Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KASUS

DENGUE HEMORAGIC FEVER

PEMBIMBING : dr. Camelia Khairunnisa, Sp.PD


OLEH : Jardinia Dian Fatimah

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
PERIODE 2016

STATUS PASIEN

IDENTITAS

Nama

: Ny. O

Umur

: 63tahun

Alamat

: Gentong RT 23 RW 6 Sukasari, Sukabumi-Jawa barat

Status

: Menikah

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Tanggal Masuk RS : 31 Oktober 2016

No. RM

: 525180

Anamnesis

Anamnesis dan pemeriksaan dilakukan pada tanggal 1 November


2016 di ruang rawat inap Aisyah RSUD. Sekarwangi pukul 10.00 WIB.

Keluhan Utama
Demam sejak 4 hari SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengeluh demam sejak 4 hari yang lalu. Demam terus
menerus sepanjang hari, demam dirasakan paling berat pada
malam hari. Demam turun setelah pasien minum obat penurun
panas, namun beberapa jam kemudian demam naik lagi. Demam
tidak sampai menggigil. Keluhan mual juga dirasakan pasien
namun tidak sampai muntah. Mual timbul bila hendak makan.
Pasien juga mengeluh pusing. Pusing dirasakan paling berat pada
bagian belakang kepala seperti tertindih benda berat. Terdapat
nyeri pada sendi atau linu-linu terutama sendi kaki namun pasien
masih dapat berjalan walupun terasa lemas.

Anamnesis

Pasien mengeluh nyeri pada bagian ulu hati. Terasa panas namun tidak
menjalar. Pasien juga mengatakan nafsu makan berkurang sejak pasien
demam. Keluhan gusi berdarah dan bintik pada kulit (+), mimisan
disangkal pasien. Pasien tidak merasakan batuk dan pilek. Buang air
besar 1 kali sehari berwarna kuning dengan konsistensi padat. Buang
air kecil berwarna kuning dan tidak terdapat keluhan. Riwayat
berpergian ke daerah endemis malaria disangkal

Riwayat Pemakaian Obat

Pada hari kedua demam pasien mengaku berobat ke puskesmas dan


diberi obat penurun panas dan 2 jenis obat lainnya, namun pasien
tidak dapat mengingat nama obat tersebut. Setelah mengonsumsi obat
tidak teradapat perbaikan dengan keluhan yang diderita pasien

Anamnesis
Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga pasien yang mengeluh gejala yang sama seperti
pasien.

Riwayat Alergi

Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat, debu, makanan dan cuaca

Riwayat psikososial

Lingkungan rumah pasien merupakan lingkungan padat penduduk.

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat terkena demam berdarah disangkal.

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum

: sakit sedang

Kesadaran

: Komposmentis

Tanda vital

Tekanan Darah

: 110/70 mmHg

Frekuensi nadi

:92 kali/menit

Frekuensi nafas

: 20 kali/menit

Suhu axilla

: 37,4

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Khusus

Kepala
Bentuk

bulat, simetris, normocephal.

Rambut

pendek, warna hitam, tidak mudah dicabut

Mata
:
konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, edema palpebra -/-,
mata cowong -/-, hematom peripalpebra -/-, reflek cahaya +/+.
Hidung
:
tidak ada sekret, tidak berbau, tidak ada perdarahan, nafas
tidak cuping hidung.
Telinga

tidak ada sekret, tidak bau, pendengaran dalam batas normal.

Mulut/bibir

tidak sianosis, tidak ada sariawan, perdarahan gusi (+).

Lidah

tidak kotor, tidak hiperemi

Tenggorok

Faring dbn, tidak terjadi pembesaran tonsil.

Kesan

: pada pemeriksaan mulut/bibir ditemukan adanya perdarahan gusi.

Pemeriksaan Fisik
Leher

Inspeksi :

Palpasi :
tidak tampak pembesaran KGB leher serta tidak terjadi pembesaran
kelenjar tiroid.

