Anda di halaman 1dari 67

PEDOMAN PRAKTIKUM MATA KULIAH

MODIFIKASI PERILAKU

Husnul Khotimah, S.Psi., MA


FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
Jl. Terusan Raya Dieng, 62-64 Telp. (0341) 568595 Ext. 821 Telp. (0341) 578820 Malang

Modul Praktikum Lapangan 1


KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Tuhan Yang Mahas Esa dengan segala kebesaran-Nya, karunia,
dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan Modul Modifikasi Perilaku ini. Modul ini
ditulis dengan tujuan sebagai tempat untuk belajar mandiri mahasiswa yang tengah
mengambil mata kuliah Modifikasi Perilaku.
Modifikasi Perilaku merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa Program Studi
Psikologi Universitas Merdeka Malang. Dengan mempelajari mata kuliah ini diharapkan
mahasiswa mampu memahami konsep intervensi psikologis yang bersifat individual dan
mampu memahami serta menerapkan beberapa teknik intervensi yang ada di dalam
modifikasi perilaku, sehingga mata kuliah ini perlu dilakukan praktikum yang dilaksanakan
secara sistematis.
Modul praktikum ini disusun untuk membantu mahasiswa memahami modifikasi
perilaku, sehingga modul ini bersifat tehnis dan praktis yang bisa digunakan mahasiswa di
dalam proses belajar mandiri. Dalam praktikum mata kuliah ini, mahasiswa akan
memperoleh pengetahuan aktual dan pengalaman menyusun laporan praktikum lapangan
modifikasi perilaku, mulai dari asesmen, menganalisis permasalahan, hingga menentukan
tehnik modifikasi yang tepat diberikan guna menyelesaikan permasalahan individual secara
umum.
Penulis menyadari kelancaran penyusunan modul ini tidak terlepas dari adanya
dorongan, bantuan, dan dukungan dari semua pihak. Penulis menyampaikan terima kasih
dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Dekan Fakultas Psikologi, dan jajaran structural
di Fakultas Psikologi Universitas Merdeka Malang.Malang,

September 2019

Penyusun

Modul Praktikum Lapangan 2


DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul ………………………………………………………………… i
Kata Pengantar ………………………………………………………………... Ii
Daftar Isi ………………………………………………………………………… Iii
I. Identitas Mahasiswa ……………………………………………………… 4
II. Identitas Mata Kuliah …………………………………………………….. 5
III. Petunjuk Praktikum ……………………………………………………… 7
A. Petunjuk Praktikum ……………..…………………………………… 7
B. Tujuan Pembelajaran Praktikum …………..……………………… 7
C. Tata Tertib dan Etika Praktikum…………………………………… 7
D. Alokasi Waktu Praktikum……………………………………………. 8
E. Daftar Bacaan Praktikum …………………………………………… 8
F. Bentuk Praktikum ……………………………………………………. 8

LAPORAN PRAKTIKUM ……………………………………………………… 12

LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………………… 25

HASIL EVALUASI ………………………………………………….………… 31

Modul Praktikum Lapangan 3


I. IDENTITAS MAHASISWA
A. Nama : Cindi Clara Patrisia Potindingo
B. NPK : 17090000017
C. No. HP : 088-102-642-8483
D. Email : cindiclara16@gmail.com
E. Alamat : Jl. Pisang Agung V No. 2A
F. Catatan : Selalu mengucap syukur dalam segala hal dan jangan
lupa untuk berusaha. Kerjakan bagianmu, sisakan bagian
Tuhan. Jesus bless u 

Modul Praktikum Lapangan 4


II. IDENTITAS MATA KULIAH
A. Nama Mata Kuliah : Modifikasi Perilaku
B. Kode Mata Kuliah :-
C. Jumlah sks : 2 sks
D. Semester : VI
E. Dosen Pengampu : Husnul Khotimah., S.Psi.,M.A
F. Deskripsi Mata Kuliah :
Modifikasi perilaku merupakan salah satu bentuk intervensi dalam psikologi yang
didasarkan pada teori behavior. Dalam mata kuliah ini akan dibahas berbagai
teknik modifikasi perilaku baik yang berdasar stimulus maupun respon, terhadap
individu maupun kelompok dengan mendasarkan pada hasil penelitian terkini.
Proses dimulai dari asesmen, merancang program, implementasi program
hingga evaluasi. Modifikasi perilaku dapat diterapkan diberbagai setting baik
pendidikan, rumah sakit, industri organisasi maupun masyarakat sehingga mata
kuliah ini berkaitan dengan mata kuliah lain yang membahas terapi atau
pengubahan perilaku.
G. Tujuan Pembelajaran :
 Mahasiswa mampu memahami dan mengidentifikasi permasalah individu
maupun kelompok berdasarkan asesmen dalam modifikasi perilaku
 Mahasiswa mampu merancang modifikasi perilaku dengan menggunakan
tehnik-tehnik modifikasi perilaku
 Mahasiswa mampu mengaplikasikan etika dalam penerapan modifikasi
perilaku
 Mahasiswa mampu menyusun laporan hasil modifikasi perilaku
H. Materi Pokok Pembeajaran
1. Pengantar Modifikasi Perilaku
a. Sejarah modifikasi perilaku
b. Ruang Lingkup modifikasi perilaku
c. Konsep-konsep modifikasi perilaku
d. Ciri-ciri modifikasi perilaku
2. Behavioral Assesmen
a. Macam-macam asesmen modifikasi perilaku
b. Prosedur asesmen perilaku
3. Kosep dasar dalam modifikasi perilaku

Modul Praktikum Lapangan 5


a. Reinforcement
b. Punishment
c. Extinction
4. Operant Conditioning
a. Shaping
b. Token Economy
5. Classical conditioning
a. Desensitisasi sistematis dan dissensitisasi in vivo
b. Flooding

Modul Praktikum Lapangan 6


III. PETUNJUK PRAKTIKUM
A. Deskripsi Singkat Praktikum
Praktikum Mata Kuliah Modifikasi Perilaku, mahasiswa akan ditugaskan untuk
melakukan asesmen secara langsung terhadap individu yang dirasa memiliki
perilaku deficit atau perilaku berlebih, dari semua rentang usia. Dari hasil
asesmen tersebut, mahasiswa diminta untuk menjabarkan secara detail target
perilaku kemudian merancang desain modifikasi perilaku dengan tepat dan logis
secara teoritis. Output dari praktikum lapangan ini adalah laporan desain
rancangan modifikasi perilaku yang berisi hasil asesmen dan rencana intervensi
terhadap kasus yang ditemukan. Laporan disusun sesuai dengan tata tulis yang
telah ditentukan dan dikumpulkan sebagai tugas akhir.

B. Tujuan Pembelajaran Praktikum


1. Memberikan keterampilan untuk mengumpulkan, melakukan klasifikasi, dan
mencatat data-data awal sebelum dilakukan asesmen lebih lanjut
2. Memberikan keterampilan menyusun langkah-langkah asesmen dan
menentukan metode asesmen dalam modifikasi perilaku
3. Memberikan keterampilan melaksanakan asesmen yang telah disusun
sesuai dengan tahap-tahapnya
4. Memberikan keterampilan membuat kesimpulan dan analisa yang akan
digunakan sebagai dasar untuk menentukan jenis intervensi
5. Memberikan keterampilan menyusun rancangan modifikasi perilaku
6. Memberikan keterampilan membuat laporan hasil modifikasi perilaku

C. Tata Tertib dan Etika Praktikum


1. Menjaga dan melaksanakan Kode Etik Psikologi, khususnya dalam
wewenang, kerahasiaan, informed consent, penggunaan data dan orisinalitas
data.
2. Menjaga nama baik civitas akademika, Fakultas Psikologi Universitas
Merdeka Malang yang dituangkan dalam bentuk perilaku dan komunikasi
berkarakter Bhirawa Anoraga.
3. Melakukan rencana dan perisiapan sebelum melakukan praktikum lapang
dan mengkonsultasikan kepada dosen pengampu, maksimal 3 hari sebelum
turun lapang.

Modul Praktikum Lapangan 7


4. Menunjukkan bukti turun lapangan dengan dokumentasi terstruktur sesuai
dengan kesepakatan bersama dosen pengampu mata kuliah.
5. Melaporkan progres praktikum kepada dosen pengampu sesuai kesepakatan
dan kontrak.
6. Mengumpulkan laporan tepat waktu, sesuai kesepakatan dengan dosen
pengampu mata kuliah.

D. Alokasi Waktu Praktikum


Dilakukan pada pertemuan ke X s/d XIV.

E. Daftar Bacaan Praktikum


 Bellack, A.S. & Hersen, M. (1977). Behavior Modification : An Introductory
Textbook. New York: Oxford University Press.
 Martin, G., & Pear, J. (2015). Modifikasi Perilaku, makna dan penerapannya.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
 Miltenberger, R. G. (2012). Behaviour modification:Principles and procedures.
USA: Thompson Learning Inc
 Jurnal-jurnal Nasional dan Internasional yang relevan.

F. Bentuk Praktikum
Subjek dan Tempat
a. Subjek
Subyek praktikum lapang (Asesmen) Modifikasi Perilaku adalah individu
dengan rentang usia balita hingga manula, yang memiliki masalah perilaku
berdasarkan acuan target perilaku yang ada di Modifikasi Perilaku yaitu
perilaku berlebih (Behavioral excesses) atau perilaku kurang (behavioral
deficit).
Dalam masa pandemic ini, subyek praktikum bisa diambil dari orang yang
tinggal dengan serumah dengan Anda, atau misalnya perilaku yang ada di
dalam diri Anda sendiri (yang terpenting adalah perilaku berlebih dan perilaku
kurang).
b. Tempat
Lokasi prakatikum lapang Modifikasi Perilaku dapat dilaksanakan sesuai
dengan kesepakatan antara mahasiswa dengan subyeknya. Karena
praktikum ini bersifat intake data, maka dapat dilakukan beberapa kali
pertemuan dengan subyek dengan lokasi yang sama atau berbeda-beda
sesuai kebutuhan dan kesepakatan. Namun, untuk saat ini, maka tempat

Modul Praktikum Lapangan 8


praktikum asesmen hanya bisa dilakukan di dalam rumah atau tempat tinggal
Anda.
.

Peralatan
 Guiede Observasi, Wawancara, Quisioner dan metode lain sesuai kebutuhan.
 Alat perekam dan dokumentasi

Prosedur dan Pelaksanaan Praktikum


a. Persiapan
 Di awal kuliah mahasiswa diberikan kontrak dan paparan tentang tugas
akhir praktikum lapangan Modifikasi Perilaku dan mulai membuat rencana
fenomena/ kasus yang akan diolah menjadi tugas akhirnya.
 Mahasiswa mulai melakukan kajian literature secara mandiri tentang
phenomena/ kasus yang akan diangkat dalam tugas akhir.
 Mahasiswa mulai mencari pandangan peralatan yang dibutuhkan saat
praktikum lapangan Modifikasi Perilaku
 Mahasiswa membuat perencanaan pribadi untuk melakukan praktikum
lapangan, misalnya mulai mengidentifikasi kasus awal - mencari subyek
-mengambil data – menyusun laporan hingga pengumpulannya.
Perencanaan tersebut akan membantu mahasiswa dalam menyelesaikan
tugas akhir ini secara terstruktur.
b. Pelaksanaan
 Mahasiswa melakukan praktikum lapangan Modifikasi Perilaku sesuai
dengan perencanaan pribadi yang telah dibuat.
 Mahasiswa mulai menentukan permasalahan psikologis yang akan
diangkat dalam laporan tugas akhir kemudian mengkonsultasikan kepada
dosen pengampu mata kuliah untuk mendapatkan ACC turun lapangan.
 Setelah mahasiswa mendapatkan materi asesmen dalam Modifikasi
Perilaku, mahasiswa melakukan perencanaan asesmen dan dieksekusi di
lapangan untuk mendalami fenomena/ permasalahan psikologis yang
akan diangkat. Asesmen dilaksanakan minimal 3 kali dalam waktu yang
berbeda untuk memperoleh data yang menyeluruh dan mendalam
sebagai bahan analisis klinis.
 Mahasiswa membuat pencatatan selama proses asesmen berjalan.

Modul Praktikum Lapangan 9


 Data hasil asesemen kemudian diolah dan dianalisis. Setelah
mendapatkan kesimpulan dan analisa, mahasiswa melakukan konsultasi
yang kedua serta melaporkan progress kasusnya. Proses ini dosen
pengampu juga akan melakukan evaluasi terhadap asesmen yang telah
dilakukan.
 Setelah mahasiswa mendapatkan materi tehnik modifikasi perilaku,
mahasiswa melakukan perencanaan intervensi yang sesuai dengan hasil
analisis data asemsen.
 Pada tahap ini, mahasiswa dapat melakukan terminasi pertemuan
dengan subyek. Agar proses terminasi dapat diterima dengan baik oleh
subyek, mahasiswa dapat melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada
dosen pengampu mata kuliah.
c. Pelaporan
 Laporan Hasil Praktikum Modifikasi Perilaku dikumpulkan sesuai dengan
kesepakatan dengan dosen pengampu mata kuliah (sebelum atau saat
jadwal Ujian Akhir Semester) dan dinilai sebagai tugas akhir.

Modul Praktikum Lapangan 10


TATA CARA PENULISAN LAPORAN

A. Bahan dan Ukuran


1. Naskah
Naskah laporan dibuat di atas kerta HVS ukuran A4, warna putih dan tidak bolak-
balik
2. Sampul
Sampul laporan dibuat dari kertas HVS ukuran A4 (sama seperti bahan naskah),
diclip japit pojok kiri atas.
B. Pengetikan
1. Jenis Huruf
Naskah diketik dengan huruf Arial, ukuran 11. Huruf miring digunkaan untuk
keperluan tertentu, misalkan, kata asing yang tidak diterjemahkan.
2. Jarak Baris
Naskah diketik dengan jarak 1,5 spasi.
3. Batas Tepi
Mengikuti batas tepi pada pedoman ini.
4. Pengisian Ruangan
Ruangan yang terdapat pada halaman naskah harus diisi penuh. Artinya,
pengetikan harus dari batas tepi kiri sampai batas tepikanan, dari atas ke bawah.
Tidak dikehendaki terdapat ruangan kosong, kecualai alinea baru, judul atau sub
judul baru.
5. Alinea Baru
Alinea baru dimulai pada ketikan ke-5 (satu tab) dari batas tepi kiri.
C. Penomoran
Penomoran halaman menggunakan angka, dimulai dari kata pengantar hingga daftar
pustaka. Penomoran diletakkan pada kanan bawah naskah.
D. Bahasa
Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia yang baku. Adapun informasi
yang bersifat kutipan langsung, dapat ditulis dengan tanda kutip yang jelas. Huruf
miring dapat digunkan untuk mengutip kalimat langsung dengan bahasa yang tidak
baku atau bahasa selaian Bahasa Indonesia.

