Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. N DENGAN DIABETES MELITUS

Disusun Oleh :
DEVIN BETHEFRATA
NIM : 01.1.19.00855

STIKES RS BAPTIS KEDIRI


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA III
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Kasih Anugerah-Nya,
Penyertaan-Nya, Perlindungan-Nya, serta Petunjuk-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
“Laporan Asuhan Keperawatan Keperawatan Medikal Bedah I”.
Laporan ini kami susun sebagai penugasan pelaporan asuhan keperawatan tanggal 23
November s.d. 28 November 2020
Dalam kesempatan ini dengan suka cita saya mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Selvia David Richard, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua STIKES yang telah memberi
kesempatan kepada kami untuk mengaplikasikan asuhan keperawatan yang sudah
kami pelajari
2. Tri Sulistyarini, A.Per Pen., M.Kes selaku Dosen Pembimbing Akademik Prodi DIII
STIKES Baptis Kediri yang memberikan kesempatan dan bimbingan kepada kami
dalam melaksanakan kegiatan praktik belajar klinik
3. Penulis-penulis yang jurnalnya kami gunakan sebagai bahan penelitian asuhan
keperawatan untuk dijadikan laporan
4. Seluruh rekan – rekan mahasiswa keperawatan DIII Tingkat II Semester III STIKES
Rumah Sakit Baptis Kediri serta berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu
per satu, atas kerja sama dan dukungannya sehingga laporan ini dapat terselesaikan.

Saya menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran
dalam perbaikan langkah selanjutnya sangat saya harapkan.

Kediri, 23 November 2020

Penyusun
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

NAMA : DEVIN BETHEFRATA


NIM : 01.1.19.00855
JUDUL : ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. N DENGAN DIABETES
MELITUS
Dosen Pembimbing Kediri, 23 November 2020
Mahasiswa

Tri Sulistyarini, A.Per Pen., M.Kes Devin Bethefrata


Mengetahui,
Kaprodi Keperawatan Diploma III

Dyah Ayu Kartika Wulan Sari, S.Kep., Ns., M.Kep


BAB 1
TINJAUAN TEORI

1.1 Tinjauan Medis


1.1.1 Pengertian Diabetes Millitus
Diabetes mellitus didefinisikan sebagai serangkaian gangguan atau sindroma dimana
tubuh tidak mampu mengatur secara tepat pengolahan atau metabolisme karbohidrat,
lemak dan protein (Mc Wright, 2010)
Diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemi kronik berbagai kelainan metabolic
akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata,
ginjal, saraf dan pembuluh darah (Mansjoer, 2010)
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di
dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin
secara adekuat (Elies, 2010)

1.1.2 Etiologi
Diabetes tipe I
a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi
suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I.
Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen
HLA.
b. Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi
terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut
yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap
sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.
c. Faktor lingkungan
Virus tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi
selbeta.
Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan
dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
1.1.3 Fisiologis
Menurut Smeltzer, (2002) fisiologi DM adalah sebagai berikut :
Insulin disekresikan oleh sel-sel beta yang merupakan salah satu dari 4 tipe sel dalam
pulau-pulau langerhans pangkreas insulin merupakan hormone anabolic atau hormone
untuk menyimpan kalori (storange hormone). Apabila seseorang makan makanan,
sekresi insulin akan meningkat dan menggerakkan glukosa kedalam sel-sel otot, hati
serta lemak. Dalam sel-sel tersebut insulin menimbulkan efek berikut ini:
1. Menstimulasi penyimpanan glukosa dalam hati dan otot (dalam bentuk glikogen)
2. Meningkatkan penyimpanan lemak dari makanan dalam jaringan adipose
3. Mempercepat pengangkutan asam-asam amino (yang berasal dari protein makanan)
kedalam sel.
Insulin juga menghambat pemecahan glukosa, protein dan lemak yang disimpan
selama masa “puasa” (antara jam-jam makan dan pada saat tidur malam). Pangkreas akan
melepas secara terus menerus sejumlah kecil insulin bersama oleh sel-sel alfa pulau
langerhans. Insulin dan glukosa secara bersama-sama mempertahankan kadar glukosa
yang konstan dalam darah dengan menstimulasi pelepasan glukosa dari hati. Pada
mulanya hati menghasilkan glukosa melalui pemecahan glikogen (glikogenesis) setelah 8
hingga 12 jam tanpa makan, hati membentuk glukosa dari pemecahan zat-zat selain
karbohidrat (glukoneogenesis).

1.1.4 Patofisiologis
Defisiensi Insulin

glukagon↑ penurunan pemakaian


glukosa oleh sel

glukoneogenesis hiperglikemia

lemak protein glycosuria


ketogenesis BUN↑ Osmotic Diuresis

ketonemia Nitrogen urine ↑ Dehidrasi

↓ pH Hemokonsentrasi

Asidosis Trombosis

 Koma Aterosklerosis
 Kematian

Makrovaskule Mikrovaskuler
r
Retina Ginjal
Jantung Serebral Ekstremitas
Retinopati Nefropati
diabetik
Miokard Infark Stroke Gangren
Gagal Ginjal
Ggn. Penglihatan

