Anda di halaman 1dari 28

lOMoARcPSD|7557611

Makalah 16-PF Questionnaire

Pengantar Psikodiagnostika (Universitas Padjadjaran)

StuDocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by Gitta Annisa Vania Suganda (gitta12001@mail.unpad.ac.id)
lOMoARcPSD|7557611

Tugas Psikodiagnostik I

16 PF — Sixteen Personality Factor Questionnaire

Fakultas Psikologi

Universitas Padjadjaran

2014

Downloaded by Gitta Annisa Vania Suganda (gitta12001@mail.unpad.ac.id)


lOMoARcPSD|7557611

Pengantar

1. Pengertian
16PF atau The Sixteen Personality Factor Questionnaire merupakan salah satu alat ukur
berupa self-report assessment yang mengukur 16 dimensi kepribadian manusia normal yang
banyak digunakan dalam berbagai macam setting yang membutuhkan in-depth assessment
mengenai keseluruhan kepribadian individu yang ingin diukur. Tes 16PF ini merupakan salah
satu jeni tes inventori minat. Yang dimaksud dengan tes inventori ialah merupakan self
report questionnare, untuk menentukan karakteristik-karakteristik kepribadian, minat
(interested), sikap (attitude), dan nila-nilai (value). Chaplin, J.D (2006:260) berpendapat
bahwa inventori merupakan suatu alat yang digunakan untuk menaksir dan menilai ada atau
tidak adanya tingkah laku, minat, sikap tertentu dan seterusnya, biasanya inventori ini
berbentuk daftar pernyataan yang harus dijawab.
Penciptanya, Raymond B. Cattell, mengembangkan 16PF ini bukan karena rasa
ketertarikannya pada suatu hal, melainkan murni karena ingin mengetahui struktur dasar
elemen kepribadian melalui metode ilmiah. Oleh karena itu, tes ini memiliki sejarah
penelitian empiris yang cukup panjang, yang berkaitan erat dengan teori mengenai
individual differences dan terbukti berguna dalam memahami berbagai perilaku penting.
Sejak publikasi pertamanya pada tahun 1949, tes 16PF telah mengalami revisi sebanyak
empat kali, yaitu pada tahun 1956, 1962, 1968, dan yang terakhir ialah 16PF edisi kelima
pada tahun 1993. Selain itu diteliti pula struktur kepribadian untuk mereka yang lebih muda,
yang akhirnya menghasilkan bentuk tes 16PF khusus untuk anak-anak dan remaja yaitu High
School Personality Questionnaire (HSPQ) (Cattell, M. Cattell, & Johns, 1984), Children’s
Personality Questionnaire (CPQ) (Porter & Cattell, 1975), dan Early School Personality
Questionnaire (ESPQ). Selanjutnya, HSPQ sendiri mengalami pembaruan yang direvisi
menjadi 16PF Adolescent Personality Questionnaire (Schuerger, 2001), pembaruan tersebut
meliputi bagian baru berupa pertanyaan mengenai minat pada karier (carier interest) dan
pertanyaan langsung mengenai masalah dalam hidup.

1.1 Spesifikasi
Dari beberapa penelitian ditemukan bahwa 16PF ini berada pada posisi 5 teratas jenis
tes yang paling umum digunakan untuk mengukur kepribadian normal, baik secara praktis
maupun pada riset-riset penelitian. Penggunaannya pun telah tersebar secara global, terlihat
dari alatnya yang telah diadaptasi ke lebih dari 35 bahasa di dunia

Downloaded by Gitta Annisa Vania Suganda (gitta12001@mail.unpad.ac.id)


lOMoARcPSD|7557611

1.1.1 Tujuan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tes 16PF ini digunakan untuk
mengukur kepribadian normal seseorang (bukan psikopatologi). Walaupun
begitu, jenis tes ini juga sering digunakan dalam bidang konseling dan klinis
karena kemampuannya dalam memberikan gambaran yang menyeluruh dan
mendalam pada seseorang.
Selain itu, PF16 ini pun dapat memfasilitasi dialog antara psikolog dan klien
yang dapat meningkatkan self-awareness dan memberikan rasa aman, nyaman,
serta sense of partnership pada klien terhadap psikolognya. Mengapa? Hal ini
dikarenakan jenis tes ini yang meliputi aspek umum yang sering dialami sehari-
hari, sehingga seorang profesional seperti psikolog sekalipun dapat berbagi hasil
tes ini secara terbuka dengan kliennya.
Tes ini pun dapat menjadi sumber informasi yang objektif, komprehensif,
dan efisien dalam bidang pekerjaan dan karier, meliputi career development and
career counseling, employee selection, promotion, dan lainnya. Juga dapat
digunakan dalam berbagai setting atau bidang lain, seperti pendidikan, psikologi
olahraga, pelatihan militer, dan perawatan medis.

1.1.2 Partisipan
Secara Umum, Sixteen Personality Factors Questionnaire dapat digunakan
oleh partisipan yang telah berusia lebih dari 16 tahun dan bisa diikuti mereka
dari berbagai bidang atau latar belakang profesi. Sedangkan untuk mereka yang
berusia di bawah 16 tahun, bisa mengikuti rangkaian tes yang merupakan
modifikasi dari 16PF berikut:
o 16PF Adolescent Personality (HSPQ) : Usia 12-18 tahun
o Children’s Personality Questionnaire (CPQ) : Usia 8-12 tahun
o Early School Personality Questionnaire (ESPQ) : Usia 6-8 tahun

1.1.3 Format
16PF ini terdiri dari beberapa bentuk tes, yaitu:
 Form A paralel dengan B untuk Usia mulai 16 tahun, pendidikan
akademis dengan jumlah soal 187 butir

Downloaded by Gitta Annisa Vania Suganda (gitta12001@mail.unpad.ac.id)


lOMoARcPSD|7557611

 Form C paralel dengan D untuk usia 16 tahun ke atas, untuk pekerja,


karyawan perusahaan, orang dewasa normal dan orang-orang yang
berpendidikan formal.
 Form E paralel dengan F adalah untuk individu yang mengalami
kesukaran atau hambatan di dalam pendidikan dan membaca.
 High School Personality Questionnaire (HSPQ)
 Children Personality Questionnaire (CPQ)
 Early School Personality Questionnaire (ESPQ)
 Clinical Analysis Questionnaire (CAQ)