Modul Praktikum Lapangan 11


LAPORAN PRAKTIKUM

LAPORAN HASIL ASESMEN

Modul Praktikum Lapangan 12


SISTEMATIKA ISI
 Cover (contoh terlampir, jadi dalam pedoman ini ada 2 cover, yang pertama cover
pedoman seperti file yang di drive , cover kedua adalah cover laporan seperti contoh di
file ini)
 Judul (Ditulis dalam bentuk ringkas dan menarik minat pembaca, namun tetap
mencerminkan isi tulisan)
 Identitas (Nama penulis lengkap, NIM, dan kelas)

ASESMEN MODIFIKASI PERILAKU


“KECANDUAN YOUTUBE”

Modul Praktikum Lapangan 13


Laporan Asesmen
Modifikasi Perilaku

Tugas ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Modifikasi Perilaku
yang Dibimbing oleh Husnul Khotimah., S.Psi.,M.A

Oleh:
Cindi Clara Patrisia Potindingo
NIM: 17090000017

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
2020

PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi memaksa manusia untuk menggunakan internet untuk
mengakses informasi-informasi penting maupun berkomunikasi jarak jauh antar satu
individu dengan individu lainnya. Salah satu hasil karya dari pemanfaatan internet adalah

Modul Praktikum Lapangan 14


Youtube yang merupakan situs web yang memungkinkan pengguna mengunggah,
menonton, dan membagikan video ke orang lain (wikipedia Ensiklopedia Bebas,
https://id.wikipedia.org/wiki/YouTube). Jika digunakan dengan bijak, youtube memberikan
banyak manfaat seperti tempat menyalurkan karya-karya sekaligus bekerja, sarana
berbagi video edukasi, mudah diakses oleh semua orang, hiburan, dan manfaat lainnya.
Alhasil individu-individu yang tidak mendapatkan tempat atau media untuk menyalurkan
bakatnya, dapat melalui youtube. Sehingga, individu-individu tersebut akan berkembang
dan terus termotivasi jikalau mendapatkan dukungan dari penonton di youtube channel
milik pribadi.
Namun, ketika youtube tidak digunakan dengan bijak, seperti kecanduan
menonton youtube, membagikan video yang merugikan orang lain, bahkan sebagai
sarana cyber bullying. Hasilnya youtube memberikan dampak negatif bagi penggunanya.
Kasus inilah yang dialami oleh subyek, dimana subyek merasa telah kecanduan dengan
youtube. Subyek mengakui bahwa ia mulai merasa tidak dapat lepas dari salah satu situs
web ini, sejak masuk perguruan tinggi. Subyek selalu melakukan streaming youtube
video dengan smartphone miliknya. Kecanduan ini mengakibatkan subyek selalu
menunda-nunda aktivitas-aktivitas atau tugas-tugas yang harus ia lakukan dalam satu
hari.
Sebenarnya topik kecanduan internet seperti kecanduan media sosial bahkan
situs web seperti youtube telah banyak diteliti oleh orang-orang. Julyanti & Aisyah (2015),
menemukan adanya hubungan positif antara kecanduan internet dan prokastinasi tugas
sekolah, dengan hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik kecanduan internet
(107, 60>105) yang tergolong cenderung tingkat tinggi dan prokastinasi tugas sekolah
(98,87> 95) tergolong cenderung tingkat tinggi (p. 17). Para peneliti lain, melakukan
penelitian dengan cara membagi 3 kelompok subyek berdasarkan tingkat kecanduan
media sosial yakni light users (tingkat rendah pemakaian medsos), medium users (tingkat
sedang pemakaian medsos), dan heavy users (tingkat tinggi pemakaian medsos).
Mereka menemuka hasil bahwa tingkat prokastinasi pada light users 53,7%, medium
users 43, 2%, dan heavy users 45,3%. Hasil penelitian menunjukan semakin sering
menggunakan media sosial kecenderungan untuk prokastinasi menjadi semakin tinggi
pula. Selain itu, yang menarik pada penelitian ini adalah banyak siswa yang memilih
menonton youtube karena dianggap sebagai hiburan (Junia, Sofah, & Putri, 2019, p. 23-
25). Penelitian-penelitian tersebut membuktikan bahwa pentingnya penerapan modifikasi
perilaku terhadap orang yang mengalami kecandukan internet.
Modifikasi perilaku adalah salah satu bidang psikologi yang membahas tentang
menganalisis dan memodifikasi perilaku individu-individu. Arti menganalisis disini
mengarah kepada mengidentifikasi kaitan hubungan fungsional antara kejadian di

Modul Praktikum Lapangan 15


lingkungan dan perilaku tertentu dari seseorang, sehingga mendapatkan pemahaman
mendalam tentang perilaku orang tersebut. sedangkan memodifikasi memiliki arti
mengembangkan dan mengaplikasikan prosedur-prosedur tertentu untuk membantu
seseorang dalam mengubah perilakunya. Modifikasi perilaku bertujuan untuk
meningkatkan beberapa aspek kehidupan pada seseorang (Miltenberger, 2012, p. 5).
Dengan modifikasi perilaku yang diterapkan kepada subyek, penulis dapat
menganalisis hubungan antara peristiwa di lingkungan dengan perilaku kecanduan
subyek dengan youtube. Penulis, mencari tahu penyebab subyek selalu menonton
youtube dan hal lainnya. Kemudian, penulis juga dapat membantu mencarikan teknik
modifikasi perilaku yang tepat bagi subyek. Sehingga subyek dapat terlepas dari
kecanduan youtube dan memiliki produktifitas dalam melakukan tugas-tugas dan
aktivitas-aktivitas sehari-hari.
Berdasarkan pemaparan diatas, penulis ingin mengangkat topik tentang
“Kecanduan youtube”.
LANDASAN TEORI
a. Pengertian kecanduan Youtube
Menurut Dariyo (2004) Perilaku kecanduan dapat terjadi saat para individu
menggunakan internet dengan durasi yang cukup lama dan rasa kemauan dari
dalam diri untuk menggunakan internet tanpa adanya suatu paksaan. Para individu
menginginkan internet karena ingin mengetahui tentang hal-hal apa saja yang
tersedia di dalam internet. Hal tersebut, membuat hilangnya kontrol diri pada individu
dan menjadi kecanduan (dalam Julyanti & Aisyah, 2015, p.20-21). Salah seorang
peneliti menemukan bahwa kecanduan youtube disebakan oleh strategi coping dari
para individu terhadap masalah atau kondisi yang sedang dialami (Ulpawati, 2016, p.
130). Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa perilaku kecanduan
Youtube adalah perilaku berlebihan dalam menonton youtube dengan frekuensi dan
durasi lama yang berasal dari kemauan dan atau strategi coping dari seseorang.
Winkler, Dorsing, Rief, Shen, & Glombiewski (2013), menemukan bahwa
survei di Amerika Serikat dan Eropa telah menunjukkan bahwa internet addiction
mempengaruhi 1,5-8,2% dari populasi umum (Weinstein & Lejoyeux, 2010).
Chakraborty, Basu, dan Kumar (2010) menempatkan antara 0,3% dan 38%, hal ini
menggambarkan varians besar tingkat prevalensi internet addiction yang dilaporkan
dalam literatur (dalam Ulpawati, 2016, p. 124). Menurut Kuss et.al. (2014) dalam
masyarakat temporer, 40% menggunakan internet, secara global penggunaan
internet tumbuh mencapai enam kali lipat selama dekade terakhir, dan secara
substansial meningkat hingga tahun 2011. Orang yang berusia dewasa muda atau

Modul Praktikum Lapangan 16


sekitar 25-30 tahun, lebih banyak menggunakan internet dengan frekuensi lebih dari
100 jam per bulannya (dalam Ulpawati, 2016, p. 124).

b. Aspek-aspek kecanduan youtube


Menurut Young (dalam Arisandy, 2009) ada beberapa aspek-aspek dari
kecanduan internet:
1. Pengguna internet mengalami perasaan tidak menyenangkan ketika offline.
Ketika pengguna internet sedang offline maka dia merasakan sesuatu yang tidak
menyenangkan seperti gelisah, kesepian, tidak terpuaskan, cemas, frustasi atau
sedih.
2. Pengguna internet mengalami perasaan yang menyenangkan ketika online.
Sedangkan ketika pengguna internet sedang online dia merasa gembira,
bergairah, bebas untuk melakukan apa saja dan atraktif.
3. Perhatian hanya tertuju pada internet. Pengguna internet hanya memikirkan
aktivitas online sebelumnya atau berharap untuk segera online.
4. Penggunaan internet yang semakin meningkat. Pengguna internet ingin
menggunakan internet dalam jangka waktu yang semakin meningkat untuk
mendapatkan kepuasan.
5. Ketidakmampuan mengatur penggunaan internet. Pengguna internet tidak dapat
mengontrol, mengurangi atau menghentikan penggunaan internet.
6. Berani mengambil resiko kehilangan karena internet. Pengguna internet
mempertaruhkan atau berani mengambil resiko kehilangan hubungan dengan
signifikan (orang terdekat, orang lain), pekerjaan, pendidikan, kesempatan
berkarir dan lain sebagainya karena internet.
7. Menggunakan internet sebagai cara melarikan diri dari masalah. Apabila
pengguna internet sedang mengalami masalah maka pengguna internet
melarikan diri dari masalah atau menghilangkan Dysphoric Mood (perasaan
tidak berdaya, rasa bersalah, cemas, depresi) dengan online.

c. Faktor-faktor yang memengaruhi kecanduan youtube


Smart (dalam Meryando, 2019) mengemukakan bahwa seseorang suka
mengakses internet seperti youtube dikarenakan sudah terbiasa bermain melebihi
waktu. Selain itu, ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang kecanduan
internet (youtube) adalah sebagai berikut :
1) Kurang perhatian dari orang-orang terdekat, beberapa orang berfikir bahwa
mereka dianggap ada jika mereka mampu mengusai keadaan. Mereka merasa
bahagia jika mendapatkan perhatian dari orang-orang terdekatnya, terutama

Modul Praktikum Lapangan 17


ayah dan ibu. Dalam rangka mendapatkan perhatian, seseorang akan
berperilaku yang tidak menyenangkan hati orangtuanya. Karena dengan berbuat
demikian, maka orangtua akan memperingatkan dan mengawasinya;
2) Stres atau depresi, beberapa orang menggunakan youtube untuk
menghilangkan rasa depresinya, diantaranya dengan menonton channel
kesukaannya.
3) Kurang kontrol, ketika individu tidak dapat mengontrol dirinya sendiri dan
mengatur waktunya untuk melakukan aktivitas-aktivitas di setiap harinya;
4) Kurang kegiatan, menganggur adalah kegiatan yang tidak menyenangkan.
Dengan tidak adanya kegiatan maka melakukan streaming youtube sering
dijadikan pelarian;
5) Lingkungan, perilaku seseorang tidak hanya terbentuk dari dalam keluarga. Saat
di sekolah, bermain dengan teman-teman itu juga dapat membentuk perilaku
seseorang. Artinya meskipun seseorang tidak dikenalkan dengan youtube
dirumah, maka seseorang akan kenal dengan youtube melalui teman-temannya;
6) Pola Asuh, pola asuh orangtua juga sangat penting bagi perilaku seseorang.
Maka, sejak dini orangtua harus berhati-hati dalam mengasuh anaknya. Karena
kekeliruan dalam pola asuh maka suatu saat anak akan meniru perilaku orang
tuanya.
Terdapat faktorlain yang dapat mempengaruhi kecanduan internet yang
dijabarkan oleh Montag& Reuter (dalam Meryando, 2019) yaitu:
1) Faktor Sosial, Kesulitan dalam melakukan komunikasi interpersonal atau individu
yang mengalami permasalahan sosial dapat menyebabkan penggunaan internet
(youtube) yang berlebih. Hal tersebut di sebabkan individu merasa kesulitan
dalam melakukan komunikasi dalam situasi face to face, sehingga individu akan
lebih memilih menggunakan internet untuk melakukan komunikasi karena
dianggap lebih aman dan lebih mudah daripada dilakukan secara face to face.
Rendahnya kemampuan komunikasi dapat juga menyebabkan rendahnya harga
diri, mengisolasi diri menyebabkan permasalahan dalam hidup seperti
kecanduan terhadap internet.
2) Faktor Psikologis, Kecanduan internet dapat disebabkan karena individu
mengalami permasalahan psikologis seperti depresi, kecemasan, obsesive
compulsive disorder (OCD), penyalahgunaan obat-obat terlarang dan beberapa
sindrom yang berkaitan dengan gangguan psikologis. Internet (youtube)
memungkinkan individu untuk melarikan diri dari kenyataan, menerima hiburan
atau rasa senang. Hal ini akan menyebabkan individu terdorong untuk lebih

Modul Praktikum Lapangan 18


sering menggunakan internet (youtube) sebagai pelampiasan dan akan
membuat kecanduan.
3) Faktor Biologis, terdapat perbedaan fungsi otak antara individu yang mengalami
kecanduan internet (youtube) dengan yang tidak. Individu yang mengalami
kecanduan internet menunjukkan bahwa dalam memproses informasi jauh lebih
lambat, kesulitan dalam mengontrol dirinya dan memiliki kecenderungan
kepribadian depresi.
d. Dampak negatif kecanduan
Wulandari menyatakan kecanduan terdiri dari physical addiction, yaitu
kecanduan yang berhubungan dengan alkohol atau kokain, dan nonphysical
addiction, yaitu kecanduan yang tidak melibatkan alkohol maupun kokain, dengan
demikian dapat dikatakan kecanduan youtube termasuk dalam non-physical
addiction. Menurut Ybarra, Alexander, & Mitchell, 2005; Yen, , Chou, Liu, Yang, &
Hu, 2014; Wee, Zhao, Yap, Wu, Shi, Price, Du, Xu, Zhou, & Shen (2014),
Kecanduan internet dapat mengakibatkan efek samping yang cukup besar pada
kehidupan seseorang, seperti kecemasan, depresi, penurunan fisik dan kesehatan
mental, hubungan interpersonal, dan penurunan kinerja (dalam Hakim & Raj, 2017,
281).

METODE ASESMEN
a. Observasi

Observasi merupakan kata yang berasal dari bahasa latin yang berarti
“melihat” dan “memperhatikan”. Pengertian observasi mengarah pada
memperhatikan atau mengamati secara akurat dan teliti. Observasi bertujuan untuk
mengambarkan atau mendeskripsikan setting yang sedang di amati, kegiatan-
kegiatan yang berlangsung, individu-individu yang terlibat dalam kegiatan tersebut,
serta makna kejadian dari perspektif yang dilihat dari perspektif individu-individu yang
terlibat (Rahayu & Ardani, 2004, p. 1-3). Model pencatatan yang akan digunakan
dalam observasi ini adalah continuous recording, karena subyek akan diobservasi
secara periode berkelanjutan yakni selama 1 minggu.

