Disusun oleh
Ramdhan Prasetyo
12100115011
PENDAHULUAN
Miopia adalah suatu kelainan refraksi di mana sinar cahaya paralel yang memasuki
mata secara keseluruhan dibawa menuju fokus di depan retina. Miopia, yang umum
disebut sebagai kabur jauh / terang dekat (shortsightedness), merupakan salah satu
dari lima besar penyebab kebutaan di seluruh dunia. Dikatakan bahwa pada
mencapai 70-90% di beberapa negara Asia. Di Jepang diperkirakan lebih dari satu
juta penduduk mengalami gangguan penglihatan yang terkait dengan miopia tinggi.
ekonomi. Sebagai contoh di Amerika Serikat, biaya terapi miopia mencapai sekitar
$ 250 juta per tahun. Di saat prevalensi miopia simpel meningkat, insidens miopia
patologis turut meningkat. Karena tidak ada terapi yang dapat membalikkan
perubahan struktural pada miopia patologis, pencegahan miopia telah lama menjadi
tujuan dari penelitian para ahli. Pengertian terhadap mekanisme dan faktor-faktor
Nama : Nn. K
Usia : 18 Tahun
Alamat : Cimuncang
Pekerjaan : Pelajar
2.2 Anamnesa
kurang jelas sejak kurang lebih 1 bulan yang lalu. Pasien menyangkal adanya
keluhan lainnya, tetapi pasien mengeluhkan untuk memfokuskan melihat jarak jauh
harus menyipitkan kedua matanya untuk melihat sesuatu dengan jarak jauh. Pasien
terdapat riwayat pasien sering menggunakan soft lens. Keluhan ini sempat di obati
dengan obat tetes mata (insto) tetapi tidak ada perkembangan dari keluhannya,
beberapa hari yang lalu atau menggunakan obat-obatan sistemik, tidak ada riwayat
operasi, tidak ada riwayat trauma, tidak ada riwayat ambliop saat kanak-kanak,
tidak ada riwayat penyakit DM, hypertensi , dan operasi, tidak ada riwayat alergi
(makanan, cuaca, asap rokok), serta tidak ada riwayat penyakit mata pada keluarga.
2.3 Pemeriksaan
Status Generalis
- Kesadaran : Komposmentis
Status Ophtalmologi
A. Visus
B. Inspeksi Eksternal
Keterangan OD OS
“Muscle Balance” Orthoporia Orthoporia
Gerakan Bola Mata
C. Palpasi
OD OS
Tekanan Intra Okular Normal Normal
2.4 Resume
jelas sejak 1 bulan yang lalu. Adanya riwayat pasien sering menggunakan soft lens.
2.7 Tatalaksana
1. Umum
2. Khusus
2.8 Prognosis
PEMBAHASAN
Anamnesa menunjukkan :
- Pasien mengalami pandangan kabur atau tidak jelas saat melihat jauh
Pemeriksaan menunjukkan :
Berdasarkan data-data tersebut, maka pasien ini didiagnosis sebagai Miopia Simpleks
KAJIAN PUSTAKA
“MIOPIA”
4.1 Definisi
Miopia adalah suatu keadaan mata yang mempunyai kekuatan pembiasan sinar yang
berlebihan atau kerusakan refraksi mata sehingga sinar sejajar yang datang dibiaskan di
depan retina atau bintik kuning, dimana sistem akomodasi berkurang. Pasien dengan
miopia akan menyatakan lebih jelas bila melihat dekat, sedangkan kabur bila melihat jauh
4.2 Epidemiologi
Miopia memiliki insiden 2,1% di Amerika Serikat dan peringkat ke tujuh yang
menyebabkan kebutaan, serta tampak memiliki predileksi tinggi pada keturunan Cina,
Yahudi, dan Jepang. Angka kejadiannya lebih sering 2 kali lipat pada perempuan dibanding
tersering yang mengganggu penglihatan dan merupakan penyebab kutujuh yang tersering
.2
4.3 Etiologi
Miopia tinggi dapat diturunkan, baik secara autosomal dominan maupun autosomal
resesif. Penurunan secara sex linked sangat jarang terjadi, biasanya terjadi pada miopia
yang berhubungan dengan penyakit mata lain atau penyakit sistemik. Pada ras oriental,
4.4 Patogenesis
Terjadinya elongasi sumbu yang berlebihan pada miopia patologi masih belum
diketahui. Sama halnya terhadap hubungan antara elongasi dan komplikasi penyakit ini,
seperti degenerasi chorioretina, ablasio retina dan glaucoma. Columbre dan rekannya,
tentang penilaian perkembangan mata anak ayam yang di dalam pertumbuhan normalnya,
tekanan intraokular meluas ke rongga mata dimana sklera berfungsi sebagai penahannya.