The Sixteen Personality Factor Questionnaire terdiri dari 16 dimensi


traits atau yang disebut sebagai primary scales, yang meliputi :

 Warmth (A)  Vigilance (L)


 Reasoning (B)  Abstractedness (M)
 Emotional Stability (C)  Privateness (N)
 Dominance (E)  Apprehension (O)
 Liveliness (F)  Openness to Change
 Rule-Consciousness (Q1)
(G)  Self-Reliance (Q2)
 Social Boldness (H)  Perfectionism (Q3)
 Sensitivity (I)  Tension (Q4)

Downloaded by Gitta Annisa Vania Suganda (gitta12001@mail.unpad.ac.id)


lOMoARcPSD|7557611

The 16PF Structure and the Original Big Five

Tes 16PF merupakan model hierarki dan multi-level (Cattell, 1946). Ketika
primary traits yang telah disebutkan sebelumnya telah di analisis faktor, muncullah
“second-order” atau “global” traits yang menjelaskan kepribadian pada level yang
lebih luas. Global Sales terdiri dari :

 Extraversion
 Anxiety
 Tough-Mindedness
 Independence
 Self Control

Global Factors ini membantu memperlihatkan derajat hubungan antara 16


primary scales yang telah disebutkan sebelumnya. Berikut ialah hubungan antara
primary scales dengan global scales :

Downloaded by Gitta Annisa Vania Suganda (gitta12001@mail.unpad.ac.id)


lOMoARcPSD|7557611

Sejarah

Sejarah dari perkembangan 16-PF Quisioner ini hampir sejalan dengan seluruh
sejarah perkembangan pengukuran objektif kepribadian. Tes kepribadian 16 faktor
merupakan karya adaptasi dari sixteen personality factor questionnaire berdasarkan riset
factorial yang diciptakan oleh Raymond B. Cattel. Instrumennya berkembang dari perspektif
unik tentang penyelidikan ilmiah yang mencoba mencari struktur dasar elemen-elemen
kepribadian.

Penelitian kepribadian Raymond Cattel berdasar pada latar belakangnya yang kuat di
bidang fisika, lahir pada tahun 1905; ia melihat sendiri secara langsung penemuan-
penemuan ilmu pengetahuan yang menakjubkan, mulai dari penemuan listrik dan telepon,
pesawat, dan obat-obatan. Ia ingin mengaplikasikan metode ilmiah ini pada domain
kepribadian manusia yang belum terpetakan dengan tujuan menemukan elemen-elemen
dasar dari kepibadian (seperti halnya elemen-elemen dasar di dunia fisika yang ditemukan
dan terorganisir ke dalam tabel periodik). Ia percaya bahwa karakteristik-karakteristik
manusia seperti kreativitas, otoritarianisme, altruisme, keterampilan kepemimpinan dapat
diprediksi melalui traits kepribadian dasar tersebut (seperti halnya air yang merupakan
gabungan dari unsur dasar hidrogen dan oksigen)

Untuk kemajuan bidang psikologi sebagai ilmu, Cattel merasa ia juga membutuhkan
teknik pengukuran dasar untuk mengukur kepribadian. Dengan demikian, melalui analisis
faktor - alat ukur baru yang kuat untuk mengidentifikasi dasar dari dimensi di balik
fenomena yang kompleks - Cattell percaya dimensi dasar kepribadian tersebut dapat
ditemukan dan kemudian diukur. Selama beberapa dekade, Cattel dan kolega-koleganya
melaksanakan program yang komprehensif, melakukan penelitian internasional mencari
secara terperinci, penelitian berbasis pemetaan kepribadian orang normal dengan
mengumpulkan 4000 sifat manusia yang kemudian di ringkas menjadi 200 sifat dengan
mengelompokkan sifat yang mirip. Menggunakan metode kluster, 200 sifat itu
dikelompokkan menjadi 35 sifat yang terbagi menjadi dua kelompok, 23 sifat populasi
normal dan 12 sifat populasi berdimensi patologis. Sesudah dilakukan analisis faktor
terhadap 23 sifat primer dari populasi normal, ditentukan 16 sifat primer yang satu dengan
lainnya berdiri sendiri. Sifat primer ini dinamakan faktor primer yang kemudian menjadi
dasar dalam pengembangan instrument pengukuran kepribadian yang dikenal sebagai 16
personality factor questionnaire.

Downloaded by Gitta Annisa Vania Suganda (gitta12001@mail.unpad.ac.id)


lOMoARcPSD|7557611

Mereka secara sistematis mengukur peluang-peluang besar terciptanya dimensi


kepribadian. Mereka mempelajari ciri dalam populasi yang beragam, menggunakan tiga
metodologi yang berbeda: observasi alam, perilaku hidup in-situ atau L-data (mis. nilai
akademik, jumlah kecelakaan lalu lintas, atau kontak sosial); kuesioner atau Q-data dari
domain self-report; dan perilaku obyektif yang diukur dalam standar; pengaturan
eksperimental atau T-data (misalnya jumlah solusi orisinil untuk masalah yang diajukan,
tanggapan terhadap frustrasi).

Sejak dipublikasikan pertama kali tahun 1949, tes ini telah mengalami empat kali
revisi. Revisi yang terbaru adalah 16PF edisi kelima pada tahun 1993. hasilnya instrumen
menjadi lebih pendek, lebih sederhana dengan mengganti susunan bahasanya, format
jawaban lebih terstandardisasi, dan dapat ditinjau dari jenis kelamin, budaya, etnik bias dan
ADA (Americans With Disabilities Act). Juga karakteristik psikometri ditingkatkan, scoring
secara manual lebih mudah dan hasilnya dapat dilaporkan dengan menggunakan berbagai
bahasa yang berbeda dengan menggunakan norma lokal, serta standardisasi dilakukan pada
10.000 orang responden.

