Anda di halaman 1dari 3

Tugas Filsafat

Banna Rosyid Madani


190811636957
OFF C

Belajar Hanya untuk Pelajar?


[OPINI]

Jika kita perhatikan, pada masyarakat di Negara kita ini, tumbuh pemikiran
bahwa kewajiban untuk belajar dan menuntut ilmu berhenti setelah mereka
dapat lulus atau menyelesaikan jenjang pendidikan mereka di sekolah atau
universitas. Namun dalam beberapa bulan ke depan
banyak "freshgraduate" yang kaget akan kehidupan yang sesungguhnya,
banyak lulusan yang belum siap untuk masuk ke dalam kehidupan yang
sesungguhnya.
 Tak sedikit yang mengalami tekanan mental yang di alami akan persaingan
yang sangat keras di kehidupan nyata, semua itu dikarenakan kurangnya
persiapan dan kematangan dalam mempersiapkan kehidupan usai sekolah.
 Dipersiapkan untuk menjadi karyawan sejak sekolah dasar membuat
masyarakat di tutup sudut pandangnya untuk bisa melihat dunia lebih dalam.
 Dan pada akhirnya, tak sedikit pula rakyat Indonesia yang berhenti belajar
setelah selesai menuntut ilmu di Sekolah atau Universitas, merasa sudah cukup
belajar selama belasan tahun membuat mereka tidak lagi mau menambah ilmu.
Menurut saya, hal diatas merupakan sesuatu yang tidak dapat dibenarkan. Kita
bisa menyelesaikan permasalahan atas stigma dan pemikiran tentang konsep arti
pendidikan yang sesungguhnya dengan konsep teori filsafat idealisme oleh
tokoh filsuf Plato. Filsafat idelaisme merupakan teori yang cocok untuk
dijadikan sebagai konsep pendidikan yang sebenarnya. Karena pendidikan dan
pengetahuan merupakan sesuatu yang berlangsung dan diperlukan sepanjang
hidup kita. Yang berarti, kita belajar merupakan kewajiban yang akan
berlangsung terus-menerus. Konsep ini menekankan bahwa, kita sebagai
individu harus selalu terbuka dengan berbagai hal, terutama kita tidak boleh
merasa sudah tahu segalanya dan menutup diri akan ilmu atau pengetahuan .
Lalu, apa yang membuat stigma negatif tentang belajar ini muncul? Hal ini
muncul dalam persepsi masyarakat di Indonesia karena tentunya akan muncul
cemooh yaitu membuat masyarakat dianggap sebagai orang yang sombong diri
untuk terus belajar, sehingga akibat dari cemooh itu membuat suatu individu
lebih memilih untuk menutup diri akan pemikiran baru dan tidak bisa
menghargai pendapat orang lain.

Selajnutnya, kita bisa menggunakan konsep teori rasionalisme oleh Rene


Descartes. Rene Descartes adalah seorang tokoh filsafat yang terkenal melalui
tesis andalannya yaitu, cogito ergo sum (aku berpikir, maka aku ada), telah
melahirkan suatu revolusi pemikiran yang sangat luas dalam kancah filsafat.
Sebelum itu, kita perlu mengetahui apa itu konsep pendidikan menurut Rene
Descartes.
konsep pendidikan itu sendiri, diantaranya;
(1) pendidikan, yaitu konsepsi pendidikan yang bertujuan mengembangkan
rasionalitas;
(2) pengajaran, yaitu suatu aktifitas yang dibatasi oleh cara guru mengajar dan
menyerahkan substansi bahan pelajaran pada keputusan mandiri anak didik,
menghormati sense of reason dan sense of reasonableness anak didik dan
memperlakukan anak didik dengan hormat.

Lalu, mengapa konsep rasionalitas oleh Rene Descartes ini menurut saya
tepat?
Karena, konsep teori filsafat Rene Descartes ini sangat berguna untuk
memecahkan atau mematahkan berbagai pemikiran klassik atau
konvensional yang beredar di masyarakat, cocok untuk keadaan stigma
negatif tentang pendidikan yang sedang terjadi di masyarakat kita saat ini.
Filsafat rasionalisme ini sangat menekankan tentang pentingnya penggunaan
akal dalam setiap kehidupan kita. Kita sebagai individu harus selalu meng-
update dan meng-upgrade pengetahuan kita sepanjang kehidupan kita di
dunia. Oleh karena itu, konsep dan gagasan ‘konvensional’ yang beredar
pada masyarakat saat ini yaitu kita belajar hanya sebatas saat berstatus
sebagai pelajar itu harus dipatahkan. Kita harus selalu belajar dan
menambah wawasan serta menggunakan akal kita sepanjang hayat.
Walaupun Rene Descartes juga mempunyai pemikiran yang kontroversional
mengenai penolakannya terhadap eksistensi agaman, namun kita cukup
ambil sisi positifnya saja teori rasionalisme Rene Descartes yaitu kita
sebagai individu harus selalu menggunakan akal dan selalu mempertajam
akal dan pengetahuan kita sepanjang hayat, walaupun kita tidak sedang
berada di sekolah. Konsep pendidikan itu sendiri menurut Descartes adalah
dengan memberi peran yang besar bagi akal dan pengetahuan kita dalam
kehidupan sehari-hari, maksudnya adalah kita harus bisa mengaplikasikan
apa saja yang telah kita pelajari, dan bukan hanya sebatas teori saja yang
kita ketahui. Jika semua elemen masyarakat paham betul mengenai teori-
teori filsafat tersebut, saya yakin Negara kita akan lebih maju dalam hal
pendidikan.

Sebagai seorang cendekiawan, kita diharuskan berperilaku dan hidup


layaknya seorang cendekiawan itu sendiri. Sikap dan moral sebagai seorang
yang terdidik harus selalu kita implementasikan sebagai seorang individu
yang berpendidikan. Konsep ini sesuai dengan pemikiran seorang filsuf
yaitu Socrates. Jadi, apabila kita berhenti belajar dan berhenti
mengaplikasikan ilmu yang telah kita peroleh, akan sangat berpengaruh
buruk bagi kehidupan kita sekarang maupun yang akan datang. Setiap
individu dituntut untuk mejadi pribadi yang kritis. Apabila kita sebagai
Individu tidak mempunyai ilmu dan pengetahuan yang cukup, kita akan
menjadi individu yang mudah dibodohi dan dipengaruhi oleh berbagai
stigma negatif, padahal kita dituntut untuk dapat menjadi pribadi yang
cerdas dan kritis. Adapun, pemikiran sokrates tersebut dinamakan metode
dialektis.

Solusi yang paling tepat untuk mengatasi stigma negatif tentang belajar
yang dikatakan hanya sebatas dikala menjadi pelajar atau mahasiswa
mungkin kita bisa mengambil pelajaran dari konsep teori filsafat dari
Aristoteles. Aristoteles mengemukakan bahwa pendidikan yang baik adalah
yang mempunyai tujuan untuk kebahagiaan. Jadi, apabila masyarakat kita
bepersepsi bahwa belajar adalah sesuatu yang menyenangkan dan dapat
membuat kita bahagia, permasalahan akan stigma negatif tentang
pendidikan itu membosankan akan lenyap dari kehidupan bermasyarakat di
Negara kita. Hal ini, dapat kita mulai dari keseharian hidup kita, yaitu selalu
senang belajar dan mengembangkan rasa ingin tahu yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai