Disusun oleh:
TITANIKA (190810134)
FAKULTAS PSIKOLOGI
YOGYAKARTA
2020
1
KATA PENGANTAR
Dengan tetap berpegang pada prinsip bahwa “tidak ada gading yang
tidak retak” maka dengan segala kerendahan hati, segala pandangan dan
saran untuk makalah ini akan saangat saya nantikan demi sesuatu yang lebh
Titanika
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. 2
BAB I :PEMBAHASAN..............................................................................9
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
digunakan dalam mengukur IQ anak tunarungu. Hal ini sesuai
tunarungu ini terdiri atas bias dalam metode tes, sampel subyek
(under-average).
berupa alat tes intelegensi yang bersifat verbal. Sehingga ketika anak
Hal ini terjadi bukan karena intelegensi mereka rendah, tetapi karena
5
menyatakan bahwa untuk mengukur intelegensi anak tunarungu
test, misalnya form board test, picture completion, block design dan
bentuk lainnya yang lebih bersifat visual. Selain itu tester juga
yang diberikan.
anak tunarungu. Hal ini dikarenakan alat tes yang ada tidak
mengukur intelegensi anak secara tepat karena sifat alat tes yang
6
diperlukan pengembangan alat tes intelegensi yang disesuaikan
sebagai berikut:
khusus?
khusus?
ini adalah:
7
3. Mengetahui pengaruh intelegensi pada anak berkebutuhan
khusus.
khusus.
8
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Intelegensi
9
Meskipun demikian, diskusi-diskusi tentang intelegensi masi
antara usia nyata (usia kronologis) seorang anak dengan usia mentalnya.
nilai sama dengan rata-rata nilai bagi kelompok usia delapan tahun
Seorang anak yang memiliki usia kronologis delapan tahun dan usia
10
kronologis sepuluh tahun yang memperoleh jumlah jawaban benar yang
harapan baik di sekolah pada masa itu. Dengan demikian, tes Binet ini
anak yang gagal mencapai nilai digunakan sebagai alat untuk seleksi
digolongkan menjadi tiga, yaitu: (1) faktor genetik, (2) faktor gizi dan
11
Saat ini tes psikologi sudah banyak digunakan dalam berbagai
Sejarah tes inteligensi sendiri dimulai pada awal tahun 1895. Pada
diukur. Artikel tersebut menjadi awal dari apa yang akan dinamakan tes
inteligensi.
12
mengenai tes inteligensi. Sementara itu, tes inteligensi memiliki arti
testee.
alat tes yang ada tidak mengukur intelegensi anak secara tepat karena
penelitian, dalam hal ini psikolog, guru anak tunarungu, dan anak
digunakan oleh para tester adalah alat tes inteligensi WISC. Menyusul
13
selanjunya adalah alat tes inteligensi Binet Simon dan alat tes
Media Flash.
Lebih lanjut, diperoleh data bahwa alat tes inteligensi yang tepat
14
lingkungan orang lain. Pada tes intelegensi verbal, anak tunarungu
(diksi) sebaiknya menggunakan kata yang lebih singkat dan kata yang
kembali suatu konsep dengan cara lain dalam bahasa yang sama,
dari apa yang mereka lihat, bukan dari apa yang mereka dengar. Oleh
sebab itu sering kali anak tunarungu disebut sebagai ―insan permata‖.
15
pelajaran yang diverbalkan. Namun untuk pelajaran yang tidak
yang berbeda dngan anak pada umumnya, hal ini dikarenakan akibat
16
Indonesia bahasa isyarat yang umum digunakan adalah Sistem Isyarat
umumnya dalam pencapaian prestasi. Untuk saat ini belum ada anak
Scale. SON merupakan salah satu tes inteligensi non verbal digunakan
17
untuk individu dengan rentan usia 3 – 16 tahun. Alat tes ini juga tidak
hanya sebatas untuk individu dalam kondisi normal namun juga dapat
BAB III
PENUTUP
18
3.1. Kesimpulan
harus dalam bentuk visual (yang dapat dibantu dengan gambar dan
demonstrasi.
3.1. Saran
pada disabilitas.
DAFTAR PUSTAKA
19
Mudhar, M., & Rafikayati, A. 2017. Analisis kebutuhan
231.
Refika Aditama
370–74
20