Perkembangan 16 PF Questionnaire :

 Tahun 1930an : Cattell bekerja sama dengan Spearman dalam pengembangan metode analisis faktor
untuk kepentingan studi mengenai struktur kemampuan manusia
 Tahun 1940an : Cattell memulai program komprehensif penelitian, menggunakan analisis faktor untuk
mengidentifikasi elemen dasar kepribadian
 1949 : Pertama kali dipublikasikannya 16 PF Questionairre di Amerika Serikat
 1952 : Pertama kali dipublikasikannya 16 PF Questionairre di Inggris
 1953 : Pertama kali dipublikasikannya High School Personality Questionairre
 1956 : Publikasi dari 16 PF edisi kedua
 1959 : Pertama kali dipubikasikannya Children’s Personality Questionairre
 1962 : Pertama kali dipublikasikannya 16 PF edisi ketiga
 1965 : Pertama kali diperkenalkannya computer scoring
 1968 : Pertama kali dipublikasikannya 16 PF edisi keempat
 1972 : Publikasi hasil interpretasi secara komputerisasi pertama
 1980 : Uji terjemahan melebihi 35 bahasa di seluruh dunia
 1992 : Computer scoring dengan menggunakan software Onsite
 1993 : Pertama kali dipublikasikannya 16 PF edisi kelima
 1999 : Dipublikasikannya administrasi serta skoring dan hasil interpretasi terkomputerisasi secara
online (NetAsses)
 1999 : Pertama kali dipublikasikannya 16PF Select Questionnaire

Downloaded by Gitta Annisa Vania Suganda (gitta12001@mail.unpad.ac.id)


lOMoARcPSD|7557611

 2000 : Standarisasi kembali 16PF edisi kelima dengan lebih dari 10.000 partisipan
 2001 : Administrasi serta skoring dan hasil interpretasi terkomputerisasi secara online menjadi
tersedia dalam berbagai pilihan bahasa (16PFworld.com)
 2001 : Publikasi dari 16 PF Adolescent Personality Questionnaire ( APQ, revisi dari HSPQ)

Rasionalisasi

Tes 16PF bertujuan untuk mengevaluasi kepribadian dalam hal sifat dan kualitas
individu, memberikan informasi tentang gaya dan perilaku seseorang dalam berbagai situasi,
mengungkapkan potensi serta indikasi kemungkinan kebutuhan perkembangan individu
yang bersangkutan. Karena latar belakang ilmiah yang kuat , alat ukur 16PF ini digunakan
dalam berbagai berbagai pengaturan , termasuk bidang industri / organisasi , konseling dan
klinis , dasar penelitian , bidang pendidikan , dan pengaturan medis .

Alat ukur 16PF merupakan suatu tes yang bersifat komprehensif , informasi yang
dihasilkan bersifat objektif sehingga membuatnya menjadi alat yang sangat
direkomendasikan untuk industri / aplikasi organisasi, sebagai contoh seleksi karyawan ,
promosi , pengembangan, pembinaan. Karena karakteristik kepribadian telah dikaitkan
dengan kinerja dan kepuasan dalam peran kerja oleh sejumlah studi psikologis. Kepuasan
kerja yang lebih besar dan kinerja yang optimal dapat terjadi ketika bidang pekerjaan cocok
untuk karakter masing – masing karyawan. Tes ini juga banyak digunakan dalam pengaturan
konseling karir. Tes ini berguna dalam bidang – bidang yang membutuhkan penggambaran
kepribadian seseorang secara global dan menyeluruh.

 Secara garis besar fungsi tes ini merupakan :

 Pengembangan manajemen  Meningkatkan komunikasi


 Pengembangan pribadi dan menyelesaikan konflik
 wAccelerated coaching &
development
 Managing change more
effectively
 Pengembangan professional
 Pengembangan
kepemimpinan

Downloaded by Gitta Annisa Vania Suganda (gitta12001@mail.unpad.ac.id)


lOMoARcPSD|7557611

 Team building &


pengembangan
 Meningkatkan produktivitas
 Meningkatkan kepuasan kerja

1. Skala yang diukur pada 16 Personality Factor Questionnaire :


a. 5 skala global
b. 16 skala primer
c. Interaksi antar skala
d. Bentuk Response atau validitas indeks

Deskripsi skala tersebut didasarkan pada klinis, konsultasi, dan penelitian


pengalaman penulis dari sumber buku , dan mereka juga menggabungkan informasi dari
penulis lainnya. Berikut tabel yang menggambarkan masing – masing skala :

Downloaded by Gitta Annisa Vania Suganda (gitta12001@mail.unpad.ac.id)


lOMoARcPSD|7557611

 Untuk penjelasan mengenai 16 skala primer menurut Raymond Catell, yaitu :


Sifat yang menunjukkan keramahan terhadap orang lain dan kesediaan
Warmth
untuk berpartisipasi
Intelligence Berkaitan dengan kemampuan kognitif dan kecerdasan
Emotional Sifat yang berhubungan dengan pengendalian emosi dan kedewasaan,
Stability apakah mereka mudah marah atau tidak.
Dominance Berkaitan terhadap ketegasan dan keyakinan terhadap diri sendiri
Sifat yang berhubungan dengan kegembiraan, kebebasan dan
Impulsivity
keterbukaan
Sifat yang berhubungan dengan rasa tanggung jawab, ketekunan,
Conformity
kecermatan dan sikap moralitas
Sifat yang berhubungan dengan rasa tanggung jawab, ketekunan,
Boldness
kecermatan dan sikap moralitas
Sensitivity Berkaitan dengan kepekaan perasaan, ketergantungan dan khayalan
Berkaitan dengan kecurigaan dan kesulitan penyesuaian diri terhadap
Suspiciousness
lingkungan disekitarnya
Imagination Berhubungan dengan imajinasi, kreasi, semangat dan cita-cita
Shrewdness Kecerdasan, kesadaran sosial dan kelancaran
Insecurity Pesimisme dan kegelisahan
Radicalism Modernisasi, inovasi, liberalisme
Self-Sufficiency Kepercayaan diri dan ketergantungan kepada kelompok
Self-Discipline Harga diri, kedisiplinan, keteguhan pendirian
Tension Ketegangan emosi, kelelahan dan frustrasi

