Anda di halaman 1dari 3

LIMFOGRANULOMA merupakan salah satu organisme dari 4

spesies dari genus Chlamydia, yang memiliki


VENEREUM siklus pertumbuhan yang unik . Chlamydia
trachomatis memiliki sifat sebagian seperti
I. Pengertian bakteri dalam hal pembelahan sel,
metabolisme, struktur, maupun kepekaan
Limfogranuloma venereum (LGV)
terhadap antibiotika dan kemoterapi, dan
merupakan suatu penyakit menular seksual
sebagian bersifat seperti virus yaitu
yang disebabkan oleh Chlamydia
memerlukan sel hidup untuk berkembang
trachomatisserovar L1, L2 dan L3. Serovar LGV
biaknya (parasit obligat intrasel).
ini bersifat invasif dan sering diikuti oleh
respon inflamasi berat. Limfogranuloma Spesies Chlamydia trachomatis terdiri
venereummengenai sistem pembuluh limfe dari dua biovars yaitu trachoma atau
dan kelenjar limfe tertentu. Perjalanan klinis organisme TRIC dan organisme LGV.
penyakit ini dibagi menjadi 3stadium. Stadium Organisme LGV sendiri terdiri atas 3 serovars
primer ditandai oleh lesi berupa papul yang yaitu L1, L2, L3.
tidak nyeri dandapat sembuh sendiri dalam
Chlamydia berukuran lebih kecil dari
waktu sekitar 1 minggu. Stadium sekunder
bakteri, berdiameter 250-550 mm, namun
berupa proktitis, limfadenitis, limfadenopati
lebih besar dari ukuran virus pada ummunya.
dan stadium tersier berupa limfedema, striktur
Di dalam jaringan pejamu , membentuk
anal. Mekanisme terjadinya LGV melibatkan
sitoplasma inklusi yang merupakan
proses trombolimfangitis dan perilimfangitis.
patognomoni infeksi Chlamydia.
Limfogranuloma venereum bersifat
Penyakit yang segolongan dengan
endemic pada negara yang sedang
Limfogranuloma venereum ialah psitakosis,
berkembangseperti Afrika, Asia Tenggara,
trakoma, dan Inclusion conjunctivitis.
India, Amerika Selatan dan Karibia. Insiden LGV
mencapai 2-10% di Afrika dan India. Pada
kurun waktu 1997-2001 telah dilaporkan 57
II. Diagnosis
kasus LGV di Indonesia dengan 47 kasus
ditemukan pada laki-laki dan 10 kasus pada Diagnosis LGV umumnya berdasarkan
wanita. Secara historis angka kejadian LGV atas anamnesis adanya koitus suspektus
sangat rendah pada negara-negara industri disertai gambaran klinis yang khas, dan hasil
sejak pertengahan tahun 1960. Puncak insiden pemeriksaan penunjang antara lain:
terjadi pada usia dengan aktivitas seksual yang
1. Tes Frei positif
tinggi sekitar 15-40 tahun. Laki-laki memiliki
2. Pemeriksaan laboratorium untuk
risiko 5kali lebih besar dariwanitaterkena
mendeteksi klamidia.
penyakit ini. Wabah LGV dilaporkan muncul
3. Tes fiksasi komplemen atau tes
kembali sejak tahun 2003 di Belanda dan
serologi lain untuk LGV positif
negara Eropa lainnya, Amerika serta Kanada.
4. Isolasi Chlamydia dari jaringan yang
Penyebab Limfogranuloma venereum terinfeksi pada kultur jaringan
(LGV) adalah Chlamydia trachomatis, yang
5. Pemeriksaan histology ditemukan Ulkus pada ulkus mole dapat
Chlamydia dalam jaringan yang bervariasi dari satu sampai multipel
terinfeksi yang disertai ulserasi. Bila
6. Biopsi kelenjar limfe. menyebabkan limfadenitis maka lesi
7. Pemeriksaan laboratorium darah primer masih tampak, kelima tanda
untuk mengevaluasi adanya bakteri radang juga terdapat namun
penyebab LGV. perlunakannya serentak. Pada
8. CT scan untuk mendeteksi pemeriksaan laboratorium ditemukan
jangkauan dan banyaknya H. Ducreyi.
limfadenopati yang terjadi.
B. Sindrom Inguinal

