Oleh :
Menurut (Wijayanti, 2009) Kepribadian meliputi pola pikir, perasaan dan tingkah laku,
yang merupakan hal unik pada diri setiap orang, dan merupakan karakter yang membedakan
antara satu dengan yang lain. Secara umum, tes ini dirancang untuk mengukur tingkah laku,
kebiasaan dan norma dengan tujuan untuk mengukut atau mempelajari kepribadian.
Sedangkan menurut (Nur’aeni, 2012) Tes Kepribadian adalah mencoba untuk
mengungkapkan berbagai ciri kepribadian tertentu seperti introversi, penyesuaian sosial dan
sebagainya yang terkait dengan kepribadian. Penggunaan tes kepribadian yang disusun secara
teliti untuk melakukan pengambilan keputusan dalam pekerjaan pada berbagai lingkungan
atau tempat. Tes psikologi umumnya digunakan sebagai alat bantu dalam keputusan tentang
pekerjaan, baik konseling indiv idual maupun keputusan kelembagaan yang menyangkut
seleksi dan klasifikasi personil. Hal yang jelas sangat penting adalah bahwa individu
ditempatkan pada pekerjaan tempat mereka memilki kualifikasi yang paling tepat.
B. Rumusan Masalah
1. Yang akan dibahas dalam makalah ini adalah ‘bagaimana sejarah perkembangan suatu
alat tes yang disebut 16 Personality Factors (16 PF)'?
2. Apa saja teori yang melandasi sehingga alat tes ini dapat berkembang?
3. Hal penting apa saja dalam administrasi tes 16 PF sehingga pelaksanaan tes dapat
berjalan lancar?
4. Perlengkapan apa saja yang biasanya dibutuhkan dalam melakukan tes?
5. Pedoman seperti apa saja yang harus diberikan agar tes dapat dilaksanakan dengan
baik?
6. Bagaimana tata cara atau prosedur skoring dan interpretasi dalam pelaksanaan tes 16
PF?
1) Tahap permulaan:
Pada saat itu, bidang psikologi ilmiah sangat terbatas ruang lingkupnya. Cattell
mempelajari bagaimana kerja psikologi fisiologi dan psikologi eksperimen (mis.
Pavlov, Thorndike, dan Wundt) yang menggunakan metode ilmiah untuk menyelidiki
fungsi-fungsi manusia seperti sensasi dan belajar. Dia juga menemukan bahwa teori
kepribadian berasal dari postulat para filsuf seperti Aristoles, Locke, dan Nietzsche,
sementara pengembangan secara modern menggunakan dasar medis seperti Sigmund
Freud dan Carl Jung. Freud dan Jung menjabarkan teori-teori mereka berdasarkan
pengalaman medis dan intuisi untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi dalam diri
seseorang. Selanjutnya Cattell menemukan pula bahwa psikologi eksperimen
cenderung tidak membicarakan mengenai berbagai masalah dalam teori kepribadian.
Pendapat Cattell terpengaruh oleh keadaan sosial dan politik pasca perang dunia
pertama. Berawal dari sini, Cattell percaya bahwa masalah pelik umat manusia sering
muncul dari aspek motivasi dan temperament. Cattell berspekulasi bahwa pasti ada
sebuah alat ilmiah yang mampu menjelaskan kepribadian manusia.
2) Tahap Perancangan
Di Universitas London, Cattell bekerja sama dengan Charles Spearman, yang
sedang mengembangkan metode analisis faktor untuk mengidentifikasi dan
mengelompokkan elemen dasar dari kemampuan dan bakat manusia.
Keikutsertaannya pada penelitian ini membuat Cattell yakin bila analisis faktor, alat
ukur yang mampu melihat kemampuan kompleks manusia, dapat pula digunakan
untuk menilai kepribadian seseorang. Menurut pendapatnya, kepribadian tentulah
memiliki struktur elemen dasar, sama seperti benda fisik lainnya. Jika bentuk dasar
dari kepribadian dapat diketemukan dan struktur kepribadian dapat diukur, maka
perilaku manusia dapat dipahami dan diprediksi. Tujuan Cattell dalam menyusun 16
PF ini adalah untuk menghasilkan penelitian yang cermat berdasar aspek kepribadian
normal.
Cattell yakin bahwa dalam kepribadian seseorang terdapat aspek-aspek yang
bervariasi seperti pikiran dan perbuatan, perilaku verbal dan non verbal, kepribadian
normal dan abnormal, serta minat dan kemampuan. Cattell berpendapat bila psikologi
ingin menjadi sebuah bidang ilmiah maka harus memiliki alat ukur dan prosedur
ilmiah untuk tiga karakteristik utama manusia :
Kepribadian
Kemampuan
motivasi.
