Anda di halaman 1dari 3

TERAPI PASANGAN (PERKAWINAN)

Terapi pasangan atau perkawinan adalah suatu bentuk psikoterapi yang dirancang
untuk memodifikasi interaksi dua orang yang secara psikologis sedang saling memiliki
konflik pada suatu parameter atau berbagai parameter sosial, emosional, seksual, atau
ekonomik. Di dalam terapi pasangan, orang yang terlatih menegakan suatu kontrak
terapeutik dengan pasangan pasiennya, dan melalui jenis pasti komunikasi, berupaya untuk
memperbaiki gangguan, untuk membalikan atau mengubah pola prilaku maladaptif, dan
untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan kepribadian.
Konselung perkawinan dapat dianggap lebih terbatas lingkupnya dibandingkan
dengan terapi perkawinan. Hanya konflik keluarga tertentu yang didiskusikan, dan konseling
terutama berorientasi tugas diarahkan untuk menyelesaikan masalah khusus seperti
pengasuhan anak. Sebaliknya, terapi perkawinan menekankan untuk membangun kembali
interaksi pasangan dan kadang – kadang menggali psikodinamik masing – masing pasangan.
Terapi dan konseling menekankan untuk membantu pasangan perkawinan menghadapi
masalah mereka dengan efektif. Hal yang paling penting adalah definisi tujuan yang sesuai
dan realistik, yang dapat meliputi pembangunan ulang penyatuan dengan ekstensif atau
pendekatan penyelesaian masalah atau kombinasi keduanya.

Jenis Terapi
Terapi Individu. Didalam terapi individu, pasangan dapat berkonsultasi dengan terapis
yang berbeda, yang tidak harus saling berkomunikasi dan bahkan tidak saling kenal. Tujuan
terapi adalah untuk meningkatkan kapasitas adaptif masing – masing pasangan. Terkadang,
hanya salah satu pasangan yang menjalani terapi datang menemui terapis sering dapat
membantu. Pasangan yang mengunjungi terapis dapat memberikan terapis data pasien
mungkin melewatkan, ansietas yang tampak atau tidak tampak pada pasangan ini sebagai
akibat perubahan pasien dapat diidentifikasi dan dihadapi, keyakinan yang tidak rasional
mengenai peristiwa terapi dapat diperbaiki, dan upaya disadari maupun tidak disadari oleh
pasangan untuk menyabotase terapi pasien dapat diperiksa.
Terapi Pasangan Individual. Pada terapi ini, masing – masing pasangan menjalani terapi,
yang dapat bersamaan dengan terapis yang sama, atau kolaboratif, dengan masing – masing
pasangan menemui terapis yang berbeda.
Terapi Gabungan. Terapi gabungan adalah metode terapi yang paling lazim didalam terapi
pasangan, salah satu atau kedua terapis menerapi pasangan dalam satu sesi gabungan. Terapi
bersama dengan terapis dengan dua jenis kelamin mencegah pasien tertentu merasa seperti
diserang ketika dikonfrontasi oleh kedua anggota dari jenis kelamin berbeda secara teratur.
Psikoterapi Kelompok. Terapi kelompok untuk pasangan memungkinakan berbagai
dinamika kelompok mempengaruhi partisipan. Kelompok biasanya terdiri atas tiga sampai
empat pasangan dengan satu atau dua terapis. Pasangan saling mengidentifikasi dan
mengenali bahwa pasangan lain memiliki masalah serupa, masing – masing mendapatakan
dukungan dan empati dari anggota kelompok dengan jenis kelamin sama atau berbeda,
mereka menggali sikap seksual dan memiliki kesempatan untuk memperoleh informasi baru
dari kelompok sebanyanya, dan masing – masing memperoleh umpan balik tertentu
mengenai prilakunya, baik negatif atau positif, yang mungkin lebih bermakna bila dan
dimengerti dengan lebih baik, contohnya datang dari anggota bukan pasangan yang netral,
bukan dari pasangan atau terapis.
Terapi Kombinasi. Terapi kombinasi mengacu pada semua atau setiap teknik awal yang
digunakan bersamaan atau dalam kombinasi. Dengan demikian, pasangan pasien tertentu
dapat memulai terapi dengan satu atau kedua pasangan didalam psikoterapi individual,
berlanjut dengan terapi gabungan dengan pasangan yang telah menikah. Rasionalisasi terapi
kombinasi adalah bahwa tidak ada satu pendekatan pun untuk masalah perkawinan yang
terlihat mengungguli yang lain, pemahaman mengenai berbagai pendekatan memungkinkan
terapis suatu derajat fleksibilitas yang memberikan keuntungan maksimum untuk pasangan
yang sedang dalam penderitaan.