Nyeri akut

Hambatan Mobilitas
Fisik

1.1.5 Tanda dan Gejala


1. Haus (polidipsia)
2. Poliphagia (banyak makan)
3. Poliuria (banyak/sering kencing)
4. Infeksi saluran kencing (sistitis) atau sariawan
5. Penurunan BB
6. Badan lelah dan lemas
7. Penglihatan kabur akibat dehidrasi pada lensa mata
1.1.6 Klasifikasi
1. Diabetes Mellitus tipe I
a. Sebelumnya disebut IDDM
b. Tergantung insulin
c. Menyerang anak dan dewasa
d. Diabetes meningkat karena gangguan autoimunitas secara bertahap dan
berkembang luas pada sel-sel jaringan beta dari pangkreas yang menghasilkan
insulin.
2. Diabetes Mellitus tipe II
a. Sebelumnya disebut NIDDM
b. Tidak tergantung insulin
c. Resistensi insulin merupakan ciri umum diabetes tipe II
d. Lebih dari 75% terdiri dari orang-orang yang besar kemungkinan memiliki
berat badan yang berlebihan atau kegemukan.
3. Diabetes tipe lain
1) Cacat bawaan yang mempengaruhi sel beta pangkreas, missal : Maturity onset
Diabetes of the young
2) Gangguan genetic dengan tindakan insulin
3) Penyakit pangkreas eksokrin, missal : pankreatitis
4) Diabetes yang berkembang sehingga cirri endrokrinopati (penyebabnya karena
gangguan pada kelenjar endrokrin)
5) Diabetes yang disebabkan oleh obat-obatan / bahan kimia, missal :
kortikosteroid, dioretik
6) Diabetes yang disebabkan oleh infeksi, missal : campak bawaan (Rubella)
4. Diabetes Mellitus Gestasional
Diabetes yang pertama kali dikenali dalam kehamilan :
1) Kurangnya toleransi glukosa dan berlangsung sementara
2) Hilang setelah melahirkan

1.1.7 Faktor resiko


1. Usia diatas 40 tahun
2. Kegemukan (obesitas)
3. Hipertensi (TD > 140/90 mmHg)
4. Adanya riwayat keluarga dengan Diabetes Mellitus
5. Riwayat keguguran yang berulang saat kehamilan
6. Melahirkan bayi cacat atau melahirkan bayi diatas 4 kg
7. Riwayat DM pada kehamilan
8. Riwayat kadar gula abnormal
9. Penderita dengan riwayat penyakit jantung koroner

1.1.8 Komplikasi
1. Komplikasi metabolisme akut terhadap diabetes
a. Diabetes ketoasidosis
b. Sindroma hiperosmolar non ketotik
c. Asidosis laktat
2. Komplikasi kronis jangka panjang
1) Penyakit mikrovaskuler
a. Retinopati
b. Neuropati
c. Nefropati
2) Penyakit makrovaskuler (serangan jantung, angina), penyakit kardiovaskuler
dan penyakit vaskuler periferal

1.1.9 Pengobatan / penatalaksanaan Diabetes Mellitus


Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas
insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler
serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar
glukosa darah normal.

Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :


1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi (jika diperlukan)
5. Pendidikan

1.1.10 Pemeriksaan Penunjang


1. Glukosa darah sewaktu
2. Kadar glukosa darah puasa
3. Tes toleransi glukosa
Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)
Bukan DM Belum pasti DM DM
Kadar glukosa darah sewaktu
- Plasma vena < 100 100-200 >200
- Darah kapiler < 80 80-200 >200
Kadar glukosa darah puasa
- Plasma vena <110 110-120 >126
- Darah kapiler <90 90-110 >110

Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi
75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl

1.2 Tinjauan Asuhan keperawatan


1.2.1 Pengkajian dan Pemeriksaan fisik
1. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien
2. Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya
Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi
insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa
saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.
3. Aktifitas atau istirahat
Gejala : lemah, letih, lesu, sulit bergerak atau berjalan, kram, tonus otot
menurun, gangguan istirahat atau tidur.
Tanda : Takikardi dan takipnea pada keadaan istirahat / dengan aktifitas,
disorientasi, koma, penurunan kekuatan otot.
4. Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi, kesemutan pada ekstremitas, ulkus
pada kaki, penyembuhan lama.
Tanda : Takikardi,perubahan tekanan darah postural, hipertensi, nadi yang
menurun / tidak ada, kulit panas, kering dan kemerahan, bola mata
cekung.
5. Integritas Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finanial yang
berhubungan dengan kondisi
Tanda : Ansietas, peka rangsang
6. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih ( polyuria ) nokturia rasa nyeri / terbakar,
kesulitan berkemih, ( infeksi ), ISK baru atau berulang, nyeri tekan
abdomen,diare.
Tanda : Urine encer, pucat, kuning,polyuria ( dapat berkembang menjadi
oliguria / anuria jika terjadi hipovolemi berat ), urineberkabut, bau
busuk, ( infeksi ), abdomen keras adanya asites, bisinng usus lemah
dan menurun, hiperaktif (diare)
7. Makanan atau cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, mual/ muntah,tidak mengikuti diit, penurunan
pemasukan diit karbohidrat atau glukosa, penurunan berat badan lebih
dari beberapa hari / minggu, haus, penggunaan diuretik (tiazid)
Tanda : Kulit kering atau bersisik,turgor kulit jelek, kekakuan / distensi
abdome, muntah pembesaran tiroid,(peningkatan kebutuhan metabolik
dengan peningkatan gula darah) bau manis/ buah ( nafas aseton )
8. Neuro sensori
Gejala : Pusing atau pening sakit kepala kesemutan , kebas, kelemahan pada
otot, parestesia gangguan penglihatan
Tanda : Disorientasi, mengantuk, letargi, stupor,/koma, (tahap lanjut )
gangguan memory, ( baru, masa lalu ) kacau mental, reflek tendon
dalam ( RTD ) menurun ( koma) aktifitas kejang ( tahap lanjut dari
DKA )
9. Nyeri atau kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang / nyeri, ( sedang / berat )
Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati.
10. Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanps sputum purulen
( tergantung adanya infeksi atau tidak )
Tanda : lapar udara, batuk, dengan / tanpa putum purulen ( infeksi ) frekwensi
pernafasan
11. Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda : Demam, diaforosis, kulit rusak, lesi, menurunnya kekuatan umum,
rentang gerak, parastesia, paralisis otot termasuk otot pernafasan
12. Seksualitas
Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi ) masalah impoten pada pria,
kesulitan orgasme pada wanita