Dalam melakukan penelitian terhadap tiga karakteristik manusia, Cattell
membagi data masukan menjadi tiga agian. Life-record (L-data) berupa data observasi
dan informasi mengenai keadaan dan tingkah laku subjek sehari-harinya. Data ini
bersumber dari diari, daftar riwayat hidup sampai perilaku yang diukur dengan rating-
scale observation oleh orang yang mengenal subjek. Questionnaire data (Q-data)
merupakan jawaban subjek dari pertanyaan-pertanyaan mengenai keadaan diri subjek
sendiri. Data ini mengungkap mental internal dan eksternal berdasar kesadaran
subjektif subjek. Objective test (T-data) berupa pengukuran objektif perilaku melalui
eksperimen laboratorium yang situasi dan prosedurnya sudah terstandardisasikan.
Datanya dapat berupa tes kognitif maupun proyektif hingga pengukuran perilaku
dalam situasi terkontrol eksperimen. Dari ketiga data tersebut Cattell berusaha
mencari aspek-aspek dasar kepribadian lewat analisis faktor. Asumsinya adalah, aspek
atau ciri sifat yang muncul pada ketiga data akan merujuk pada satu kesatuan fungsi.
Cattell lebih memfokuskan perhatiannya pada sample yang dapat memenuhi kriteria
seluruh daerah kepribadian, karena hal tersebut merupakan faktor yang menentukan
hasil dari analisis faktor.
3) Tahap Penelitian
Penelitian mereka diawali dengan membuat daftar mengenai pendeskripsian
tentang kepribadian-dengan asumsi bahwa semua aspek kepribadian manusia baik
yang ilmiah maupun tidak telah terekam dalam substansi bahasa. Dimulai dengan
menghimpun semua deskripsi tentang kepribadian pada bahasa inggris, Cattel dan
timnya berusaha menemukan faktor yang mendasari ciri sifat dengan cara
menganalisa polanya pada ketiga data. Setelah melakukan analisis faktor selama
beberapa tahun Cattel dan koleganya di seluruh dunia menentukan susunan paling
dasar dari pembentuk kepribadian yang dinamakan primary traits. Ciri sifat (traits)
tersebut dikembangkan dengan menggunakan semua sumber data dan pada populasi
yang lebih luas, dimana memberikan kontribusi positif terhadap penguatan skala 16
PF dan kemampuan memprediksinya pada berbagai seting. Ke-enambelas faktor
tersebut adalah Warmth (A), Reasoning (B), Emotional Stability (C), Dominance (E),
Liveliness (F), Rule-Consciousness (G), Social Boldness (H), Sensitivity (I),
Vigilance (L), Abstractedness (M), Privateness (N), Apprehension (O), Openness to
Change (Q1), Self-Reliance (Q2), Perfectionism (Q3),dan Tension (Q4). Huruf-huruf
D, J, K dan P tidak digunakan karena faktor yang mereka simbolkan selalu muncul
tidak konsisten sehingga faktor tersebut tidak diikut sertakan.
4) Tahap Penggunaan
Walaupun 16 PF hanya mengukur kepribadian normal (bukan psikopatologi),
tes tersebut juga sering digunakan dalam bidang konseling dan klinis karena
kemampuannya dalam memberikan gambaran utuh dan mendalam pada seseorang,
termasuk kelebihan dan kelemahannya. Selain hal terseut, 16 PF dan memfasilitasi
dialog antara psikolog dan klien, hal ini karena 16 PF merepresentasikan aspek umum
dalam keseharian sehingga dapat disharingkan dengan klien, selanjutnya
memudahkan untuk berdiskusi, meningkatkan kesadaran diri dan membuat klien
merasa aman dan nyaman sebagai partner dalam proses asesment dan terapi. Tes
inventori kepribadian yang dikonstruksi oleh Cattel ini, untuk memperoleh gambaran
kepribadian seseorang baik yang normal ataupun normal bermasalah maupun yang
patologis/sakit maupun yang mengalami disabilitas secara psikososial dan fisik. Tes
16 PF terdiri dari 105 item yang harus dijawab dengan lembar jawaban yang khusus
untuk tes tersebut. Tes kepribadian Enam-Belas Faktor dirancang untuk usia 16 tahun
ke atas. Sedangkan tes kepribadian Enam-Belas Faktor yang serumpun dengan ini
dirancang bagi usia-usia yang lebih muda, seperti:
“JR-SR High School Personality Questionnare (HSPO)” yaitu untuk anak usia
12 sampai 16 tahun.
“Children’s Personality Questionnare (CPO)” yaitu untuk anak usia 8 sampai
12 tahun.
“Early School Personaity Questionnare (ESPQ)” yaitu untuk anak usia 6
sampai 8 tahun.
