1. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. L
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat tanggal lahir : Kediri, 6 Desember 2015
Umur : 6 tahun
Anak ke :1
Nama Ayah : Tn. G
Nama Ibu : Ny. A
Pekerjaan Ayah : Wiraswasta
Pekerjaan Ibu : Wiraswasta
Pendidikan Ayah : S1
Pendidikan Ibu : D4
Agama : Kristen
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Ds. Pagung
Tanggal Masuk Rumah Sakit : - Jam - WIB
Diagnosa Medis : Kejang Demam
1. Prenatal :
Gravida I, ANC di bidan sebanyak 8 kali. Sewaktu hamil per trimester, ibu tidak
pernah mengalami infeksi atau sakit panas. Tidak ada riwayat trauma, perdarahan per
vaginam, penggunaan obat-obatan maupun jamu selama hamil.
2. Natal :
Lahir bayi perempuan dengan spontan vertex, langsung menangis keras. Lahir dengan
berat badan 300 gram, dan panjang badan 46 cm.
3. Post- Lahir :
1
Segera menangis setelah lahir. Selama neonatal, An. L mau menetek, tidak pernah
mengalami panas, diare, muntah ataupun kejang-kejang.
8. Tumbuh Kembang :
a. Pertumbuhan :
Berat badan : ± 7 Kg
Lingkar kepala : 38 cm
Lingkar dada :-
Panjang badan : ± 68 cm
b. Perkembangan :
Ibu pasien mengatakan An. L saat di hibur ketawa dan kakinya menendang-
nendang lebih keras, terlentang dan tengkurap
c. Imunisasi :
0-24 jam : HB 0
4 bulan : DPT-HB-Hib 3
1. Komposisi Keluarga :
Ibu pasien mengatakan pasien tinggal bersama orang tua dan neneknya.
2. Lingkungan rumah dan komunitas :
Keluarga berfungsi sebagai pelindung dan pendidik bagi An. L. Peran ibu sebagai
pengasuh anak tidak terganggu.
2
6. Persepsi keluarga tentang penyakit klien : Ibu pasien bingung saat pasien
mengalami kejang.
7. Genogram :
Keterangan :
: Laki-Laki : Meninggal
PX : Pasien
4) Data Psikososial
1. Yang mengasuh Anak : Ibu pasien mengatakan pasien di asuh
oleh orang tua dan nenek
2. Hubungan dengan Anggota Keluarga: Ibu pasien mengatakan ibu
dan nenek pasien sangat dekat dengan pasien
3. Hubungan dengan teman sebaya : Ibu pasien mengatakan belom
pernah bermain dengan teman sebayanya
3. POLA AKTIFITAS SEHARI – HARI
( Makan, istirahat, tidur, eliminasi, aktifitas, kebersihan dan seksual )
No Activity daily living Sebelum Sakit Saat sakit
1 Pemenuhan kebutuhan Makan/minum Makan/minum
nutrisi dan cairan Jumlah : 1000-1200 ml/hari Jumlah : ±600 ml/hari,
Jenis : - jenis : -
1) Nasi : - 1) Nasi : -
2) Lauk : - 2) Lauk : -
3) Sayur : - 3) Sayur : -
4) Minum : susu formula 4) Minum : susu formula
Pantangan : Pantangan :
Ibu pasien mengatakan tidak Tidak ada
boleh makan makanan
bertekstur keras dan ukurannya
3
No Activity daily living Sebelum Sakit Saat sakit
besar
4
No Activity daily living Sebelum Sakit Saat sakit
Belom gosok gigi Belum gosok gigi
5
Inpeksi: Tidak ada lesi dan benjolan
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
6
12. Pelaksanaan / Therapi
- Pasien mendapatkan obat ( orang tua membeli obat sendiri berdasarkasn pengalaman
sakit pasien sebelumnya ) seperti: Paracetamol dengan dosis setiap kali pemberian 10
mg/BB
- Dilakukan Kompres hangat
( Vadia Mayang
Kristabarani )
7
ANALISA DATA
MASALAH
N DATA OBYEKTIF
PENYEBAB KEPERAWAT
O DATA SUBYEKTIF
AN (SDKI)
1 Data Subyektif Proses Penyakit Hipertermia
Ibu pasien mengatakan (0130)
bahwa klien mengalami
demam tinggi, riwayat
kejang, tubuh gemetar ±
selama 1-2 menit.