Downloaded by Gitta Annisa Vania Suganda (gitta12001@mail.unpad.ac.id)


lOMoARcPSD|7557611

Administrasi Tes

1. Persiapan Tes

a. Menyiapkan buku soal Tes 16PF


b. Menyiapkan lembar jawaban Tes 16 PF
c. Menyiapkan stopwatch untuk menghitung waktu pengerjaan
d. Menyiapkan alat tulis
2. Tata Laksana tes
1) Memberikan lembar tes sesuai dengan form-nya
2) Menginstruksikan testee untuk mengisi lembar identitas
3) Membagikan buku Tes 16PF kepada testee
4) Membacakan Instruksi yang terdapat pada halaman penjelasan di dalam buku soal
kepada testee
5) Menanyakan kepada testee apakah sudah jelas atau belum mengenai tugasnya.
Apabila sudah jelas dapat langsung dilanjutkan dengan mengerjakan tes tetapi bila
testee belum jelas, jelaskan lagi tentang tugas testee
6) Tekankan pada testee agar jangan ada jawaban yang terlewati, tidak ada jawaban
yang salah, dan dalam mengerjakannya jangan terlalu banyak berpikir.
7) Sebelum dikumpulkan, testee diminta untuk mengecek pekerjaannya – apakah ada
yang belum terjawab, kesalahan menulis identitas atau yang lainnya.
8) Tester mengambil buku tes dan lembar jawaban untuk dikumpulkan

Kuesioner PF-16 cocok untuk berbagai klien, termasuk kebanyakan orang dewasa,
dari yang berusia 16 tahun atau lebih tua. Tes ini dapat diberikan secara individu atau
kelompok dalam paper-and-pencil atau format computer.

Tes ini terdiri dari item-item yang menanyakan tentang preferensi personal, minat,
perilaku, dan pendapat. Item kepribadian memiliki tiga pilihan respon, dan respon tengah
selalu merupakan pertanyaan. Tes diakhiri dengan bagian pendek yang terdiri dari item yang
mengukur kemampuan.

Tes ini tidak memiliki batasan waktu. Kebanyakan orang menyelesaikan tes yang
berformat paper-and-pencil pada 35-50 menit, dan pada kondisi yang biasa, sekitar 80%
pengambil tes selesai pada waktu 40 menit. Administrasi dengan komputer mengambil
waktu yang lebih singkat, secara umum waktu penyelesaiannya sekitar 25-35 menit.

Downloaded by Gitta Annisa Vania Suganda (gitta12001@mail.unpad.ac.id)


lOMoARcPSD|7557611

 Paper and pencil Administration


Barang-barang yang minimal dipersiapkan untuk pengerjaan tes PF-16 dalam format
paper-and-pencil adalah :
 Tes booklet
 Lembar jawaban
 Pensil

Penggunaan pensil dibutuhkan apabila lembar jawaban akan di skor melalui


komputer. Administrasi paper-and-pencil dari PF-16 melibatkan pengawasan yang sedikit
aktif. Karena instruksi tercantum dalam tes booklet, administrator dapat memilih untuk
membacakan instruksi atau mereka dapat meminta pengambil tes untuk membaca sendiri
instruksinya, dan menjawab pertanyaan sesuai kebutuhan. Ketika tes, administrator harus
memastikan pengambil tes menjawaban secara tepat dan tidak melewatkan item yang ada.

 Computer Administration
Kuesioner PF-16 dapat diberikan pada komputer pribadi, baik dengan koneksi ke
Internet atau melalui software yang tersedia dari tes publisher. Kedua format dapat
langsung mencetak tes dan menghasilkan laporan. Fitur client-friendly termasuk soal latihan,
administrasi item, rutinitas yang memungkinkan pengambil tes untuk mengubah jawaban
mereka sebelumnya, dan pilihan "test interrupt dan resume"

The Testing Environment

Rapport (hubungan) dengan pengambil tes selalu penting dalam uji kepribadian,
karena dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kemungkinan memperoleh hasil yang
valid dan berguna. Mengobrol sejenak mengenai pengalam tes dapat membuat perbedaan
dalam pendekatan klien untuk menguji. Dalam situasi seperti itu, kata-kata dapat menjadi
hal penting.

Berikut beberapa komentar pada tes dan saran untuk pengambil tes yang dapat
membantu untuk mengurangi ketidakpastian mereka dan mendorong mereka untuk
memberikan hasil yang maksimal :

 Sebagian besar pertanyaan pada tes bertanya tentang perasaan saudara, sikap, atau
perilaku; tidak ada jawaban yang benar dan salah .

Downloaded by Gitta Annisa Vania Suganda (gitta12001@mail.unpad.ac.id)


lOMoARcPSD|7557611

 Banyak orang mengatakan bahwa mereka belajar banyak tentang diri mereka sendiri
dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dan menggunakan jawaban mereka
dibandingkan dengan orang lain .
 Sangat disarankan kepada saudara untuk memberikan jawaban saudara ketahui terlebih
dahulu , tanpa banyak berpikir atau menebak-nebak sendiri .
 Cobalah untuk menghindari jawaban tengah (b), dan konsisten dengan (a) atau (c) karena
memberikan gambaran yang lebih jelas dari kualitas saudara, tetapi dimohon untuk tidak
terlalu lama untuk mengambil keputusan; jika saudara benar-benar tidak bisa memutuskan ,
silakan memilih (b).
 Tidak ada jawaban benar atau salah , kecuali untuk 15 pertanyaan khusus pada bagian akhir
yang memang memiliki jawaban yang benar .
 (Dalam konteks assessment) Cobalah untuk jujur mengenai kelebihan dan kekurangan
saudara. Jika saudara terlalu banyak melebih-lebihkan atau merendah, hasil tes yang
muncul akan sulit untuk dijelaskan.