Kaku kuduk :

JVP :

Kesan :

simetris, tidak tampak pembesaran KGB leher dan tiroid.

tidak ada

tidak meningkat
pada pemeriksaan leher tidak didapatkan perbesaran kelenjar getah bening.

Thorax

Jantung :

Inspeksi :

Iktus kordis tak terlihat

Palpasi

Iktus kordis tidak teraba

Perkusi :

Batas kanan :

Batas kiri

Auskultasi

: Bj I dan II reguler, murmur(-), gallop (-)

Kesan :

redup pada ICS IV PSL dextra

redup pada ICS V MCL sinistra

tidak didapatkan kelainan pada jantung

Pemeriksaan Fisik
Paru:

I
P

Anterior
Simetris, retraksi -/Vokal Fremitus +/+

Posterior
Simetris, retraksi -/Vokal Fremitus +/+

normal
Sonor +/+

normal
Sonor +/+

Vesikuler, Rh-/-, Wh -/-

Vesikuler, Rh-/-,Wh -/-

A
Kesan : tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan paru, tidak ditemukan
tanda-tanda efusi pleura

Pemeriksaan Fisik
Abdomen

Inspeksi :

datar, tidak terlihat massa, scar (-)

Palpasi :
hepar dan lien tidak teraba, terdapat nyeri tekan pada epigastrikum,
soepel, turgor kulit normal, undulasi (-).

Perkusi :

timpani, nyeri ketok pinggang (-)

Auskultasi

Kesan
:
pada pemeriksaan perut didapatkan nyeri tekan pada bagian
epigastrikum. Tidak ditemukan tanda-tanda ascites.

bising usus (+) 12x/menit

Ekstremitas

Superior

Inferior :

akral hangat +/+, edema -/-, ptechie (-)

Kesan

ditemukan petechi pada ekstremitas

akral hangat +/+, edema -/-, ptechie (+)

Pemeriksaan Tambahan

Dilakukan uji torniket pada pasien, hasil (+)

Keterangan :
pemeriksaan.

hasil (+) ditemukan ptechie >20 dalam lingkaran diameter

IV. Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan laboratorium (31 Oktober 2016) 18.00WIB
Jenis pemeriksaan
Hasil

Nilai rujukan

Hematologi
Hemoglobin

15,3

12-14gr

Lekosit

6.600

4.000-11.000 mm3

Hematokrit

45

40-45%

Trombosit
80.000
Pemeriksaan laboratorium (01 November 2016) 07.30 WIB
Jenis pemeriksaan

150 .000-400.000mm3

Hasil

Nilai rujukan

Hemoglobin

15,2

12-14gr

Lekosit

9.200

4.000-11.000 mm3

Hematokrit

45

40-45%

Trombosit

48.000

150 .000-400.000mm3

Dengue IgG

Positif

Hematologi

IgM

Negatif

Pemeriksaan laboratorium (2 November 2016)


JENIS PEMERIKSAAN
HASIL

Nilai rujukan

Hematologi
Hemoglobin

15,0

12-14gr

Lekosit

10.700

4.000-11.000 mm3

Hematokrit

45

40-45%

Trombosit

45.000

150 .000-400.000mm3

Pemeriksaan laboratorium (3 November 2016)


Jenis pemeriksaan

Hasil

Nilai rujukan

Hemoglobin

14,7

12-14gr

Lekosit

10.500

4.000-11.000 mm3

Hematokrit

44

40-45%

Trombosit

59.000

150 .000-400.000mm3

Hematologi

Resume

Pasien mengeluh demam terus menerus sejak 4 hari yang lalu.


Pasien mengeluh mual, dan pusing, nyeri pada sendi atau linu-linu
dan ulu hati, gusi bedarah dan bintik merah dikulit. Buang air besar
1x sehari, kuning dan padat. Buang air kecil berwarna kuning.

Riwayat pengobatan dengan parasetamol 3x1 tablet.