Menurut Rahayu & Ardani (2004), terdapat beberapa langkah-langkah dalam


observasi yaitu :

1. Mengetahui atau memperoleh pengetahuan tentang hal yang akan


diobservasi,

2. Menentukan tujuan umum dan tujuan khusus,


Modul Praktikum Lapangan 19
3. Membuat tata cara observasi (menggunakan metode dan alat apa),

4. Membatasi dengan tegas hal-hal yang akan diobservasi,

5. Melakukan observasi dengan secermat-cermatnya,

6. Membuat hasil catatan/observasi, dan

7. Memahami pencatatan dan penggunaan alat yang digunakan.

b. Wawancara

Menurut Hadi (1993), wawancara adalah metode pengumpulan data melalui


tanya jawab sepihak yang dilakukan secara tersusun dan berlandaskan pada tujuan
penyelidikan (dalam Rahayu & Ardani, 2004, p. 63). Menurut Lincoln & Guba (1994),
Wawancara bertujuan untuk mengonstruksi hal-hal yang berkaitan dengan individu-
individu, aktivitas-aktivitas, organisasi, afektif, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan
lain-lain (dalam Rahayu & Ardani, 2004, p. 64).

Tabel observasi dengan model pencatatan continuous recording

Nama subyek : Cindi Clara P.P.


Perilaku target : Menonton Youtube
Periode Pengamatan : 1 minggu

No Frekuensi Durasi Jam


(WIB)

Merasa Menonton Merasa Bosan Menonton Youtube


Bosan Youtube

Senin, 25 Mei 2020

1 I I 4 sekon 2 jam 7 menit 06.10-08.17

2 I I 5 sekon 1 jam 45 menit 11. 05-12.50

3 I I 4 sekon 2 jam 5 menit 15.30-17.35

4 I I 7 sekon 1 jam 30 menit 22.00-23.30

Jumlah Frekuensi Merasa Bosan 4

Frekuensi Menonton Youtube 4

Modul Praktikum Lapangan 20


per hari

Durasi Merasa Bosan 19 sekon

Durasi Menonton Youtube 7 jam 27 menit

Selasa, 26 Mei 2020

1 I I 6 sekon 1 jam 23 menit 06.30-07.53

2 I I 6 sekon 2 jam 10 menit 10.20-12.30

3 I I 4 sekon 1 jam 50 menit 14.30-16.20

4 I I 4 sekon 2 jam 30 menit 21.40-00.10

Jumlah Frekuensi Merasa Bosan 4


per hari
Frekuensi Menonton Youtube 4

Durasi Merasa Bosan 20 sekon

Durasi Menonton Youtube 7 jam 53 menit

Rabu, 27 Mei 2020

1 I I 6 sekon 1 jam 40 menit 07.30-09.10

2 I I 5 sekon 2 jam 20 menit 11.25-13.45

3 I I 6 sekon 2 jam 43 menit 20.25-23.08

Jumlah Frekuensi Merasa Bosan 3


per hari
Frekuensi Menonton Youtube 3

Durasi Merasa Bosan 17 sekon

Durasi Menonton Youtube 6 jam 43 menit

Kamis, 28 Mei 2020

1 I I 6 sekon 1 jam 15 menit 06.10-07.25

2 I I 5 sekon 2 jam 18 menit 13.37-15.55

3 I I 5 sekon 1 jam 36 menit 20.22-21.58

Jumlah Frekuensi Merasa Bosan 3


per hari
Frekuensi Menonton Youtube 3

Durasi Merasa Bosan 16 sekon

Durasi Menonton Youtube 5 jam 9 menit

Jumat, 29 Mei 2020

1 I I 7 sekon 1 jam 35 menit 08.25-10.00

Modul Praktikum Lapangan 21


2 I I 6 sekon 2 jam 10 menit 14.46-16.56

3 I I 5 sekon 1 jam 28 menit 18.08-19.36

4 I I 5 sekon 1 jam 12 menit 21.32-22.44

Jumlah Frekuensi Merasa Bosan 4


per hari
Frekuensi Menonton Youtube 4

Durasi Merasa Bosan 23 sekon

Durasi Menonton Youtube 6 jam 25 menit

Sabtu, 30 Mei 2020

1 I I 5 sekon 40 menit 07.20-08.00

2 I I 5 sekon 1 jam 17 menit 16.34-17.51

3 I I 7 sekon 1 jam 13 menit 21.13-22.26

Jumlah Frekuensi Merasa Bosan 3


per hari
Frekuensi Menonton Youtube 3

Durasi Merasa Bosan 17 sekon

Durasi Menonton Youtube 3 jam 10 menit

Minggu, 31 Mei 2020

1 I I 6 sekon 50 menit 07.15-08.05

2 I I 5 sekon 1 jam 30 menit 10.50-12.20

3 I I 6 sekon 2 jam 10 menit 14.28-16.38

4 I I 7 sekon 1 jam 40 menit 19.24-21.04

Jumlah Frekuensi Merasa Bosan 4


per hari
Frekuensi Menonton Youtube 4

Durasi Merasa Bosan 48 sekon

Durasi Menonton Youtube 6 jam 10 menit

Kesimpulan :
Dalam waktu seminggu, subyek menghabiskan durasi untuk merasa bosan berkisar
16-48 sekon dan frekuensi sebanyak 3-4 kali disetiap harinya. Sedangkan, durasi yang
subyek habiskan untuk menonton youtube berkisar antara 5-7 jam. Terkecuali hari sabtu,
dimana subyek hanya menghabiskan sekitar 3 jam untuk menonton youtube. Total frekuensi
yang dihabiskan subyek untuk menonton youtube sekitar 3-4 kali dalam setiap harinya.

HASIL ASESMEN

Modul Praktikum Lapangan 22


A. Hasil Asesmen
1. Hasil Wawancara
a. Latar Belakang Keluarga
Subyek merupakan anak pertama dari 4 bersaudara, dimana terdiri
atas 2 orang perempuan kembar berusia 12 tahun dan 1 orang laki-laki
berusia 5 tahun. Adik kembar subyek sekarang duduk di kelas 6 SD. Lain
halnya dengan adik laki-laki subyek yang masih belum menempuh
pendidikan formal. Subyek masih memiliki orangtua lengkap yang terdiri
atas ayah dan ibu. Ayah subyek berusia 47 tahun bekerja sebagai
wiraswasta sedangkan Ibu subyek berusia 44 tahun bekerja sebagai
seorang bidan. Ayah subyek memiliki kepribadian yang humoris, tegas,
memiliki komunikasi yang baik, mudah tersinggung, dan pendendam.
Berbeda dengan ibu subyek yang memiliki kepribadian ramah, mudah
bergaul, easy going, tenang, dan cenderung santai. Subyek memiliki
hubungan baik dnegan keluarganya. Meskipun sekarang subyek tidak
tinggal dengan keluarganya, mereka masih sering berkomunikasi lewat
media sosial. Pola asuh yang diterapkan dalam keluarga adalah pola asuh
otoriter, terutama oleh ayah subyek. Subyek masih ingat sewaktu kecil
subyek sangat jarang melakukan suatu hal yang ia sukai, dikarenakan
orantuanya yang tidak mengizinkan dia untuk melakukan hal tersebut.
Seperti halnya pergi bermain dengan teman-teman. Oleh karena itu,
subyek tumbuh menjadi seorang introvert yang tidak terlalu mudah bergaul
dengan orang banyak. Namun diluar semua itu, subyek sangat
menyayangi keluarganya begitu pula sebaliknya. Subyek juga menyadari
bahwa tidak ada orangtua yang sempurna dan selalu ingin melakukan
yang terbaik untuk anak-anaknya. Hanya saja, cara mereka yang mungkin
kurang tepat. Subyek mengakui bagaimanapun keluarga merupakan
tempat ternyaman untuk pulang dan bercanda gurau.
b. Riwayat Masa Kecil
Sewaktu kecil subyek memiliki momen-momen yang berharga yaitu
memainkan permainan daerah bersama teman-teman, bermain bersama
orangtua, jalan-jalan bersama keluarga, bermain bersama saudara-
saudara, memiliki permainan baru idaman, dongeng dari orangtua, dan
diajari satu lagu sederhana namun hangat. Subyek memiliki beberapa
orang teman baik yang sebagian besar merupakan sepupu subyek. Jikalau
diingat kembali, subyek memiliki keinginan untuk mengulang kembali
masa-masa kecilnya. Meskipun dengan beberapa pengalaman trauma

Modul Praktikum Lapangan 23


subyek yang sampai sekarang masih sulit untuk dilupakan. Pengalaman
trauma tersebut berkaitan dengan perkataan orangtua subyek, yang selalu
memaksa subyek untuk memiliki prestasi akademik yang tinggi. Tetapi,
ketika subyek mendapat nilai yang tinggi, sikap orangtuanya akan biasa-
biasa saja, bahkan tidak memberikan apresiasi juga. Namun, jika subyek
mendapatkan nilai jelek, pasti orangtua cemas dan menyalahkan subyek.
Hal inilah yang membuat subyek tumbuh menjadi seorang yang terlalu
perfeksionis. Selain itu, pola asuh otoriter yang seringkali membuat subyek
tidak bebas dalam bermain bersama teman-temannya. Diluar semua itu,
subyek telah memaafkan orangtuanya. Kembali lagi, tak ada orangtua
yang sempurna didunia ini.
c. Riwayat Medis
Sewaktu kecil subyek pernah terkena Malaria yang hampir
merenggut nyawanya. Selain itu, subyek pernah terkena peyakit
Bronchitis yaitu peradangan pada brokus, sehingga membuat dia harus
mengkonsumsi obat-obatan seperti Molapet (dengan kandungan
Ambroxol HCl) dan Imboost force (sebagai multivitamin). Subyek juga
memiliki penyakit bawaan dari orangtuanya yakni Gastritis, dimana
merupakan peradangan dilambung.
d. Pergaulan Sosial
Subyek merupakan orang yag tidak memiliki teman yang banyak.
Meskipun demikian, hubungan subyek dengan beberapa temannya
sangat intens baik dalam komunikasi maupun kepedulian antara satu dan
yang lain. Selain itu, subyek merasa dengan kehadiran keluarga, teman,
bahkan pacar merupakan suatu hal yang layak untuk disyukuri, karena
merekalah yang selalu memberikan dukungan subyek. Walaupun,
subyek tidak memiliki banya teman, ia sangat terbuka untuk
berkomunikasi dengan orang baru yang mungkin ingin mencari teman.
e. Riwayat Pendidikan
Subyek langsung menempuh SD (sekolah dasar) tanpa mengikuti
TK (taman kanak-kanak). SDN 3 INPRES Lumbi-lumbia merupakan
tempat subyek bersekolah pertama kalinya. Kemudian, subyek
menempuh sekolah menengah di SMPN 1 Buko Selatan dan SMAN 1
Luwuk Banggai. Sedari kecil subyek merupakan slaah satu anak yang
memiliki prestasi akademik yang baik. Mulai dari SD samoai SMA subyek
selalu memperoleh rangking yang berkisar antara 1 sampai 5. Saat SMP
subyek pernah mendapat juara ketika mengikuti lomba bernyanyi. Selain

Modul Praktikum Lapangan 24


itu, sewaktu SMA subyek juga pernah mengikuti lomba Cerdas Cermat 4
Pilar yang berhasil sampai ditingkat provinsi. Untuk sekarang, subyek
menempuh pendidikan di perguruan tinggi Universitas Merdeka Malang.
Prestasi yang pernah didapatkan selama kuliah yaitu tim subyek pernah
mendapat juara 2 di lomba Moot court yang diadakan oleh fakultas.
f. Riwayat Pekerjaan
-
g. Kesimpulan
Subyek memiliki hubungan baik dengan keluarganya dan sangat
menyayangi mereka, begitupun sebaliknya. Kenangan indah berkaitan
dengan bermain dimasa kecil bersama orang-orang yang berpengaruh
dalam kehidupan subyek. Pengalaman traumatik subyek berhubungan
dengan perkataan orangtuanya. Subyek menjalin hubungan yang intens
dengan teman-temannya, meski hanya berjumlah sedikit. Terakhir,
subyek memiliki beberapa riwayat penyakit yang membuat dia harus
mengkonsumsi beberapa obat sewaktu kecil.
2. Hasil Observasi
a. Penampilan (Deskripsi Umum)
Subyek memiliki rambut lurus yang panjangnya mencapai tulang
belikat, dengan warna hitam bercampur coklat. Tinggi subyek berkisar
antara 155-157 cm dengan berat badan 50-57 kg. kulit subyek bewarna
putih dan halus. Bola mata subyek bewarna coklat dengan alis dan bulu
mata yang tipis. Subyek memiliki bibir yang bewarna merah muda dengan
hidung yang tidak terlalu mancung tetapi tidak pesek juga. Subyek juga
memiliki pipi yang cubby.
b. Kontak mata
Subyek merupakan orang yang memiliki kontak mata yang intens
ketika berbicara dengan orang lain, baik orang dekat maupun orang yang
tak dikenal pun. Kontak mata subyek biasanya terjadi saat orang yang
sedang ia ajak komunikasi berbicara atau subyek yang berbicara. Kontak
mata ini akan terus terjadi sampai akhirnya subyek selesai berkomunikasi
atau ada hal yang harus dia lakukan, dimana ia mendengarkan orang lain
berbicara namun tetap mengerjakan suatu hal. Selain itu, biasanya yang
terjadi saat proses komunikasi berlangsung adalah kedipan mata subyek.
Hal ini tentu saja normal bagi manusia.
c. Gaya komunikasi

Modul Praktikum Lapangan 25


Subyek berkomunikasi dengan menggunakan bahasa indonesia
kepada orang lain. Namun, lain hal nya jika subyek berkomunikasi
dengan orang-orang di daerahnya. Subyek menggunakan bahasa
indonesia pasar dengan logat khas daerahnya. Ketika berbicara dengan
orang lain, subyek cenderung cepat dan memiliki intonasi yang cukup
tinggi dan volume suara yang cukup besar. Subyek juga terkadang
menggunakan bahasa non verbal yakni dengan bahasa tubuh. Ketika
menggunakan bahasa tubuh, seringkali orang yang di ajak berkomunikasi
pasti langsung paham dan sepemikiran dengan subyek.
d. Tingkat kenyamanan
Subyek memiliki tingkat kenyamanan yang tinggi saat
berkomunikasi. Selian itu, subyek juga memiliki kontrol terhadap dirinya
ketika berkomuniikasi dengan orang lain. Seperti subyek memberikan
porsi komunikasi yang setara dengan lawan bicaranya. Artinya, dalam hal
ini subyek memberikan kesempatan berbicara yang sama dengan dirinya
sendiri kepada lawan bicaranya. Selain itu, subyek juga selalu mencoba
mengerti tentang apa yang lawan bicara utarakan.
e. Tingkat kepercayaan diri
Subyek memiliki tingkat kepercayaan diri yang cukup baik. Hal ini
terlihat dari cara berbicara yang jelas dan keyakinan pada diri sendiri
yang berkaitan dengan informasi yang subyek sampaikan kepada lawan
bicara. Selain itu, kepercayaan diri ini juga terlihat dari body language
yang digunakan oleh subyek.
f. Kesesuaian afek
Subyek selalu menunjukan kesesuaian afek saat berkomunikasi
dengan orang lain. Ketika subyek merasa senang dia akan menunjukan
emosi senang, begitu pula saat marah subyek akan mulai berbicara
dengan intonasi yang tinggi dengan raut muka yang kelihatan sinis.
g. Kesimpulan
Subyek merupakan orang yang percaya diri dan mudah merasa
nyaman saat berkomnikasi dengan orang lain, serta memiliki pemahaman
baik tentang pikiran dan perasaan orang lain. Terkait dengan observasi
yang dilakukan dalam seminggu, subyek dapat menghabiskan durasi
untuk merasa bosan berkisar 16-48 sekon dan frekuensi sebanyak 3-4
kali disetiap harinya. Sedangkan, durasi yang subyek habiskan untuk
menonton youtube berkisar antara 5-7 jam. Terkecuali hari sabtu, dimana
subyek hanya menghabiskan sekitar 3 jam untuk menonton youtube.