Indikasi
Apapun teknik terapeutik spesifik, dimulainya terapi pasangan diindikasi jika terapi
individual gagal menyelesaikan masalah hubungan, ketika onset penderitaan pada salah satu
atau kedua pasangan secara jelas merupakan masalah hubungan, dan ketika terapi pasangan
diminta oleh pasangan yang sedang berada didalam konflik. Masalah – masalah komunikasi
antara pasangan adalah indikasi utama terapi pasangan. Pada keadaan seperti itu seorang
pasangan dapat terintimidasi oleh pasangannya dapat menjadi cemas ketika mencoba
mengatakan kepada pasangannya mengenai pikiran dan perasaannya, atau dapat
memproyeksikan harapan yang tidak disadari kepada orang lain. Terapi diarahkan untuk
memungkinkan satu sama lain saling memandang dengan realistis.
Konflik dala satu atau beberapa area, seperti kehidupan seksual pasangan, juga
merupakan indikasi terapi. Demikian juga, kesulitan menegakan peran sosial, ekonomik,
orang tua, atau emosional yang memuaskan menunjukan bahwa pasangan tersebut butuh
bantuan. Klinisi harus mengevaluasi semua aspek hubungan perkawinan sebelum mencoba
menerapi hanya satu masalah, yang dapat merupakan gejala gangguan perkawinan yang
pervasif.

Kontradikasi
Kontradikasi terapi pasangan mencangkup pasien dengan psikosis berat, terutama pasien
dengan unsur paranound dan pasien yang mekanisme homeostatik perkawinannya adalah
perlindungan terhadap psikosis, perkawinan dengan salah seorang pasangan atau keduanya
benar – benar ingin bercerai, dan perkawinan yang salah seorang oasangannya menolak
untuk turut serta karena ansietas atau rasa takut.
Tujuan
Nathan Ackerman mendefinisakan tujuan terapi pasangan sebagai berikut : Tujuan terapi
untuk masalah hubungan pasangan adalah memperbaiki penderitaan dan ketidakmampuan
emosional serta meningkatkan tingkat kesejahteraan kedua pasangan bersama dan masing –
masing sebagai individu. Idealanya, terapis bergerak menuju tujuan ini dengan menguatkan
upaya bersama untuk menyelesaikan masalah, dengan mendorong penggantian kendali dan
pertahanan yang adekuat untuk pasangan yang patogenik, dengan meningkatkan imunitas
terhadap efek disintegratif kekecewaaan emosional dan pemujian hubungan, dan dengan
meningkatakn pertumbungan hubungan serta pertumbuhan masing – masing pasangan.
Terapi pasangan tidak menjamin kelangsungan hubungan perkawinan. Bahkan, pada
beberapa keadaaan, terapi ini dapat menunjukan pasangan bahwa mereka berada didalam
suatu ikatan yang tidak dapat berlangsung terus dan sebaiknya dibubarkan. Pada kasus ini,
pasangan dapat terus bertemu dengan psikiater untuk menyelesaikan kesulitan didalam
berpisah dan memperoleh perceraian, suatu proses yang disebut terapi perceraian.

Anda mungkin juga menyukai