STATUS PASIEN
IDENTITAS
Nama
: Ny. O
Umur
: 63tahun
Alamat
Status
: Menikah
Pekerjaan
No. RM
: 525180
Anamnesis
Keluhan Utama
Demam sejak 4 hari SMRS
Anamnesis
Pasien mengeluh nyeri pada bagian ulu hati. Terasa panas namun tidak
menjalar. Pasien juga mengatakan nafsu makan berkurang sejak pasien
demam. Keluhan gusi berdarah dan bintik pada kulit (+), mimisan
disangkal pasien. Pasien tidak merasakan batuk dan pilek. Buang air
besar 1 kali sehari berwarna kuning dengan konsistensi padat. Buang
air kecil berwarna kuning dan tidak terdapat keluhan. Riwayat
berpergian ke daerah endemis malaria disangkal
Anamnesis
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang mengeluh gejala yang sama seperti
pasien.
Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat, debu, makanan dan cuaca
Riwayat psikososial
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum
: sakit sedang
Kesadaran
: Komposmentis
Tanda vital
Tekanan Darah
: 110/70 mmHg
Frekuensi nadi
:92 kali/menit
Frekuensi nafas
: 20 kali/menit
Suhu axilla
: 37,4
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Khusus
Kepala
Bentuk
Rambut
Mata
:
konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, edema palpebra -/-,
mata cowong -/-, hematom peripalpebra -/-, reflek cahaya +/+.
Hidung
:
tidak ada sekret, tidak berbau, tidak ada perdarahan, nafas
tidak cuping hidung.
Telinga
Mulut/bibir
Lidah
Tenggorok
Kesan
Pemeriksaan Fisik
Leher
Inspeksi :
Palpasi :
tidak tampak pembesaran KGB leher serta tidak terjadi pembesaran
kelenjar tiroid.
Kaku kuduk :
JVP :
Kesan :
tidak ada
tidak meningkat
pada pemeriksaan leher tidak didapatkan perbesaran kelenjar getah bening.
Thorax
Jantung :
Inspeksi :
Palpasi
Perkusi :
Batas kanan :
Batas kiri
Auskultasi
Kesan :
Pemeriksaan Fisik
Paru:
I
P
Anterior
Simetris, retraksi -/Vokal Fremitus +/+
Posterior
Simetris, retraksi -/Vokal Fremitus +/+
normal
Sonor +/+
normal
Sonor +/+
A
Kesan : tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan paru, tidak ditemukan
tanda-tanda efusi pleura
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
Inspeksi :
Palpasi :
hepar dan lien tidak teraba, terdapat nyeri tekan pada epigastrikum,
soepel, turgor kulit normal, undulasi (-).
Perkusi :
Auskultasi
Kesan
:
pada pemeriksaan perut didapatkan nyeri tekan pada bagian
epigastrikum. Tidak ditemukan tanda-tanda ascites.
Ekstremitas
Superior
Inferior :
Kesan
Pemeriksaan Tambahan
Keterangan :
pemeriksaan.
Nilai rujukan
Hematologi
Hemoglobin
15,3
12-14gr
Lekosit
6.600
4.000-11.000 mm3
Hematokrit
45
40-45%
Trombosit
80.000
Pemeriksaan laboratorium (01 November 2016) 07.30 WIB
Jenis pemeriksaan
150 .000-400.000mm3
Hasil
Nilai rujukan
Hemoglobin
15,2
12-14gr
Lekosit
9.200
4.000-11.000 mm3
Hematokrit
45
40-45%
Trombosit
48.000
150 .000-400.000mm3
Dengue IgG
Positif
Hematologi
IgM
Negatif
Nilai rujukan
Hematologi
Hemoglobin
15,0
12-14gr
Lekosit
10.700
4.000-11.000 mm3
Hematokrit
45
40-45%
Trombosit
45.000
150 .000-400.000mm3
Hasil
Nilai rujukan
Hemoglobin
14,7
12-14gr
Lekosit
10.500
4.000-11.000 mm3
Hematokrit
44
40-45%
Trombosit
59.000
150 .000-400.000mm3
Hematologi
Resume
Diagnosis Kerja
DHF derajat 2
Penatalaksanaan
Planning Diagnostik
Planning Terapi
RL 2000cc/24 jam
Planning Monitoring
Planning Edukasi
Prognosis
Quo ad vitam
: Dubia ad bonam
Quo ad fungsionam
: Bonam
TERAPI
O:
Wh(-/-)
Omeprazole IV 1x40mg
C : I= IC tampak
0ndansentron IV 3x4mg
Kes= CM
P= IC teraba
PCT PO 3x500mg
P= redup
20x/menit
A= S1S2 tunggal
Abd : I= cembung
36,8 C
P= soepel
P= tympani
A=BU +
Eks : hangat, CRT 2, udem
(-/-)
A: DHF
perdarahan
Cek DPL/24 jam
TERAPI
Infus RL 2000-2500cc/24
gusi (+)
jam
O:
Wh(-/-)
Omeprazole IV 1x40mg
C : I= IC tampak
Sucralfat 4CI PO
Kes= CM
P= IC teraba
PCT PO 3x500mg
P= redup
20x/mnt, N=
A= S1S2 tunggal
86x/menit,suhu.ax= 36,5 C
Abd : I= cembung
P= soepel
perdarahan
P= tympani
A=BU +
Eks : hangat, CRT 2, udem
(-/-)
A: DHF
TERAPI
Omeprazole IV 1x40mg
O:
Wh(-/-)
C : I= IC tampak
Boleh pulang
Kes= CM
P= IC teraba
P= redup
16x/mnt, N= 84
A= S1S2 tunggal
x/menit,suhu.ax= 36,2 C
Abd : I= cembung
P= soepel
P= tympani
A=BU +
Eks : hangat, CRT 2, udem
(-/-)
A: DHF
Definisi
Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Patogenesis
Gambaran Klinis
Langkah
Diagnostik
Diagnosis
Tata Laksana
Prognosis
Epidemiologi
Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Patogenesis
Gambaran Klinis
Langkah
Diagnostik
Diagnosis
Tata Laksana
Prognosis
