Anda di halaman 1dari 9

GANGGUAN PERKEMBANGAN SARAF

( NEURODEVELOPMENTAL DISORDERS )

Nama Anggota :
Tasya Gitta Anggraeni (933417018)
Diah Indar Puji Lestari (933424018)
Ajeng Gendis Nurmawati (933430218)
A. Pengertian Gangguan
Perkembangan Saraf
Gangguan perkembangan saraf adalah sekelompok
kondisi dengan permulaan dalam periode
perkembangan. Gangguan biasanya
bermanifestasi pada awal perkembangan, sering
kali sebelum anak memasuki sekolah dasar, dan
ditandai dengan defisit perkembangan yang
menghasilkan gangguan fungsi pribadi, sosial,
akademis, atau pekerjaan. Kisaran defisit
perkembangan bervariasi dari keterbatasan belajar
atau kendali fungsi eksekutif yang sangat spesifik
hingga gangguan global atas keterampilan atau
kecerdasan sosial.
B. Jenis-Jenis Gangguan
Perkembangan Saraf
Gangguan perkembangan saraf, meliputi:
1.Gangguan Intelektual (Intellectual Disabilities) adalah gangguan
dengan onset selama periode perkembangan, termasuk didalamnya
defisit intelektual serta defisit fungsi adaptasi konseptual, sosial, dan
praktik.
2.Gangguan Komunikasi (Comunication Disorders) adalah sekumpulan
gangguan psikologis yang ditandai dengan kesulitan-kesulitan dalam
pemahaman atau penggunaan bahasa.
3.Gangguan Spektrum Autisme (Autism Spectrum Disorder) ditandai
dengan defisit persisten dalam komunikasi sosial dan interaksi sosial di
berbagai konteks, termasuk defisit dalam timbal balik sosial, perilaku
komunikatif nonverbal yang digunakan untuk interaksi sosial, dan
keterampilan dalam mengembangkan, memelihara, dan memahami
hubungan.
4. Gangguan Pemusatan Perhatian / Hiperaktivitas (Attention –
Deficit / Hiperactivity Disorder) / ADHD adalah gangguan
perkembangan saraf yang didefinisikan dengan merusak
tingkat kurangnya perhatian, disorganisasi, dan / atau
hiperaktif-impulsif.
5. Gangguan Pembelajaran Spesifik (Spesific Learning Disorder)
adalah gangguan perkembangan saraf dengan asal-usul
biologis yang menjadi dasar kelainan pada tingkat kognitif
yang berhubungan dengan tanda-tanda perilaku gangguan
tersebut.
6. Gangguan Motorik (Motor Disorders) meliputi :
• Gangguan Koordinasi Perkembangan Gangguan
koordinasi perkembangan adalah gangguan motorik dimana
proses eksekusi gerakan motorik yang terkoordinasi berada
di bawah harapan sesuai dengan usia kronologis yang secara
signifikan dan persisten berdampak pada aktivitas sehari-
hari dan tidak disertai dengan cacat intelektual, cacat visual,
dan kondisi neurologis yang memengaruhi fungsi motorik.
• Gangguan Gerakan Stereotip adalah gangguan motorik
yang dimulai pada masa kanak-kanak yang melibatkan
perilaku motorik nonfungsional yang berulang (misalnya,
melambai tangan atau membenturkan kepala), yang
sangat mengganggu aktivitas normal atau menyebabkan
cedera tubuh.
• Gangguan tic adalah gangguan gerakan motorik atau
vokalisasi yang tiba-tiba, cepat, berulang, dan tidak
berirama.
7.Gangguan Perkembangan Saraf Lainnya (Other
Neurodevelopment Disorder) kategori ini berlaku untuk
presentasi di mana gejala yang merupakan karakteristik
gangguan perkembangan saraf yang menyebabkan
gangguan dalam bidang fungsi sosial, pekerjaan, atau
fungsi penting lainnya mendominasi tetapi tidak
memenuhi kriteria lengkap untuk gangguan apa pun di
kelas diagnostik gangguan perkembangan saraf.
C. Prevalensi
• Kecacatan intelektual memiliki prevalensi populasi umum secara
keseluruhan sekitar 1%, dan angka prevalensi bervariasi menurut usia.
Prevalensi untuk kecacatan intelektual parah kira-kira 6 per 1.000.
• Gangguan bicara dan bahasa pada anak-anak secara global dilaporkan
terjadi 2-15%, dimana gangguan bicara dan bahasa akan memberikan
dampak kurang baik pada perkembangan emosional, pendidikan dan
pekerjaan.
• Dalam beberapa tahun terakhir, dilaporkan terjadi gangguan spektrum
autisme di seluruh AS dan non-US. Negara-negara telah mendekati 1%
populasi, dengan perkiraan yang sama pada sampel anak dan orang
dewasa. Masih belum jelas apakah tingkat yang lebih tinggi
mencerminkan perluasan kriteria diagnosis DSM-IV untuk mencakup
asus di bawah batas, peningkatan kesadaran, perbedaan dalam
metodologi studi, atau peningkatan frekuensi gangguan spektrum
autisme.
• Survei populasi memperlihatkan bahwa ADHD terjadi dalam
kebanyakan kebudayaan di sekitar 5% anak-anak dan sekitar
2,5% orang dewasa.
• Prevalensi gangguan belajar spesifik di seluruh domain
akademik membaca, menulis, dan matematika adalah 5% -
15% di antara anak usia sekolah di berbagai bahasa dan
budaya. Prevalensi pada orang dewasa tidak diketahui tetapi
tampaknya sekitar 4%.
• Gangguan koordinasi perkembangan pada anak usia 5-11
tahun adalah 5% - 6% (pada anak usia 7 tahun 1,8%
terdiagnosis gangguan koordinasi perkembangan berat dan 3%
dengan kemungkinan gangguan koordinasi perkembangan).
Laki-laki lebih dari sepuluh yang terkena daripada perempuan,
dengan rasio laki-laki: perempuan antara 2:1 dan 7:1.
D. Intervensi
1. Intervensi Kecacatan intelektual
•Backward Chaining
•Positive Reinforcement
2.Intervensi Gangguan bicara
Keterlambatan bicara yang disebabkan gangguan
pendengaran, dapat dipasang alat bantu pendengaran atau
implan koklea sesuai kerusakan organ yang terjadi. Pada
disabilitas intelektual dapat diberikan terapi remedial. Pada
autisme dapat dilakukan terapi sensori integrasi, terapi floortime,
terapi okupasi, terapi perilaku, terapi wicara, dan lain-lain,
bergantung pada kebutuhan anak. Obat-obatan hanya diberikan
bila diperlukan.
3.Intervensi Gangguan spektrum autisme
•Applied Behavior Analysis-Verbal Behavior (ABA-VB)
•Pendekatan Sosial Pragmatis
4. Intervensi ADHD
• Pendekatan Perilaku
• Pendekatan Farmakologi
• Pendekatan Multimodal
5. Intervensi Gangguan belajar
• Remedial
• Tutoring
• Kompensasi
6. Intervensi Gangguan Motorik : Menggunakan pendekatan terapi
okupasi dan fisis, yang secara garis besar dibedakan menjadi 2,
yaitu pendekatan bottom up dan top down (Gangguan Koordinasi
Perkembangan); Menggunakan teknik aversi (Gangguan Gerakan
Stereotip); Farmakologis dan Terapi Perilaku Kognitif (Gangguan
Tic).

Anda mungkin juga menyukai