Modul Praktikum Lapangan 26


Total frekuensi yang dihabiskan subyek untuk menonton youtube sekitar
3-4 kali dalam setiap harinya

B. Kesimpulan Perilaku Target Modifikasi Perilaku


Perilaku target yang akan dimodifikasi berkaitan dengan perilaku yang
berlebihan yaitu kecanduan menonton youtube. Dimana perilaku kecanduan
menonton youtube ini adalah subyek memiliki durasi yang lama ketika ia menonton
salah satu situs web ini dan tidak memperdulikan tugas-tugas dan rencana kegiatan
yang akan dilakukan disetiap harinya. Hal ini dilakukan karena subyek merasa
bosan. Biasanya subyek menonton sambil berbaring ditempat tidur dan menatap
layar ponselnya berjam-jam sampai akhirnya merasa bosan atau sudah lelah.
Perilaku ini mengakibatkan banyak dampak neagatif baik itu secara fisik atau psikis.
Jika ditinjau lebih jauh, perilaku tersebut terjadi karena kesalahan strategi coping
yang dimiliki subyek. Strategi coping yang dimaksud adalah mencoba menenangkan
diri atau menghilangkan stres dengan menonton youtube.
C. Prognosis
1. Faktor Pendukung
Faktor pendukung berkaitan dengan prognosis positif, jikalau prosedur
yang dibuat telah sesuai dengan karakteristik subyek dan subyek dapat mengikuti
prosedur dari teknik self management dengan disiplin, bersungguh-sungguh untuk
mengubah perilakunya, serta memiliki kemauan untuk berproses. Maka
kemungkinan sedikit demi sedikit, frekuensi dan durasi menonton youtube subyek
akan berkurang. Sehingga, subyek dapat mengendalikan diri dengan lebih baik
dalam hal menggunakan youtube dan dapat melakukan produktifitas dalam
mengerjakan tugas hariannya.
2. Faktor Penghambat
Faktor penghambat berkaitan dengan prognosis negatif, hal ini terjadi
jikalau ketidakcocokan prosedur dan teknik terhadap karakteristik subyek dan
tidak adanya kemauan atau minat subyek untuk memperbaiki perilaku. Selain itu,
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial memiliki pengaruh juga dalam
perubahan subyek. Jika lingkungan hal-hal tersebut tidak mendukung, makan
kemungkinan besar subyek akan gagal dalam memodifikasi perilakunya.
3. Kesimpulan Prognosis
Dengan demikian, terdapat dua kemungkinan mengenai dugaan ke
depannya, menjadi lebih baik dalam hal manajemen diri dan waktu atau menjadi
lebih buruk dilihat dari tingkat kecanduan yang lebih tinggi. Keberhasilan dari

Modul Praktikum Lapangan 27


modifikasi perilaku pada subyek berkaitan erat dengan teknik, prosedur,
lingkungan, dan minat dalam diri subyek.

Daftar Pustaka
Arisandy, Desy. (2009). Hubungan antara Kontrol Diri dengan Kecanduan Internet pada
Mahasiswa Universitas Bina Darma, Jurnal Ilmiah, Palembang: Universitas Bina
Darma.

Wikipedia Ensiklopedia Bebas. (nd.). Definisi Youtube. Diakses dari


https://id.wikipedia.org/wiki/YouTube

Hakim, Nurina, Siti., Raj, Alyu, Aliffatullah. (2017). Dampak kecanduan internet (internet
addiction) pada remaja, Prosiding Temu Ilmiah X Ikatan Psikologi Perkembangan
Indonesia, p.280-284

Julyanti, Miranda., Aisyah, Siti. (2015). Hubungan antara kecanduan internet dengan
prokrastinasi tugas sekolah pada individu pengguna warnet di kecamatan Medan
kota, Jurnal Diversita, 1, 17-27

Junia, Vini, Ayunda., Sofah., Rahmi, Putri, Mega, Rani. (2019). Tingkat prokrastinasi
akademik berdasarkan intensitas penggunaan media sosial di SMP NEGERI 18

Modul Praktikum Lapangan 28


PALEMBANG. Jurnal Konseling Komprehensif: Kajian Teori dan Praktik Bimbingan
dan Konseling,6, 21-29

Miltenberger, R. G. (2012). Behaviour modification:Principles and procedures. USA:


Thompson Learning Inc

Meryando, C. (2019). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecanduan pada Peserta Didik


Laki-Laki dan Perempuan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung Tahun Ajaran
2018/2019. Skripsi, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Ulpawati. (2016). Menurunkan Perilaku Youtube Addiction. Seminar Nasional dan Gelar
produk, 124-132

Rahayu, Tri, Lin., Ardani, Ardi, Tristiadi. (2004). Observasi dan Wawancara. Malang:
Bayumedia

Modul Praktikum Lapangan 29


LAMPIRAN-LAMPIRAN

Jadwal Pelaksanaan Asesmen

No Kegiatan Luaran Tanggal Tempat Jam


Pelaksanaan pelaksanan pelaksanaan
1 Informed Informed - - -
Consent dan consent
pembangunan
rapport
2 Wawancara Data hasil 24 Mei 2020 Jl. Pisang 08.00 pagi
dan Observasi Anamnesa Agung V No.
2A
3 Observasi ke 1 Data hasil 25 Mei 2020 Jl. Pisang Disesuaikan
Asesmen Agung V No. sejak bangun

Modul Praktikum Lapangan 30


2A tidur sampai
tidur dimalam
hari
4 Observasi ke 2 Data hasil 26 Mei 2020 Jl. Pisang Disesuaikan
asesmen Agung V No. sejak bangun
2A tidur sampai
tidur dimalam
hari
5 Observasi ke 3 Data hasil 27 Mei 2020 Jl. Pisang Disesuaikan
asesmen Agung V No. sejak bangun
2A tidur sampai
tidur dimalam
hari
6 Observasi ke 4 Data hasil 28 Mei 2020 Jl. Pisang Disesuaikan
asesmen Agung V No. sejak bangun
2A tidur sampai
tidur dimalam
hari
7 Observasi ke 5 Data hasil 29 Mei 2020 Jl. Pisang Disesuaikan
asesmen Agung V No. sejak bangun
2A tidur sampai
tidur dimalam
hari
8 Observasi ke 6 Data hasil 30 Mei 2020 Jl. Pisang Disesuaikan
asesmen Agung V No. sejak bangun
2A tidur sampai
tidur dimalam
hari
9 Observasi ke 7 Data hasil 31 Mei 2020 Jl. Pisang Disesuaikan
asesmen Agung V No. sejak bangun
2A tidur sampai
tidur dimalam
hari

Modul Praktikum Lapangan 31


Identitas Subyek
 Nama : Cindi Clara Patrisia Potindingo
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Tempat/ Tanggal Lahir: Tentena, 16 Oktober 1999
 Alamat : Jl. Pisang Agung V No. 2A
 Usia : 20 Tahun
 Agama : Kristen Protestan
 Pendidikan : S1 Psikologi
 Nama Sekolah/Fakultas: Universitas Merdeka Malang/ Psikologi
 Suku Bangsa : Indonesia
 Latar Belakang Budaya: subyek merupakan percampuran antara suku ambon, suku
banggai, dan china melalui ayah subyek. Sedangkan
percampuran suku mori dan suku Bugis dari Ibu subyek.
 Urutan Keluarga : Anak pertama
 Riwayat Pekerjaan :-

Identitas Orang Tua Subyek


Keterangan Ayah Ibu
Nama Dedi Yutson Potindingo Nening Mbatono
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir Lumbi-lumbia, 10 Mayakeli, 22 Juli 1976
Februari 1973
Usia 47 tahun 44 tahun
Alamat Desa Lumbi-lumbia Desa Lumbi-lumbia
Pendidikan/Pekerjaan SMA/Wiraswasta SPK/Bidan
Agama Kristen Protestan Kristen Protestan
Suku Bangsa Suku Ambon, Banggai, Suku Mori dan Bugis
dan China.
Latar Belakang Budaya Ayah berasal dari suku Ayah dari suku Mori dan
China dan Ibu berasal Ibu berasal dari suku
dari percampuran suku Bugis.
Banggai dan Ambon.

FORM ASESMEN AWAL


1. Tuliskan keluhan-keluhan masalah yang ingin Saudara modifikasi-kan !
Saya sangat suka bermain atau melihat-lihat media sosial seperti instagram dan youtube.

Namun, dari kedua media sosial ini, yang sering saya lihat adalah youtube. Karena di

Modul Praktikum Lapangan 32


youtube berisikan banyak video-video yang membuat saya senang dan terkadang

memiliki banyak manfaat. Tetapi, permasalahan disini adalah saya merasa telah

kecanduan media sosial, terutama pada youtube. Jujur saja, saya selalu ingin lepas dari

hal ini, tapi sangat sulit untuk dilakukan.

2. Sejak kapan masalah tersebut muncul ?


Hal ini muncul ketika saya baru saja menempuh pendidikan perguruan tinggi. Mulai sejak

itu, karena saya sudah tidak suka menonton TV lagi, saya akhirnya memutuskan untuk

streaming youtube video. Perilaku tersebut berjalan hingga saat ini.

3. Bagaimana masalah tersebut mengganggu aktivitas/kehidupan sehari-hari Saudara ?


Kecanduan streaming youtube video dan tentu saja menontonnya, membuat saya suka

menunda-nunda dalam mengerjakan sesuatu. Seperti halnya, membereskan kamar,

mengerjakan tugas akademik, memasak, bahkan mandi. Hal-hal inilah yang membuat

saya berpikir sudah tidak produktif lagi dalam menjalani hari-hari. Alhasil, saya harus

sering begadang untuk mengerjakan tugas, kamar saya kadang selalu berantakan dan

lama untuk dibersikan kembali. Semua keadaan ini sangat menganggu kehidupan saya

dan kadang membuat bad mood.

Malang, 24 Mei 2020


Menyetujui,
Hormat Saya, Klien

Cindi Clara Patrisia Potindingo Sdr/i Cindi Clara Patrisia Potindingo


NIM17090000017

Modul Praktikum Lapangan 33


Dokumentasi dan Catatan-catatan

Modul Praktikum Lapangan 34


HASIL EVALUASI
B. Penilaian Laporan Asesmen Modifikasi Perilaku
Materi Kriteria Bobot
Sangat Memuaskan Cukup Kurang Dibawah
memuaskan 75-84 60-74 memuaskan Standard
85-100 50-59 <50
Asessmen a. Merancang a. Merancang a. Merancan a. Melakukan a. Membuat 90
metode metode g asesmen laporan hasil
asesmen dan asesmen asesmen tidak asesmen
langkah- dan sesuai sesuai tanpa
langkah langkah- dengan denga menjelaskan
asesmen langkah langkah- langkah- langkah-
dengan tepat asesmen langkah langkah langkah
dan dengan asesmen dalam asesmen
integrative tepat secara melakukan
b. Melakukan b. Melakukan tepat asesmen
asesmen asesmen b. Melakukan b. Menjelaska
sesuai c. Membuat asesmen n
langkah- analisa sesuai pelaksanaa
langkah yang hasil langkah- n asesmen
telah asesmen langkah tidak
dirancang d. Menjelaska c. Melaporka sistematis
c. Membuat n hasil n dan dan
analisa hasil asesmen menjelask bingung
asesmen secara an hasil c. Membuat
sesuai umum asesmen laporan
dengan meskipun hasil
tujuan laporan asesmen
sebagai tidak
dasar untuk sesuai
menentukan dengan
jenis apa yang
intervensi dijelaskan
d. Mampu
menjelaskan
hasil
asesmen
dengan
lengkap dan
integrative

Kehadira 90-100% 80% 80% Kurang dari Kurang dari 98


n kehadiran kehadiran kehadiran 80% 70%
dengan ijin tanpa kehadiran kehadiran
alpa keterangan
alpa
Penyeles Tugas Tugas Tugas Tugas tidak Tidak 90
aian diselesaikan diselesaikan diselesaikan lengkap dan mengumpulk
tugas sesuai ketentuan sesuai sesuai dikumpulkan an tugas
laporan date line dan ketentuan ketentuan erlambat dari
kelengkapan date line kelengkapan date line
(format laporan) namun tidak namun
lengkap terlambat dari
date line

Tanggal Diperiksa Nilai Total Ttd. Dosen

Modul Praktikum Lapangan 35


92

Husnul Khotimah., S.Psi., M.A

LAPORAN RANCANGAN INTERVENSI

Modul Praktikum Lapangan 36


SISTEMATIKA ISI
 Cover (contoh terlampir. Ini adalah cover terakhir dalam modul ini)
 Judul (Ditulis dalam bentuk ringkas dan menarik minat pembaca, namun tetap
mencerminkan isi tulisan)
 Identitas (Nama penulis lengkap, NIM, dan kelas)

RANCANGAN INTERVENSI MODIFIKASI PERILAKU

Modul Praktikum Lapangan 37


“PENERAPAN SELF MANAGEMENT TERHADAP KECANDUAN YOUTUBE”

Laporan Rancangan Intervensi


Modifikasi Perilaku

Tugas ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Modifikasi Perilaku
yang Dibimbing oleh Husnul Khotimah., S.Psi.,M.A

Oleh:
Cindi Clara Patrisia Potindingo
NIM: 17090000017

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
2020

ABSTRAK
Modul Praktikum Lapangan 38
Perilaku kecanduan youtube merupakan perilaku yang buruk bagi individu. Oleh karena
itu, perlu adanya intervensi modifikasi perilaku yang diterapkan pada kasus kecanduan
youtube. Dalam hal ini modifikasi perilaku bertujuan untuk mengurangi perilaku
menonton youtube yang berlebihan. Perilaku kecanduan kecanduan youtube terjadi
ketika subyek sering melampiaskan rasa stres dan bosan melalui menonton youtube
dengan durasi yang panjang. Oleh karena itu, penulis memilih teknik self management
untuk membantu subyek dalam mengubah perilakunya. Pemilihan teknik self
management, dilakukan mengingat kesadaran dan kemauan subyek yang kuat untuk
mengubahnya serta masa pandemi Covid-19 yang mengharuskan semua orang
berkerja dirumah (work from home).

