Dosen Pengampu
S.Psi., M.Psi.
Nama Kelompok
140541100106
140541100108
140541100109
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dunia pendidikan mengartikan diagnosis kesulitan belajar sebagai segala usaha yang
dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis dan sifat kesulitan belajar. Juga
mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar serta cara menetapkan dan
kemungkinan mengatasinya, baik secara kuratif (penyembuhan) maupun secara preventif
(pencegahan) berdasarkan data dan informasi yang subjektif.
Baik di sekolah maupun dirumah Ishaan selalu mendapatkan label negatif oleh guru
dan lingkungannya seperti, nakal, bodoh, idiot, tidak tahu malu akan tetapi persepsi orangorang di sekitarnya salah karna ishaan hanya mengalami kesulitan dalam belajar menulis dan
membaca yang disebut dengan dyslexia.
Film dengan judul Taare Zameen Par yang disutradarai oleh Amir Khan merupakan
film yang sangat inspiratif. Cerita dalam film ini benar-benar sangat menyentuh, dan secara
eksplisit menggambarkan tentang realita pendidikan yang terjadi pada anak, baik dalam
sektor keluarga (orang tua) maupun sekolah (guru).
LANDASAN TEORI
Faktor penyebab kesulitan belajar belum diketahui secara pasti, Menurut Sunardi (2000 : 13)
faktor penyebab kesulitan belajar dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu : faktor organik
dan biologis, faktor genetik, dan faktor lingkungan.
1)
Faktor Genetik
Semakin disadari sekarang bahwa anak berkesulitan belajar cenderung terjadi dalam satu
keluarga. Apakah ini merupakan faktor keturunan atau lingkungan, masih memerlukan
penelitian yang lebih lanjut.
3)
Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan yang kurang mendukung menjadi salah satu penyebab anak berkesulitan
belajar.
3. Jenis Gangguan Belajar (learning disorder)
Kesulitan belajar bukanlah suatu diagnosis tunggal semata-mata, melainkan terdiri
dari berbagai jenis gangguan dengan berbagai macam gejala, penyebab, pengobatan dan
perjalanan penyakit. Tidak semua problem belajar merupakan suatu kesulitan belajar. Ada
anak yang menunjukkan perkembangan suatu keahlian tertentu lebih lambat daripada anak
lain seusianya dan sebaliknya, tetapi masih dalam batas kewajaran. Untuk menentukan
apakah seorang anak mengalami kesulitan belajar tertentu atau tidak digunakan pedoman
yang diambil dari Diagnostic & Statistical Manual of Mental Disorders IV ( DSM - IV ).
Ada 2 kelompok besar kesulitan belajar, yaitu ;
A. Gangguan perkembangan bicara dan bahasa
Problem wicara & bahasa seringkali merupakan indikator awal adanya kesulitan
belajar pada seorang anak. Gangguan berbahasa pada anak usia balita berupa keterlambatan
komunikasi baik verbal ( berbicara ) maupun non-verbal. Secara umum dapat dikatakan
bahwa bila anak berusia 2 tahun belum dapat mengatakan kalimat 2 kata yang berarti, maka
anak mengalami keterlambatan perkembangan wicara-bahasa.
Anak dengan Gangguan Perkembangan Bicara & Bahasa dapat mengalami kesulitan untuk ;
Memproduksi suara huruf/kata tertentu
2. DISLEKSIA
Dyslexia adalah suatu masalah kesulitan belajar khusus. Dyslexia mempengaruhi
kemampuan seseorang untuk belajar, mengolah, dan mengerti suatu informasi dengan baik.
Secara khusus, hal ini menyebabkan masalah dalam membaca dan menulis karena seseorang
dengan problem dyslexia mempunyai kesulitan mengenali dan mengartikan suatu kata,
mengerti isi suatu bacaan, dan mengenali bunyi. Tentunya ini menghambat kemampuan
seorang anak untuk belajar membaca
Disleksia sebagai syndroma kesulitan dalam mempelajari komponen-komponen kata
dan kalimat, mengintegrasikan komponen-komponen kata dan kalimat, dalam belajar segala
sesuatu yang berkenaan dengan waktu, arah, dan masa (Mercer dalam Mulyono
Abdurrohman, 2003 : 204)
Yang sering terjafdi adalah GANGGUAN MENULIS EKPRESIF. Kondis ini ditandai
oleh ketidakmampuan anak untuk membuat suatu komposisi tulisan dalam bentuk teks, dan
keadaan ini tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak seusianya. Gejala utamanya ialah
adanya kesalahan dalam mengeja kata-kata, kesalahan tata bahasa, kesalahan tanda baca,
paragraf dan tulisan tangan yang sangat buruk. Selain itu, mereka juga mengalami
kemiskinan tema dalam karangannya.
