Anda di halaman 1dari 17

BAGIAN / SMF ILMU KESEHATAN KULIT & KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAS UNIVERSITAS HALU OLEO/


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BAHTERAMAS

LIMFOGRANULOMA
VERENEUM REFARAT
JULI 2017

OLEH : PEMBIMBING :
Rahman Syah dr. Rohana Sari Suaib, Sp.KK
K1A113101
Defenisi
Limfogranuloma venereum (LGV) adalah penyakit menular
seksual yang disebabkan oleh bakteri obligat intraseluler
Chlamydia trachomatis (C. trachomatis) sub tipe L1, L2, dan
L3
Epidemiologi
- Penyakit ini terutama terdapat di negara tropik dan sub tropik.[1] LGV
endemik pada pada beberapa area, seperti Afrika, Asia Tenggara, India
Amerika Selatan dan Tengah serta Carribean.
- Kejadian sering terjadi pada usia 15 sampai 40 tahun
- LGV sering muncul pada laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-l
aki / men who have sex with man (MSM)
Etiologi & Patofisiologi
Etiologi Patofisiologi
Lymphogranuloma venereum
penyakit menular seksual (PMS)
yang disebabkan oleh Chlamydia trac
homatis serovar L1, L2, atau
L3. Varian tambahan telah dijelaskan
seperti L2b, strain Yang saat
ini ditemukan pada MSM.
Patofisiologi

Kolonisasi C.trachomatis diawali dengan


perlekatan reseptor asam sialic pada
mukosa genitalia. C.trachomatis bertahan
di dalam elemetary body (EB) sehingga
tidak dapat difagosit oleh sel T atau sel B.
Dinding sel yang unik tersebut merupakan
faktor virulensi dari C.trachomatis, karena
dengan dinding selnya mampu mengaham
bat fusi dari fagolisosom pada sel fagosit.
Dinding sel C.trachomatis merupakan jenis
gram negatif yang terdiri atas membran
lipopolisakarida dan hanya sedikit peptido
glikan
Gejala Klinis
- Masa inkubasi sangat bervariasi (3-30 hari)
- Sering ditemukan pada sulkus koronal pada pria dan pada dinding vagina
posterior vulva, dan leher rahim wanita

Proktitis LGV pada MSM


Lesi Primer
Infeksi LGV Faring

Infeksi LGV Asimtomatik


Gejala Klinis
- Manifestasi klinis genital LGV yang paling umum di antara heterosek
sual adalah limfadenopati inguinal dan / atau femoralis lunak yang bia
sanya unilateral.
-Ketika kelenjar getah bening inguinal dan femoralis terlibat, mereka di
pisahkan “groove sign”, yang terdiri dari pemisahan kedua sistem kelen
jar getah bening oleh ligamentum inguinalis
Lesi
Sekunder
Gejala Klinis
Sebagian besar pasien pulih setelah tahap sekunder tanpa
gejala sisa, namun pada beberapa pasien, persisten atau
penyebaran progresif C. trachomatis pada jaringan anogenital akan
memicu respons inflamasi kronis dan penghancuran jaringan di area
yang terlibat, termasuk: proctitis, prokokolitis menirukan penyakit
Lesi Crohn, fistula, striktur dan granulomatosa kronis yang menyaring
Tersier fibrosis dan jaringan parut vulva dengan esthiomene.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Darah Tes Serologi
- Leukosit normal, sedangkan LED meningkat Menggunakan tes ikatan komplemen genus
- Sering terjadi hiperproteinemia berupa Chlamydia atau tes Microimmunofluorescence
peningkatan Globulin, sedangkan albumin Assays. Antibodi ini terdeteksi sekitar 4 minggu
setelah onset penyakit Titer tinggi biasanya terl
normal atau menurun.
ihat pada infeksi LGV invasif
- Immunoglobulin yang meningkat adalah IgA