KATA KUNCI
Kecanduan youtube, self management, work from home

PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi memaksa manusia untuk menggunakan internet untuk
mengakses informasi-informasi penting maupun berkomunikasi jarak jauh antar satu
individu dengan individu lainnya. Salah satu hasil karya dari pemanfaatan internet adalah
Youtube yang merupakan situs web yang memungkinkan pengguna mengunggah,
menonton, dan membagikan video ke orang lain (wikipedia Ensiklopedia Bebas,
https://id.wikipedia.org/wiki/YouTube). Jika digunakan dengan bijak, youtube memberikan
banyak manfaat seperti tempat menyalurkan karya-karya sekaligus bekerja, sarana
berbagi video edukasi, mudah diakses oleh semua orang, hiburan, dan manfaat lainnya.
Alhasil individu-individu yang tidak mendapatkan tempat atau media untuk menyalurkan
bakatnya, dapat melalui youtube. Sehingga, individu-individu tersebut akan berkembang
dan terus termotivasi jikalau mendapatkan dukungan dari penonton di youtube channel
milik pribadi.
Namun, ketika youtube tidak digunakan dengan bijak, seperti kecanduan
menonton youtube, membagikan video yang merugikan orang lain, bahkan sebagai
sarana cyber bullying. Hasilnya youtube memberikan dampak negatif bagi penggunanya.
Kasus inilah yang dialami oleh subyek, dimana subyek merasa telah kecanduan dengan
youtube. Subyek mengakui bahwa ia mulai merasa tidak dapat lepas dari salah satu situs
web ini, sejak masuk perguruan tinggi. Subyek selalu melakukan streaming youtube
video dengan smartphone miliknya. Kecanduan ini mengakibatkan subyek selalu
menunda-nunda aktivitas-aktivitas atau tugas-tugas yang harus ia lakukan dalam satu
hari.
Sebenarnya topik kecanduan internet seperti kecanduan media sosial bahkan
situs web seperti youtube telah banyak diteliti oleh orang-orang. Julyanti & Aisyah (2015),
menemukan adanya hubungan positif antara kecanduan internet dan prokastinasi tugas
sekolah, dengan hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik kecanduan internet
(107, 60>105) yang tergolong cenderung tingkat tinggi dan prokastinasi tugas sekolah

Modul Praktikum Lapangan 39


(98,87> 95) tergolong cenderung tingkat tinggi (p. 17). Para peneliti lain, melakukan
penelitian dengan cara membagi 3 kelompok subyek berdasarkan tingkat kecanduan
media sosial yakni light users (tingkat rendah pemakaian medsos), medium users (tingkat
sedang pemakaian medsos), dan heavy users (tingkat tinggi pemakaian medsos).
Mereka menemuka hasil bahwa tingkat prokastinasi pada light users 53,7%, medium
users 43, 2%, dan heavy users 45,3%. Hasil penelitian menunjukan semakin sering
menggunakan media sosial kecenderungan untuk prokastinasi menjadi semakin tinggi
pula. Selain itu, yang menarik pada penelitian ini adalah banyak siswa yang memilih
menonton youtube karena dianggap sebagai hiburan (Junia, Sofah, & Putri, 2019, p. 23-
25). Penelitian-penelitian tersebut membuktikan bahwa pentingnya penerapan modifikasi
perilaku terhadap orang yang mengalami kecandukan internet.
Modifikasi perilaku adalah salah satu bidang psikologi yang membahas tentang
menganalisis dan memodifikasi perilaku individu-individu. Arti menganalisis disini
mengarah kepada mengidentifikasi kaitan hubungan fungsional antara kejadian di
lingkungan dan perilaku tertentu dari seseorang, sehingga mendapatkan pemahaman
mendalam tentang perilaku orang tersebut. sedangkan memodifikasi memiliki arti
mengembangkan dan mengaplikasikan prosedur-prosedur tertentu untuk membantu
seseorang dalam mengubah perilakunya. Modifikasi perilaku bertujuan untuk
meningkatkan beberapa aspek kehidupan pada seseorang (Miltenberger, 2012, p. 5).
Dengan modifikasi perilaku yang diterapkan kepada subyek, penulis dapat
menganalisis hubungan antara peristiwa di lingkungan dengan perilaku kecanduan
subyek dengan youtube. Penulis, mencari tahu penyebab subyek selalu menonton
youtube dan hal lainnya. Kemudian, penulis juga dapat membantu mencarikan teknik
modifikasi perilaku yang tepat bagi subyek. Sehingga subyek dapat terlepas dari
kecanduan youtube dan memiliki produktifitas dalam melakukan tugas-tugas dan
aktivitas-aktivitas sehari-hari.
Dalam kasus ini, penulis memilih teknik modifikasi perilaku self management
untuk subyek. Menurut Skinner (1953a), Self management adalah dimana subyek dapat
mengendalikan perilakunya untuk merubah menjadi perilaku terkontrol dimasa yang akan
datang (Miltenberger, 2012, p. 404). Perilaku pengendalian ini melibatkan aplikasi dari
strategi manajemen diri, dimana anteseden dan konsekuensi dari perilaku target dan atau
perilaku alternatif modifikasi. Sehingga subyek dapat belajar untuk mengendalikan diri
sendiri dengan cara membuat rencana harian dan berusaha untuk disiplin mengikuti
rencana tersebut. ketika mengikuti rencana harian ini tentu saja individu harus
mengurangi jam untuk menonton youtube. Selain itu, membuat kartu pengingat untuk
berhenti menonton youtube atau tentang produktivitas kerja yang mungkin akan ditempel
di dinding dekat tempat tidur dan dijadika wallpaper pada smartphone subyek.

Modul Praktikum Lapangan 40


Metode self management mirip dengan penelitian menurunkan perilaku youtube
addiction yang dilakukan oleh Ulpawati (2016), menemukan bahwa dengan
menggunakan intervensi self control dan time manangement, informan mampu
mengurangi perilaku menonton youtube. Hal ini ditunjukan dnegan frekuensi dan waktu
yang dihabiskan informan dalam menonton youtube per harinya. Meskipun tidak sama
persis, self management berkaitan dengan self control dalam hal ini tentu saja memiliki
hubungan dengan time management juga.
Berdasarkan pemaparan diatas, penulis ingin mengangkat topik tentang “Self
management terhadap Kecanduan youtube”.
LANDASAN TEORI
e. Pengertian kecanduan Youtube
Menurut Dariyo (2004) Perilaku kecanduan dapat terjadi saat para individu
menggunakan internet dengan durasi yang cukup lama dan rasa kemauan dari
dalam diri untuk menggunakan internet tanpa adanya suatu paksaan. Para individu
menginginkan internet karena ingin mengetahui tentang hal-hal apa saja yang
tersedia di dalam internet. Hal tersebut, membuat hilangnya kontrol diri pada individu
dan menjadi kecanduan (dalam Julyanti & Aisyah, 2015, p.20-21). Salah seorang
peneliti menemukan bahwa kecanduan youtube disebakan oleh strategi coping dari
para individu terhadap masalah atau kondisi yang sedang dialami (Ulpawati, 2016, p.
130). Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa perilaku kecanduan
Youtube adalah perilaku berlebihan dalam menonton youtube dengan frekuensi dan
durasi lama yang berasal dari kemauan dan atau strategi coping dari seseorang.
Winkler, Dorsing, Rief, Shen, & Glombiewski (2013), menemukan bahwa
survei di Amerika Serikat dan Eropa telah menunjukkan bahwa internet addiction
mempengaruhi 1,5-8,2% dari populasi umum (Weinstein & Lejoyeux, 2010).
Chakraborty, Basu, dan Kumar (2010) menempatkan antara 0,3% dan 38%, hal ini
menggambarkan varians besar tingkat prevalensi internet addiction yang dilaporkan
dalam literatur (dalam Ulpawati, 2016, p. 124). Menurut Kuss et.al. (2014) dalam
masyarakat temporer, 40% menggunakan internet, secara global penggunaan
internet tumbuh mencapai enam kali lipat selama dekade terakhir, dan secara
substansial meningkat hingga tahun 2011. Orang yang berusia dewasa muda atau
sekitar 25-30 tahun, lebih banyak menggunakan internet dengan frekuensi lebih dari
100 jam per bulannya (dalam Ulpawati, 2016, p. 124).

f. Aspek-aspek kecanduan youtube


Menurut Young (dalam Arisandy, 2009) ada beberapa aspek-aspek dari
kecanduan internet:

Modul Praktikum Lapangan 41


1. Pengguna internet mengalami perasaan tidak menyenangkan ketika offline.
Ketika pengguna internet sedang offline maka dia merasakan sesuatu yang tidak
menyenangkan seperti gelisah, kesepian, tidak terpuaskan, cemas, frustasi atau
sedih.
2. Pengguna internet mengalami perasaan yang menyenangkan ketika online.
Sedangkan ketika pengguna internet sedang online dia merasa gembira,
bergairah, bebas untuk melakukan apa saja dan atraktif.
3. Perhatian hanya tertuju pada internet. Pengguna internet hanya memikirkan
aktivitas online sebelumnya atau berharap untuk segera online.
4. Penggunaan internet yang semakin meningkat. Pengguna internet ingin
menggunakan internet dalam jangka waktu yang semakin meningkat untuk
mendapatkan kepuasan.
5. Ketidakmampuan mengatur penggunaan internet. Pengguna internet tidak dapat
mengontrol, mengurangi atau menghentikan penggunaan internet.
6. Berani mengambil resiko kehilangan karena internet. Pengguna internet
mempertaruhkan atau berani mengambil resiko kehilangan hubungan dengan
signifikan (orang terdekat, orang lain), pekerjaan, pendidikan, kesempatan
berkarir dan lain sebagainya karena internet.
7. Menggunakan internet sebagai cara melarikan diri dari masalah. Apabila
pengguna internet sedang mengalami masalah maka pengguna internet
melarikan diri dari masalah atau menghilangkan Dysphoric Mood (perasaan
tidak berdaya, rasa bersalah, cemas, depresi) dengan online.

g. Faktor-faktor yang memengaruhi kecanduan youtube


Smart (dalam Meryando, 2019) mengemukakan bahwa seseorang suka
mengakses internet seperti youtube dikarenakan sudah terbiasa bermain melebihi
waktu. Selain itu, ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang kecanduan
internet (youtube) adalah sebagai berikut :
1) Kurang perhatian dari orang-orang terdekat, beberapa orang berfikir bahwa
mereka dianggap ada jika mereka mampu mengusai keadaan. Mereka merasa
bahagia jika mendapatkan perhatian dari orang-orang terdekatnya, terutama
ayah dan ibu. Dalam rangka mendapatkan perhatian, seseorang akan
berperilaku yang tidak menyenangkan hati orangtuanya. Karena dengan berbuat
demikian, maka orangtua akan memperingatkan dan mengawasinya;
2) Stres atau depresi, beberapa orang menggunakan youtube untuk
menghilangkan rasa depresinya, diantaranya dengan menonton channel
kesukaannya.

Modul Praktikum Lapangan 42


3) Kurang kontrol, ketika individu tidak dapat mengontrol dirinya sendiri dan
mengatur waktunya untuk melakukan aktivitas-aktivitas di setiap harinya;
4) Kurang kegiatan, menganggur adalah kegiatan yang tidak menyenangkan.
Dengan tidak adanya kegiatan maka melakukan streaming youtube sering
dijadikan pelarian;
5) Lingkungan, perilaku seseorang tidak hanya terbentuk dari dalam keluarga. Saat
di sekolah, bermain dengan teman-teman itu juga dapat membentuk perilaku
seseorang. Artinya meskipun seseorang tidak dikenalkan dengan youtube
dirumah, maka seseorang akan kenal dengan youtube melalui teman-temannya;
6) Pola Asuh, pola asuh orangtua juga sangat penting bagi perilaku seseorang.
Maka, sejak dini orangtua harus berhati-hati dalam mengasuh anaknya. Karena
kekeliruan dalam pola asuh maka suatu saat anak akan meniru perilaku orang
tuanya.
Terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi kecanduan internet (youtube)
yang dijabarkan oleh Montag& Reuter (dalam Meryando, 2019) yaitu:
1) Faktor Sosial, Kesulitan dalam melakukan komunikasi interpersonal atau individu
yang mengalami permasalahan sosial dapat menyebabkan penggunaan internet
(youtube) yang berlebih. Hal tersebut di sebabkan individu merasa kesulitan
dalam melakukan komunikasi dalam situasi face to face, sehingga individu akan
lebih memilih menggunakan internet untuk melakukan komunikasi karena
dianggap lebih aman dan lebih mudah daripada dilakukan secara face to face.
Rendahnya kemampuan komunikasi dapat juga menyebabkan rendahnya harga
diri, mengisolasi diri menyebabkan permasalahan dalam hidup seperti
kecanduan terhadap internet.
2) Faktor Psikologis, Kecanduan internet dapat disebabkan karena individu
mengalami permasalahan psikologis seperti depresi, kecemasan, obsesive
compulsive disorder (OCD), penyalahgunaan obat-obat terlarang dan beberapa
sindrom yang berkaitan dengan gangguan psikologis. Internet (youtube)
memungkinkan individu untuk melarikan diri dari kenyataan, menerima hiburan
atau rasa senang. Hal ini akan menyebabkan individu terdorong untuk lebih
sering menggunakan internet (youtube) sebagai pelampiasan dan akan
membuat kecanduan.
3) Faktor Biologis, terdapat perbedaan fungsi otak antara individu yang mengalami
kecanduan internet (youtube) dengan yang tidak. Individu yang mengalami
kecanduan internet menunjukkan bahwa dalam memproses informasi jauh lebih
lambat, kesulitan dalam mengontrol dirinya dan memiliki kecenderungan
kepribadian depresi.