Tiga tanda pokok yang perlu diamati untuk dijadikan acuan apakah anak itu
mengalami dyslexia atau tidak, diantaranya:
1. tidak bisa membedakan huruf yang mirip contohnya : b, d, q, p, v, u, n
2. tidak bisa mengeja biasanya mereka membaca secara terbalik contohnya :
ubi dibaca ibu,
3. tidak paham tentang bacaan, mereka tidak mampu menjelasakan yang mereka baca
akibatnya mereka susah konsentrasi maka mereka lebih suka bermain dan sering
mengganggu temannya.
Jenis jenis dyslexia :
Dyspraxia :
Dysgraphia :
Dysgraphia atau juga disebut agraphia adalah ketidak mampuan untuk menulis
terlepas dari kemampuan untuk membaca, buakan dari penurunan intelektual.
Alexia tanpa agraphia adalah ketika pasien bisa menulis tetapi bisa membaca, bahkan
membaca tulisan yang mereka tulis sendiri.
Penyebab terjadinya dyslexia
Para peneliti sudah berusaha untuk menemukan dasar biologis disleksia sejak
pertama kali teridentifikasi oleh Oswald Berkhan pada tahun 1881 sedang istilah disleksia
muncul pada tahun 1887 oleh Rudolf Berlin. Teori-teori dari etiologi disleksia telah
berkembang sedemikian rupa. Diantara penyebab disleksia yaitu:
1. kerangka/anatomi saraf
2. faktor keturunan/genetik
3. pengaruh interaksi lingkungan
pengertia bilangan, bermasalahan dalam bahasa berhitung, tidak bisa mengerjakan simbolsimbol hitungan, dan ganguan berhitungh lainnya. Bisa karena kelainan genetik atau karena
gangguan mekanisme kerja di otak.
Gangguan Berhitung merupakan suatu gangguan perkembangan kemampuan
aritmetika atau keterampilan matematika yang jelas mempengaruhi pencapaian prestasi
akademikanya atau mempengaruhi kehidupan sehari-hari anak. Gejala yang ditampilkan di
antaranya ialah;
Kesulitan dalam mempelajari nama-nama angka
Kesulitan dalam mengikuti alur suatu hitungan
Kesulitan dengan pengertian konsep kombinasi dan separasi
Inakurasi dalam komputasi
Selalu membuat kesalahan hitungan yang sama, Dll
Anak yang mengalami kesulitan belajar matematika perlu ditentukan kesulitan yang
dialami oleh anak. apakah kesulitan yang dialami dalam proses menghitung, konsep
matematika karena masalah bahasa, gangguan persepsi visual-spasial, kesulitan menulis,
kesulitan orientasi kanan-kiri, kesulitan menunjukkan arah, masalah urutan, gangguan
memori, dan cara menyelesaikan soal matematika. Tidak semua anak diskalkulia berkesulitan
dalam proses menghitung. Jadi, guru harus benar-benar memahami kemampuan dan sifat
dasar ketidakmampuannya.
TEORI KONFLIK
The fighting. Ini terjadi ketika Ishaan berkelahi dengan Rajan, tetangganya, dan ketika
Ishaan dimarahi oleh ayahnya karena masalah tersebut. Ayahnya menampar pipinya. Pukulan
dari guru seni juga diterima oleh Ishaan ketika ia mendapatkan pelajaran seni di kelas.
Pukulan ini disebabkan karena Ishaan tidak memperhatikan gurunya.
Ada beberapa konflik yang memiliki fungsi paling menonjol dalam keterjalinan alur/plot
dalam film ini, Konflik-konflik tersebut dapat dipahami dari teori utama sebab-sebab konflik
di bawah ini.
1.
Teori kebutuhan manusia. Konflik dalam diri Ishaan yang membutuhkan pengakuan dan
keamanan yang diwujudkan dalam kasih sayang dan perhatian oleh kedua orang tuanya.
2. Teori negosiasi prinsip. Perbedaan pandangan dan pendapat antara Ram Shankar Nikumbh
dengan Nandkishore Awasthi mengenai disleksia yang disandang oleh Ishaan.