Tes Frei
Antigen Frei 0,1 cc disuntikkan intrakutan pada
bagian anterior lengan bawah dan dibaca setel
ah 48 jam. Jika terdapat infiltrat berdiameter
0,5 cm atau lebih berati positif.
Pemeriksaan Penunjang
C. trachomatis nucleic acid Tes Histopatologi
amplification tests (NAATs)
Ahli histopatologi harus mempertimbangkan
LGV dapat dikonfirmasikan hanya dengan men
deteksi CT serovar LGV di lokasi infeksi. Jika CT LGV dalam diagnosis banding saat melaporkan
- positif, teknik molekuler diperlukan lebih lanj spesimen biopsi radang rektum
ut untuk membedakan LGV dari serovar non-L
GV
.
Diagnosis Banding

Limfadenitis Piogenik Limfadenitis Karena


Skrofuloderma
Ulkus Mole

Limfoma Maligna Hernia Inguinalis


Penatalaksanaan
Pengobatan dengan fluoroquinolone juga
efektif, tapi durasi optimal pengobatan
belum dievaluasi

Pembedahan sering diperlukan pada tahap akhir dan termasuk


aspirasi lateral bubo melalui kulit, dilatasi striktur rektum,
drainase abses, perbaikan fistula rektovagina, rekonstruksi geni
tal, dan kolostomi.
Penatalaksanaan (Lanjutan)
Pertimbangan Manajemen Lainnya

Follow Up Kehamilan

Terapi Manjemen Pasangan Sex


infeksi HIV
Komplikasi & Prognosis

Komplikasi Prognosis
- Gangguan kekebalan mulai dari gammaglobulin Pada sindrom inguinal prognosisnya
emia ringan hingga limfoma imunoblastik. baik, sedangkan pada bentuk lanjut
- Menyebabkan jaringan parut dan kelainan pada prognosisnya buruk
daerah genital, serviks atau dubur, tergantung
pada lokasi infeksi. Pembengkakan dan infeksi
otak dan jaringan saraf tulang belakang,
hepatitis dan bahkan kematian
Pencegahan

Evaluasi Berkala Pendidikan Kesehatan Konseling

Ketersediaan Tes Diagnostik Spesifik Pelaporan Kasus


Daftar Pustaka
•Djuanda A., Nilasari H. 2015. Lymphogranuloma Venereum dalam: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Ketujuh. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
h. 414-417
•Verweij, Stephan P., Ouburg, Sander. 2012. The first Case Record Of A Female Patient With Bubonic Lymphogranuloma Venereum, serovariant
L2b.
•Ghosn, Samer H., Kurban, Amal K. Lymphogranuloma Venereum Dalam: Wolf K, Katz L, Paller B, Leffell D. 2008. Fitzpatrick’s Dermatology in
General Medicine. Seventh Edition Volume 1 & 2. United State: McGraw-Hill Companies. 2008
•Vries.,Henry., Zingoni, Adele.,dkk. 2013. European Guideline on the management of Lymphogranuloma Venereum. IUSTI : Amsterdam
•Baydack, Richard., Ens Carla. 2015. Communicable Disease Management Protocol . Public Health and Primary Health Care Manitoba Health.
•Ceovic, Romana. Gulin, Sandra J. 2015. Lymphogranuloma Venereum: Diagnostic And Treatment Challenges. Infection and Drug Resistance.
Dove press. Hal 39 - 47
•Vranic, Sabina M. 2012. Chlamydia trachomatis Infections of the Adults In exually Transmitted Infections. InTech Hal 31 - 46
•White John,. O’Farrell Nigel., Daniels David. 2013. Guideline For The Management Of Lymphogranuloma Venereum. International Journal of
STD & AIDS Hal 593-600
•James, William D. Dkk. 2016. A ndrews’ diseases of the skin: clinical dermatology,Twelfth edition. Elsevier, Inc
•White, John A. 2010. Lymphogranuloma Venereum. Bacterial infections. Medicine 38:5 Hal 267 – 269
•Centers for Disease Control and Prevention, 2015. Sexually Transmitted Diseases Treatment Guidelines. Morbidity and Mortality Weekly
Report. Recommendations and Reports / Vol. 64 / No. 3 hal 33-34
•McLean, Catherine A., Stoner, Bradley P. 2015. Treatment of Lymphogranuloma Venereum . Clinical Infectious Diseases 2007; 44: hal 147–152
•York Region Health Connection, 2014. Lymphogranuloma Venereum (LGV) .Community and Health Services.

Anda mungkin juga menyukai