Anda di halaman 1dari 6

BAB 3

LAPORAN KASUS

1.1 Identitas Pasien


Nama : Ny. AA
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 20 tahun
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Tabing, Padang
1.2 Anamnesis
Seorang pasien perempuan berumur 20 tahun datang ke Poliklinik Mata RSUP dr. M.
Djamil Padang pada tanggal 24 Juni 2020, dengan:

Keluhan Utama

Pengelihatan yang semakin kabur saat melihat jauh sejak 4 bulan yang lalu.

Riwayat Penyakit sekarang

• Penglihatan kabur yang semakin kabur saat melihat jauh sejak 4 bulan yang lalu.
Keluhan mata kabur dirasakan berangsur-angsur. Keluhan dirasakan saat melihat jauh
dan pasien perlu memicingkan mata untuk melihat jauh.
• Keluhan tidak disertai adanya penglihatan yang ditutupi bayangan berawan.
• Pasien menggunakan kacamata sejak 2 tahun yang lalu dengan kekuatan S -1/2D dan
digunakan hanya untuk belajar dikelas. Namun sejak 4 bulan terakhir pasien merasa
pandangan semakin kabur.
• Pandangan ganda (-), mata merah (-), mata berair (-), mata nyeri (-)
• Pasien mempunyai kebiasaan membaca sambil tidur dalam keadaan gelap sudah lama.
Riwayat Penyakit dahulu

• Riwayat trauma mata sebelumnya tidak ada.


• Riwayat operasi mata sebelumnya tidak ada.
• Riwayat DM dan hipertensi tidak ada.
• Pasien sudah menggunakan kacamata sebelumnya dengan kekuatan S -1/2D ODS.

Riwayat Penyakit Keluarga


Ibu pasien juga menggunakan kacamata dengan kekuatan S -3D ODS

1.3 Pemeriksaan Fisik

Vital Sign

 Keadaan umum : Baik

 Kesadaran : Komposmentis kooperatif

 Pernapasan : 19 x/ menit

 Nadi : 80 x/ menit

 Tekanan darah : 120/80 mmHg

 Suhu : 37,5oC

Status Generalisata : dalam batas normal

Status Optalmikus :

Status ophtalmikus OD OS
Visus tanpa koreksi 20/50 20/50
Visus dengan koreksi ƪ -0,75  20/20 ƪ -1,25 20/20
Refleks fundus (+) (+)
Silis/supersilia Trichiasis (-), Madrosis (-) Trichiasis (-), Madrosis (-)
Palpebra superior Edema (-) Edema (-)
Palpebra inferior Edema (-) Edema (-)
Margo palpebra Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Aparat lakrimalis Lakrimalisasi normal Lakrimalisasi normal
Konjungtiva tarsalis Hiperemis (-), folikel (-), Hiperemis (-), folikel (-),
papil (-) papil (-)
Konjungtiva forniks Hiperemis (-), folikel (-) Hiperemis (-), folikel (-)
Konjungtiva bulbi Hiperemis (-) Hiperemis (-)

Injeksi silia (-) Injeksi silia (-)

Injeksi konjungtiva (-) Injeksi konjungtiva (-)


Sklera Putih Putih
Kornea Bening Bening
Kamera okuli anterior Cukup dalam Cukup dalam
Iris Coklat, rugae (+) Coklat, rugae (+)
Pupil Bulat, reflex +/+ Bulat, reflex +/+
Lensa Bening Bening
Korpus vitreum Jernih Jernih
Fundus Bulat, batas tegas Bulat, batas tegas

- Papil optikus Cup/disc 0,3 Cup/disc 0,3

- Media Jernih Jernih

- Retina Perdarahan (-) Perdarahan (-)

Eksudat (-) Eksudat (-)


- Makula Reflek fovea (+) Reflek fovea (+)

- aa/vv retina Aa:vv 2:3 Aa:vv 2:3

Tekanan bulbus okuli Normal (palpasi) Normal (palpasi)


Posisi bola mata Orthoforia Orthoforia
Gerakan bulbus okuli Bebas Bebas
Sensibilitas Kornea Sensibilitas Normal Sensibilitas Normal