1.2.2 Diagnosa Keperawatan


1) Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan.
2) Ketidakstabilan kadar glukosa darah yang berhubungan dengan disfungsi
pankreas.

1) Intoleransi Aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan


Intoleransi Aktivitas
Kategori: Fisiologis D.0056
Subkategori: Aktivitas/Istirahat
Definisi
Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari
Penyebab
1. Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
2. Tirah baring
3. Kelemahan
4. Imobilitas
5. Gaya hidup monoton
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
1. Mengeluh lelah 1. Frekuensi jantung meningkat
<20% dari kondisi istirahat

Gejala dan Tanda Minor


Subjektif Objektif
1. Dispnea saat/setelah aktivitas 1. Tekanan darah berubah <20%
2. Merasa tidak nyaman setelah
dari kondisi instirahat
beraktivitas
3. Merasa lemah 2. Gambaran EKG menunjukan
aritmia saat/setelah aktivitas
3. Gambaran EKG menunjukan
iskemia
4. Sianosis
Kondisi Klinis Terkait
1. Animea
2. Gejala jantung kongestif
3. Penyakit jantung koroner
4. Penyakit katup jantung
5. Aritmia
6. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
7. Gangguan metabolik
8. Gangguan muskuloskeletal

Intoleransi Aktivitas
Luaran Utama Toleransi Aktivitas
Luaran Tambahan Ambulasi
Curah Jantung
Konsevasi Energi
Tingkat Keletihan

Toleransi Aktivitas L.05047


Definisi
Respon fisiologis terhadap aktivitas yang membutuhkan tenaga
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningka
Menurun Meningka t
t
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5
Saturasi oksigen 1 2 3 4 5
Kemudahan dalam 1 2 3 4 5
melakukan
aktivitas sehari-
hari
Kecepatan berjalan 1 2 3 4 5
Jarak berjalan
Kekuatan tubuh 1 2 3 4 5
bagian atas 1 2 3 4 5
Kekuatan tubuh
bagian bawah 1 2 3 4 5
Toleransi dalam
menaiki tangga 1 2 3 4 5

Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun


Meningkat Menurun
Keluhan lelah 1 2 3 4 5
Dispnea saat 1 2 3 4 5
aktivitas
Dispnea setelah 1 2 3 4 5
aktivitas
Perasaan lemah 1 2 3 4 5
Aritmia saat 1 2 3 4 5
aktivitas
Aritmia setelah 1 2 3 4 5
aktivitas
Sianosis 1 2 3 4 5
Memburu Cukup Sedang Cukup Membaik
k Memburu Membaik
k
Warna kulit 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Frekuensi napas 1 2 3 4 5
EKG Iskemia 1 2 3 4 5

Tingkat Keletihan L.05046


Definisi
Kapasitas kerja fisisk dan mental yang tidak pulih dengan istirahat
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningka
Menurun Meningka t
t
Verbalisasi 1 2 3 4 5
kepulihan energi
Tenaga 1 2 3 4 5
Kemampuan 1 2 3 4 5
melakukan
aktivitas rutin
Motivasi 1 2 3 4 5
Memburu Cukup Sedang Cukup Membaik
k Memburu Membaik
k
Verbalisasi lelah 1 2 3 4 5
Lesu 1 2 3 4 5
Gangguan 1 2 3 4 5
konsentrasi
Sakit kepala 1 2 3 4 5
Sakit tenggorokan 1 2 3 4 5
Mengi
Sianosis 1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5
Frekuensi napas 1 2 3 4 5
Perasaan bersalah 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Memburu Cukup Sedang Cukup Membaik
k memburu membaik
k
Selera makan 1 2 3 4 5
Pola napas 1 2 3 4 5
Libido 1 2 3 4 5
Pola istirahat 1 2 3 4 5

Manajemen Energi I.05178


Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola penggunaan energi untuk mengatasi atau mencegah
kelelahan dan mengoptimalkan proses pemulihan.
Tindakan
Observasi
- Indentifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
- Monitor kelelahan fisik dan emosional
- Monitor pola dan jam tidur
- Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
Terapeutik
- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya, suara, kunjungan)
- Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
- Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
- Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang
- Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan

2. Ketidakstabilan kadar glukosa darah yang berhubungan dengan disfungsi


pankreas.

Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah


Kategori: Fisiologis D.0027
Subkategori: Nutrisi dan Cairan
Definisi
Variasi kadar glukosa darah naik/turun dari rentang normal
Penyebab
Hiperglikemia
1. Disfungsi pankreas
2. Resistensi insulin
3. Gangguan toleransi glukosa darah
4. Gangguan glukosa darah puasa
Hipoglikemia
1. Penggunaan insulin atau obat glikemik oral
2. Hiperimsulinemia (mis. insulinoma)
3. Endokrinopati (mis. kerusakan adrenal atau pituitari)
4. Disfungsi hati
5. Disfungsi ginjal kronis
6. Efek agen farmokologis
7. Tindakan pembedahan Neoplasma
8. Gangguan metabolik bawaan (mis. gangguan penyimpanan lisosomal,
galaktosemia, gangguan penyimpanan glikogen
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
Hipoglikemia Hipoglikemia
1. Mengantuk 1. Gangguan koordinasi
2. Pusing 2. Kadar glukosa dalam darah/urin tinggi
Hiperglikemia Hiperglikemia
1. Lelah atau lesu Kadar glukosa dalam darah/urin tinggi

Gejala dan Tanda Minor


Subjektif Objektif
Hipoglikemia Hipoglikemia
1. Palpitasi 1. Gemetar
2. Mengeluh lapar 2. Kesadaran menurun
3. Perilaku aneh
4. Sulit berbicara
5. Berkeringat

Hiperglikemia Hiperglikemia
1. Mulut kering Jumlah urine meningkat
2. Haus meningkat

Kondisi Klinis Terkait


1. Diabetes melitus
2. Ketoasidosis diabetik
3. Hipoglikemia
4. Hiperglikemia
5. Diabetes gastasional
6. Penggunaan kortikosteroid
7. Nutrisi parenteral total (TPN)

Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah


Luaran Utama Kestabilan kadar glukosa darah
Luaran Tambahan Kontrol Resiko
Perilaku Mempertahankan Berat Badan
Perilaku Menurunkan Berat Badan
Status Antepartum
Status Intrapartum
Status Nutrisi
Status Pascapartum
Tingkat pengetahuan

Kestabilan Kadar Glukosa Darah L.05022


Definisi
Kadar glukosa darah berada pada tentang normal
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Koordinasi 1 2 3 4 5
Kesadaran 1 2 3 4 5
Meningka Cukup Sedang Cukup Menurun
t Meningkat Menurun
Mengantuk 1 2 3 4 5
Pusing 1 2 3 4 5
Lelah/lesu 1 2 3 4 5
Keluhan lapar 1 2 3 4 5
Gemetar 1 2 3 4 5
Berkeringat 1 2 3 4 5
Mulut kering 1 2 3 4 5
Rasa haus 1 2 3 4 5
Perilaku aneh 1 2 3 4 5
Kesulitan bicara 1 2 3 4 5
Memburu Cukup Sedang Cukup Membaik
k memburuk membaik
Kadar glukosa 1 2 3 4 5
dalam darah
Kadar glukosa 1 2 3 4 5
dalam urine
Palpitasi 1 2 3 4 5
Perilaku 1 2 3 4 5
Jumlah Urine 1 2 3 4 5
Status Nutrisi L.03030
Definisi
Keadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
Porsi makan yang 1 2 3 4 5
dihabiskan
Kekuatan otot 1 2 3 4 5
pengunyah
Kekuatan otot 1 2 3 4 5
menelan
Serum albumin 1 2 3 4 5
Verbalisasi 1 2 3 4 5
keinginan untuk
meningkatkan
nutrisi
Pengetahuan 1 2 3 4 5
tentang pilihan
makanan yang
sehat
Pengetahuan 1 2 3 4 5
tentang pilihan
minuman yang
sehat
Pengetahuan 1 2 3 4 5
tentang standar
asupan nutrisi
yang tepat
Penyiapan dan 1 2 3 4 5
penyimpanan
makanan yang
aman
Penyiapan dan 1 2 3 4 5
penyimpanan
minuman yang
aman
Sikap terhadap 1 2 3 4 5
makanan/minuma
n sesuai dengan
tujuan kesehatan
Meningka Cukup Sedang Cukup Menurun
t Meningka Menurun
t
Perasaan cepat 1 2 3 4 5
kenyang
Nyeri abdomen 1 2 3 4 5
Sariawan 1 2 3 4 5
Rambut rontok 1 2 3 4 5
Diare 1 2 3 4 5
Memburu Cukup Sedang Cukup Membaik
k Memburu Membaik
k
Berat badan 1 2 3 4 5
Indeks massa 1 2 3 4 5
tubuh (IMT)
Frekuensi makan 1 2 3 4 5
Nafsu makan 1 2 3 4 5
Bising usus 1 2 3 4 5
Tebal lipatan 1 2 3 4 5
kulit trisep
Membran 1 2 3 4 5
mukosa

Dukungan Tidur I.05174


Definisi
Memfasilltasi siklus tidur dan terjaga yang teratur.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi pola aktivitas dan tidur
- Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan/atau psikologis)
- Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur (mis. kopi, teh,
alkohol, makan mendekati waktu tidur, minum banyak air sebelum tidur)
- Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
Terapeutik
- Modifikasi lingkungan (mis. pencahayaan, kebisingan, suhu, matras, dan
tempat tidur)
- Batasi waktu tidur siang, jika perlu
- Fasilitasi menghilangkan stres sebelum tidur
- Tetapkan jadwal tidur rutin
- Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (mis. pijat, pengaturan
posisi, terapi akupresur)
- Sesuaikan jadwał pemberian obat dan/atau tindakan untuk menunjang siklus
tidur-terjaga
Edukasi
- Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
- Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
- Anjurkan menghindari makanan/minuman yang mengganggu tidur
- Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung supresor terhadap
tidur REM
- Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola tidur (mis.
psikologis, gaya hidup, sering berubah shift bekerja)
- Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara nonfarmakologi lainnya