Riwayat demam berdarah disangkal.

Riwayat penyakit keluarga disangkal

Pada pemeriksaan umum ditemukan keadaan umum sakit sedang,


kesadaran CM, TD110/70 mmHg, nadi 92 kali/menit, RR 20 kali/menit,
dan suhu axilla 37,4 oC.

Pada pemeriksaan ditemukan adanya ptechie pada fosa kubiti


bilateral, nyeri tekan pada epigastrikum dan hasil uji Rempel Leed
(+)

Diagnosis Kerja

DHF derajat 2

Penatalaksanaan

Planning Diagnostik

Pemeriksaan laboratorium: pemeriksaan darah lengkap berupa


hemoglobin, Hematokrit, Leukosit, Trombosit, pemeriksaan hemostasis

Planning Terapi

RL 2000cc/24 jam

Diet lunak 1500 kkal/hr

Paracetamol oral 3x500mg po

Omeprazole inj 1x40mg iv

Ondansentron inj 3x4mg iv

B19 2x1 caps po

Planning Monitoring

Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, frekuensi nadi,


frekuensi nafas, dan suhu axilla tiap 4 jam hingga bebas dari tandatanda syok.

Pemeriksaan hematologi tiap 24 jam

Planning Edukasi

Menjelaskan tentang penyakit yang diderita penderita mulai dari


penyebab, perjalanan penyakit, perawatan, dan prognonis, komplikasi,
serta pencegahan komplikasi.

Prognosis

Quo ad vitam

: Dubia ad bonam

Quo ad fungsionam

Quo ad sanationam : Dubia ad bonam

: Bonam

Follow up Tanggal 1 November 2016 (H1MRS)


PEMERIKSAAN

TERAPI

S: hari sakit ke5, hari bebas

Mata : CA (-/-), SI (-/-)

Infus RL 2000cc/24 jam

demam ke1, sakit kepala

Tho= VBS (+/+), Rh (-/-).

Diet lunak 1500 kkal/hr

O:

Wh(-/-)

Omeprazole IV 1x40mg

KU= sakit sedang

C : I= IC tampak

0ndansentron IV 3x4mg

Kes= CM

P= IC teraba

PCT PO 3x500mg

TD= 110/70 mmHg,RR =

P= redup

BIG cap PO 2x1

20x/menit

A= S1S2 tunggal

Monitor ttv dan tanda

N = 88 x/menit, suhu ax=

Abd : I= cembung

36,8 C

P= soepel
P= tympani
A=BU +
Eks : hangat, CRT 2, udem
(-/-)
A: DHF

perdarahan
Cek DPL/24 jam

Tanggal 2 November 2016 (H2MRS)


PEMERIKSAAN

TERAPI

S: demam turun, perdarahan Mata : CA (-/-), SI (-/-)

Infus RL 2000-2500cc/24

gusi (+)

Tho= VBS (+/+), Rh (-/-).

jam

O:

Wh(-/-)

Omeprazole IV 1x40mg

KU= sakit sedang

C : I= IC tampak

Sucralfat 4CI PO

Kes= CM

P= IC teraba

PCT PO 3x500mg

TD= 100/60 mmHg, RR =

P= redup

B19 2x1 caps po

20x/mnt, N=

A= S1S2 tunggal

Vit K 2x1 amp iv

86x/menit,suhu.ax= 36,5 C

Abd : I= cembung

Monitor ttv dan tanda2

P= soepel

perdarahan

P= tympani

Cek DPL/24 jam

A=BU +
Eks : hangat, CRT 2, udem
(-/-)
A: DHF

Tanggal 3 November 2016 (H3MRS)


PEMERIKSAAN

TERAPI

S: t.a.k, nafsu makan baik,

Mata : CA (-/-), SI (-/-)

Infus RL 2000cc/24 jam

BAB dan BAK t.a.k

Tho= VBS (+/+), Rh (-/-).

