LAPORAN PENDAHULUAN
1.1.2. Etiologi
Penyebab pasti dari limfoma belum diketahi secarah pasti, hingga
saat ini belum jelas iketahui nanmun beberpa faktor, seperti paparan
infeksi virus, faktor keluarga dan imunosupresi duduga memiliki
ketertarikan dengan terjadinya LH. Pada 70& atau sepertiga dari kasus
LH yang pernah terjadi dilaporakn diseluruh dunia menunjukan
adanya keterlibatan infeksi virus Epstein Barr (EBV) pada sel Reed
Strenberg. Empat kemungkinan penyebabnya adalah faktor leturunan,
kelainan sistem kekebalan, inveksi vrus atau bakteris.
Faktor resiko :
1. Usia
Penyskit limfoma maligna banyak ditemukan pada usia dewasa
muda yaitu antara 18-35 tahun dan pada orang diatas 50 tahun.
2. Jenis kelamin
Penyakit limfoma ini lebih banyak diderita olrh pria
dibandingkan wanita.
3. Gaya hidup yang tidak sehat
Resiko limfoma maligna meningkat pada orang yang
mengonsumsi makanan tinggi lemak hewani, merokok, dan
yang terkena paparan UV.
4. Pekerjaan
Beberapa pekerjaan yang sering dihubungkan dengan resiko
tinggi terkena limfoma maligna adalah peternak serta pekerja
hutan dan pertanian. Hal ini disebabkan adanya paparan
hrbisida dan pelarut organik.
1.1.3. Klasifikasi
1. Limfoma non-hodgkin
Dapat bersifat indoleh hingga progresif. Pada LNH indolen,
gejalah dapat berupa pembesaran kelnjar getah bening, tidak
nyeri dapat terlokalisir atau meluas, dan bisa melibatkan sum-
sum tulan. Menimbulkan beberapa gejalah konsitualisional
berupa : penurunan berat badan, febris dan keringat malam,
serta pada limfoma burkiti, dapat menyebabkan rasa penuh
diperut.
2. Stadium limfoma maligna
Penyebaran limfoma dapat dikelompokan dalam 4 stadium.
a. Stadium 1 ; penyebaran limfoma hanya terdapat pada satu
kelompok yaitu kelenjar getah bening.
b. Stadium 2 : penyebaran limfoma menyerang dua atau lebih
kelenjar getah bening, tetapi hanya pada satu sisi
diagfragma, serta pada seluruh perut.
c. Stadium 3 : penyebaran limfoma menyerang dua atau lebih
kelompok kelnjar getah bening, serta pada dada dan perut.
d. Stadium 4 : penyebaran limfoma selain pada kelnjar getah
bening setidaknya pada satu orga lain juga seperti sum-
sum tulang, hati, paru-paru atau otak. Stadium ini dapat
dibagi A dan B berdasarkan ada tidaknya gejalah berupa
penurunan berat badan, febris dan keringat malam.
A : tanpa gejalah konstitusional
B : dengan gejalah konstitusional.
1.1.4. Patofisiologis
Proliferasi abnormal timor dapat memberi kruskan penekanan atau
enyumbatan pada organ tubuh yang terserang. Tumor dapat mulai
dikelnjar getah bening (nodal) atau diluar kelenjar getah bening.
Gejalah pada limfoma secarah fisik dapat timbul benolan yang kenyal,
mudah digerakan (pada leher, ketiak atau panhkal paha). Pembesaran
kelenjar dapat dimulai dengan gejala penurunan berat badan, demam,
keringat malam. Hal ini dapat segera dicurigai sebagai Limfoma.
Namun tidak semua benjolan yang terjadi di system imfatik
merupakan Limfoma
Kategori : psikologis
Pola ekspresi diri yang cukup untuk merasa sejatra dan dapat ditingkatkan
Penyebab:
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
1. Mengeskpresikan keinginan untuk (tidak tersedia)
meningkatkan konsep diri
2. Mengekspresikan kepuasan dengan
diri, harga diri, penampilan peran,
citra tubuh dan identitas pribadi
Gejala dan Tanda Minor Objekstif
Subjektif Objektif
1. Merasa percaya diri 1. Tidak sesuai dengan perasaan
2. Menerima kelebihan dan atau pikiran
keterbatasan
Kondisi klinis Terkait
1. Perilaku upaya peningkatan kesehatan.
2.
D.0080
Ansietas
Kategori: Psikologis
Kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap obyek yang tidak jelas
dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan
tindakan untuk menghadapi ancaman.
Penyebab:
1. Krisis situasional
2. Kebutuhan tidak terpenuhi
3. Krisis maturisonel
4. Ancaman terhadap konsep diri
5. Kekawatiran mengalami kegagalan
6. Disfurigasi sistem keluarga
7. Hubungan orang tua dengan anak tidak memuaskan
8. Faktor keturunan
9. Penyakahgunaan zat
10. Terpapar bahaya lingkungan
11. Kurang terpapar informasi.
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
Objektif
1. Merasa binggung
2. Merasa khawatir dengan akibat dari 1. Tampak gelisah
2.
Kondisi emosi dan penhlaman subjektif terhadap objek yang tidak jelas dan
spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan
tindakan untuk menghadapi ancaman.
Ekspektasi Menurun
Kriteria Hasil
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
menurun
Meningkat
Verbalisasi 1 2 3 4 5
kebinggung
an
Verbalisas 1 2 3 4 5
i khawatir
akibat
koondisi
yaang
dihadapi
Perilaku 1 2 3 4 5
gelisah
Perilaku 1 2 3 4 5
tegang
Keluhan 1 2 3 4 5
pusing
Anoreksia 1 2 3 4 5
Palpasi 1 2 3 4 5
Frekuensi 1 2 3 4 5
pernafasan
Frekuensi 1 2 3 4 4
nadi
Tekanan 1 2 3 4 5
darah
Diaforesis 1 2 3 4 5
Tremor
Pucat 1 2 3 4 5
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
memburuk membaik
Konsentra 1 2 3 4 5
si
Pola tidur 1 2 3 4 5
Perasaan 1 2 3 4 5
keberdaya
an
Kontak 1 2 3 4 5
mata
Pola 1 2 3 4 5
kemih
Orientasi 1 2 3 4 5
2.3.3 Intervensi
1. kesipan peningkatan konsep diri = Dukungan keyakinan
(I. 09312)
Dukungan Keyakinan
Definisi
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
Reduksi Ansietas
Definisi
Meminimalkan individu dan pengalaman subyektif terhadap obyek yang tidak jelas
dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang mumingkinkan individu melakukan
tindakan untuk menghadapi ancaman..
Tindakan
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/c52b9761d6e8ade70f0
502c2708381b5.pdf