Manajemen Hiperglikemia I.03115


Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola kadar glukosa darah di atas normal
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
- Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan insulin meningkat (mis.
penyakit kambuhan)
- Monitor kadar glukasa darah, jika perlu
- Monitor dn gejala hiperglikemia (mis. poliuria, polidipsia, polifagia,
kelemahan, malaise, pandangan kabur, sakit kepala)
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor keton urine, kadar analisa gas darah, elektrolit, tekanan darah ortostatik
dan frekuensi nadi
Terapeutik
- Berikan asupan cairan oral
- Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada atau
memburuk
- Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik
Edukasi
- Anjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa darah lebih dari 250 mg/dL
- Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
- Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
- Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian keton urine, jika perlu
- Ajarkan pengelolaan diabetes (mis. penggunaan insulin, obat oral, monitor
asupan cairan, penggantian karbohidrat, dan bantuan profesional kesehatan)
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu
- Kolaborasi pemberian cairan IV, jika perlu
- Kolaborasi pemberian kalium, jika perlu

DAFTA\

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan dan Dokumentasi


Keperawatan. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.
Doengoes, Marilyn E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.
Sjamsuhidayat R dan Wim De Jong. (1998). Buku Ajar Ilmu Bedah. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Brunner dan Suddarth. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Oswari E. (2000). Bedah dan Perawatannya. Edisi 3. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.

R PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G Bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester. Yasmin
Asih, Jakarta : EGC, 2010
Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus pada Usia Lanjut jilid 1
Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 2010
Arjatmo Tjokronegoro, Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Cetakan ke 2. Jakarta :
Balai Penerbit FKUI, 2010
NANDA. 2015. Diagnosis keperawatan Edisi 10. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

NOC. 2013. Nursing Outcomes Classification Edisi 5. Jakarta: Penerbit Buku Edisi Bahasa
Indonesia dengan ELSEVIER

NIC. 2013. Nursing Interventions Classification Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Edisi Bahasa
Indonesia dengan ELSEVIER

STIKES RS. BAPTIS KEDIRI


PRODI KEPERAWATAN DIPLOMA III
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

NAMA MAHASISWA : DEVIN BETHEFRATA


NIM : 01.1.19.00855
RUANG : Ruang Kirana RS Tk. III Dr. Soetarto Yogyakarta
TANGGAL : 23 NOVEMBER 2020

1. Pengkajian
1.1 Identitas Pasien
Nama : Ny. N
Umur : 60 tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Status marital : Kawin
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Asuransi :-
Suku bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Cokrokusuman Yogyakarta
Tanggal Masuk : 21 November 2020
Tanggal Pengkajian : 23 November 2020
No Register : 009973
Diagnosa Medis : Diabetes Melitus
1.2 Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama :
Pasien mengatakan lemas dan pusing, pasien hanya bisa makan ½ porsi dari diet Rs,
nafsu makan pasien menurun, anak pasien mengatakan pasien kontrol rutin di
puskesmas, namun pasien terkadang lupa untuk meminum obat rutinnya

2) Riwayat penyakit Sekarang


Pasien mengatakan badan terasa lemas, pusing sejak 3 hari yang lalu, buang air
besar cair 5 kali dalam sehari. Pada tanggal 21 November 2020 pasien berobat di
poli Dalam di RS. Dr. Soetarto Yogyakarta kemudian pasien menjalani rawat inap
di bangsal kirana

3) Riwayat Kesehatan Dahulu


a. Pasien mengatakan sakit Dm sejak 3 tahun lalu, pasen berobat rutin di
puskesmas, mendapatkan terapi metformin dan glimipirid
b. Anak pasien mengatakan terkadang pasien lupa meminum obat rutinya

4) Riwayat Kesehatan Keluarga


Dari pihak keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit DM seperti pasien

Genogram

Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Pernikahan
: Tinggal serumah
: Garis keturunan
: Pasien
X : Meninggal

5) Riwayat sosiokultural :
Tidak dikaji di jurnal

6) Review Pola Sehat Sakit


Keluarga Ny. N menganggap kesehatan sangat penting jika ada anggota keluarga
yang sakit dibawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.