Modul Praktikum Lapangan 43


h. Dampak negatif kecanduan
Wulandari menyatakan kecanduan terdiri dari physical addiction, yaitu
kecanduan yang berhubungan dengan alkohol atau kokain, dan nonphysical
addiction, yaitu kecanduan yang tidak melibatkan alkohol maupun kokain, dengan
demikian dapat dikatakan kecanduan youtube termasuk dalam non-physical
addiction. Menurut Ybarra, Alexander, & Mitchell, 2005; Yen, , Chou, Liu, Yang, &
Hu, 2014; Wee, Zhao, Yap, Wu, Shi, Price, Du, Xu, Zhou, & Shen (2014),
Kecanduan internet dapat mengakibatkan efek samping yang cukup besar pada
kehidupan seseorang, seperti kecemasan, depresi, penurunan fisik dan kesehatan
mental, hubungan interpersonal, dan penurunan kinerja (dalam Hakim & Raj, 2017,
281)
i. Pengertian Modifikasi Perilaku
Modifikasi perilaku adalah bidang psikologi yang berkaitan dengan
menganalisis dan memodifikasi perilaku manusia. Menganalisis berarti
mengidentifikasi hubungan fungsional antara peristiwa lingkungan dan perilaku
tertentu untuk memahami alasan perilaku atau untuk menentukan mengapa
seseorang berperilaku seperti dia. Sedangkan, memodifikasi berarti
mengembangkan dan menerapkan prosedur untuk membantu orang mengubah
perilaku mereka. Ini melibatkan mengubah peristiwa lingkungan sehingga
mempengaruhi perilaku. Prosedur modifikasi perilaku dikembangkan oleh para
profesional dan digunakan untuk mengubah perilaku yang signifikan secara sosial
(Miltenberger, 2012, p. 5).

j. Tujuan modifikasi perilaku


Modifikasi perilaku bertujuan untuk meningkatkan perilaku yang dinginkan
dan mengurangi bahkan menghilang perilaku yang tidak diingikan, sehingga terjadi
peningkatan dibeberapa aspek kehidupan pada seseorang.

k. Pengertian teknik self manangement


Menurut Watson & Tharp (1993), Self management terjadi ketika seseorang
terlibat dalam perilaku pada suatu waktu untuk mengendalikan terjadinya perilaku
lain (perilaku target) di kemudian hari. Menurut Skinner (1953a), manajemen diri
melibatkan perilaku mengendalikan dan perilaku terkontrol. Seperti namanya, orang
tersebut terlibat dalam perilaku mengendalikan untuk memengaruhi terjadinya
perilaku terkontrol di masa depan. Perilaku pengendalian melibatkan penerapan
strategi manajemen diri di mana anteseden dan konsekuensi dari perilaku target atau

Modul Praktikum Lapangan 44


perilaku alternatif dimodifikasi; strategi ini membuat perilaku yang dikendalikan
(perilaku target) lebih mungkin (Miltenberger, 2012, p. 402).
Rencana manajemen diri yang didasarkan pada satu atau lebih dari strategi
yang dijelaskan sebelumnya harus mencakup sembilan langkah dasar sebagai
berikut (Miltenberger, 2012, p. 409-412).
1. Membuat keputusan untuk terlibat dalam manajemen diri. Biasanya membuat
keputusan untuk terlibat dalam program manajemen diri setelah periode
ketidakpuasan dengan beberapa aspek perilaku sendiri.
2. Menentukan perilaku target dan perilaku bersaing. Tujuan dari program
manajemen diri adalah untuk menambah atau mengurangi tingkat perilaku
sasaran. Kita harus terlebih dahulu menentukan perilaku target yang akan
diubah sehingga kita dapat merekamnya secara akurat dan menerapkan strategi
manajemen mandiri dengan benar. Penting juga untuk mengidentifikasi dan
mendefinisikan perilaku yang bersaing dengan perilaku target. Ketika perilaku
target adalah defisit perilaku yang harus ditingkatkan, kita akan berusaha
mengurangi perilaku bersaing yang tidak diinginkan. Ketika perilaku target
adalah kelebihan perilaku yang harus dikurangi, kita akan berusaha untuk
meningkatkan perilaku bersaing yang diinginkan.
3. Tetapkan tujuan. Tujuan kita adalah tingkat yang diinginkan dari perilaku target
yang ingin dicapai dalam proyek manajemen diri. Dalam menetapkan tujuan, kita
mengidentifikasi tingkat perilaku target yang tepat yang akan mencerminkan
peningkatan dalam beberapa aspek kehidupan kita. Setelah kita menentukan
tujuan, kita harus menuliskannya sehingga menjadi lebih menonjol.
Mempublikasikan tujuan kita, sehingga orang-orang penting menyadarinya, juga
berharga. kita juga dapat menuliskan sejumlah tujuan menengah jika kita
berencana untuk mencapai tujuan akhir secara bertahap. Kadang-kadang tujuan
menengah dapat dikembangkan hanya setelah periode pemantauan mandiri
untuk menentukan tingkat dasar pada perilaku target lainnya. Sasaran
menengah membangun pada tingkat dasar perilaku secara bertahap dalam
pendekatan yang berurutan ke sasaran akhir.
4. Memantau diri sendiri. Setelah mendefinisikan perilaku target, kita
mengembangkan dan menerapkan rencana pemantauan diri. Menggunakan
lembar data atau beberapa alat perekam, kita merekam setiap kemunculan
perilaku target segera setelah itu terjadi. kita merekam perilaku target selama
periode waktu tertentu (katakanlah, 1-2 minggu) untuk menetapkan tingkat dasar
perilaku sebelum menerapkan prosedur manajemen mandiri. Ada kemungkinan
bahwa perilaku target akan berubah ke arah yang diinginkan sebagai hasil dari

Modul Praktikum Lapangan 45


pemantauan mandiri dan penetapan tujuan. kita tidak boleh menerapkan strategi
manajemen diri sampai tingkat perilaku target stabil. Jika perilaku target
mencapai tingkat sasaran sebagai hasil dari prosedur penetapan tujuan dan
pemantauan diri, kita dapat menunda menerapkan strategi manajemen diri lebih
lanjut dan terus menetapkan tujuan dan memonitor diri. Jika perilaku target tidak
dipertahankan pada level tujuan dengan monitor diri, maka strategi self
management selanjutnya dapat diimplementasikan. Pemantauan mandiri
dilanjutkan di seluruh program manajemen mandiri untuk menilai efektivitas
program dan pemeliharaan perubahan seiring waktu.
5. Melakukan penilaian fungsional. Bersamaan dengan implementasi pemantauan
diri selama baseline, kita harus melakukan penilaian fungsional untuk
menentukan anteseden dan konsekuensi dari perilaku target dan bersaing
perilaku alternatif. Tujuan penilaian fungsional adalah untuk memahami variabel
yang berkontribusi terhadap terjadinya atau tidak terulangnya perilaku target dan
perilaku alternatif. Strategi pengelolaan diri spesifik yang mengubah variabel
anteseden dan konsekuensi yang diidentifikasi dalam penilaian fungsional
kemudian dipilih.
6. Pilih strategi manajemen diri yang tepat. Pada titik ini dalam proses, kita harus
memilih strategi manajemen diri untuk memodifikasi perilaku target kita.
Pertama, pilih strategi yang memanipulasi anteseden untuk perilaku target atau
memanipulasi anteseden untuk perilaku alternatif yang bersaing dengan perilaku
target. Anteseden yang kita manipulasi dipilih berdasarkan informasi penilaian
fungsional. Kedua, pilih strategi yang mengubah konsekuensi dari perilaku target
atau perilaku alternatif. Jika kita ingin mengurangi perilaku target yang tidak
diinginkan, kita harus melakukan satu atau lebih hal berikut; menghilangkan bala
bantuan untuk perilaku sasaran, mengatur penghukum untuk terjadinya perilaku
sasaran, menyediakan bala bantuan untuk perilaku alternatif, menghilangkan
kemungkinan hukuman untuk perilaku alternatif, atau gunakan prosedur
pelatihan keterampilan perilaku untuk mengajarkan perilaku alternatif. Jika kita
ingin meningkatkan perilaku target yang diinginkan, kita harus melakukan satu
atau lebih hal berikut; mengatur bala bantuan untuk perilaku sasaran,
menghilangkan segala kemungkinan hukuman yang beroperasi untuk perilaku
sasaran, menghilangkan bala bantuan untuk perilaku alternatif, atau memberikan
hukuman untuk perilaku alternatif.
7. Evaluasi perubahan. Setelah kita menerapkan strategi manajemen diri, terus
mengumpulkan data melalui pemantauan mandiri dan mengevaluasi apakah
perilaku target kita berubah ke arah yang diinginkan. Jika perilaku target berubah

Modul Praktikum Lapangan 46


seperti yang diharapkan, terus terapkan strategi manajemen diri dan prosedur
pemantauan diri untuk melihat apakah kita mencapai tujuan yang diinginkan.
Setelah kita mencapai tujuan, sekarang saatnya menerapkan strategi
perawatan. Jika perilaku target tidak berubah ke arah yang diinginkan, sekarang
saatnya untuk mengevaluasi kembali strategi manajemen diri dan membuat
perubahan yang diperlukan.
8. Evaluasi kembali strategi manajemen diri jika perlu. Jika perilaku target tidak
berubah ke arah yang diinginkan setelah kita menerapkan strategi manajemen
diri, kita harus mempertimbangkan dua jenis masalah yang mungkin
berkontribusi pada ketidakefektifan strategi manajemen diri. Pertama, kita
mungkin tidak menerapkan prosedur manajemen diri dengan benar. Dalam
kasus implementasi yang tidak benar (mis., Hubungan pendek dari kontinjensi),
prosedur manajemen mandiri tidak mungkin efektif dalam mengubah perilaku
target ke arah yang diinginkan. Jika kita menemukan bahwa kita tidak
menerapkan prosedur manajemen diri dengan benar, kita harus mengambil
langkah apa pun yang diperlukan untuk menerapkannya dengan benar di masa
mendatang. Jika kita menemukan bahwa tidak mungkin untuk menerapkan
prosedur dengan benar, Anda harus memilih prosedur manajemen diri lain yang
dapat kita terapkan. Misalnya, jika kita menulis kontrak dengan diri kita sendiri
tetapi kita selalu membuat hubungan pendek kontinjensi, kita dapat
mempertimbangkan untuk menulis kontrak dengan orang lain yang akan
menerapkan kontinjensi untuk diri sendiri. Kedua, kita mungkin telah memilih
strategi manajemen diri yang tidak tepat untuk diterapkan sejak awal. Jika kita
menemukan bahwa kita menerapkan prosedur dengan benar tetapi tidak
menghasilkan perubahan perilaku yang diinginkan, kita harus mengevaluasi
kembali prosedur itu sendiri. kita mungkin tidak memilih anteseden atau
konsekuensi yang relevan untuk dimanipulasi dalam rencana manajemen diri.
kita perlu melihat kembali informasi penilaian fungsional kita atau melakukan
penilaian fungsional lain untuk menentukan anteseden dan konsekuensi yang
relevan.
9. Terapkan strategi perawatan. Setelah kita mencapai tujuan dalam program
manajemen diri sendiri, sekarang saatnya menerapkan strategi untuk
mempertahankan perilaku target pada level yang diinginkan. Dalam situasi yang
ideal, kita dapat berhenti menggunakan strategi manajemen diri dan
membiarkan kemungkinan penguatan alami mempertahankan perilaku target
atau perilaku alternatif. Oleh karena itu, perlu untuk terus menerapkan beberapa
prosedur manajemen mandiri, setidaknya secara berkala. Berguna bagi orang

Modul Praktikum Lapangan 47


untuk terus menetapkan tujuan dan melakukan pemantauan mandiri. Strategi
manajemen diri ini tidak memakan waktu dan mudah dilakukan. Seringkali,
kelanjutan penetapan tujuan dan pemantauan diri cukup untuk mempertahankan
perilaku target. Pemantauan diri sangat penting karena memberikan informasi
tentang terjadinya perilaku target dari waktu ke waktu. Dengan cara ini, kita
dapat segera menentukan apakah ada masalah dalam mempertahankan
perilaku target, dan kemudian kita dapat menerapkan prosedur manajemen
mandiri lebih lanjut sesuai kebutuhan.

METODE ASESMEN
a. Observasi

Observasi merupakan kata yang berasal dari bahasa latin yang berarti
“melihat” dan “memperhatikan”. Pengertian observasi mengarah pada
memperhatikan atau mengamati secara akurat dan teliti. Observasi bertujuan untuk
mengambarkan atau mendeskripsikan setting yang sedang di amati, kegiatan-
kegiatan yang berlangsung, individu-individu yang terlibat dalam kegiatan tersebut,
serta makna kejadian dari perspektif yang dilihat dari perspektif individu-individu yang
terlibat (Rahayu & Ardani, 2004, p. 1-3). Model pencatatan yang akan digunakan
dalam observasi ini adalah continuous recording, karena subyek akan diobservasi
secara periode berkelanjutan yakni selama 1 minggu.

Menurut Rahayu & Ardani (2004), terdapat beberapa langkah-langkah dalam


observasi yaitu :

1. Mengetahui atau memperoleh pengetahuan tentang hal yang akan diobservasi,

2. Menentukan tujuan umum dan tujuan khusus,

3. Membuat tata cara observasi (menggunakan metode dan alat apa),

4. Membatasi dengan tegas hal-hal yang akan diobservasi,

5. Melakukan observasi dengan secermat-cermatnya,

6. Membuat hasil catatan/observasi, dan

7. Memahami pencatatan dan penggunaan alat yang digunakan.

b. Wawancara

Modul Praktikum Lapangan 48


Menurut Hadi (1993), wawancara adalah metode pengumpulan data melalui
tanya jawab sepihak yang dilakukan secara tersusun dan berlandaskan pada tujuan
penyelidikan (dalam Rahayu & Ardani, 2004, p. 63). Menurut Lincoln & Guba (1994),
Wawancara bertujuan untuk mengonstruksi hal-hal yang berkaitan dengan individu-
individu, aktivitas-aktivitas, organisasi, afektif, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan
lain-lain (dalam Rahayu & Ardani, 2004, p. 64).

Tabel observasi dengan model pencatatan continuous recording

Nama subyek : Cindi Clara P.P.


Perilaku target : Menonton Youtube
Periode Pengamatan : 1 minggu

No Frekuensi Durasi Jam


(WIB)

Merasa Menonton Merasa Bosan Menonton Youtube


Bosan Youtube

Senin, 25 Mei 2020

1 I I 4 sekon 2 jam 7 menit 06.10-08.17

2 I I 5 sekon 1 jam 45 menit 11. 05-12.50

3 I I 4 sekon 2 jam 5 menit 15.30-17.35

4 I I 7 sekon 1 jam 30 menit 22.00-23.30

Jumlah Frekuensi Merasa Bosan 4


per hari
Frekuensi Menonton Youtube 4

Durasi Merasa Bosan 19 sekon

Durasi Menonton Youtube 7 jam 27 menit

Selasa, 26 Mei 2020

1 I I 6 sekon 1 jam 23 menit 06.30-07.53

2 I I 6 sekon 2 jam 10 menit 10.20-12.30

3 I I 4 sekon 1 jam 50 menit 14.30-16.20

4 I I 4 sekon 2 jam 30 menit 21.40-00.10

Modul Praktikum Lapangan 49


Jumlah Frekuensi Merasa Bosan 4
per hari
Frekuensi Menonton Youtube 4

Durasi Merasa Bosan 20 sekon

Durasi Menonton Youtube 7 jam 53 menit

Rabu, 27 Mei 2020

1 I I 6 sekon 1 jam 40 menit 07.30-09.10

2 I I 5 sekon 2 jam 20 menit 11.25-13.45

3 I I 6 sekon 2 jam 43 menit 20.25-23.08

Jumlah Frekuensi Merasa Bosan 3


per hari
Frekuensi Menonton Youtube 3

Durasi Merasa Bosan 17 sekon

Durasi Menonton Youtube 6 jam 43 menit

Kamis, 28 Mei 2020

1 I I 6 sekon 1 jam 15 menit 06.10-07.25

2 I I 5 sekon 2 jam 18 menit 13.37-15.55

3 I I 5 sekon 1 jam 36 menit 20.22-21.58

Jumlah Frekuensi Merasa Bosan 3


per hari
Frekuensi Menonton Youtube 3

Durasi Merasa Bosan 16 sekon

Durasi Menonton Youtube 5 jam 9 menit

Jumat, 29 Mei 2020

1 I I 7 sekon 1 jam 35 menit 08.25-10.00

2 I I 6 sekon 2 jam 10 menit 14.46-16.56

3 I I 5 sekon 1 jam 28 menit 18.08-19.36

4 I I 5 sekon 1 jam 12 menit 21.32-22.44

Jumlah Frekuensi Merasa Bosan 4


per hari
Frekuensi Menonton Youtube 4

Durasi Merasa Bosan 23 sekon

Durasi Menonton Youtube 6 jam 25 menit

Sabtu, 30 Mei 2020

Modul Praktikum Lapangan 50


1 I I 5 sekon 40 menit 07.20-08.00

2 I I 5 sekon 1 jam 17 menit 16.34-17.51

3 I I 7 sekon 1 jam 13 menit 21.13-22.26

Jumlah Frekuensi Merasa Bosan 3


per hari
Frekuensi Menonton Youtube 3

Durasi Merasa Bosan 17 sekon

Durasi Menonton Youtube 3 jam 10 menit

Minggu, 31 Mei 2020

1 I I 6 sekon 50 menit 07.15-08.05

2 I I 5 sekon 1 jam 30 menit 10.50-12.20

3 I I 6 sekon 2 jam 10 menit 14.28-16.38

4 I I 7 sekon 1 jam 40 menit 19.24-21.04

Jumlah Frekuensi Merasa Bosan 4


per hari
Frekuensi Menonton Youtube 4

Durasi Merasa Bosan 48 sekon

Durasi Menonton Youtube 6 jam 10 menit

Kesimpulan :
Dalam waktu seminggu, subyek menghabiskan durasi untuk merasa bosan berkisar
16-48 sekon dan frekuensi sebanyak 3-4 kali disetiap harinya. Sedangkan, durasi yang
subyek habiskan untuk menonton youtube berkisar antara 5-7 jam. Terkecuali hari sabtu,
dimana subyek hanya menghabiskan sekitar 3 jam untuk menonton youtube. Total frekuensi
yang dihabiskan subyek untuk menonton youtube sekitar 3-4 kali dalam setiap harinya.