1. Granuloma Inguinalis:
Diagnosis banding penyakit LGV
Lesi pada kulit lebih khas, lebih
dilakukan berdasarkan stadium penyakit yaitu:
besar dan lebih persisten daripada LGV,
A. Stadium Primer Genital ditemukan Donovan bodies.
Limfadenitis inguinal pada granuloma
1. Herpes genital:
inguinale tidak khas. Dapat dijumpai
Penyakit ini bersifat residif esthiomene.
dapat disertai gatal atau nyeri, lesi
2. Limfadenopati inguinal:
berupa vesikel di atas kulit yang
eritematosa, berkelompok. Bila pecah Dapat merupakan kelanjutan
tampak kelompok erosi dan tidak dari suatu trauma pada kaki,
terdapat indurasi. keganasan pada daerah genital, rektum
dan abdominal, lifoma maligna,
2. Sifilis:
tuberculosis dan herpes genital.
Lesi primer yang berlanjut pada
3. TBC kulit:
limfogranuloma venereum dapat
dikelirukan dengan lesi primer pada Bila mengenai daerah inguinal
sifilis. Didiagnosis dengan menemukan terdapat persamaan dengan LGV.
Treponema pallidum pada Keduanya terdapat limfadenitis pada
pemeriksaan mikroskopis lapangan beberapa kelenjar, periadenitis sera
gelap. Adenitis inguinal akibat sifilis pembentukan abses dan fistel yang
nampak kecil, keras dan tidak nyeri. multipel. Pada TBC kulit tidak terdapat
Fase lanjut dari LGV berupa estiomene kelima tanda radang akut kecuali
yang disertai ulserasi dan sikatrik dapat tumor, dan biasanya pada inguinal
dibedakan dari sifilis dapat dibedakan lateral dan femoral sedangkan pada
dari sifilis dengan tes serologis sifilis, LGV terdapat pada inguinal medial.
CFT dan adanya spirochaeta.

3. ulkus mole:
III. Pengobatan
Penderita LGV akut dianjurkan memperlambat penyembuhan.
untuk istirahat total dan diberikan Tindakan bedah antara lain vulvektomi
terapi untuk gejala sistemik yang lokal atau labiektomi pada elefantiasis
timbul yaitu meliputi terapi berikut: labia. Dilatasi dengan bougie pada
A. Pengobatan struktur rekti atau kolostomi bila
- Rejimen yang direkomendasikan terjadi obstruksi total, abses perianal
oleh National Guideline for the dan perirektal. Proses ini mempunyai
management of Lymphogranuloma risiko untuk terjadinya perforasi usus,
Venereum dan U.S Departement of harus dibatasi pada yang lunak,
health and Human Services, Public struktur yang pendek tidak berada di
Health Service Center for disease bawah peritoneum, dan jangan
control and Prevention adalah dilakukan striktur muda terlepas (licin)
doksiklin yang merupakan pilihan atau jika terjadi perdarahan. Tindakan
pertama pengobatan LGV dosis 2 X pembedahan untuk mengalirkan nanah
100 mg/hari selama 14-21 hari atau keluar atau untuk mengangkat kelenjar
tetrasiklin 2 gr/ hari atau minosiklin getah bening yang membesar. Setelah
300 mg diikuti 200 mg 2X/hari. menjalani prosedur ini, pengidap akan
- Sulfonamid: dosis 3-5 gr/hari diberikan obat pereda nyeri dan
selama 7 hari. pencegah terbentuknya ulkus.
- Eritromisin: pilihan kedua, dosis 4 X Pembedahan juga dapat dilakukan
500 mg/hari selama 21 hari, kepada pengidap LGV dengan
terutama pada kasus-kasus alergi komplikasi penyempitan rektum.
obat golongan tetrasiklin pada
wanita hamil dan menyusui.
Sumber: Ilmu Kebidanan Sarwono
- Eritrhomycin ethylsuccinate 800
Prawirohardjo
mg 4 X / hari selama 7 hari.
- Kotrimoksasol (Trimetropin 400
mg dan sulfametoksasol 80 mg) 3 X
2 tablet selama 7 hari.
- Ofloxacin 400 mg 2 X / hari selama
7 hari.
- Levof loxacin 500 mg 4 X / hari
selama 7 hari
- Azithromycin 1 gr dosis tunggal

B. Pembedahan
Tindakan pembedahan dilakukan
pada stadium lanjut di samping
pemberian antibiotika. Pada abses
multipel yang berfluktuasi dilakukan
aspirasi berulang karena insisi dapat

Anda mungkin juga menyukai