7) Pola fungsi kesehatan Gordon


(1) Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Tidak dikaji di jurnal
(2) Pola nutrisi dan metabolik
Sebelum sakit : pasien makan 3x sehari, 1 porsi habis, makanan yang
dikonsumsu pasien berupa nasi, sayur, dan lauk. Kemudian pasien minum 8-10
gelas perhari (1500-2000cc) berupa air putih. Pasien selalu minum teh manis
setiap hari
Selama sakit : pasien makan 3x sehari, ½ porsi. Makan yang dikonsumsi
berupa nasi, sayur, dan lauk. Kemudian pasien minum 8-10 gelas perhari
(1500-2000cc) berupa air putih.
(3) Pola Eliminasi
Sebelum sakit : BAB teratur pada pagi hari. Bentuk dan warna fases lunak
berwarna kuning kecoklatan. Buang air kecil lancar kurang lebih sebanyak 5-6
kali
Selama sakit : selama dirumah sakir pasien BAB cair 5 kali dalam 1 hari.
Terdapat ampas. Warna kuning dan bau khas fases. Untuk buang air kecil
pasien lancar setiap hari 5-6 kali sehari. Urine berwarna kuning jernih
(4) Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum sakit : aktivitas sehari-hari meliputi mandi, makan, BAB/BAK dan
berpakaian pasien melakukannya dengan mandiri dan tidak menggunakan alat
bantu
Sesudah sakit : aktivitas sehari-hari meliputi mandi, makan, BAB/BAK dan
berpakaian dibantu oleh anaknya
(5) Pola kognitif dan persepsi
a. Keadaan mental : pasien dalam keadaan composmentis ( sadar penuh)
b. Berbicara : pasien dapat berbicara dengan lancar
c. Bahasa yang di pakai : bahasa jawa dan indonesia
d. Pengetahuan pasien terhadap penyakit : pasien paham penyakit yang di
deritanya
e. Presepsi tentang penyakit : pasien menurut pada apa yang di sarankan oleh
keluarganya
(6) Pola Persepsi Konsep Diri
a. Gambaran diri : pasien mengatakan lemas, pasien sedikit terganggu dalam
melakukan aktivitas karena lemas
b. Harga diri : pasien menghargai dirinya dan selalu mempunyai harapan dalam
hidupnya
c. Peran diri : pasien berperan sebagai ibu rumah tangga, ingin cepat sembuh
agar kembali normahl
d. Ideal diri : pasien lebih menurut kepada keluarganya
e. Identitas diri : pasien mengenali siapa dirinya
(7) Pola tidur dan Istirahat
Sebelum sakit : sebelum sakit kebutuhan istirahat tidur pasien tercukupi,
pasien biasanya dalam sehari tidur 6-8 jam
Selama sakit : selama sakit pasien mengatakan tidak ada perubahan dalam pola
tidurnya di rumah sakit. Selama dirumah sakit pasien lebih banyak waktunya
untuk istirahat
(8) Pola peran dan hubungan
Pasien mengakui peranannya sebagai ibu rumah tangga. Pasien menikah 1 kali
dan tinggal bersama suami
(9) Pola seksual- Reproduksi
Pasien tidak memikirkan kebutuhan seksualnya
(10) Pola Toleransi Stres-koping
Pengambilan keputusan dalam menjalankan tindakan dilakukan oleh pihak
keluarga, terutama suami dan pasien
(11) Pola Nilai- Kepercayaan
Pasien memahami nilai-nilai yang berlaku di dalam masyarakat, pasien
memahami hal-hal yang baik dan yang benar

1.3 Pemeriksaan Fisik


f. Keadaan Umum
Kesadaran Compos Mentis

g. Tanda-tanda vital
Respirasi : 22 x/menit
Suhu : 36,2 ͦ C
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit

h. Kepala
Tampak simetris, tidak ada benjolan, tidak ada luka

i. Mata
Konjungtiva tidak anemis, dilatasi pupil normal, reflek pupil baik, sklera baik

j. Hidung
Normal dan simetris tidak terdapat lesi

k. Telinga
Kedua lubang telinga bersih tidak mengeluarkan cairan

l. Mulut
Mulut bersih, tidak ada gigi palsu, gigi rapat, berwarna putih kekuningan, mukosa
bibir lembab, tidak berbau mulut

m. Leher
Tidak ada benjolan (tidak terdapat pembesaran vena jugularis)

n. Dada dan Punggung


Dada :
Inspeksi : simetris, tidak ada pertumbuhan rambut, warna kulit merata.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, ekspansi dada simetris.
Perkusi : suara sonor
Auskultasi : suara trakeal, bronkial, bronkuvesikuler
Punggung :
Bentuk punggung simetris, tidak terdapat luka, kulit berwarna sawo matang
o. Abdomen
Inspeksi : warna kulit sawo matang, warna kulit merata, tidak terdapat bekas luka
Auskultasi : peristaltik usus 36 kali permenit, terdengar jelas
Perkusi : terdengar hasil ketukan timpani di semua kuadran abdomen
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat edema, tidak terdapat massa dan
benjolan yang abnormal
p. Ekstremitas
Ekstremitas atas
uatan otot 5. Tangan

Kedua telapak kaki kanan dan kiri tidak terjadi kelemahan, anggota gerak
lengkap, tidak terdapat edema, kekuatan otot 5. Kuku pada jari kaki terlihat bersih
q. Genetalia
Genetalia pasien normal, tidak ada luka
r. Anus
Pada anus dan rektum normal, tidak terdapat lesi, tidak terdapat pembengkakan.
Warna merah tua.

