Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KASUS

PRAKTEK KLINIK DASAR

AKADEMI REFRAKSI OPTISI LEPRINDO

JAKARTA

Tahun 2019

KONGJUTIVITIS AKIBAT PENGGUNAAN LENSA KONTAK

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik

guna memperoleh gelar Ahli Madya Refraksionis Optisien

Oleh :

NAMA : ILLA ZAINAL PUTRI

NIM : 16065
AKADEMI REFRAKSI OPTISI LEPRINDO JAKARTA

TANDA PERSETUJUAN LAPORAN KASUS

Nama : ILLA ZAINAL PUTRI

Nim : 16.065

Tahun Akademik : 2018/2019

Mata Kuliah : LENSA KONTAK

Judul Karya Tulis : KONJUTIVITIS AKIBAT PENGGUNAAN LENSA KONTAK

Ciputat, 23 Maret 2019

Disetujui oleh

Pembimbing Materi Dan Teknis

DR.ROSMERRY SIMANJUNTAK,AMd.RO

Menyetujui,

Direktur Akademi Refraksi Optisi Leprindo

Dian Leila Sari, A.Md.RO.,Spd.,M.Kes


TANDA PERSETUJUAN PENGUJI LAPORAN KASUS

NAMA : ILLA ZAINAL PUTRI

NIM : 16.065

TAHUN AKADEMIK : 2018 – 2019

JUDUL LAPORAN KASUS : KONGJUTIVITIS AKIBAT LENSA KONTAK

Jakarta, 23 Maret 2019

Penguji 1 Penguji 2 Penguji 3

Menyetujui,

Direktur Akademi Refraksi Optisi Leprindo

Dian Leila Sari, A.Md.RO.,Spd.,M.Kes


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya,sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan kasus ini.Laporan kasus ini disusun sebagai salah satu
persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan di program Diploma III Akademi Refraksi Optisi
LEPRINDO Jakarta.Laporan kasus ini berjudul “KONGJUTIVITIS AKIBAT PENGGUNAAN
LENSA KONTAK, yang datanya diambil dari pelaksanaan praktek klinik dasar di Rumah Sakit Jakarta
Eye Center Kedoya pada tanggal 4 februari 2019 sampai 15 februari 2019.

Terselenggarakannya dan terselesaikannya laporan kasus ini ,tidak lepas dari bimbingan dan bantuan
yang diberikan kepada penulis baik itu dari lingkungan akademik maupun dari lingkungan praktek klinik
dasar.Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT atas karunia dan hidayah-Nya


2. Ibu Dian Laila Sari, A.Md.RO.Spd. M.Kes. Selaku Direktur Akademi Refraksi Optisi Leperindo
3. Ibu Dr. Rosmerry Simanjuntak, Amd.RO selaku dosen pembimbing yang memberikan masukan
yang sangat berarti bagi penulis.
4. Bapak dan Ibu Dosen serta staff Akademi ARO Leprindo yang telah memberikan ilmu dan
bimbingannya yang sangat berguna selama proses pendidikan
5. Keluarga Bapak dan Ibu serta kaka dan adik yang selalu memberikan dukungan moril serta
materil dan do’a restu yang telah diberikan selama ini.
6. Sahabat setia dan teman-teman yang selalu meberikan semangat untuk menyelesaikan kasus ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan kasus ini masih banyak kekurangan , oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna menjadi pedoman untuk masa
depan. Akhir kata penulis mengharapkan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
pada umumnya dan mahasiswa ARO Leperindo pada khususnya.

Tangerang,8 maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................

A. Latar Belakang......................................................................................................................... 1
B. Tujuan dan Manfaat PKD........................................................................................................ 2
C.Tempat dan Waktu PKD............................................................................................................ 2
BAB II LAPORAN BERDASARKAN OBSERVASI TEMPAT DAN SISTEMATIKA KERJA DI
TEMPAT PKD..............................................................................................................................

A. Observasi Tempat …………………………………………………………………………… 3

B. Sistematika Kerja di Lapangan……………………………………………………………….. 6

BAB III LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Konjungtivitis.................................................................................................. 7

B. Faktor Penyebab konjungtivitis.......................................................................................... 7

C. Gejala dan tanda-tanda konjungtivitis................................................................................ 8

D. Klasifikasi dan penanganan konjungtivitis........................................................................ 8

BAB IV PEMBAHASAN DETAIL SALAH SATU KASUS ..............................................


10
A. Data Pasien ………………………………………………………………………………….. 11

B. Pemeriksaan Objektif ……………………………………………………………………… 12

C. Edukasi………………………………………………………………………………………..13

BAB V PENUTUP .....................................................................................................................14

5.1 Kesimpulan.............................................................................................................................14

5.2 Saran........................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap manusia pastinya ingin memiliki sepasang mata yang indah ,dilihat oleh orang yang
memandang terlihat menarik, tanpa ada kekurangan,tanpa ada kecacatan. Karena dari mata kita
juga bisa melihat jendela jiwa , melalui mata individu dapat mengenal dan mengetahui banyak
hal. Bagaimana jika kondisi di mata terlihat ada sesuatu yang berbeda di bandingkan mata
normal pada umumnya. Terasa mengganjal apalagi hal ini juga mengganggu dalam tajam
penglihatan yang optimal.

