Disusun Oleh :
DEVIN BETHEFRATA
NIM : 01.1.19.00855
Saya menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran
dalam perbaikan langkah selanjutnya sangat saya harapkan.
Penyusun
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
1.1.2 Etiologi
Diabetes tipe I
a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi
suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I.
Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen
HLA.
b. Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi
terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut
yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap
sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.
c. Faktor lingkungan
Virus tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi
selbeta.
Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan
dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
1.1.3 Fisiologis
Menurut Smeltzer, (2002) fisiologi DM adalah sebagai berikut :
Insulin disekresikan oleh sel-sel beta yang merupakan salah satu dari 4 tipe sel dalam
pulau-pulau langerhans pangkreas insulin merupakan hormone anabolic atau hormone
untuk menyimpan kalori (storange hormone). Apabila seseorang makan makanan,
sekresi insulin akan meningkat dan menggerakkan glukosa kedalam sel-sel otot, hati
serta lemak. Dalam sel-sel tersebut insulin menimbulkan efek berikut ini:
1. Menstimulasi penyimpanan glukosa dalam hati dan otot (dalam bentuk glikogen)
2. Meningkatkan penyimpanan lemak dari makanan dalam jaringan adipose
3. Mempercepat pengangkutan asam-asam amino (yang berasal dari protein makanan)
kedalam sel.
Insulin juga menghambat pemecahan glukosa, protein dan lemak yang disimpan
selama masa “puasa” (antara jam-jam makan dan pada saat tidur malam). Pangkreas akan
melepas secara terus menerus sejumlah kecil insulin bersama oleh sel-sel alfa pulau
langerhans. Insulin dan glukosa secara bersama-sama mempertahankan kadar glukosa
yang konstan dalam darah dengan menstimulasi pelepasan glukosa dari hati. Pada
mulanya hati menghasilkan glukosa melalui pemecahan glikogen (glikogenesis) setelah 8
hingga 12 jam tanpa makan, hati membentuk glukosa dari pemecahan zat-zat selain
karbohidrat (glukoneogenesis).
1.1.4 Patofisiologis
Defisiensi Insulin
glukoneogenesis hiperglikemia
↓ pH Hemokonsentrasi
Asidosis Trombosis
Koma Aterosklerosis
Kematian
Makrovaskule Mikrovaskuler
r
Retina Ginjal
Jantung Serebral Ekstremitas
Retinopati Nefropati
diabetik
Miokard Infark Stroke Gangren
Gagal Ginjal
Ggn. Penglihatan
Nyeri akut
Hambatan Mobilitas
Fisik
1.1.8 Komplikasi
1. Komplikasi metabolisme akut terhadap diabetes
a. Diabetes ketoasidosis
b. Sindroma hiperosmolar non ketotik
c. Asidosis laktat
2. Komplikasi kronis jangka panjang
1) Penyakit mikrovaskuler
a. Retinopati
b. Neuropati
c. Nefropati
2) Penyakit makrovaskuler (serangan jantung, angina), penyakit kardiovaskuler
dan penyakit vaskuler periferal
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi
75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl
Intoleransi Aktivitas
Luaran Utama Toleransi Aktivitas
Luaran Tambahan Ambulasi
Curah Jantung
Konsevasi Energi
Tingkat Keletihan
Hiperglikemia Hiperglikemia
1. Mulut kering Jumlah urine meningkat
2. Haus meningkat
DAFTA\
DAFTAR PUSTAKA
R PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G Bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester. Yasmin
Asih, Jakarta : EGC, 2010
Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus pada Usia Lanjut jilid 1
Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 2010
Arjatmo Tjokronegoro, Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Cetakan ke 2. Jakarta :
Balai Penerbit FKUI, 2010
NANDA. 2015. Diagnosis keperawatan Edisi 10. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
NOC. 2013. Nursing Outcomes Classification Edisi 5. Jakarta: Penerbit Buku Edisi Bahasa
Indonesia dengan ELSEVIER
NIC. 2013. Nursing Interventions Classification Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Edisi Bahasa
Indonesia dengan ELSEVIER
1. Pengkajian
1.1 Identitas Pasien
Nama : Ny. N
Umur : 60 tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Status marital : Kawin
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Asuransi :-
Suku bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Cokrokusuman Yogyakarta
Tanggal Masuk : 21 November 2020
Tanggal Pengkajian : 23 November 2020
No Register : 009973
Diagnosa Medis : Diabetes Melitus
1.2 Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama :
Pasien mengatakan lemas dan pusing, pasien hanya bisa makan ½ porsi dari diet Rs,
nafsu makan pasien menurun, anak pasien mengatakan pasien kontrol rutin di
puskesmas, namun pasien terkadang lupa untuk meminum obat rutinnya
Genogram
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Pernikahan
: Tinggal serumah
: Garis keturunan
: Pasien
X : Meninggal
5) Riwayat sosiokultural :
Tidak dikaji di jurnal
g. Tanda-tanda vital
Respirasi : 22 x/menit
Suhu : 36,2 ͦ C
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit
h. Kepala
Tampak simetris, tidak ada benjolan, tidak ada luka
i. Mata
Konjungtiva tidak anemis, dilatasi pupil normal, reflek pupil baik, sklera baik
j. Hidung
Normal dan simetris tidak terdapat lesi
k. Telinga
Kedua lubang telinga bersih tidak mengeluarkan cairan
l. Mulut
Mulut bersih, tidak ada gigi palsu, gigi rapat, berwarna putih kekuningan, mukosa
bibir lembab, tidak berbau mulut
m. Leher
Tidak ada benjolan (tidak terdapat pembesaran vena jugularis)
Kedua telapak kaki kanan dan kiri tidak terjadi kelemahan, anggota gerak
lengkap, tidak terdapat edema, kekuatan otot 5. Kuku pada jari kaki terlihat bersih
q. Genetalia
Genetalia pasien normal, tidak ada luka
r. Anus
Pada anus dan rektum normal, tidak terdapat lesi, tidak terdapat pembengkakan.
Warna merah tua.
(Devin Bethefrata)
ANALISA DATA
DO:
GDS 529 mg/dl, pasien mengeluh
tubuhnya lemas
Pasien tampak lemas, TD 100/70
mm/Hga
DS:
Pasien mengatakan badan terasa Kelemahan Intoleransi aktivitas
lemas, pusing sejak 3 hari yang lalu, (D.0056)
pasien lebih banyak berada ditempat
tidur, dan tidak banyak melakukan
aktivitas.
DO:
Pasien tampak lemas, TD 100/70
mm/Hga, aktivitas sehari-hari meliputi
mandi, makan, BAB/BAK dan
berpakaian dibantu oleh anaknya
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
2 II 21
November Lakukan pemeriksaan TTV
2020 Suhu : 36,2 C
08.00 Nadi : 88 x/menit
RR : 24 x/menit
TD : 110/70 mmHg
EVALUASI KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : Ny. N
UMUR : 60 tahun
NO.REGISTER : 009973