Downloaded by Gitta Annisa Vania Suganda (gitta12001@mail.unpad.ac.id)


lOMoARcPSD|7557611

Skoring dan Interpretasi Tes

1. Skoring
Untuk scoring tes 16 PF ini terbagi menjadi dua, yaitu hand scoring dan computer
scoring.
1.1. Hand Scoring
Hand scoring tes ini cukup sederhana dan cepat. Hal-hal yang dibutuhkan untuk
hand score mengikutsertakan 4 tipe kunci jawaban, tabel norma, dan form lembar
jawaban individual. Sebelum melakukan skoring, tiap lembar jawaban harus di cek
terlebih dahulu untuk meyakinkan bahwa testee telah menjawab semua item dan hanya
memberi 1 jawaban dari tiap itemnya. Raw score didapatkan dari pengoreksian kunci
jawaban terhadap jawaban testee dan menghitung jumlah item yang sudah ditandai
ditiap skala jika jawaban-jawaban tersebut muncul melalui lubang yang ada pada kunci
jawabannya. Raw scores kemudian ditransformasikan menjadi standard score melalui
tabel norma. Menurut mereka yang telah berpengalaman dalam melakukan
penskoringan, proses skoring ini membutuhkan waktu 6 hingga 7 menit.
1.2 Computer Scoring
Lembar jawaban dari pengetesan 16 PF ini bisa saja dikirimkan lewat email ataupun
faks kepada tester atau mereka melakukan penskoringan pada computer mereka
melalui internet atau software. Computer scoring menambahkan kemampuan untuk
mendapatkan rentang interpretasi terhadap jawaban dari testee, termasuk nilai
tambahan dan informasi yang dapat memperkaya interpretasi tes. Penyedia tes
menawarkan beberapa laporan interpretasi yang dapat dihasilkan dari kuesioner 16 PF
edisi kelima. Beberapa laporan ini cocok untuk diaplikasikan secara luas, sedangkan yang
lainnya berfokus kepada tujuannya (misalnya untuk industry-organisasi, peningkatan
karir, peningkatan kemampuan memimpian, penggunaan klinis, penggunaan konseling
dll). Laporan-laporan ini kemudian dideskripsikan pada administrasi apendik online dan
melakukan penskoringan secara online melalui NetAssess, tested mengakses test ini
melalui kode masuk. Setelah melengkapinya, kemudian dilakukan penskoringan
terhadap hasil tersebut, dan hasilnya akan diberikan kepada professional pada bidang ini
melalui email. Untuk tes 16 PF yang memiliki lebih dari satu bahasa secara online dapat
diakses pada 16PFworld.com, dimana kita bisa mengakses tes lebih dari selusin bahasa
yang berbeda termasuk penskoringan dan tabel norma yang ada serta laporan naratif.

Downloaded by Gitta Annisa Vania Suganda (gitta12001@mail.unpad.ac.id)


lOMoARcPSD|7557611

Score Reporting on The Sten Scale


Skor pada tes kemudian ditampilkan pada 10 poin skala disebut ‘sten’ atau
‘standard-ten scale’, dengan mean 5.5 dan standar deviasi 2. Skor-skor ini didasarkan pada
norma yang representative dan yang terbaru. sampel standardisasi yang sebelumnya
dikeluarkan pada tahun 2002 dan memiliki data lebih dari 10.000 orang yang
merepresentasikan 2000 orang yang disensus terhadap seks, ras dan usia. Seperti yang
diilustrasikan dari figure 2.1 seorang yang memiliki nilai 4 berada pada persentil ke 23, dan
yang memiliki skor 7 berada pada persentil ke 77. Secara tradisional, dalam melakukan
interpretasi terhadap skor individual, skor yang berada dibawah angka 4 dipertimbangkan
sebagai skor yang rendah dan skor yang berada di atas angka 7 dipertimbangkan sebagai
skor yang tinggi. Beberapa professional mengatakan bahwa skor 4 termasuk dalam kriteria

cukup rendah dan skor 7 cukup tinggi. Skala-skala ini memiliki dua kutub, dan walaupun
mereka didesain untuk kriteria rendah dan tinggi, skor yang paling tinggi tidak seharusnya
dipertimbangkan sebagai nilai yang baik dan nilai yang terendah juga tidak seharusnya
dipertimbangkan sebagai nilai yang buruk. Salah satu cara yang lebih disukai untuk
mengindikasikan apakah suatu skor tinggi atau rendah adalah dengan mengikutsertakan
tanda + dan – setelah huruf skala. Misalnya mereka yang memiliki nilai tinggi, huruf skala
akan diikuti dengan tanda + (e.g., A+) begitupun dengan nilai yang rendah (e.g., A-). Jika
kedua skor secara bersamaan memiliki siginifikansi sebagai hasil yang benar dari kombinasi-
kombinasi skor yang ada, mereka diindikasikan dengan huruf-huruf untuk skalanya, dimana
masing-masing juga diikuti tanda + atau -. Misalnya pola umum yang ada ialah ketika testee
memiliki skor yang tingg pada Warmth (A) dan skor yang rendah pada Self-Reliance (Q2).
Maka pola yang terjadia akan seperti ini A+, Q2-.

Downloaded by Gitta Annisa Vania Suganda (gitta12001@mail.unpad.ac.id)


lOMoARcPSD|7557611

2. Interpretasi
Interpretasi terhadap skor merupakan hal yang penting untuk seorang interpreter untuk
menjadi terbiasa dengan arti dari skala global dan utama dari 16 PF. Secara khusus,
pemahaman dari setiap skala utama yang ada dan bagaimana skala utama tersebut
berkombinasi untuk membuat skala global adalah pengetahuan yang utama untuk
menginterpretasikan test. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa skala 16 PF menggunakan
distribusi sten. Skornya memiliki rentang 1-10 dan memiliki mean 5.5 dengan standar deviasi
2. Semakin jauh skor dari mean 5.5 dan standar deviasi 2, semakin ekstrim skor mereka dan
semakin bisa memengaruhi perilaku testee. Menurut aturan jempol (thumb) skor 8-10
dikategorikan tinggi dan skor 1-3 dikateogrikan rendah. Sten 4 secara umum dikategorikan
cukup rendah (low average) dan sten 7 dikategorikan cukup tinggi (high average) sedangkan
skor 5 dan 6 dikategorikan sedang dan terletak pada persentil ke 31 sampai ke 69.
Skala-skala yang ada dalam primary scales akan di analisis faktor dan menghasilkan
Global scales. Global scales yang muncul dari analisis faktor antara primary traits bersifat
luas dan menyeluruh. Setiap skala pada global scales ini terbentuk dari empat atau lima
primary traits, sehingga setiap skala tersebut akan didefinisikan dan bergantung primary
traits yang menyusunnya. Global scales lebih dapat dipercaya, akurat, dan lebih kuat
daripada primary scales. Namun sayangnya, karena skala-skala ini cukup luas maknanya,
maka skala-skala ini tidak menyampaikan informasi secara detail mengenai perbedaan kecil
yang cukup penting dari kepribadian unik seorang individu. Berikut interpretasi kelima skala
tersebut :
 Extraversion/Introversion
o Didefinisikan melalui primary scales berikut :
 Warmth (A+), hangat
 Liveliness (F+), bersemangat
 Social Boldness (H+), outgoing
 Privateness (N-), self-disclosing
 Self-Reliance (Q2-), orientasi kelompok
o High Score (Extraversion)
Cenderung people-oriented dan terus mencoba berinteraksi
dengan orang lain. Menurut Lord (1997), Extraversion ini
mengindikasikan derajat dimana seorang individu senang
berada disekitar orang lain, ingin diperhatikan orang lain, dan