16 PF dapat mengetahui keadaan klien seperti cara berpikir, self-esteem, keterbukaan,
toleransi, coping stres dan empati. Kesemua itu dapat digunakan dalam
mengembangkan kerja sama dengan klien, memilih metode terapi yang sesuai dan
merencanakan proses terapi yag efektif. Selain itu 16 PF telah digunakan pula dalam
berbagai bidang, dari industri seperti rekrutmen, promosi dan training hingga
penelitian tentang sosial, proses penuaan dan militer.
A. Administrasi Tes
Kemampuan membaca
Keterbatasan bahasa
Sikap testee terhadap tes
Keadaan fisik dan psikologis
Sikap testee terhadap konsekuensi yang akan didapatkan
B. Perlengkapan Tes
Dalam tes terdapat beberapa perlengkapan yang dibutuhkan, diantaranya:
Buku tes
Lembar jawaban
Stopwatch
Pensil (number-twopencil)
C. Pedoman/Instruksi Tes
Tes 16 PF dapat dilakukan secara individual maupun klasikal (massal), dengan format
paper-and-pencil atau komputer. Tidak terdapat batasan waktu dalam tes ini. Namun,
kebanyakan orang akan menyelesaikannya selama 35-50 menit untuk format paper-and-
pencil, sedangkan untuk format komputer sekitar 25-35 menit. Di dalam buku tes sudah
terdapat instruksi tes, tester dapat memilih untuk membacakannya kepada testee atau
testee membacanya sendiri.
Berikut merupakan gambaran mengenai tata laksana yang harus diberikan bila dengan
format paper-and-pencil:
1. Memberikan lembar tes sesuai dengan form
2. Menginstruksikan testee untuk mengisi lembar identitas
3. Membagikan buku Tes 16 PF kepada testee
4. Membacakan instruksi yang terdapat pada halaman penjelasan di dalam buku soal
kepada testee
5. Tanyakan kepada testee apakah sudah jelas atau belum mengenai tugasnya.
Apabila sudah jelas dapat langsung dilanjutkan dengan mengerjakan tes tetapi bila
testee belum jelas, jelaskan lagi tentang tugas kepada testee.
6. Tekankan pada testee agar jangan ada jawaban yang terlewati, dalam
mengerjakannya jangan terlalu banyak berpikir, dan jangan merasa khawatir
karena tidak ada jawaban yang salah
7. Sebelum dikumpulkan, testee diminta untuk mengecek pekerjaannya – apakah ada
yang belum terjawab, kesalahan menulis identitas atau yang lainnya
8. Tester mengambil buku tes dan lembar jawaban untuk dikumpulkan.
“Kepada saudara sekarang telah dibagikan buku tes. Bukalah buku tes pada halaman
penjelasan. Bacalah dalam hati penjelasan beserta contohnya, dan saya akan
membacakannya dengan keras”
Contoh :
1. Saya terbiasa lambat kalau bangun pagi
a) Ya b) Di antaranya c) Tidak
(benar) (ragu-ragu) (tidak benar)
“Jika tidak bukalah halaman selanjutnya, ambilah alat tulis saudara, kerjakanlah
dengan jujur, jangan ada jawaban yang terlewati. Jangan terlalu banyak berpikir dan
merasa khawatir karena tidak ada jawaban yang salah, dan silahkan MULAI!”
“Baik silahkan simpan buku tes dan lembar jawaban saudara, karena akan segera kami
kumpulkan”
G. INTEPRETASI
Faktor A
(Warmth)
Skor Rendah Skor Tinggi
Bersikapkaku, dingin, keras kepala Bersikap baik hati.
dan menjauh dari orang lain. Tidak suka repot-repot.
Lebih suka bekerja sendiri. Mudah bekerja sama dengan orang
Menyukai pekerjaan yang menuntut lain.
ketepatan.
Sikap hati-hati, tidak ramah dan Perhatian terhadap orang lain.
pendiam. Hatinya lembut, ramah, mudah
Selalu mencela dan kritis. mesesuaikan diri.
Tidak takut dikritik.
Faktor B
(Reasoning)
Skor Rendah Skor Tinggi
Intelegensi rendah. Intelegensi tinggi.
Cenderung lambat dalam Cenderung mudah dalam memahami
mempelajari sesuatu yag baru. dan mengerti ide-ide baru.
Faktor C
(Emotional Stability)
Skor Rendah Skor Tinggi
Cenderung memiliki derajat toleransi Secara emosional matang, stabil dan
frustasi yang rendah. memiliki pandangan yang realistik
Cenderung menghindarkan diri dari terhadap kehidupan.
tuntutan realitas. Tabah dalam menghadapi masalah
Mudah menjadi emosional dan emosional yang sulit.
jengkel. Kekuatan ego tinggi.
Faktor E
(Dominance)
Skor Rendah Skor Tinggi
Cenderung mengalah dan patuh pada Bersikap tegas,berkeyakinan mandiri
orang lain dan memiliki pemikiran yang
Kekuatan ego rendah independen.