1.4 Pemeriksaan Penunjang


Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
1.5 Diagnosis Kerja
Miopia simpleks ODS
1.6 Diagnosis Banding
Tidak ada diagnosis banding
1.7 Penatalaksanaan
Kacamata sferis -0,75 OD
Kacamata sferis -1,25 OS
1.8 Anjuran pada pasien
- Kontrol setidaknya sekali setahun untuk pemeriksaan refraksi
- Hindari kebiasaan membaca dengan penerangan yang tidak cukup
1.9 Prognosis
- Quo ad vitam : Bonam
- Quo ad sanctionam : Bonam
- Quo ad functionam : Bonam
BAB 4

PENUTUP

Miopia (rabun jauh) adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar yang datang
sejajar dari jauh oleh mata istirahat (tanpa akomodasi) dibiaskan didepan retina. Miopia dapat
diakibatkan terjadinya perubahan indeks bias (akibat kadar gula tinggi dalam cairan mata atau
kadar protein dalam cairan mata akibat peradangan), kelainan panjang sumbu bola mata,
kelainan kornea (keratokonus, keratoglobus), kelainan lensa, dan bisa terjadi herediter.
Keluhan yang sering dirasakan oleh pasien miopia adalah penurunan visus ketika
melihat jauh, hingga bisa memberikan keluhan sakit kepala. Seseorang dengan miopia
mempunyai kebiasaan menyerinyitkan matanya untuk mencegah aberasi sferis atau untuk
mendapatkan efek pinhole (lubang kecil). Pada pasien perlu dilakukan pemeriksaan tajam
penglihatan, pemeriksaan pinhole yang berfungsi untuk membedakan apakah penurunan
penglihatan terjadi akibat gangguan refraksi atau gangguan media penglihatan. Dilanjutkan
dengan pemeriksaan refraksi untuk menentukan koreksi kacamata yang tepat.
Menurut derajatnya miopia terbagi atas 3 yaitu miopia ringan dimana miopia kecil
daripada 1-3 dioptri, miopia sedang dimana miopia lebih antara 3-6 dioptri, dan miopia berat
dimana miopia lebih besar dari 6 dioptri. Pengobatan pasien dengan miopia dengan
memberikan kacamata sferis negatif terkecil yang memberikan ketajaman penglihatan
maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas HS, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. 5th ed. Jakarta: Badan Penerbit Fakulas
Kedokteran Universitas Indonesia;2014.

2. American Academy of Ophthalmology. Basic Clinical Science and Course 2005-


2006. New York: American Academy of Ophthalmology. 2009.
3. Skuta GL, Cantor LB, Weiss JS. Decreased Vision in Infants and Children.
Pediatric Ophthalmology and Strabismus. USA: American Academy of
Ophthalmology. 2015. pp. 189- 194.
4. Schiefer U, Kraus C, Baumbach P, et al. Refractive error : epidemiology, effect,
treatment options. Dtsch Arztebl Int, 2016. 113 (41): 693-702.
5. Khrisnaiah S, Srinivas M, Khanna RC, Rao GN. Prevalence and risk factor of
refractive error in South Indian adult population. Clin Ophtalmol, 2009. 3:17-27.
6. Kim EC, Morgan IG, Kakizaki H, Kang SB, Lee DH. Prevalence and risk factors of
refractive error : korean national health and nutrition examination survey 2008-
2011. PLOS One, 2013. 8(11): e80361.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.008036
7. Yingyong P. risk factor for refractive errors in primary school children in Nakhon
Pathom Province. J Med Assoc Thai, 2010. 93(11): 1288-93.
8. Khurana A. Comprehensive Ophthalmology. New Delhi: New Age International Publisher;
2007.
9. Vaughan D, T A, Riodan Eva P. General Ophthalmology. 19th ed. Utah: Lange Medical
Publications; 2018.
10. Gerhard K, Lang M., Amann J. Ophthalmology. A Short Textbook. New York:
Thieme; 2000. doi:10.1016/s0002-9394(14)75046-9

Anda mungkin juga menyukai