Etiologi
Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Patogenesis
Gambaran Klinis
Langkah
Diagnostik
Diagnosis
Tata Laksana
Prognosis
Patogenesis
Definisi
Epidemiologi
Faktor Risiko
Etiologi
Patogenesis
Gambaran Klinis
Langkah
Diagnostik
Diagnosis
Tata Laksana
Prognosis
Patogenesis
Definisi
Epidemiologi
Faktor Risiko
Etiologi
Patogenesis
Gambaran Klinis
Langkah
Diagnostik
Diagnosis
Tata Laksana
Prognosis
Gambaran
Klinis
Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Patogenesis
Gambaran Klinis
Langkah
Diagnostik
Diagnosis
Tata Laksana
Prognosis
Langkah
Diagnostik
Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Patogenesis
Gambaran Klinis
Langkah
Diagnostik
Diagnosis
Tata Laksana
Prognosis
Diagnosis
Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Patogenesis
Gambaran Klinis
Langkah
Diagnostik
Diagnosis
Tata Laksana
Prognosis
Demam
Dengue
Demam
disertai 2
tanda: sakit
kepala, nyeri
retroorbita,
mialgia,
atralgia.
Leukopenia,
serologi
dengue (+).
Demam
Sindrom Syok
Dengue
Berdarah
Dengue
kegagalan
sirkulasi dengan
Telah
manifestasi:
didapatkan
nadi yang
gejala klinis
cepat dan
yang lengkap .
lemah,
Manifestasi
tekanan darah
perdarahan.
turun (20
Trombositopeni
mmHg),
Tanda2
hipotensi
kebocoran
kulit dingin
plasma
dan lembab
serta gelisah
Tata Laksana
Terdapat 4 derajat spektrum klinis DBD (WHO,
1997), yaitu:
Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Patogenesis
Gambaran Klinis
Langkah
Diagnostik
Diagnosis
Tata Laksana
Prognosis
Tata Laksana
Menurut WHO 2009, berdasarkan manifestasi
klinis dan kondisi lainnya, pasien dapat dibagi
tiga kategori:
Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Patogenesis
Gambaran Klinis
Langkah
Diagnostik
Diagnosis
Tata Laksana
Prognosis
Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Patogenesis
Gambaran Klinis
Langkah
Diagnostik
Diagnosis
Tata Laksana
Prognosis
Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Patogenesis
Gambaran Klinis
Langkah
Diagnostik
Diagnosis
Tata Laksana
Prognosis
Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Patogenesis
Gambaran Klinis
Langkah
Diagnostik
Diagnosis
Tata Laksana
Prognosis
Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Patogenesis
Gambaran Klinis
Langkah
Diagnostik
Diagnosis
Tata Laksana
Prognosis
Prognosis
Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Patogenesis
Gambaran Klinis
Langkah
Diagnostik
Diagnosis
Tata Laksana
Prognosis
DAFTAR PUSTAKA
1.
Suhendro, Nainggolan L, Chen K, Pohan HT. Demam berdarah dengue. Dalam: Sudoyo, A. et.al. (editor).
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi 5. Jakarta: Pusat Penerbitan IPD FKUI, 2009.p.2773-9.
2.
Hadinegoro SRH, Soegijanto S, Wuryadi S, Suroso T. Tata Laksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia.
Jakarta: Depkes RI Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan, 2004.
3.
4.
Chen K, Pohan HT, Sinto R. Diagnosis dan Terapi Cairan pada Demam Berdarah Dengue. Medicines
2009:22;1.
5.
Dengue Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention, and Control. World Health Organization, 2009.
Diunduh dari http://whqlibdoc.who.int/publications/2009/9789241547871_eng.pdf
6.
Dengue haemorrhagic fever: diagnosis, treatment, prevention and control. 2nd edition. Geneva : World
Health Organization. 1997. Diunduh dari
http://www.who.int/csr/resources/publications/dengue/Denguepublication/en/print.html
7.
Guidelines for Treatment of Dengue Fever/Dengue Haemorrhagic Fever in Small Hospitals. 1999. diunduh
dari http://www.searo.who.int/LinkFiles/Dengue_Guideline-dengue.pdf
8.
Infections Caused by Arthropod- and Rodent-Borne Viruses. In:Braunwald, et al. Harrisons Principles of
Internal Medicine. 17th ed. USA: McGraw Hill Companies, 2008.
9.
Anonim. Demam Berdarah Dengue (DBD). Dalam: Sastroasmoro S, et.al. (editor). Panduan Pelayanan Medis.
Jakarta: RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, 2007.p.156-7.
10. Fact Sheet on Dengue and Dengue haemorrhagic fever. World Health Organization Sudan, 2005. Diunduh
dari www.who.int/mediacentre/factsheets/fs117/en/
11. World Health Organization. Dengue Fever. Diunduh dari
www.emro.who.int/sudan/pdf/cd_trainingmaterials_dengue.pdf
12. Estuningtyas A, Arif A. Obat Lokal. Dalam: Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi. Farmakologi dan Terapi. Edisi
5. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2007. P.522.
WASSALAMUALAIKUM, WR, WB