1.4 Data Penunjang Medis ( Pemeriksaan Diagnostik )


Tidak terkaji dijurnal

Kediri, 7 Desember 2020


Mahasiswa

(Devin Bethefrata)
ANALISA DATA

NAMA PASIEN : Ny. N


UMUR : 60 tahun
NO. REGISTER : 09973
DATA OBYEKTIF (DO) FAKTOR YANG MASALAH
DATA SUBYEKTIF (DS) BERHUBUNGAN/ KEPERAWATAN
RISIKO (E) (SDKI)
DS: Disfungsi pankreas Ketidakstabilan kadar
Pasien mengatakan lemas dan pusing, glukosa darah
pasien hanya bisa makan ½ porsi dari (D.0019)
diet Rs, nafsu makan pasien menurun,
anak pasien mengatakan pasien
kontrol rutin di puskesmas, namun
pasien terkadang lupa untuk
meminum obat rutinnya

DO:
GDS 529 mg/dl, pasien mengeluh
tubuhnya lemas
Pasien tampak lemas, TD 100/70
mm/Hga

DS:
Pasien mengatakan badan terasa Kelemahan Intoleransi aktivitas
lemas, pusing sejak 3 hari yang lalu, (D.0056)
pasien lebih banyak berada ditempat
tidur, dan tidak banyak melakukan
aktivitas.
DO:
Pasien tampak lemas, TD 100/70
mm/Hga, aktivitas sehari-hari meliputi
mandi, makan, BAB/BAK dan
berpakaian dibantu oleh anaknya
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. N


UMUR : 60 tahun
NO. REGISTER : 00973
NO TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL TANDA
MUNCUL (SDKI) TERATASI TANGAN
1 21 November Ketidak stabilan kadar glukosa
2020 darah yang berhubungan dengan
disfungsi pankreas dibuktikan
dengan pasien mengatakan
lemas dan pusing, pasien hanya
bisa makan ½ porsi dari diet Rs,
nafsu makan pasien menurun,
anak pasien mengatakan pasien
kontrol rutin di puskesmas,
namun pasien terkadang lupa
untuk meminum obat rutinnya.
GDS 529 mg/dl, pasien
mengeluh tubuhnya lemas
Pasien tampak lemas, TD
100/70 mm/Hga

2 7 Desember Intoleransi aktivitas


2020 berhubungan dengan kelemahan
dibuktikan dengan pasien
mengatakan badan terasa lemas,
pusing sejak 3 hari yang lalu,
pasien lebih banyak berada
ditempat tidur, dan tidak banyak
melakukan aktivitas. Pasien
tampak lemas, TD 100/70
mm/Hga, aktivitas sehari-hari
meliputi mandi, makan,
BAB/BAK dan berpakaian
dibantu oleh anaknya
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : Ny. N
UMUR : 60 tahun
NO REGISTER : 009973

DIAGNOSA KEPERAWATAN : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

1. SLKI : Toleransi aktivitas (L.05047)


a. Frekuensi nadi dipertahankan/ditingkatkan 3
b. Kemudahan aktivitas sehari-hari dipertahankan/ditingkatkan 5
c. Keluhan lelah dipertahankan/ditingkatkan 4
d. Frekuensi napas dipertahankan/ditingkatkan 4

2. SLKI : Tingkat keletihan (L.05046)


a. Tenaga dipertahankan/ditingkatkan 4
b. Kemampuan aktivitas rutin dipertahankan/ditingkatkan 5
c. Lesu dipertahankan/ditingkatkan 3
d. Selera makan dipertahankan/ditingkatkan 4

Keterangan : Espektasi silahkan disesuaikan dengan Masalah Keperawatan yang


diangkat
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. N


UMUR : 60 tahun
NO REGISTER :-

DIAGNOSA KEPERAWATAN : Ketidak stabilan kadar glukosa darah yang berhubungan


dengan disfungsi pankreas

1. SLKI : Kestabilan kadar glukosa darah (L.05022)


a. Koordinasi dipertahankan/ditingkatkan 4
b. Pusing dipertahankan/ditingkatkan 4
c. Lelah/lesu dipertahankan/ditingkatkan 4
d. Kadar glukosa dalam darah dipertahankan/ditingkatkan 4

2. SLKI : Status nutrisi (L.03030)


a. Porsi makan yang dihabiskan dipertahankan/ditingkatkan 4
b. Perasaan cepat kenyang dipertahankan/ditingkatkan 3
c. Berat badan dipertahankan/ditingkatkan 4
d. Indeks massa tubuh (IMT) dipertahankan/ditingkatkan 3

Keterangan : Espektasi silahkan disesuaikan dengan Masalah Keperawatan yang


diangkat
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. N


UMUR : 60 tahun
NO. REGISTER : ..............................................................
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL
(SIKI)
1 Ketidak stabilan kadar glukosa darah O:
yang berhubungan dengan disfungsi - Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia Agar membantu untik menangani penyakit DM yang di
pankreas dibuktikan dengan pasien - Monitor kadar glukosa darah derita oleh pasien
mengatakan lemas dan pusing, pasien N:
hanya bisa makan ½ porsi dari diet Rs, - Berikan asupan cairan oral Untuk mengetahui cara mengatasi DM dengan bantuan
nafsu makan pasien menurun, anak - Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala tenaga medis lainnya
pasien mengatakan pasien kontrol rutin hiperglikemia tetap ada atau memburuk
di puskesmas, namun pasien terkadang E:
lupa untuk meminum obat rutinnya. - Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri Agar pasien mengetahui pentingnya menjaga kadar gula
GDS 529 mg/dl, pasien mengeluh - Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga darah secara mandiri dan agar pasien rajin mengkonsumsi
tubuhnya lemas - Ajarkan pengelolaan diabetes obat yang diberikan oleh tenaga kesehatan
Pasien tampak lemas, TD 100/70 C:
mm/Hga - Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu Untuk mengontrol kadar gula darah dalam tubuh pasien
- Kolaborasi pemberian cairan IV, jika perlu