Hal ini berhubungan dengan pembahasan kasus mengenai konjungtivitis. Konjuntivitis


adalah peradangan yang terjadi pada konjungtiva atau selaput mata bening yang melapisi bagian
depan mata .pada saat terjadinya peradangan pada pembuluh darah kecil di konjungtiva ,bagian
mata yang seharusnya berwarna putih akan terlihat merah. Peradangan yang terjadi umumnya
disebabkan oleh infeksi baik bakteri maupun virus .Namun reaksi alergi juga dapat memicu
terjadinya mata merah .Konjungtivitis awalnya bisa terjadi hanya menjangkiti di satu mata
,namun biasanya setelah beberapa jam akan menjangkiti kedua mata. Selain alergi dan infeksi
terjadinya konjungtivitis juga bisa di sebabakan karena masuknya benda asing ke dalam mata
seperti ketika menggunakan lensa kontak sembarangan terlebih jika lensa kontak tersebut dalam
keadaan kotor. Pemakaian lensa kontak yang tidak tepat inilah yang menyebabkan terjadinya
infeksi pada mata.

Dari hasil Praktek Klinik Dasar penulis melakukan observasi pasien di RS JEC
KEDOYA yang mengalami konjungtivitis akibat penggunaan lensa kontak bernama Nn Davina
Nur Azizah ,umur : 29 tahun ,Pekerjaan : Karyawan Swasta , Alamat : Jl Salamun No.17 dari
hasil anamnesa diketahui bahwa pasien mengalami kemerahan pada mata kanan dan kiri ,
sehingga menimbulkan gangguan penglihatan.
1

B. TUJUAN

1. Melatih mahasiswa/i untuk dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang selama ini
didapat dilingkungan kampus ke linngkungan yang lebih professional
2. Mengetahui sistema kerja yang ada diberbagai tempat pelayanan pemeriksaan refraksi
3. Memenuhi salah satu syarat pembelajaran sebagai Ahli Madya Refraksionis Optisien di
Akademi Refraksi Optisi Leperindo Jakarta.

C. MANFAAT

Berdasarkan tujuan tersebut maka manfaat dari pembuatan laporan kasus ini diantaranya :
1. Bagi institusi : penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi mengenai
kasus konjungtivitis akibat pengunaan lensa kontak
2. Bagi masyarakat : laporan ini diharapkan menjadi informasi mengedukasi masyarakat
tentang konjungtivitis akibat pengunaan lensa kontak
3. Bagi penulis lainnya : laporan ini diharapkan menjadi bahan masukan untuk kepentingan
penulis lainnya yang akan menganalisa kasus dengan tema konjungtivitis akibat
pengunaan lensa kontak.

C. Tempat dan waktu praktek klinik dasar

Dalam melengkapi penyusunan makalah laporan PKD ini penulis melakukan observasi
pasien konjungtivitis akibat pengunaan lensa kontak di Rumah Sakit JEC Kedoya Jakarta
pada tanggal 4 februari 2019 sampai dengan 15 februari 2019.
2

BAB II

LAPORAN OBSERVASI DAN SISTEMATIKA KERJA

A. TEMPAT PRAKTEK KLINIK DASAR


Rumah sakit Jakarta Eye Center (JEC) merupakan pusat pengobatan spesialis mata yang telah
berstandart internasional berada di Jl. Terusan Arjuna Utara No.1 kedoya Jakarta barat, JEC juga selalu
berupaya untuk bisa menjadi yang terdepan dalam pelayanan kesehatan khususnya buat pasien yang
mengalami gangguan mata seperti kelainan refraksi maupun kelain organic.

JEC berkembang menjadi rumah sakit mata yang kini melayani tujuh layanan gangguan kesehatan mata.
Tujuh layanan tersebut di antaranya sebagai berikut:
1. Katarak dan bedah katarak service (lasik dan transplantasi kornea)
2. Vitreoretina service
3. Glukoma serve
4. Okuloplasti service (bedah plastic mata dan tumor)
5. Lensa kontak sevice
6. Children eye and squint clinic
7. Low vision care

Fasilitas pada pelayanan kesehatan mata pada rumah sakit Jakarta eye center kedoya adalah sebagai
berikut :
1. BDR / BASIC DIAGNOSTIC ROOM
Alat yang tersedia untuk pemeriksaan refraksi adalah sebagai berikut :
a. Auto- Refraktometer
b. Tonometri
c. Phoroptor
d. Chart proyektor
e. Pupilometer
f. Retinoscop
g. Lensometer
h. Reading chart
i. Penlight
3

2. CDC /COMPREHESIVE DIAGNOSTIC CENTER


a. Biometri
b. Funduscopy
c. Slitlamp

2. CESC / CHILDREN EYE AND SQUINT CLINIC


a. Autoref
b. Tonometri
c. Trial set lens
d. Trial frame
e. Chart proyektor
f. Lensometer
g. Retinoscopi
h. Penlight
i. Prisma bar

B. SISTEMATIKA KERJA
Dirumah sakit JEC memiliki dokter spesialis mata profesional yang tentunya sudah punya
pengalaman dan jam terbang tinggi di bidangnya. Didukung oleh staf yang andal dan terampil
serta fasilitas dan saran kesehatan mata terlengkap dan memadai. Selama 33 tahun sejak berdiri
pada 1 Februari 1984, JEC berkembang menjadi Rumah Sakit mata paling lengkap dan paling
modern yang berstandart internasional.