Downloaded by Gitta Annisa Vania Suganda (gitta12001@mail.unpad.ac.id)


lOMoARcPSD|7557611

mencurahkan energinya untuk memulai dan mempertahankan


hubungan sosial.
o Low Score (Introversion)
Cenderung kurang outgoing dan supel, lebih memilih untuk
menghabiskan waktu sendiri daripada dengan adanya kehadiran
orang lain. Mereka seringkali menunjukkan kemandirian dalam
berpikir dan self-restraint, dan mereka pun cenderung berpikir
dengan hati-hati dan objektif.
 Anxiety
o Secara umum menggambarkan internal level of comfort and
discomfort
o Meliputi komponen primary scales berikut :
 Emotional Stability (C-), karena dalam bentuk negatif
berarti Emotionally reactive
 Vigilance (L+), curiga pada motif orang lain
 Apprehension (O+), cemas dan merasa tidak aman
 Tension (Q4+)
o High score (Anxiety):
Merasa cemas, tertekan, self-critical, distress, terasing dari
orang lain, atau overwhelmed.
o Low Score :
Cenderung tenang, percaya diri, nyaman, dan relaks. Walaupun
sifat tersebut mungkin terlihat sebagai pernyataan yang
diharapkan, ini mungkin mengindikasi kecenderungan untuk
meremehkan perasaan, pengalaman atau kondisi negatif. Jika
terlampau rendah bisa saja menjadi self-satisfied atau
menyangkal masalah mereka sendiri, “people may consciously
or unconsciously deny that they have any problems.”

 Tough-Mindedness/Receptivity
o Menyediakan informasi mengenai cara seseorang memahami
dunia atau yang biasa disebut sebagai information processing
style
o Meliputi :
 Warmth (A-), berarti tipikal seseorang yang tidak
tertarik dengan orang lain
 Sensitivity (I-), memiliki pendekatan faktual dan tidak
sentimentil pada hidup
 Abstractedness (M-), fokus pada yang praktis dan
konkret
 Openness to Change (Q1-), mengatur segala sesuatu
dengan caranya sendiri
o High Score (Tough-Mindedness) :
Cenderung memahami dunia secara konkret, logis, tidak
sentimentil. Mereka cenderung keras kepala dan tidak tertarik

Downloaded by Gitta Annisa Vania Suganda (gitta12001@mail.unpad.ac.id)


lOMoARcPSD|7557611

dengan isu-isu teoritis ataupun ide-ide baru. Memberi perhatian


pada aspek situasi yang praktis dengan nilai yang realistis dan
solusi yang sederhana (Russel and Karol, 2002). Jika terlampau
tinggi akan menjadi tidak fleksibel.
o Low Score (Receptive) :
Cenderung sensitif dan intuitif dalam berhubungan dengan
orang lain dan tertarik pada ide-ide dan pengalaman baru.
 Independence/Accomodation
o Meliputi :
 Dominance (E+), asertif dan suka mempengaruhi orang
 Social Boldness (H+), petualang dan tidak takut untuk
mendekati orang dan situasi baru
 Vigilance (L+), waspada dan berpikir dengan hati-hati
pada motif orang lain
 Opennes to Change (Q1+), mempunyai originalitas dan
inovasi ide
o High Score (Independence):
Asertif, kompetitif, dan sukses dalam menemui tantangan
baru. Cenderung self-directed, bahkan sampai pada titik ingin
mencoba merubah dunia agar sesuai dengan dirinya daripada
mencoba beradaptasi dengan orang lain.
o Low Score (Accomodation):
Kooperatif, patuh, mudah percaya orang lain.Cenderung
untuk berada di belakang orang lain dan membiarkan tanggung
jawab dipegang orang lain. Dalam konteks sosial, seringkali
malu, tidak asertif, dan mudah dipengaruhi orang lain.
 Self-Control
o Meliputi :
 Rule-Consciousness (G+), mengikuti aturan yang
diterima
 Perfectionism (Q3+), membuktikan self-discipline dan
terorganisasi
 Liveliness (F-), berhati-hati daripada fun loving
 Abstractedness (M-), fokus pada isu praktis
o High Score :
Self-discipline. Cenderung berkaitan dengan harapan sosial.
Ingat pada aturan dan standar umum moral. Mereka cenderung
mempunyai internalisasi yang kuat pada sense of right and
wrong.
o Low Score :
Cenderung tidak sesuai, santai pada aturan dan standar yang
ada, spontan, dan tidak dapat dipercaya.

2.1 Strategi Interpretasi

Downloaded by Gitta Annisa Vania Suganda (gitta12001@mail.unpad.ac.id)


lOMoARcPSD|7557611

Walaupun tes 16 PF untuk pemula terlihat menakutkan, tetapi strategi


interpretasi skor dapat menurunkan kompleksitasnya. Strategi interpretasi yang
umum meliputi 6 langkah. Keenam langkah tersebut adalah :
1. Mempertimbang konteks dari asesmen
2. Mengevaluasi indeks dari jenis respon
3. Mengevaluasi skor skala global
4. Mengevaluasi skala utama dari konteks global
5. Mempertimbangkan interaksi antar skala, prediksi hasil, isi laporan interpretasi
dan profil perbandingan.
6. Mengintegrasikan semua informasi dengan pertanyaan asesmen

