. Jakarta: Rajagrafindo.

Ekawati, Y. N., Saputra, E. N., & Periantolo, J. (2016, juli). KONSTRUKSI ALAT UKUR
KARAKTER RELIGIUS SISWA. Jurnal PSYCHO IDEA.
Evangelia, P. G. (2012). The imaginary audience and the personal fable. Published
Online:Http://. Published Online:Http://Www.Scirp.Org/Journal/Psych, 10-13.

Hassan, F. (1981). Kamus Istilah Psikolog. Jakarta, Pusat Pembinaan dan Pengembangan
bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Jahja, Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.

KBBI. (n.d.). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).


http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php.

Nurhayati, T. (n.d.). PERKEMBANGAN PERILAKU PSIKOSOSIAL. Cirebon: Jurusan PGMI IAIN


Syekh Nurjati.

Pediartri, S. (2010). Adolescent Development (Perkembangan. Departemen Ilmu Kesehatan


Anak, Fakultas Kedokteran Universitas: RS Dr Cipto Mangunkusumo.

Putro, K. Z. (2017). Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja. Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga: Jurnal
APLIKASIA Volume 17, Nomor 1.

Santrock, J. W. (2011). Life Span Development 13 th ed. Jakarta, Ciracas: Erlangga.

Schwartz, P. M. (2008). Adolescent Egosentrism. A Contemporary View, San Diego: Libra


Publisher.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sulistiawan, A., E. Y., & Situmorang, N. Z. (2020). VALIDITY AND RELIABILITY OF


ORGANIZATIONAL COMMITMENT WITH CONFIRMATORY FACTOR ANALYSIS (CFA).
jurnal psikoislamika.

Tri Handayani, A. (2018). HUBUNGAN BODY IMAGE DAN IMAGINARY AUDIENCE DENGAN
KEPERCAYAAN DIRI PADA REMAJA DI SMA PANCA BUDI MEDAN. JURNAL PENELITIAN
PENDIDIKAN SOSIAL HUMANIORA, 3(1), 319-324.
https://doi.org/10.32696/jp2sh.v3i1.94. (n.d.).

Wirawan, S. (2002). Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Yulandari, S. (2008). HUBUNGAN ANTARA EGOSENTRISME DAN KECENDERUNGAN. SKRIPSI.


Fakultas Psikologi: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Yuliadi., 2013. Hubungan antara Body image dan Imaginary audience dengan Kepercayaan
Diri pada SMK Negeri 2 Manado. Universitas Manado. . (n.d.). Jurnal Ilmiah Psikologi
Candrajiwa Volume 1 Nomor 4. Hal: 11.
LAMPIRAN
Kuisioner Pengukuran Egosentrisme remaja.

Nama :

Usia :

Asal Sekolah :

Kelas :

Petunjuk Pengisian

Dibawah ini terdapat beberapa pernyataan yang berkaitan dengan kondisi yang anda alami
sehari hari. Silahkan menjawab pertanyaan dibawah sesuai dengan apa yang terjadi pada diri
anda sehari hari. Tidak terdapat jawaban benar dan salah. Serta hasil jawaban anda tidak akan
mempengaruhi nilai mata pelajaran apapun. Adapun Pilihan jawabannya sebagai berikut :

SS : Sangat Sering P : Pernah

S : Sering TP : Tidak Pernah

Sangat Sering : Terjadi secara berulangkali dalam setiap hari atau minggu.

Sering : Terjadi hanya beberapakali dalam satu bulan

Pernah : Terjadi satu kali dalam satu tahun terakhir.

Tidak Pernah : Tidak pernah terjadi dalam satu tahun terakhir.

No Aitem SS S P TP
1. Saya cenderung tidak suka ikut campur dalam
permasalahan teman saya.
2. Saya lebih suka berkumpul dengan teman satu geng
atau keluarga daripada harus mengikuti kegiatan di
masyarakat.
3. Saya membantu orangtua dalam menyelesaikan
pekerjaan rumah jika diingatkan.
4. Saya cenderung tidak peduli jika oranglain tidak suka
dengan apa yang saya lakukan selama itu bisa
membuat saya senang.
5. Jika saya memiliki pengetahuan lebih mengenai
pelajaran yang sulit saya cenderung ingin
menyimpan untuk diri saya sendiri.
6. Saya lebih memilih diam jika teman saya dihukum
karna tidak mengerjakan PR.
7. Saya tetap melakukan hal hal yang saya suka meski
teman saya menilai buruk apa yang saya lakukan.
8. Saya membantu orangtua dalam menyelesaikan
pekerjaan rumah tanpa diingatkan.
9. Saya berpikir dua kali jika harus membantu teman
yang tidak akrab dengan saya.
10. Terkadang saya enggan di nasehati karna saya tidak
merasa bersalah atas apa yang sudah saya lakukan.
11. Terkadang saya merasa lebih baik daripada teman
sebaya saya.
12. Saya bisa memunculkan emosi yang meledak ledak
didepan orangtua saya, jika orangtua saya tidak
melakukan apa yang saya inginkan.
13. Saya selalu mengutamakan diri saya saat melakukan
tindakan apapun.
14. Terkadang saya tahu bahwa yang saya lakukan itu
buruk, namun saya tetap melakukannya karna alasan
tertentu.
15. Saya tidak suka dinasehati jika saya merasa bahwa
yang saya lakukan sudah benar.
16. Saya jarang memberi uang pada pengemis dijalan.
17. Saya akan tersinggung jika orangtua atau teman
saya mengatakan bahwa yang saya lakukan itu
salah.
18. Saya dapat meluapkan kemarahan saya kepada
orangtua.
19. Saya jarang berbaur dengan kegiatan dilingkungan
tempat tinggal saya.
20. Saya tidak pernah membantu orangtua dalam
menyelesaikan pekerjaan rumah.
Table. Data hasil

Anda mungkin juga menyukai