Tergantung pada orang lain, rendah Bersikap menguasai dan mengatur
hati, berwatak halus dan pasrah. orang lain.
Merasa cemas terhadap cara-cara Cenderung bermusuhan atau
yang tidak benar. memlemparkan kesalahan pada
Ramah, baik hati dan suka menolong. lingkungan.
Faktor F
(Liveliness)
Skor Rendah Skor Tinggi
Pendiam, bersifat mawasdiri. Periang, bertingkah laku aktif,
Pesimis, terlalu tenang dan berhati- terbuka dan mengesankan.
hati. Sifatnya gembira seolah-olah tidak
Sederhana dan serius. ada yang dipikirkan.
Merasa puas dengan dirinya sendiri. Sering terpilih menjadi pemimpin.
Menyenangkan dan dapat dipercaya. Implusif dan cepat berubah.
Faktor G
(Rule Consciouness)
Skor Rendah Skor Tinggi
Cenderung mudah terombang-ambing Cenderung memiliki karakter yang
dalam mencapai tujuan. cermat.
Kurang semangat dalam berusaha. Gigih, keras hati dan tekun.
Mengabaikan aturan-aturan. Memiliki rasa tanggung jawab yang
Super ego yang lemah. besar.
Saleh dan bermoral, suka bekerja
keras.
Super ego yang kuat.
Faktor H
(Social Boldness)
Skor Rendah Skor Tinggi
Skor rendah (1-3). Berjiwa sosial, pemberani, tidakan
Pemalu, rendah diri, ekspresi diri spontan, berlebihan dalam respon-
terhambat. respon emosional.
Kurang perhatian terhadap Tidak memperhatikan hal-hal kecil.
lingkungan sekitar. Mampu menghadapi situasi
Kurang pergaulan. emosional yang melelahkan.
Faktor I
(Sensitivity)
Skor Rendah Skor Tinggi
Keras hati, percaya diri. Cenderung berhati lembut, suka
Cenderung bersikap praktis, realistik, berkhayal, artistik.
mandiri, bertanggung jawab. Menutup perhatian bantuan orang
Meragukan hal-hal yang subjektif dan lain.
tahayul. Tidak sabaran, tergantung pada
orang lain dan tidak praktis.
Faktor L
(Vigilance)
Skor Rendah Skor Tinggi
Menaruh kepercayaan pada orang Suka berprasangka buruk kepada
lain. orang lain.
Menerima keadaan dan pasrah. Suka bertndak bodoh dan skeptis.
Faktor M
(Sensitivity)
Skor Rendah Skor Tinggi
Praktikal Imaginatif.
Berkenaan dengan orang yang Hidup bebas.
sederhana, biasa dan bersahaja.
Faktor N
(Privatness)
Skor Rendah Skor Tinggi
Jujur dan terus terang. Lihai, cerdik dan tajam dan
Sederhana, rendah hati. diplomatis.
Ikhlas tetapi secara sosial canggung, Halus budipekertinya.
jangkal Secara sosial sadar akan sesuatu.
Faktor O
(Apprehesion)
Skor Rendah Skor Tinggi
Yakin terhadap diriya. Merasa takut, khawatir, prihatin dan
Tenang dan tentram. gelisah.
Aman. Menyalahkan diri sendiri.
Puas dengan dirinya sendiri. Merasa tidak nyaman.
Merasa cemas.
Sukar dan merasa bersalah.
Faktor Q1
(Openness to Change)
Skor Rendah Skor Tinggi
Konservatif dan kuno Bereksperimen dan menyukai hal
Menghormati ide-ide tradisional baru
Tempramen yang kuno Liberal
Berpikir kritis
Radikalism
Faktor Q2
(Self Reliance)
Skor Rendah Skor Tinggi
Bergantung pada kelompok Kecukupan diri, merasa dirinya
Suka menjadi anggota pada suatu cukup
perkumpulan tertentu Banyak akal.
Pengikut Lebih menyukai keputusan diri.
Ketaatan pada kelompok Banyak akal.
Faktor Q3
(Perfectionism)
Skor Rendah Skor Tinggi
Lalai dan lemah Bisa mengendalikan diri yang bagus
Mengikuti kepentingan sendiri Suka mengikuti keinginan dirinya
Sembarangan dan sembrono terhadap Seksama secara emosional dan
aturan-aturan tertentu mengikuti atuan yang berlaku
Kelemahan integrasi dari self- Kekuatan besar terhadap self-
sentiment sentiment
Faktor Q4
(Tension)
Skor Rendah Skor Tinggi
Santai Tegang
Tenang, hening dan sentosa Frustasi
Lamban dan tumpul Mudah bergerak
Tidak frustasi Terlalu lemah
Penyabar Keteganggan energi yang tinggi
Keengganan energi yang rendah