Downloaded by Gitta Annisa Vania Suganda (gitta12001@mail.unpad.ac.id)


lOMoARcPSD|7557611

2.2 Indeks jenis respon

Downloaded by Gitta Annisa Vania Suganda (gitta12001@mail.unpad.ac.id)


lOMoARcPSD|7557611

Downloaded by Gitta Annisa Vania Suganda (gitta12001@mail.unpad.ac.id)


lOMoARcPSD|7557611

Kelebihan dan Kekurangan

1. Kelebihan
o Tes PF-16 ini termasuk tes yang sederhana untuk mengungkap kepribadian
seseorang
o Selain itu tes 16 PF merupakan sebuah alat ukur yang komprehensif dalam menilai
kepribadian seseorang. Tes ini dapat diterapkan dan digunakan pada semua seting
dimana dibutuhkan penggambaran kepribadian orang secara global dan menyeluruh
o Tes ini dapat mengungkap “Motivational Distortion” atau kesungguhan testee dalam
mengerjakan tes
o Hasil dari penelitian ilmiah tentang kepribadian dan teori-teorinya
o Tes 16PF revisi terbaru sudah terbebas dari gender bias, race bias, dan culture bias
o Durasi pengetesan yang singkat. Paper pencil membutuhkan waktu 30-50 menit dan
jika mengunakan komputer membutuhkan waktu 25-35 menit
o Administrasi tes dapat dilakukan dengan menggunakan paper pencil maupun
computerized

2. Kekurangan

o Ada kecenderungan partisipan untuk memalsukan jawaban dari kuesioner sehingga


berbahaya dalam penggunaan dalam seleksi
o Partisipan bisa saja memaknakan soal tes secara berbeda
o Tidak semua bagian tes dapat discoring secara computerized, sehingga harus
dilakukan secara manual.

Downloaded by Gitta Annisa Vania Suganda (gitta12001@mail.unpad.ac.id)


lOMoARcPSD|7557611

Etika

Terdapat prinsip umum dalam praktek psikologi menurut American Psychological


Association (APA), yang meski bukan merupakan kewajiban, bertujuan menginspirasi dan
mengarahkan psikolog ke ide etika tertinggi profesi ini. Prinsip umum tersebut antara lain:

1) Beneficence and Nonmaleficence (Kemurahan Hati dan Tidak Mencelakakan)


Psikolog berusaha untung memberi keuntungan bagi orang yang bekerja dengannya dan
berusaha untuk tidak menciptakan hal yang merugikan atau membahayakan.
2) Fidelity and Responsibility (Kesetiaan dan Tanggung Jawab)
Psikolog membangun hubungan dengan landasan kepercayaan, dan psikolog sadar akan
tanggung jawab yang dimilikinya, baik tanggung jawab profesi maupun tanggung jawab
keilmuan, pada masyarakat.
3) Integrity (Integritas)
Psikolog berusaha memunculkan keakuratan, kejujuran, dan kebenaran dalam praktek
psikologi, begitupun dalam mengajar dan dalam keilmuannya.
4) Justice (Keadilan)
Psikolog menyadari bahwa keadilan merupakan hal yang berhak didapatkan semua orang dari
ilmu psikologi, dan bahwa semua orang berhak mendapat pelayanan dan prosedur psikologi
dengan kualitas yang sama.
5) Respect for People’s Right and Dignity (Penghargaan akan Hak dan Harga Diri Manusia)
Psikolog menghargai martabat semua orang, begitu juga hak akan privasi dan kerahasiaan.
Psikolog juga menghargai perbedaan yang ada, baik perbedaan individu, budaya, gender,
agama, dan perbedaan lainnya.

Menurut Sumadi Suryabrata (1971), sikap hubungan antara pemeriksa dan subjek yang
diperiksa antara lain:

1. Tidak menganggap subjek sebagai pasien atau penderita yang butuh pertolongan, tapi
sebagai manusia yang mempunyai harga diri, keinginan-keinginan tertentu dengan
menghargai latar belakang agama, politik, dan lingkungan sosialnya
2. Menjaga rahasia pribadi subjek
3. Membuat diagnosa dengan penuh hati-hati
4. Penuh simpati dalam memahami kesulitan-kesulitan subjek

Downloaded by Gitta Annisa Vania Suganda (gitta12001@mail.unpad.ac.id)


lOMoARcPSD|7557611

Pada Bab III Kode Etik Psikologi Indonesia yang disusun pada Kongres VIII Himpunan
Psikologi Indonesia (HIMPSI) pada tahun 2000, yaitu Bab Pemberian Jasa/Praktik Psikologi,
dinyatakan beberapa pasal, antara lain:

1. Pelaksanaan kegiatan sesuai batas keahlian atau kewenangan, yang berarti psikolog hanya
memberikan praktik jasa/praktik psikologi dalam hubungannya dengan kompetensi yang
bersifat objektif sesuai ketentuan yang berlaku dan dalam pelaksanaannya wajib
menghormati hak-hak lembaga tempatnya melaksanakan kegiatan
2. Sikap profesional dan perlakuan terhadap pemakai jasa atau klien, dimana psikolog wajib
mengutamakan dasar profesional, memberikan jasa pada semua yang membutuhkan dan
melindungi klien dari akibat yang merugikan
3. Asas kesediaan, dimana psikolog wajib menghormati dan menghargai hak klien untuk
menolak melibatkan diri dalam pemberian jasa psikologi
4. Interpretasi hasil pemeriksaan, yang hanya boleh dilakukan oleh psikolog berdasarkan
kompetensi dan kewenangan
5. Pemanfaatan dan penyampaian hasil pemeriksaan, yang dilakukan dengan memperhatikan
ketentuan dalam praktik psikologi dan diberikan dalam bentuk dan bahasa yang mudah
dipahami klien
6. Kerahasiaan data dan hasil pemeriksaan, dimana psikolog wajib memegang teguh rahasia
yang menyangkut klien dalam hubungan dengan pelaksanaan kegiatannya

Pencantuman identitas pada laporan hasil pemeriksaan dari praktik psikologi, yaitu pada
segala keterangan yang diperoleh dari kegiatan praktik psikologi, pada pembuatan laporan
secara tertulis psikolog yang bersangkutan wajib membubuhkan tanda tangan, nama jelas,
dan nomor izin praktik sebagai bukti pertanggungjawaban.