HASIL ASESMEN
D. Hasil Asesmen
3. Hasil Wawancara
h. Latar Belakang Keluarga
Subyek merupakan anak pertama dari 4 bersaudara, dimana terdiri
atas 2 orang perempuan kembar berusia 12 tahun dan 1 orang laki-laki
berusia 5 tahun. Adik kembar subyek sekarang duduk di kelas 6 SD. Lain
halnya dengan adik laki-laki subyek yang masih belum menempuh
pendidikan formal. Subyek masih memiliki orangtua lengkap yang terdiri

Modul Praktikum Lapangan 51


atas ayah dan ibu. Ayah subyek berusia 47 tahun bekerja sebagai
wiraswasta sedangkan Ibu subyek berusia 44 tahun bekerja sebagai
seorang bidan. Ayah subyek memiliki kepribadian yang humoris, tegas,
memiliki komunikasi yang baik, mudah tersinggung, dan pendendam.
Berbeda dengan ibu subyek yang memiliki kepribadian ramah, mudah
bergaul, easy going, tenang, dan cenderung santai. Subyek memiliki
hubungan baik dnegan keluarganya. Meskipun sekarang subyek tidak
tinggal dengan keluarganya, mereka masih sering berkomunikasi lewat
media sosial. Pola asuh yang diterapkan dalam keluarga adalah pola asuh
otoriter, terutama oleh ayah subyek. Subyek masih ingat sewaktu kecil
subyek sangat jarang melakukan suatu hal yang ia sukai, dikarenakan
orantuanya yang tidak mengizinkan dia untuk melakukan hal tersebut.
Seperti halnya pergi bermain dengan teman-teman. Oleh karena itu,
subyek tumbuh menjadi seorang introvert yang tidak terlalu mudah bergaul
dengan orang banyak. Namun diluar semua itu, subyek sangat
menyayangi keluarganya begitu pula sebaliknya. Subyek juga menyadari
bahwa tidak ada orangtua yang sempurna dan selalu ingin melakukan
yang terbaik untuk anak-anaknya. Hanya saja, cara mereka yang mungkin
kurang tepat. Subyek mengakui bagaimanapun keluarga merupakan
tempat ternyaman untuk pulang dan bercanda gurau.
i. Riwayat Masa Kecil
Sewaktu kecil subyek memiliki momen-momen yang berharga yaitu
memainkan permainan daerah bersama teman-teman, bermain bersama
orangtua, jalan-jalan bersama keluarga, bermain bersama saudara-
saudara, memiliki permainan baru idaman, dongeng dari orangtua, dan
diajari satu lagu sederhana namun hangat. Subyek memiliki beberapa
orang teman baik yang sebagian besar merupakan sepupu subyek. Jikalau
diingat kembali, subyek memiliki keinginan untuk mengulang kembali
masa-masa kecilnya. Meskipun dengan beberapa pengalaman trauma
subyek yang sampai sekarang masih sulit untuk dilupakan. Pengalaman
trauma tersebut berkaitan dengan perkataan orangtua subyek, yang selalu
memaksa subyek untuk memiliki prestasi akademik yang tinggi. Tetapi,
ketika subyek mendapat nilai yang tinggi, sikap orangtuanya akan biasa-
biasa saja, bahkan tidak memberikan apresiasi juga. Namun, jika subyek
mendapatkan nilai jelek, pasti orangtua cemas dan menyalahkan subyek.
Hal inilah yang membuat subyek tumbuh menjadi seorang yang terlalu
perfeksionis. Selain itu, pola asuh otoriter yang seringkali membuat subyek

Modul Praktikum Lapangan 52


tidak bebas dalam bermain bersama teman-temannya. Diluar semua itu,
subyek telah memaafkan orangtuanya. Kembali lagi, tak ada orangtua
yang sempurna didunia ini.
j. Riwayat Medis
Sewaktu kecil subyek pernah terkena Malaria yang hampir
merenggut nyawanya. Selain itu, subyek pernah terkena peyakit
Bronchitis yaitu peradangan pada brokus, sehingga membuat dia harus
mengkonsumsi obat-obatan seperti Molapet (dengan kandungan
Ambroxol HCl) dan Imboost force (sebagai multivitamin). Subyek juga
memiliki penyakit bawaan dari orangtuanya yakni Gastritis, dimana
merupakan peradangan dilambung.
k. Pergaulan Sosial
Subyek merupakan orang yag tidak memiliki teman yang banyak.
Meskipun demikian, hubungan subyek dengan beberapa temannya
sangat intens baik dalam komunikasi maupun kepedulian antara satu dan
yang lain. Selain itu, subyek merasa dengan kehadiran keluarga, teman,
bahkan pacar merupakan suatu hal yang layak untuk disyukuri, karena
merekalah yang selalu memberikan dukungan subyek. Walaupun,
subyek tidak memiliki banya teman, ia sangat terbuka untuk
berkomunikasi dengan orang baru yang mungkin ingin mencari teman.
l. Riwayat Pendidikan
Subyek langsung menempuh SD (sekolah dasar) tanpa mengikuti
TK (taman kanak-kanak). SDN 3 INPRES Lumbi-lumbia merupakan
tempat subyek bersekolah pertama kalinya. Kemudian, subyek
menempuh sekolah menengah di SMPN 1 Buko Selatan dan SMAN 1
Luwuk Banggai. Sedari kecil subyek merupakan slaah satu anak yang
memiliki prestasi akademik yang baik. Mulai dari SD samoai SMA subyek
selalu memperoleh rangking yang berkisar antara 1 sampai 5. Saat SMP
subyek pernah mendapat juara ketika mengikuti lomba bernyanyi. Selain
itu, sewaktu SMA subyek juga pernah mengikuti lomba Cerdas Cermat 4
Pilar yang berhasil sampai ditingkat provinsi. Untuk sekarang, subyek
menempuh pendidikan di perguruan tinggi Universitas Merdeka Malang.
Prestasi yang pernah didapatkan selama kuliah yaitu tim subyek pernah
mendapat juara 2 di lomba Moot court yang diadakan oleh fakultas.
m. Riwayat Pekerjaan
-
n. Kesimpulan

Modul Praktikum Lapangan 53


Subyek memiliki hubungan baik dengan keluarganya dan sangat
menyayangi mereka, begitupun sebaliknya. Kenangan indah berkaitan
dengan bermain dimasa kecil bersama orang-orang yang berpengaruh
dalam kehidupan subyek. Pengalaman traumatik subyek berhubungan
dengan perkataan orangtuanya. Subyek menjalin hubungan yang intens
dengan teman-temannya, meski hanya berjumlah sedikit. Terakhir,
subyek memiliki beberapa riwayat penyakit yang membuat dia harus
mengkonsumsi beberapa obat sewaktu kecil.
4. Hasil Observasi
h. Penampilan (Deskripsi Umum)
Subyek memiliki rambut lurus yang panjangnya mencapai tulang
belikat, dengan warna hitam bercampur coklat. Tinggi subyek berkisar
antara 155-157 cm dengan berat badan 50-57 kg. kulit subyek bewarna
putih dan halus. Bola mata subyek bewarna coklat dengan alis dan bulu
mata yang tipis. Subyek memiliki bibir yang bewarna merah muda dengan
hidung yang tidak terlalu mancung tetapi tidak pesek juga. Subyek juga
memiliki pipi yang cubby.
i. Kontak mata
Subyek merupakan orang yang memiliki kontak mata yang intens
ketika berbicara dengan orang lain, baik orang dekat maupun orang yang
tak dikenal pun. Kontak mata subyek biasanya terjadi saat orang yang
sedang ia ajak komunikasi berbicara atau subyek yang berbicara. Kontak
mata ini akan terus terjadi sampai akhirnya subyek selesai berkomunikasi
atau ada hal yang harus dia lakukan, dimana ia mendengarkan orang lain
berbicara namun tetap mengerjakan suatu hal. Selain itu, biasanya yang
terjadi saat proses komunikasi berlangsung adalah kedipan mata subyek.
Hal ini tentu saja normal bagi manusia.
j. Gaya komunikasi
Subyek berkomunikasi dengan menggunakan bahasa indonesia
kepada orang lain. Namun, lain hal nya jika subyek berkomunikasi
dengan orang-orang di daerahnya. Subyek menggunakan bahasa
indonesia pasar dengan logat khas daerahnya. Ketika berbicara dengan
orang lain, subyek cenderung cepat dan memiliki intonasi yang cukup
tinggi dan volume suara yang cukup besar. Subyek juga terkadang
menggunakan bahasa non verbal yakni dengan bahasa tubuh. Ketika
menggunakan bahasa tubuh, seringkali orang yang di ajak berkomunikasi
pasti langsung paham dan sepemikiran dengan subyek.

Modul Praktikum Lapangan 54


k. Tingkat kenyamanan
Subyek memiliki tingkat kenyamanan yang tinggi saat
berkomunikasi. Selian itu, subyek juga memiliki kontrol terhadap dirinya
ketika berkomuniikasi dengan orang lain. Seperti subyek memberikan
porsi komunikasi yang setara dengan lawan bicaranya. Artinya, dalam hal
ini subyek memberikan kesempatan berbicara yang sama dengan dirinya
sendiri kepada lawan bicaranya. Selain itu, subyek juga selalu mencoba
mengerti tentang apa yang lawan bicara utarakan.
l. Tingkat kepercayaan diri
Subyek memiliki tingkat kepercayaan diri yang cukup baik. Hal ini
terlihat dari cara berbicara yang jelas dan keyakinan pada diri sendiri
yang berkaitan dengan informasi yang subyek sampaikan kepada lawan
bicara. Selain itu, kepercayaan diri ini juga terlihat dari body language
yang digunakan oleh subyek.
m. Kesesuaian afek
Subyek selalu menunjukan kesesuaian afek saat berkomunikasi
dengan orang lain. Ketika subyek merasa senang dia akan menunjukan
emosi senang, begitu pula saat marah subyek akan mulai berbicara
dengan intonasi yang tinggi dengan raut muka yang kelihatan sinis.
n. Kesimpulan
Subyek merupakan orang yang percaya diri dan mudah merasa
nyaman saat berkomnikasi dengan orang lain, serta memiliki pemahaman
baik tentang pikiran dan perasaan orang lain. Terkait dengan observasi
yang dilakukan dalam seminggu, subyek dapat menghabiskan durasi
untuk merasa bosan berkisar 16-48 sekon dan frekuensi sebanyak 3-4
kali disetiap harinya. Sedangkan, durasi yang subyek habiskan untuk
menonton youtube berkisar antara 5-7 jam. Terkecuali hari sabtu, dimana
subyek hanya menghabiskan sekitar 3 jam untuk menonton youtube.
Total frekuensi yang dihabiskan subyek untuk menonton youtube sekitar
3-4 kali dalam setiap harinya

E. Kesimpulan Perilaku Target Modifikasi Perilaku


Perilaku target yang akan dimodifikasi berkaitan dengan perilaku yang
berlebihan yaitu kecanduan menonton youtube. Dimana perilaku kecanduan
menonton youtube ini adalah subyek memiliki durasi yang lama ketika ia menonton
salah satu situs web ini dan tidak memperdulikan tugas-tugas dan rencana kegiatan
yang akan dilakukan disetiap harinya. Hal ini dilakukan karena subyek merasa

Modul Praktikum Lapangan 55


bosan. Biasanya subyek menonton sambil berbaring ditempat tidur dan menatap
layar ponselnya berjam-jam sampai akhirnya merasa bosan atau sudah lelah.
Perilaku ini mengakibatkan banyak dampak neagatif baik itu secara fisik atau psikis.
Jika ditinjau lebih jauh, perilaku tersebut terjadi karena kesalahan strategi coping
yang dimiliki subyek. Strategi coping yang dimaksud adalah mencoba menenangkan
diri atau menghilangkan stres dengan menonton youtube.
F. Prognosis
1. Faktor Pendukung
Faktor pendukung berkaitan dengan prognosis positif, jikalau prosedur
yang dibuat telah sesuai dengan karakteristik subyek dan subyek dapat mengikuti
prosedur dari teknik self management dengan disiplin, bersungguh-sungguh untuk
mengubah perilakunya, serta memiliki kemauan untuk berproses. Maka
kemungkinan sedikit demi sedikit, frekuensi dan durasi menonton youtube subyek
akan berkurang. Sehingga, subyek dapat mengendalikan diri dengan lebih baik
dalam hal menggunakan youtube dan dapat melakukan produktifitas dalam
mengerjakan tugas hariannya.
2. Faktor Penghambat
Faktor penghambat berkaitan dengan prognosis negatif, hal ini terjadi
jikalau ketidakcocokan prosedur dan teknik terhadap karakteristik subyek dan
tidak adanya kemauan atau minat subyek untuk memperbaiki perilaku. Selain itu,
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial memiliki pengaruh juga dalam
perubahan subyek. Jika lingkungan hal-hal tersebut tidak mendukung, makan
kemungkinan besar subyek akan gagal dalam memodifikasi perilakunya.
3. Kesimpulan Prognosis
Dengan demikian, terdapat dua kemungkinan mengenai dugaan ke
depannya, menjadi lebih baik dalam hal manajemen diri dan waktu atau menjadi
lebih buruk dilihat dari tingkat kecanduan yang lebih tinggi. Keberhasilan dari
modifikasi perilaku pada subyek berkaitan erat dengan teknik, prosedur,
lingkungan, dan minat dalam diri subyek.