Data Obyektif
1. Kulit teraba hangat
2. Suhu tubuh meningkat
sampai 39˚C
3. Kulit ada kemerahan
2
Data Subyektif Kurang terpaparnya Defisit
Ibu pasien mengatakan informasi pengetahuan
bahwa pada saat kejang ibu ( D.0111 )
pasien mengatakan sangat
kebingungan karena tida tahu
penanganan saat anak kejang
karena anak tidak pernah
mengalami kejang
sebelumnya
Data Obyektif
Ibu pasien kebingungan saat
mengalami kejang karena
pasien sebelumnya tidak
pernah mengalami kejang.
Ibu pasien tampak cemas dan
sering menanyakan tentang
kondisi anaknya.
TTV didapatkan:
Suhu tubuh : 38,5 ºC, denyut
Nadi: 170 x/menit, Tekanan
Darah : - mmHg, Pernafasan :
36 x/menit
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
N
DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL
O
1 1. Hipertermia berhubungan Manajemen Hipertermi
Observasi:
dengan proses penyakit 1. Untuk mengetahui suhu tubuh pasien
1. Monitor suhu tubuh
dibuktikan dengan Ibu pasien
Terapeutik:
mengatakan bahwa klien 1. Agar pasien merasa nyaman sediakan
1. Menciptakan lingkungan yang dingin
mengalami demam tinggi, lingkungan yang dingin
2. Melonggarkan atau lepaskan pakaian
mata melotot, tubuh gemetar ± 2. Agar pasien suhu tubuhnya turun dan semakin
3. Memberikan cairan oral
selama 1-2 menit. Kulit teraba nyaman
4. Melakukan kompres hangat
hangat, Suhu tubuh meningkat 3. Agar kebutuhan asupan cairan pasien terpenuhi
sampai 39˚C, Kulit ada 4. Agar demam pasien turun
kemerahan, Peningkatan Edukasi:
denyut nadi 170x/menit, Mata 1. Agar pasien bisa beristirahat
1. Anjurkan tirah baring
melotot saat kejang, TTV Kolaborasi:
didapatkan: Suhu tubuh : 39 -
ºC, denyut Nadi: 170 x/menit,
Tekanan Darah : - mmHg,
Pernafasan : 36 x/menit Edukasi Manajemen Demam
Defisit pengetahuan berhubungan Observasi:
2
dengan kurang terpaparnya 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
informasi di buktikan dengan Ibu menerima informasi 1. Untuk mengetahui kesiapan dan kemampuan
pasien mengatakan bahwa klien Terapeutik orantua pasien dalam menerima pendidikan
mengalami demam tinggi, pada 1. Menyediakan materi dan media kesehatan
saat kejang ibu pasien pendidikan kesehatan
mengatakan sangat kebingungan 2. Memberikan pendidikan kesehatan 1. Agar orang tua pasien mengerti bagaimana
karena tidak tahu penanganan Edukasi penanganan anak saat kejang
saat anak kejang karena bayi 1. Mengajarkan cara memberikan kompres
tidak pernah mengalami kejang hangat
sebelumnya. Ibu pasien tampak Kolaborasi: - 1. Agar orang tua pasien mengerti bagaimana
cemas dan terus menanyakan cara melakukan kompres hangat
tentang kondisi anknya. TTV
didapatkan: Suhu tubuh : 39 ºC,
denyut Nadi: 170 x/menit,
Tekanan Darah : - mmHg,
Pernafasan : 36 x/menit
TINDAKAN KEPERAWATAN
2
2
18 Januari 1. Mengobservasi kesiapan dan kemampuan
2021
orang tua pasien dalam menerima informasi
09.20
2. Menyediakan materi dan media pendidikan
kesehatan seperti SAP,POA dan leaflet teknik
kompres hangat
3. Mengajarkan teknik kompres hangat kepada
09.50 orang tua, didapatkan hasil orang tua pasien
sangat kooperatif
4. Menganjurkan pada orang tua apabila pasien
kejang untuk memberikan pelindung mulut
pasien seperti sendok dilapisi dengan kain
untuk mencegah terjadinya cedera,
5. Menganjurkan kepada orang tua agar tempat
tidur pasien di letakkan di tempat yang
rendah
6. Menganjurkan kepada orang tua untuk
melonggarkan pakaian pasien terutama di
sekitar leher
TINDAKAN KEPERAWATAN
terjadinya cedera
yang rendah
CATATAN PERKEMBANGAN