Downloaded by Gitta Annisa Vania Suganda (gitta12001@mail.unpad.ac.id)


lOMoARcPSD|7557611

Kepentingan Mempelajari

PF 16 termasuk alat tes kepribadian. Sebagaimana alat tes kepribadian lainnya PF 16


berperan sebagai salah satu alat dalam melakukan assesmen di samping observasi dan
wawancara. Artinya tes kepribadian tidak berdiri sendiri dalam suatu usaha untuk
mendapatkan profil psikologi yang lengkap. Seorang psikolog harus memiliki kemampuan
untuk memanfaatkan seluruh alat assesmen agar didapatkan suatu profil psikologi yang
lengkap sehingga intervensi yang dilakukan tepat.

Assesmen kepribadian dapat digunakan dalam bidang pendidikan, misalkan untuk


pemilihan jurusan dan penentuan metode pembelajaran. Dalam melakukan pemilihan
jurusan suatu assesmen kepribadian diperlukan menentukan apakah jurusan tersebut cocok
dengan profil kepribadian. Kecocokan ini akan menentukan apakah seseorang akan dapat
berfungsi dengan baik jika ditempatkan pada suatu jurusan tertentu. Sedangkan dalam
penentuan metode pembelajaran kepribadian siswa akan menentukan metode mana yang
akan digunakan sehingga pembelajaran siswa akan optimal. Optimal tidaknya pembelajaran
siswa akhirnya akan menentukan prestasi siswa.

Dalam konteks organisasi jabatan tertentu akan lebih efisien dan efektif jika dijabat
oleh orang yang memiliki kepribadian yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan jabatan
tersebut. Karena itu dalam penempatan kerja suatu assesmen kepribadian adalah hal yang
harus dilakukan. Assesmen kepribadian yang lengkap dari karyawan juga dapat digunakan
untuk memprediksi dinamika kerja.

Dalam konteks psikologi klinis assesmen kepribadian akan dilakukan sebagai dasar
intervensi yang dilakukan. Keberhasilan suatu intervensi ditentukan oleh kesesuaian
intervensi dengan orang yang diintervensi. Bahkan ketepatan intevensi pun ditentukan oleh
ketepatan assesmen kepribadian klien, misalkan apakah konseling atau terapi yang harus
dilakukan? Jika terapi, maka terapi seperti apa? Jika konseling, maka konseling seperti apa?
Hal ini dapat ditetapkan jika kita memiliki assemen yang lengkap dan cukup, salah satunya
adalah assesmen kepribadian menggunakan PF 16.

Assesmen kepribadian memiliki posisi yang penting dalam menentukan intervensi


yang akan dilakukan oleh seorang psikolog. Karena itu penting bagi seorang psikolog untuk
memahami penggunaan alat tes kepribadian sebagai salah satu metode assesmen, salah
satunya adalah PF 16.

Downloaded by Gitta Annisa Vania Suganda (gitta12001@mail.unpad.ac.id)


lOMoARcPSD|7557611

Kesimpulan

16PF atau The Sixteen Personality Factor Questionnaire merupakan salah satu alat
ukur berupa self-report assessment yang mengukur 16 dimensi kepribadian manusia normal
yang banyak digunakan dalam berbagai macam setting yang membutuhkan in-depth
assessment mengenai keseluruhan kepribadian individu yang ingin diukur. 16 dimensi
kepribadian tersebut adalah warmth, intelligence, emotional stability, dominance,
impulsivity, conformity, boldness, sensivity, suspiciousness, imagination, shrewdness,
insecurity, radicalism, self –sufficiency, self – discipline, dan tension.
Tes ini telah mengalami lima kali revisi semenjak publikasinya pertama kali di
tahun 1949, hasilnya instrumen menjadi lebih pendek, lebih sederhana dengan mengganti
susunan bahasanya, format jawaban lebih terstandardisasi, dan dapat ditinjau dari jenis
kelamin, budaya, etnik bias dan ADA (Americans With Disabilities Act). Juga karakteristik
psikometri ditingkatkan, scoring secara manual lebih mudah dan hasilnya dapat dilaporkan
dengan menggunakan berbagai bahasa yang berbeda dengan menggunakan norma lokal,
serta standardisasi dilakukan pada 10.000 orang responden.

Terdapat tiga jenis tes 16 PF ini yang dibagi berdasaran umur dari partisipan
tes, yakni 16PF Adolescent Personality (HSPQ) : Usia 12-18 tahun yang telah direvisi
Adolescent Personality Questionnaire (APQ) ; Children’s Personality Questionnaire (CPQ) :
Usia 8-12 tahun ; Early School Personality Questionnaire (ESPQ) : Usia 6-8 tahun.

Downloaded by Gitta Annisa Vania Suganda (gitta12001@mail.unpad.ac.id)


lOMoARcPSD|7557611

Daftar Pustaka

Cattell, Raymond B., Herbert W. Eber, Maurice M. Tatsuoka. (1970). Handbook for the Sixteen
Personality Factor Questionnaire (16 PF).Champaign, IL: Institute for Personality and Ability
Testing

Cattell, Heather E.P., James M. Schuerger. (2003). Essentials of 16PF Assessment. Canada: John Wiley
& Sons

Indrawati, Siti Wuryan. “Topik-topik Etika PD”. Diambil dari http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/


195010101980022-SITI_WURYAN_INDRAWATI/Topik2_Etika_PD.pdf diakses pada Kamis, 1 Mei 2014, pukul
21.23 WIB.

“American Psychological Association Ethical Principles of Psychologists and Code of Conduct.”


diambil dari http://www.apa.org/ethics/code/principles.pdf diakses pada Kamis, 1 Mei 2014
pukul 19.56 WIB.

“Kode Etik Psikologi Indonesia.” Diambil dari


http://himpsijatim.org/wp-content/uploads/2010/05/Kode-Etik.pdf diakses pada Kamis, 1 Mei
2014 pukul 22.43 WIB

http://eprints.uny.ac.id/7701/3/BAB%202%20-%2007104244044.pdf diakses pada Jumat, 2 Mei


2014 pukul 21.30 WIB

http://www.citehr.com/63678-16-pf-factor-analysis.html#ixzz30Jlzp1Ou
http://adhyatmanprabowo.files.wordpress.com/2011/03/16-pf.ppt

Downloaded by Gitta Annisa Vania Suganda (gitta12001@mail.unpad.ac.id)

Anda mungkin juga menyukai