Pembimbing:
dr.RR Dyah Rikayanti N,Sp.KJ
Disusun oleh :
Nadia Gina Anggraini
2011730071
LATAR BELAKANG
Depresi merupakan salah satu gangguan psikiatrik yang sering
ditemukan dengan prevalensi seumur hidup 15%
Hubungan saudara
Faktor dan anak kembar
Genetik kerentanan biologik
Hipotesis Katekolamin
penyakit depresi berhubungan
dengan defisiensi katekolamin
Biokimia
hidroxitriptamin (5 HT)
menurun dalam LCS pasien
depresi, dan 5 HIAA rendah
pada otak pasien yang bunuh
diri.
ETIOLOGI
Faktor Faktor
Kepribadian
Hormon Premorbid
Personalitas siklotimik menjadi
sasaran gangguan afek ringan
selama hidupnya, keadaan ini tidak
berhubungan dengan penyebab
eksterna. Faktor lingkungan
mempengaruhi perkembangan
Kelainan depresi psikologik dan usaha seseorang
mengatasi masalah
mayor dihubungkan
dengan hipersekresi Jika anak dibesarkan dalam
kortisol suasana pesimistik, dimana
dorongan untuk keberhasilan
jarang atau tidak biasa, maka
anak itu akan tumbuh dan
berkembang dengan
kerentanan tinggi terhadap
gangguan depresif
ETIOLOGI
Terapi
(menghambat deaminasi oksidatif
katekolamin di mitokondria)
Farmakologis
SSRIs (Selective Serotonin Reuptake
Inhibitors)
SNRIs (Serotonin and Norepinephrine
Inhibitors ) (menghambat dari reuptake
norepinefrin))
Terapi kognitif
Terapi Non Terapi interpersonal
Farmakologis Terapi perilaku
PROGNOSIS
Gangguan mood cenderung memiliki perjalanan penyakit
yang panjang dan pasien cenderung mengalami
kekambuhan. Episode depresif yang tidak diobati
berlangsung 6 sampai 13 bulan, sementara sebagian
besar episode yang diobati berlangsung kira-kira 3
bulan. Menghentikan antidepresan sebelum 3 bulan
hampir selalu menyebabkan kembalinya gejala
PROGNOSIS
Episode ringan, tidak adanya gejala psikotik,
fungsi keluarga yang stabil, tidak adanya
gangguan kepribadian, tinggal dalam waktu
singkat di rumah sakit dalam waktu yang singkat,
dan tidak lebih dari satu kali perawatan di rumah
sakit adalah indikator prognostik yang baik.
PROGNOSIS
Prognosis buruk dapat meningkat oleh adanya
penyerta gangguan distimik, penyalahgunaan
alkohol dan zat lain, gejala gangguan kecemasan,
dan riwayat lebih dari satu episode sebelumnya