Jika kekuatan yang berlawanan ini merupakan penentu pertumbuhan ocular post natal pada
mata manusia, dan tidak ada bukti yang menentangnya maka dapat pula disimpulkan dua
Mesadermal
elongasi sumbu mata. Percobaan Columbre dapat membuktikan hal ini, dimana
daerah ini, karena perubahan tekanan dinding okular. Dalam keadaan normal sklera
strategis ini menyebabkan kongenital ektasia pada area ini. Sklera normal terdiri dari pita
luas padat dari bundle serat kolagen, hal ini terintegrasi baik, terjalin bebas, ukuran
bervariasi tergantung pada lokasinya. Bundle serat terkecil terlihat menuju sklera bagian
dalam dan pada zona ora equatorial. Bidang sklera anterior merupakan area crosectional
yang kurang dapat diperluas perunitnya dari pada bidang lain. Pada test bidang ini ditekan
sampai 7,5 g/mm2. Tekanan intraokular equivalen 100 mmHg, pada batas terendah dari
stress ekstensi pada sklera posterior ditemukan 4 x dari pada bidang anterior dan equator.
Pada batas lebih tinggi sklera posterior kirakira 2 x lebih diperluas. Perbedaan tekanan
diantara bidang sklera normal tampak berhubungan dengan hilangnya luasnya bundle serat
sudut jala yang terlihat pada sklera posterior. Struktur serat kolagen abnormal terlihat pada
kulit pasien dengan Ehlers-Danlos yang merupakan penyakit kalogen sistematik yang
Ektodermal – Mesodermal
Vogt awalnya memperluasnya konsep bahwa miopia adalah hasil ketidak harmonisan
pertumbuhan jaringan mata dimana pertumbuhan retina yang berlebihan dengan bersamaan
jaringan. Meski alasan Vogt pada umumnya tidak dapat diterima, telah diteliti ulang dalam
hubungannya dengan miopia bahwa pertumbuhan koroid dan pembentukan sklera dibawah
pengaruh epitel pigmen retina. Pandangan baru ini menyatakan bahwa epitel pigmen
abnormal menginduksi pembentukan koroid dan sklera subnormal. Hal ini yang mungkin
menimbulkan defek ektodermal – mesodermal umum pada segmen posterior terutama zona
oraequatorial atau satu yang terlokalisir pada daerah tertentu dari pole posterior mata,
Contoh klasik miopia sekunder terhadap peningkatan tekanan basal terlihat pada glaucoma
juvenil dimana bahwa peningkatan tekanan berperan besar pada peningkatan pemanjangan
Secara anatomis dan fisiologis sklera memberikan berbagai respon terhadap induksi
deformasi. Secara konstan sklera mengalami perubahan pada stress. Kedipan kelopak mata
yang sederhana dapat meningkatkan tekanan intraokular 10 mmHg, sama juga seperti
konvergensi kuat dan pandangan ke lateral. Pada valsava manuver dapat meningkatkan
tekanan intraokular 60 mmHg.Juga pada penutupan paksa kelopak mata meningkat sampai
70 mmHg -110 mmHg. Gosokan paksa pada mata merupakan kebiasaan jelek yang sangat
a. Miopia Axial
Dalam hal ini, terjadinya miopia akibat panjang sumbu bola mata (diameter Antero-
posterior), dengan kelengkungan kornea dan lensa normal, refraktif power normal dan
b. Miopia Kurvatura
Dalam hal ini terjadinya miopia diakibatkan oleh perubahan dari kelengkungan kornea
atau perubahan kelengkungan dari pada lensa seperti yang terjadi pada katarak
intumesen dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga pembiasan lebih kuat, dimana
Perubahan indeks refraksi atau miopia refraktif, bertambahnya indeks bias media
penglihatan seperti yang terjadi pada penderita Diabetes Melitus sehingga pembiasan
lebih kuat.
