Anda di halaman 1dari 8

Limfogranuloma Venereum (LGV)

Adalah penyakit menular seksual yang

disebabkan oleh Chlamydia


ditandai dengan trachomatis
adenitis inguinal supuratif,
 dan
dan lebih sering terjadi pada daerah dengan

iklim panas.
Etiologi :
Chlamydia trachomatis
Epidemiologi :
-tersebar di seluruh dunia terutama
pada negara-negara yang beriklim tropis
dan subtropics
-lebih sering dijumpai pada daerah-
daerah rural dan orang-orang
berperilaku promiskus serta golongan
sosial ekonomi rendah
- usia antara 20-40 tahun
- lebih sering padalaki-laki dibanding
dengan perempuan dengan rasio
5:1
atau lebih
 
Gambaran klinis LGV secara umum dapat dibagi dalam
2 stadium, yaitu :

1. Stadium dini, yang terdiri atas :


a. Lesi primer genital
b. Sindrom inguinal
2. Stadium lanjut, dapat berupa :
a. Sindrom ano-rektal
b. Elefantiasis/Sindrom
genital (esthiomene)

malaise, nyeri kepala, artralgia,


anoreksia, nausea dan
demam
Patogenesis
peradangan di
Chlamydia sepanjang saluran limfe
menyebar secara
trachomatis masuk melalui dan seterusnya
limfogen
aberasi atau lesi kecil mencapai kelenjar
di kulit limfe terdekat

ploriferasi sel endotel


limfenod cepat
sepanjang pembuluh
membesar dan Limfangitis dan
limfe saluran
dikelilingi oleh daerah limfadenitis
penghubung dalam
yang nekrosis
limfenod

Area yang nekrosis


diserbu oleh sel lekosit
polimorfo nuklear dan
mengalami
pembesaran yang khas
Diagnosis
Diagnosis LGV umumnya berdasarkan atas anamnesis
adanya koitus suspektus disertai gambaran klinis yang khas,
dan hasil pemeriksaan penunjang antara lain:

Tes Frei: Hasil positif dalam waktu 2 sampai beberapa
minggu (bahkansampai 6 bulan) setelah infeksi dan akan
tetap positif untuk jangka waktu lama

Tes Serologi:
1. complement fixation tes (CFT)
2. micro imunofluorescence (micro-IF)
3. radio isotop presipitation (RIP)

Kultur Jaringan

Sitologi

Polymerase Chain Reaction (PCR)

Biopsi-Histopatologi
Terapi
• Doksiklin yang merupakan pilihan pertama pengobatan LGV dosis 2
X 100 mg/hari selama 14-21 hari atau tetrasiklin 2 gr/ hari atau
minosiklin 300 mg diikuti 200 mg 2X/hari.

Sulfonamid: dosis 3-5 gr/hari selama 7 hari.



Eritromisin: pilihan kedua, dosis 4 X 500 mg /hari selama 21 hari,
terutama pada kasus-kasus alergi obat golongan tetrasiklin pada
wanita hamil dan menyusui.
• Eritrhomycin ethylsuccinate 800 mg 4 X / hari selama 7 hari.

Kotrimoksasol (Trimetropin 400 mg dan sulfametoksasol 80 mg) 3 X
2tablet selama 7 hari.

Ofl oxacin 4 0 0 m g 2 X / hari selama 7 hari.

Levof loxacin 500 mg 4 X / hari selama 7 hari

Azithromycin 1 gr dosis tunggal
Komplikasi

Dapat terjadi ruptur bubonuli sehingga
terbentuk sinus dan fistel

Pada komplikasi jangka panjang dapat terjadi
fibrosis dan jaringan parut pada penis

Pada wanita dapat terjadi servitis,
perimetritis, dan salpingitis

Pada komplikasi sistemik dapat menyebabkan
infeksi pulmo, perikarditis, arthritis,
konjungtivitis dan meningitis
Pencegahan
Cara yang paling baik untuk mencegah penularan penyakit

idneinagdanal mh iatrbas tsienkesnusaai ly(atindga kd imketlahkuki


amne hnudbeurintag apne nseykaskuitalini). Untuk mengurangi
resiko tertular oleh penyakit ini, sebaiknya menjalani
perilaku seksual yang aman (tidak berganti-ganti
pasangan seksual atau menggunakan
kondom).
Prognosis
Jika diobati secara dini, prognosisnya baik, tetapi jika terjadi
komplikasi lanjut dapat menyebabkan kematian. Reinfeksi
dan relaps mungkin terjadi, terutam pada pasien human
immunodeficiency virus (HIV), pada pasien ini dapat
berkembang dengan multipel abses, sehingga memerlukan
terai yang lebih lama karena resolusinya terlambat.

Anda mungkin juga menyukai