3. Teori identitas. Pengalaman kekerasan yang dilakukan guru dan ayahnya menjadikan Ishaan
kehilangan jati dirinya. Kepribadiannya yang semula ekstrovert berubah menjadi sangat
introvert.
Sering Sekali
Sering
Kadangkadang
No
Perilaku Ishaan
1.
Belajar
2.
Bermain
3.
Melukis
4.
Bolos
5.
Berbohong
6.
Berkelahi
7.
Nakal
8.
Menghayal
9.
Frustasi
10
.
Tidak Disiplin
11.
Di Bully
12
.
Berontak
13
.
Membuat Masalah
14
.
Pemurung
15
.
Menarik Diri
16
Menutup Diri
Tidak Pernah
.
17
.
Melamun
18
.
Masalah Belajar
19
.
Menangis
20
.
Di Hukum
Rating scale adalah pencatatan gejala menurut tingkat-tingkatnya. Rating scale ini
sangat populer karena pencatatanya sangat mudah, dan relatif menunjukkan keseragaman
antara pencatat dan sangat mudah untuk dianalisis secara statistik.
Rating scale umumnya terdiri dari suatu daftar yang berisi ciri-ciri tingkah laku yang
harus dicatat secara bertingkat observasi diminta mencatat pada tingkat yang bagaimana
suatu gejala atau ciri tingkah laku timbul.
Rating scale mempunyai kesamaan dengan ckeck list. Observer tinggal member
tanda-tanda tertentu dan mengecek pada tingkat-tingkat tingkah laku tertantu. Dengan cara ini
deskripsi yang panjang lebar tidak diperlukan, dan waktu sangat dihemat oleh karenanya.
Menggunakan metode observasi rating scales menjadi lebih cepat dan mudah dalam
mengobservasi observee, serta dapat mengukur ciri sifat dan prilaku yang tidak dapat diukur
dengan strategi lain karna penilaian rating scale bersifat kuantitatif.
DIAGNOSA
Berdasarkan hasil observasi yang telah kami lakukan pada film ini, kami dapat
mendiagnosa bahwa subjek yang mengalami gangguan belajar khusunya dalam gangguan
membaca (disleksia). Hal ini didasarkan pada beberapa indikator-indikator sesuai dengan apa
yang telah dialami oleh subjek. Diantara indikator tersebut adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
anak dan psikolog, profesional lain seyogyanya juga terlibat dalam observasi dan penilaian
anak disleksia yaitu dokter saraf anak (mendeteksi dan menyingkirkan adanya gangguan
neurologis), audiologis (mendeteksi dan menyingkirkan adanya gangguan pendengaran),
opthalmologis (mendeteksi dan menyingkirkan adanya gangguan penglihatan), dan tentunya
guru sekolah.
PEMBAHASAN
Disleksia (dyslexia) atau ketidakcakapan membaca dan menulis, adalah jenis lain dari
gangguan belajar. Semua istilah disleksia ini digunakan di dalam dunia medis, tetapi saat ini
digunakan pada dunia pendidikan dalam mengidentifikasi anak-anak bekecerdasan normal
yang mengalami kesulitan berkompetisi dengan temannya di sekolah.
Ann Bancroft bukan satu-satunya orang tenar yang harus berjuang dengan masalah
belajar. Nelson Rockefeller, mantan wakil presiden AS, sangat sulit membaca sehingga dia
memilih untuk berpidato tanpa naskah ketimbang harus membacanya. Sosok lain yang
dilaporkan menderita disleksia, gangguan perkembangan dalam membaca dimana prestasi
membacanya di mana prestasi membacanya jauh berada di level yang diprediksi oleh IQ atau
usia, termasuk pahlawan Perang Dunia II Jenderal George Patton, penemu Thomas Edison,
dan aktris Whoopi Goldberg.
Disleksia sangat umum didiagnosa dalam sejumlah besar ketidakmampuan belajar
(learning disability), gangguan yang mengganggu aspek tertentu dari capaian sekolah, hasil
prestasi yang jauh lebih rendah daripada yang diharapkan dari usia, kecerdasan dan jumlah
jam sekolah seorang anak. Jumlah anak yang diklasifikasikan sebagai penderita
ketidakmampuan belajar terus meningkat. Empat dari lima anak dengan ketidakmampuan
belajar menderita disleksia. Estimasi penyebarannya mulai dari 5 sampai 17,5% populasi
sekolah dan gangguan tersebut tampaknya tidak membedakan laki-laki dan perempuan
(Papalia, Olds dan Feldman, 2001).