Pergerakan lensa yang lebih ke anterior setelah operasi glaukoma berhubungan dengan
terjadinya miopia.
4.6 Gejala
- Sklera tipis
- Fundus tigroid
4.7 Diagnosis
Gejala-gejala yang dapat ditemukan pada penderita miopia antara lain adalah :
- Penglihatan kabur atau mata berkedip ketika mata mencoba melihat suatu objek
dengan jarak jauh (anak-anak sering tidak dapat membaca tulisan di papan tulis,
- Kelelahan mata
- Sakit kepala
Pengujian atau test yang dapat dilakukan dengan pemeriksaan mata secara umum atau
o Uji ketajaman penglihatan pada kedua mata dari jarak jauh (Snellen) dan jarak
dekat (Jaeger).
o Uji pembiasan, untuk menentukan benarnya resep dokter dalam pemakaian kaca
mata.
o Uji penglihatan terhadap warna, uji ini untuk meembuktikan kemungkinan ada
o Pemeriksaan retina
Gejala-gejala miopia juga terdiri dari gejala subjektif dan objektif. 1,3,6
Gejala subjektif :
- Mata cepat lelah bila membaca (karena konvergensi yang tidak sesuai dengan
akomodasi)
- Astenovergens
Gejala objektif :
o Miopia simpleks
o Pada segmen anterior ditemukan bilik mata yang dalam dan pupil yang relatif lebar
o Pada segmen posterior biasanya terdapat gambaran yang normal, atau dapat diserta
kresen miopia (miopic cresent) yang ringan di sekitar papil saraf optik.
- Miopia patologik
oleh daerah koroid yang atrofi dan pigmentasi yang tidak teratur.
4.8 Terapi
- Kacamata
o Lensa kontak
Lensa kontak yang biasanya digunakan ada 2 jenis yaitu, lensa kontak
keras yang terbuat dari bahan plastik polimetilmetacrilat (PMMA) dan lensa
kontak lunak terbuat dari bermacam-macam plastik hidrogen. Lensa kontak keras
Salah satu indikasi penggunaan lensa kontak adalah untuk koreksi miopia
tinggi, dimana lensa ini menghasilkan kualitas bayangan lebih baik dari kacamata.
kornea. Oleh karena itu, harus dilakukan pemeriksaan berkala pada pemakai lensa
kontak.
- Bedah keratoretraktif
keratofakia, epikeratofakia.
o Lensa intraoculer
o Penanaman lensa intraokuler merupakan metode pilihan untk koreksi kesalahan refraksi
pada afakia.
Ekstraksi lensa bening telah banyak dicobakan oleh ahli bedah di dunia pada pasien dengan
4.9 Pencegahan
Kebanyakan anak-anak miopia hanya dengan miopia tingkat rendah hingga menengah, tapi
beberapa akan tumbuh secara progresif menjadi miopia tinggi. Faktor resiko terjadinya hal
tersebut antara lain faktor etnik, refraksi orangtua, dan tingkat progresi miopia. Pada anak-
- Zat Sikloplegik
tingkat progresi miopia pada anak-anak. Meskipun demikian, hal ini tidak sebanding
dengan ketidaknyamanan, toksisitas dan resiko yang berkaitan dengan sikloplegia kronis.