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


NAMA PASIEN : Ny. N
UMUR : 60 tahun
NO. REGISTER : ..............................................................
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL
(SIKI)
2 Intoleransi aktivitas berhubungan O:
dengan kelemahan dibuktikan dengan - Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang menyebabkan Untuk mengetahui apa yang membuat pasien kesulitan
pasien mengatakan badan terasa lemas, kelelahan dalam melakukan aktivitas
pusing sejak 3 hari yang lalu, pasien - Monitor lokasi dan ketidak nyamanan selama melakukan
lebih banyak berada ditempat tidur, aktivitas
dan tidak banyak melakukan aktivitas. N:
Pasien tampak lemas, TD 100/70 - Lakukan latihan rentan gerak pasif dan/aktif Untuk mengajarkan pasien bergerak secara bertahap dan
mm/Hga, aktivitas sehari-hari meliputi - Fasilitasi duduk disisi tempat tidur, jika tidak dapat dapat beraktivitas normal
mandi, makan, BAB/BAK dan berpindah atau berjalan
berpakaian dibantu oleh anaknya E:
- Melakukan aktivitas secara bertahap Agar pasien tau cara melakukan aktivitas sehari-hari secara
C: bertahap
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan Agar pasien dapat meningkatkan gizinya dan nafsu
asupan makanan makannya agar kembali normal
TINDAKAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. N


UMUR : 60 tahun
NO.REGISTER : 009973
NO NO.DX TGL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TANDA
TANGAN
1 I 20
November Mengobservasi TTV
2020 Suhu : 36,3 C
08.00 Nadi : 84 x/menit
RR : 24 x/menit
TD : 110/70 mmHg

08.10 Mengidentifikasi penyebab hiperglikemi

08.20 Memonitor kadar glukosa darah

08.30 Memberikan asupan cairan oral

08.40 Menganjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga

08.50 Berkolaborasi pemberian insulin


2 II 20
November Lakukan pemeriksaan TTV
2020 Suhu : 36,2 C
08.00 Nadi : 88 x/menit
RR : 24 x/menit
TD : 110/70 mmHg

09.00 Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang menyebabkan


kelelahan
09.10 Melakukan latihan rentan gerak pasif dan/aktif

09.20 Melakukan aktivitas secara bertahap


TINDAKAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. N


UMUR : 60 tahun
NO.REGISTER : 009973
NO NO.DX TGL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TANDA
TANGAN
1 I 21
November Mengobservasi TTV
2020 Suhu : 36,4 C
08.00 Nadi : 86 x/menit
RR : 25 x/menit
TD : 120/80 mmHg

08.10 Memonitor kadar glukosa darah

08.20 Berkonsultasi dengan medis jika tanda dan gejala


hiperglikemia tetap ada atau memburuk
08.30 Menganjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga

08.40 Berkolaborasi pemberian insulin

2 II 21
November Lakukan pemeriksaan TTV
2020 Suhu : 36,2 C
08.00 Nadi : 88 x/menit
RR : 24 x/menit
TD : 110/70 mmHg

09.00 Memonitor lokasi dan ketidak nyamanan selama melakukan


aktivitas
09.10 Melakukan latihan rentan gerak pasif dan/aktif

09.20 Melakukan aktivitas secara bertahap

EVALUASI KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : Ny. N
UMUR : 60 tahun
NO.REGISTER : 009973

NO NO.DX TGL/JAM EVALUASI KEPERAWATAN TANDA


TANGAN
1 I 23 S: Pasien mengatakan masih merasakan pusing
November dan masih sulit untuk melakukan aktivitas secara
2020 mandiri
11.00 O:
- Pasien lebih aktiv
- Sudah bisa melakukan beberapa aktivitas
seperti duduk dan makan sendiri
- TTV normal
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan

2 II 23 S: Pasien mengatakan masih pusing saat


November melakukan aktivitas duduk secara mandiri
2020 O:
17.00 - Pasien tampak lemah, lesu
- Pasien belum bisa melakukan aktivitas
secara mandiri
- Dalam melakukan aktivitas pasien masih
di bantu anaknya
- Suhu : 36,2 C
- Nadi : 88 x/menit
- Nafas : 24 x/menit
- TD : 110/70 mmHg
A: Masalah intoleransi aktivitas berhubungan
dengan kelelahan belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Observasi TTV, terapi aktivitas
EVALUASI KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. N


UMUR : 60 tahun
NO.REGISTER : 009973

NO NO.DX TGL/JAM EVALUASI KEPERAWATAN TANDA


TANGAN
1 I 24 S: Pasien mengatakan masih merasakan sedikit
November pusing tapi sudah bisa beraktivitas meskipun
2020 tetap di awasi oleh keluarganya
11.00 O:
- Pasien lebih aktif daripada hari
sebelumya
- Sudah bisa melakukan beberapa aktivitas
seperti duduk dan makan sendiri
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
2 II 24 S: Pasien mengatakan tidak begitu pusing saat
November melakukan aktivitas duduk secara mandiri dan
2020 didampingi oleh keluarganya
17.00 O:
- Dalam melakukan aktivitas pasien masih
di bantu anaknya
TTV
- Suhu : 36,3 C
- Nadi : 85 x/menit
- Nafas : 25 x/menit
- TD : 110/70 mmHg
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
- Terapi aktivitas

Anda mungkin juga menyukai