Omeprazole IV 1x40mg

O:

Wh(-/-)

BIG cap PO 2x1

KU= sakit sedang

C : I= IC tampak

Boleh pulang

Kes= CM

P= IC teraba

TD= 100/70 mmHg, RR =

P= redup

16x/mnt, N= 84

A= S1S2 tunggal

x/menit,suhu.ax= 36,2 C

Abd : I= cembung
P= soepel
P= tympani
A=BU +
Eks : hangat, CRT 2, udem
(-/-)
A: DHF

TINJAUAN PUSTAKA DHF

Definisi

Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Patogenesis
Gambaran Klinis
Langkah
Diagnostik
Diagnosis
Tata Laksana
Prognosis

Demam dengue atau DBD adalah


penyakit infeksi yang disebabkan
oleh virus dengue yang disebarkan
oleh nyamuk aedes aegypti dengan
manifestasi klinis demam, nyeri otot
atau nyeri sendi yang disertai
leucopenia, ruam, limfadenopati,
trombositopenia, dan diatesis
hemoragik.

Epidemiologi

Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Patogenesis
Gambaran Klinis
Langkah
Diagnostik
Diagnosis
Tata Laksana
Prognosis

Etiologi

Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Patogenesis
Gambaran Klinis
Langkah
Diagnostik
Diagnosis
Tata Laksana
Prognosis

Virus dengue termasuk dalam genus Flavivirus,


keluarga Flaviviridae. Flavivirus merupakan virus
dengan diameter 30 nm terdiri dari asam
ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul
4x106 (Suhendro, 2006). Ada 4 serotipe yaitu DEN1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Serotipe DEN-3
merupakan jenis yang sering dihubungkan dengan
kasus-kasus parah.

Patogenesis

Definisi
Epidemiologi
Faktor Risiko
Etiologi
Patogenesis
Gambaran Klinis
Langkah
Diagnostik
Diagnosis
Tata Laksana
Prognosis

Patogenesis

Definisi
Epidemiologi
Faktor Risiko
Etiologi
Patogenesis
Gambaran Klinis
Langkah
Diagnostik
Diagnosis
Tata Laksana
Prognosis

Gambaran
Klinis
Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Patogenesis
Gambaran Klinis
Langkah
Diagnostik
Diagnosis
Tata Laksana
Prognosis

Langkah
Diagnostik
Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Patogenesis
Gambaran Klinis
Langkah
Diagnostik
Diagnosis
Tata Laksana
Prognosis

Diagnosis

Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Patogenesis
Gambaran Klinis
Langkah
Diagnostik
Diagnosis
Tata Laksana
Prognosis

Demam
Dengue
Demam
disertai 2
tanda: sakit
kepala, nyeri
retroorbita,
mialgia,
atralgia.
Leukopenia,
serologi
dengue (+).

Demam
Sindrom Syok
Dengue
Berdarah
Dengue
kegagalan
sirkulasi dengan
Telah
manifestasi:
didapatkan
nadi yang
gejala klinis
cepat dan
yang lengkap .
lemah,
Manifestasi
tekanan darah
perdarahan.
turun (20
Trombositopeni
mmHg),
Tanda2
hipotensi
kebocoran
kulit dingin
plasma
dan lembab
serta gelisah

Tata Laksana
Terdapat 4 derajat spektrum klinis DBD (WHO,
1997), yaitu:

Derajat 1: Demam disertai gejala tidak khas dan


satu-satunya manifestasi perdarahan adalah uji
torniquet.

Derajat 2: Seperti derajat 1, disertai perdarahan


spontan di kulit dan perdarahan lain.

Derajat 3: Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu


nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (20
mmHg atau kurang) atau hipotensi, sianosis di
sekitar mulut kulit dingin dan lembab, tampak
gelisah.

Derajat 4: Syok berat, nadi tidak dapat diraba dan


tekanan darah tidak terukur.

Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Patogenesis
Gambaran Klinis
Langkah
Diagnostik
Diagnosis
Tata Laksana
Prognosis

Tata Laksana
Menurut WHO 2009, berdasarkan manifestasi
klinis dan kondisi lainnya, pasien dapat dibagi
tiga kategori:
Definisi
Epidemiologi

Rawat jalan (kelompok A)

Membutuhkan penanganan di rumah sakit/rawat


inap (kelompok B)

Etiologi
Patogenesis

Membutuhkan penanganan emergensi atau


urgensi (kelompok C).

Gambaran Klinis
Langkah
Diagnostik
Diagnosis
Tata Laksana
Prognosis

Terapi pada Pasien Syok


Terkompensasi

Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Patogenesis
Gambaran Klinis
Langkah
Diagnostik
Diagnosis
Tata Laksana
Prognosis

Terapi pada Pasien Syok


Terkompensasi

Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Patogenesis
Gambaran Klinis
Langkah
Diagnostik
Diagnosis
Tata Laksana
Prognosis

Terapi pada Syok Hipotensi

Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Patogenesis
Gambaran Klinis
Langkah
Diagnostik
Diagnosis
Tata Laksana
Prognosis

Terapi pada Syok Hipotensi

Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Patogenesis
Gambaran Klinis
Langkah
Diagnostik
Diagnosis
Tata Laksana
Prognosis

Prognosis

Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Patogenesis
Gambaran Klinis
Langkah
Diagnostik
Diagnosis
Tata Laksana
Prognosis

Pada DBD/DSS mortalitasnya


cukup tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
1.

Suhendro, Nainggolan L, Chen K, Pohan HT. Demam berdarah dengue. Dalam: Sudoyo, A. et.al. (editor).
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi 5. Jakarta: Pusat Penerbitan IPD FKUI, 2009.p.2773-9.

2.

Hadinegoro SRH, Soegijanto S, Wuryadi S, Suroso T. Tata Laksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia.
Jakarta: Depkes RI Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan, 2004.

3.

Situation update of dengue in the SEA Region, 2007 diunduh dari


www.searo.who.int/LinkFiles/Dengue_dengue-SEAR-2008.pdf

4.

Chen K, Pohan HT, Sinto R. Diagnosis dan Terapi Cairan pada Demam Berdarah Dengue. Medicines
2009:22;1.

5.

Dengue Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention, and Control. World Health Organization, 2009.
Diunduh dari http://whqlibdoc.who.int/publications/2009/9789241547871_eng.pdf

6.

Dengue haemorrhagic fever: diagnosis, treatment, prevention and control. 2nd edition. Geneva : World
Health Organization. 1997. Diunduh dari
http://www.who.int/csr/resources/publications/dengue/Denguepublication/en/print.html

7.

Guidelines for Treatment of Dengue Fever/Dengue Haemorrhagic Fever in Small Hospitals. 1999. diunduh
dari http://www.searo.who.int/LinkFiles/Dengue_Guideline-dengue.pdf

8.

Infections Caused by Arthropod- and Rodent-Borne Viruses. In:Braunwald, et al. Harrisons Principles of
Internal Medicine. 17th ed. USA: McGraw Hill Companies, 2008.

9.

Anonim. Demam Berdarah Dengue (DBD). Dalam: Sastroasmoro S, et.al. (editor). Panduan Pelayanan Medis.
Jakarta: RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, 2007.p.156-7.

10. Fact Sheet on Dengue and Dengue haemorrhagic fever. World Health Organization Sudan, 2005. Diunduh
dari www.who.int/mediacentre/factsheets/fs117/en/
11. World Health Organization. Dengue Fever. Diunduh dari
www.emro.who.int/sudan/pdf/cd_trainingmaterials_dengue.pdf
12. Estuningtyas A, Arif A. Obat Lokal. Dalam: Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi. Farmakologi dan Terapi. Edisi
5. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2007. P.522.

WASSALAMUALAIKUM, WR, WB

Anda mungkin juga menyukai