Selain itu, penambahan lensa plus ukuran tinggi (contoh: 2,50 D) diperlukan untuk melihat
dekat karena inaktivasi otot silier. Meskipun progresi melambat selama terapi, efek jangka
Efektivitas pemakaian lensa bifokus untuk mengontrol miopia pada anak-anak masih
dapat mengontrol miopia. Ukuran adisi dekat yang efektif masih diperdebatkan.
progresi miopia pada anak-anak. Pengontrolan miopia diyakini disebabkan karena perataan
kornea. Selama 3 tahun pemberian lensa kontak, ruang vitreus masih lanjut memanjang,
hingga kontrol miopia dengan RGP tidak mengurangi resiko berkembangnya sekuele
miopia segmen posterior. Bila pemakaian lensa kontak dihentikan muncul efek rebound
Orthokeratology adalah fitting terprogram dengan sejumlah seri lensa kontak selama
periode beberapa minggu hingga beberapa bulan, guna meratakan kornea dan mengurangi
miopia. Kebanyakan pengurangan ini terjadi dalam 4-6 bulan. Namun, perubahan kelainan
refraksi menuju keadaan awal terjadi bila pasien berhenti memakai lensa kontak.
Mekanisme pasti pemakaian RGP untuk tujuan ini masih belum jelas.
- Bila membaca atau melakukan kerja jarak dekat secara intensif, istirahatlah tiap 30
- Batasi waktu bila menonton televisi dan video game. Duduk 5-6 kaki dari televisi.
Jenis-jenis intervensi lain seperti pemakaian vitamin, bedah sklera, obat penurun tekanan
bola mata, teknik relaksasi mata, akupunktur. Namun, efektivitasnya belum teruji dalam
penelitian.
4.10 Komplikasi
- Abalasio retina
Resiko untuk terjadinya ablasio retina pada 0D – (- 4,75) D sekitar 1/6662. Sedangkan
pada (- 5)D – (-9,75) D resiko meningkat menjadi 1/1335. Lebih dari (-10) D resiko ini
menjadi 1/148. Dengan kata lain penambahan factor resiko pada miopia rendah tiga
Badan vitreus yang berada di antara lensa dan retina mengandung 98% air dan 2% serat
kolagen yang seiring pertumbuhan usia akan mencair secara perlahan-lahan, namun
proses ini akan meningkat pada penderita miopia tinggi. Hal ini berhubungan denga
hilangnya struktur normal kolagen. Pada tahap awal, penderita akan melihat bayangan-
bayangan kecil (floaters). Pada keadaan lanjut, dapat terjadi kolaps badan viterus
sehingga kehilangan kontak dengan retina. Keadaan ini nantinya akan beresiko untuk
terlepasnya retina dan menyebabkan kerusakan retina. Vitreus detachment pada miopia
tinggi terjadi karena luasnya volume yang harus diisi akibat memanjangnya bola mata.
o Miopic makulopaty
Dapat terjadi penipisan koroid dan retina serta hilangnya pembuluh darah kapiler pada
mata yang berakibat atrofi sel-sel retina sehingga lapanagn pandang berkurang. Dapat
juga terjadi perdarahan retina dan koroid yang bisa menyebabkan kurangnya lapangan
konsekuensi dari degenerasi makular normal, dan ini disebabkan oleh pembuluh darah
- Glaukoma
Resiko terjadinya glaukoma pada mata normal adalah 1,2%, pada miopia sedang 4,2%,
dan pada miopia tinggi 4,4%. Glaukoma pada miopia terjadi dikarenakan stress
akomodasi dan konvergensi serta kelainan struktur jaringan ikat penyambung pada
trabekula.
o Katarak
Lensa pada miopia kehilangan transparansi. Dilaporkan bahwa pada orang dengan
Diagnosis awal pada penderita miopia adalah sangat penting karena seorang anak yang
sudah positif miopia tidak mungkin dapat melihat dengan baik dalam jarak jauh.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sativa Oriza, 2003. Tekanan Intraokular Pada Penderita Myopia Ringan Dan
Sedang. Bagian Ilmu Penyakit Mata Universitas Sumatra Utara. Diakses dari e-
2. American Optometric Association. Care of the Patient with Miopia. Diakses dari
3. Ilyas Sidarta, 2005. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Fakultas Kedokteran Indonesia
389-406
6. Ilyas, HS. 2003.Dasar-dasar Pemeriksaan mata dan penyakit mata, Cetakan I. Balai
7. Ilyas, HS. 2002. Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter Umum dan Mahasiswa
Kedokteran Edisi Dua, Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia tahun 2002.