Rancangan Modifikasi Perilaku:


A. Teknik Modifikasi Perilaku (berisi Penjelasan jenis modifikasi yang akan dilakukan
disertai alasan yang berkaitan dengan problems klien)

Teknik yang akan digunakan dalam kasus ini adalah Self management. Menurut
Watson & Tharp (1993), Self management terjadi ketika seseorang terlibat dalam
perilaku pada suatu waktu untuk mengendalikan terjadinya perilaku lain (perilaku

Modul Praktikum Lapangan 56


target) di kemudian hari (Miltenberger, 2012, p. 402). Penulis memilih teknik ini
dengan alasan, perilaku kecanduan youtube disadari oleh subyek sebagai sesuatu
yang negatif dan harus dirubah. Namun, subyek memerlukan niat perencanaan yang
matang untuk mengubah perilaku berlebihan yang ia lakukan. Alasan lain, dikondisi
pandemi Covid-19 ini, semua orang di himbau untuk tetap melakukan aktivitas
dirumah. Oleh karena itu, tentu untuk melakukan intervensi yang melibatkan orang
lain secara langsung, memiliki resiko yang cukup tinggi untuk menularkan virus
Covid-19. Sehingga, memilih teknik self management merupakan hal yang tepat.
Karena, teknik ini dapat dilakukan sendiri oleh subyek.

B. Kelemahan dan Kelebihan Teknik Modifikasi Perilaku


Menurut Mulyadi,dkk (2017) mengungkapkan bahwa kelebihan dari self
management (dalam Safithry & Anita, 2019) ada 4 diantaranya:
1. Pelaksanaannya yang cukup sederhana.
2. Penerapannya dikombinasikan dengan beberapa pelatihan yang lain.
3. Pelatihan ini dapat mengubah perilaku individu secara langsung melalui
perasaan dan sikapnya
4. Dapat dilaksanakan secara perorangan dan kelompok.

Kelemahan self management adalah ketika dilakukan sendiri, terkadang


tidak dapat direalisasikan dengan baik oleh subyek, ia bisa saja tidak taat
dengan aturan yang sudah dibuat sebelumnnya. Karena subyek merasa tidak
ada yang mengawasinya (Miltenberger, 2012, p. 406-409)

C. Modul Teknik Modifikasi Perilaku


Karena teknik yang digunakan adalah teknik self management, maka
intervensi dilakukan oleh subyek itu sendiri, dengan bantuan pemberian prosedur
dan langkah-langkah intervensi dari penulis. Intervensi akan dilakukan setelah
semua ujian subyek selesai dilakukan dengan waktu 2 minggu. Karena, ujian subyek
belum dapat dipastikan berakhir kapan, jadi menyesuaiakan dengan jadwal subyek.
Ada 7 perencanaan prosedur yang akan dilakukan dalam teknik self management:

Tabel prosedur intervensi


No Prosedur keterangan
1 Berdiskusi terkait Subyek dan penulis harus berdiskusi terkat niat
keputusan, tujuan, dan subyek dalam melakukan modifikasi
strategi yang cocok untuk perilakunya. Selain itu, menentukan tujuan dan
Modul Praktikum Lapangan 57
digunakan dalam self strategi yang tepat dapat menunjang
management keberhasilan penerapan teknik self
management. Tidak lupa, subyek menulis
kontrak perilaku (perjanjian mengubah perilaku),
sehingga dapat memotivasi subyek dalam
melakukan perubahan perilakunya.
2 Melakukan intervensi Subyek melakukan strategi intervensi yang
telah didiskusikan sebelumnya dengan
pemantauan penulis. Namun, dalam hal ini,
yang paling penting adalah pemantauan diri
sendiri yang akan diterapkan. Intervensi yang
akan diterapkan berkaitan dengan membuat
catatan planning untuk setiap harinya dan
kemudian menepelkannya ke dinding dan atau
menjadikannya sebagai wallpaper di
smartphone subyek. Selain itu, subyek juga bisa
memasang alarm sebagai pengingat untuk
melakukan kegiatan yang sudah di rencanakan.
3 Memberikan instruksi diri Dalam tahapan intervensi, subyek harus dapat
dan pujian kepada diri melakukan instruksi diri yaitu memerintah dan
sendiri mengatur diri sendiri dan memberikan pujian
sederhana jika berhasil melakukan hal tersebut.
4 Melakukan penilaian Subyek dan penulis melakukan penilaian
terhadap perilaku subyek terhadap perilaku yang dihasilkan disaat
selama tahap modifikasi intervensi.
perilaku
5 Evaluasi kembali strategi Jika tahapan intervenso tidak berhasil, subyek
self management dan penulis perlu melakukan evaluasi kembali
terkait dengan strategi self management yang
dipilih. Mungkin saja ada yang salah dalam
strategi ini.
6 menerapkan strategi Ketika tahapan intervensi berhasil dilakukan,
perawatan subyek berhenti menerapkan self management
dan membiarkan reiforcement alami bekerja
dengan sendirinya.
7 Penulis melakukan follow Pada tahap terakhir ini adalah ketika intervensi
up terhadap perilaku subyek berhasil dilakukan, penulis harus tetap
melakukan follow up, untuk pengecekan

Modul Praktikum Lapangan 58


perilaku subyek. Sehingga, memastikan
penerapan modifikasi yang dilakukan benar-
benar berhasil.

Daftar Pustaka
Arisandy, Desy. (2009). Hubungan antara Kontrol Diri dengan Kecanduan Internet pada
Mahasiswa Universitas Bina Darma, Jurnal Ilmiah, Palembang: Universitas Bina
Darma.

Wikipedia Ensiklopedia Bebas. (nd.). Definisi Youtube. Diakses dari


https://id.wikipedia.org/wiki/YouTube

Hakim, Nurina, Siti., Raj, Alyu, Aliffatullah. (2017). Dampak kecanduan internet (internet
addiction) pada remaja, Prosiding Temu Ilmiah X Ikatan Psikologi Perkembangan
Indonesia, p.280-284

Julyanti, Miranda., Aisyah, Siti. (2015). Hubungan antara kecanduan internet dengan
prokrastinasi tugas sekolah pada individu pengguna warnet di kecamatan Medan
kota, Jurnal Diversita, 1, 17-27

Junia, Vini, Ayunda., Sofah., Rahmi, Putri, Mega, Rani. (2019). Tingkat prokrastinasi
akademik berdasarkan intensitas penggunaan media sosial di SMP NEGERI 18
PALEMBANG. Jurnal Konseling Komprehensif: Kajian Teori dan Praktik Bimbingan
dan Konseling,6, 21-29

Modul Praktikum Lapangan 59


Miltenberger, R. G. (2012). Behaviour modification:Principles and procedures. USA:
Thompson Learning Inc

Meryando, C. (2019). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecanduan pada Peserta Didik


Laki-Laki dan Perempuan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung Tahun Ajaran
2018/2019. Skripsi, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Ulpawati. (2016). Menurunkan Perilaku Youtube Addiction. Seminar Nasional dan Gelar
produk, 124-132

Rahayu, Tri, Lin., Ardani, Ardi, Tristiadi. (2004). Observasi dan Wawancara. Malang:
Bayumedia
Safithry, A, E., Anita, N. (2019). Konseling Kelompok Dengan Teknik Self Management
Untuk Menurunkan Prasangka Sosial Peserta Didik. JURNAL BIMBINGAN DAN
KONSELING. 4(2), 33-41 diakses dari http: //journal. umpalangkaraya. ac. id/index.
php/suluh

Modul Praktikum Lapangan 60


LAMPIRAN-LAMPIRAN

Jadwal Pelaksanaan Asesmen

No Kegiatan Luaran Tanggal Tempat Jam


Pelaksanaan pelaksanan pelaksanaan
1 Informed Informed - - -
Consent dan consent
pembangunan
rapport
2 Wawancara Data hasil 24 Mei 2020 Jl. Pisang 08.00 pagi
dan Observasi Anamnesa Agung V No.
2A
3 Observasi ke 1 Data hasil 25 Mei 2020 Jl. Pisang Disesuaikan
Asesmen Agung V No. sejak bangun
2A tidur sampai
tidur dimalam
hari
4 Observasi ke 2 Data hasil 26 Mei 2020 Jl. Pisang Disesuaikan

Modul Praktikum Lapangan 61


asesmen Agung V No. sejak bangun
2A tidur sampai
tidur dimalam
hari
5 Observasi ke 3 Data hasil 27 Mei 2020 Jl. Pisang Disesuaikan
asesmen Agung V No. sejak bangun
2A tidur sampai
tidur dimalam
hari
6 Observasi ke 4 Data hasil 28 Mei 2020 Jl. Pisang Disesuaikan
asesmen Agung V No. sejak bangun
2A tidur sampai
tidur dimalam
hari
7 Observasi ke 5 Data hasil 29 Mei 2020 Jl. Pisang Disesuaikan
asesmen Agung V No. sejak bangun
2A tidur sampai
tidur dimalam
hari
8 Observasi ke 6 Data hasil 30 Mei 2020 Jl. Pisang Disesuaikan
asesmen Agung V No. sejak bangun
2A tidur sampai
tidur dimalam
hari
9 Observasi ke 7 Data hasil 31 Mei 2020 Jl. Pisang Disesuaikan
asesmen Agung V No. sejak bangun
2A tidur sampai
tidur dimalam
hari

Modul Praktikum Lapangan 62


Identitas Subyek
 Nama : Cindi Clara Patrisia Potindingo
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Tempat/ Tanggal Lahir: Tentena, 16 Oktober 1999
 Alamat : Jl. Pisang Agung V No. 2A
 Usia : 20 Tahun
 Agama : Kristen Protestan
 Pendidikan : S1 Psikologi
 Nama Sekolah/Fakultas: Universitas Merdeka Malang/ Psikologi
 Suku Bangsa : Indonesia
 Latar Belakang Budaya: subyek merupakan percampuran antara suku ambon, suku
banggai, dan china melalui ayah subyek. Sedangkan
percampuran suku mori dan suku Bugis dari Ibu subyek.
 Urutan Keluarga : Anak pertama
 Riwayat Pekerjaan :-

Identitas Orang Tua Subyek


Keterangan Ayah Ibu
Nama Dedi Yutson Potindingo Nening Mbatono
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir Lumbi-lumbia, 10 Mayakeli, 22 Juli 1976
Februari 1973
Usia 47 tahun 44 tahun
Alamat Desa Lumbi-lumbia Desa Lumbi-lumbia
Pendidikan/Pekerjaan SMA/Wiraswasta SPK/Bidan
Agama Kristen Protestan Kristen Protestan
Suku Bangsa Suku Ambon, Banggai, Suku Mori dan Bugis
dan China.
Latar Belakang Budaya Ayah berasal dari suku Ayah dari suku Mori dan
China dan Ibu berasal Ibu berasal dari suku
dari percampuran suku Bugis.
Banggai dan Ambon.

FORM ASESMEN AWAL


4. Tuliskan keluhan-keluhan masalah yang ingin Saudara modifikasi-kan !
Saya sangat suka bermain atau melihat-lihat media sosial seperti instagram dan youtube.

Namun, dari kedua media sosial ini, yang sering saya lihat adalah youtube. Karena di

Modul Praktikum Lapangan 63


youtube berisikan banyak video-video yang membuat saya senang dan terkadang

memiliki banyak manfaat. Tetapi, permasalahan disini adalah saya merasa telah

kecanduan media sosial, terutama pada youtube. Jujur saja, saya selalu ingin lepas dari

hal ini, tapi sangat sulit untuk dilakukan.

5. Sejak kapan masalah tersebut muncul ?


Hal ini muncul ketika saya baru saja menempuh pendidikan perguruan tinggi. Mulai sejak

itu, karena saya sudah tidak suka menonton TV lagi, saya akhirnya memutuskan untuk

streaming youtube video. Perilaku tersebut berjalan hingga saat ini.

6. Bagaimana masalah tersebut mengganggu aktivitas/kehidupan sehari-hari Saudara ?


Kecanduan streaming youtube video dan tentu saja menontonnya, membuat saya suka

menunda-nunda dalam mengerjakan sesuatu. Seperti halnya, membereskan kamar,

mengerjakan tugas akademik, memasak, bahkan mandi. Hal-hal inilah yang membuat

saya berpikir sudah tidak produktif lagi dalam menjalani hari-hari. Alhasil, saya harus

sering begadang untuk mengerjakan tugas, kamar saya kadang selalu berantakan dan

lama untuk dibersikan kembali. Semua keadaan ini sangat menganggu kehidupan saya

dan kadang membuat bad mood.

Malang, 24 Mei 2020


Menyetujui,
Hormat Saya, Klien

Cindi Clara Patrisia Potindingo Sdr/i Cindi Clara Patrisia Potindingo


NIM17090000017

Modul Praktikum Lapangan 64


Dokumentasi dan Catatan-catatan

Modul Praktikum Lapangan 65


HASIL EVALUASI
C. Penilaian Laporan Asesmen Modifikasi Perilaku
Materi Kriteria Bobot
Sangat Memuaskan Cukup Kurang Dibawah
memuaskan 75-84 60-74 memuaskan Standard
85-100 50-59 <50
Asessmen e. Merancang e. Merancang d. Merancan d. Melakukan a. Membuat
metode metode g asesmen laporan hasil
asesmen dan asesmen asesmen tidak asesmen
langkah- dan sesuai sesuai tanpa
langkah langkah- dengan denga menjelaskan
asesmen langkah langkah- langkah- langkah-
dengan tepat asesmen langkah langkah langkah
dan dengan asesmen dalam asesmen
integrative tepat secara melakukan
f. Melakukan f. Melakukan tepat asesmen
asesmen asesmen e. Melakukan e. Menjelaska
sesuai g. Membuat asesmen n
langkah- analisa sesuai pelaksanaa
langkah yang hasil langkah- n asesmen
telah asesmen langkah tidak
dirancang h. Menjelaska f. Melaporka sistematis
g. Membuat n hasil n dan dan
analisa hasil asesmen menjelask bingung
asesmen secara an hasil f. Membuat
sesuai umum asesmen laporan
dengan meskipun hasil
tujuan laporan asesmen
sebagai tidak
dasar untuk sesuai
menentukan dengan
jenis apa yang
intervensi dijelaskan
h. Mampu
menjelaskan
hasil
asesmen
dengan
lengkap dan
integrative

Kehadira 90-100% 80% 80% Kurang dari Kurang dari


n kehadiran kehadiran kehadiran 80% 70%
dengan ijin tanpa kehadiran kehadiran
alpa keterangan
alpa
Penyeles Tugas Tugas Tugas Tugas tidak Tidak
aian diselesaikan diselesaikan diselesaikan lengkap dan mengumpulk
tugas sesuai ketentuan sesuai sesuai dikumpulkan an tugas
laporan date line dan ketentuan ketentuan erlambat dari
kelengkapan date line kelengkapan date line
(format laporan) namun tidak namun
lengkap terlambat dari
date line

Tanggal Diperiksa Nilai Total Ttd. Dosen

Modul Praktikum Lapangan 66


Husnul Khotimah., S.Psi., M.A

Modul Praktikum Lapangan 67

Anda mungkin juga menyukai