Untuk bisa lebih baik dalam melayani masyarakat, JEC memiliki sistem dan mekanisme
kerja sebagai berikut :
1. Kedatangan pasien maka pasien akan disambut oleh bagian resepsionis untuk
mengambil nomor antrian registrasi
4

2. Jika pasien baru maka pasien akan mengisi formulir data tetapi jika pasien sudah
pernah melakukan pengobatan di JEC maka pasien hanya menyiapkan kartu untuk
berobat karena data pasien sudah dapat diakses dikomputer di JEC
3. Kemudian pasien menunggu panggilan dari petugas administrasi untuk menuju ke
ruangan praktek dokter
4. Pemeriksaan awal dilakukan diruangan BDR / badan diagnostic room pemeriksaan
dilakukan staf refraksionis optision untuk anamnesa dan pemeriksaan refraksi
5. Kemudian pemeriksaan selanjutnya dilakukan diruangan dokter
6. Jika pasien hanya mengalami kelainan refraksi maka tidak dilakukan pemeriksaan
lanjutan, pasien langsung menuju kasir untuk registrasi pembayaran
7. Jika pasien mengalami kelainan organic maka akan dilakukan pemeriksaan lanjutan
diruangan CDC (comprehensive diagnostic center) untuk pemeriksaan lanjutan dan
kemudian dapat dilihat hasil serta dapat dilakukan diagnosis oleh dokter
8. Dokter akan melakukan perencanaan tindakan yang dilihat dari hasil diagnostic
dan kelainan.

5
C. BAGAN SISTEM KERJA
6

BAB III

LANDASAN TEORITIS

A. PENGERTIAN KONJUNGTIVITIS

Konjungtivitis adalah suatu peradangan atau infeksi selaput transparan yang berada di
permukaan dalam kelopak mata dan yang mengelilingi bola mata bagian luar. Bila pembuluh
darah halus yang berada dalam konjunctiva meradang, maka pembuluh darah ini akan Nampak.
Penyakit ini ditandai dengan munculnya kotoran pada mata dalam jumlah banyak dan diikuti
oleh berubahnya warna putih mata menjadi merah. Pada kondisi akut, konjungtivitis akan
membuat mata mengeluarkan air dan membengkak hingga sulit dibuka.

Sebenarnya, konjungtivitis terjadi karena konjungtiva atau selaput bening pada mata mengalami
infeksi atau peradangan. Kondisi ini membuat pembuluh darah tampak lebih jelas, sehingga mata
menjadi merah. Dari banyaknya gangguan kesehatan yang terjadi pada mata, konjungtivitis
adalah yang paling sering terjadi, bahkan penularan penyakit ini terjadi sangat cepat.

Kondisi mata akibat konjungtivitsi mata tanpa konjungtivitis


7

B. FAKTOR PENYEBAB KONJUNGTIVITIS


1. Bersentuhan dengan benda yang menyebabkan alergi.
2. Bersentuhan dengan penderita konjungtivitis virus dan bakteri.
3. Mengunakan lensa kontak, sehingga mata dapat memberikan reaksi peradangan mata.

C. GEJALA DAN TANDA KONJUNGTIVITIS

1. Mata terasa kasar dan gatal, merah dan mungkin berair.

2. Kelopak mata menempel sewaktu bangun tidur .

3. Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan kotoran yang kental dan berwarna putih.

4. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih.

5. Kelopak mata bisa membengkak dan sangat gatal, terutama pada konjungtivitis karena alergi.

6. Gejala lainnya adalah: - mata berair - mata terasa nyeri - mata terasa gatal - pandangan kabur -
peka terhadap cahaya - keluarnya kotoran mata dari satu mata atau kedua mata yang dapat
membentuk kerak pada malam hari sehingga pada pagi pagi hari kelopak mata tidak dapat
dibuka

D . KLASIFIKASI KONJUNGTIVITIS DAN PENANGANAN


1.KONJUNGTIVITIS ALERGI
Merupakan bentuk peradangan konjungtiva akibat reaksi alergi. Pada keadaan ini dapat diberikan
bermacam obat untuk mengatasi keadaan alergi penderita, termasuk pemberian obat seperti tablet
anti histamin, obat untuk mengatasi keadaan peeradanan seperti decongestan, obat stereoid dan
tetes mata yang mengandung anti peradangan .penyakit dapat diredakan dengan menghindari
penyebab keadaan alergi .

2. KONJUNGTIVITIS VIRUS
Tidak ada obat khusus untuk mengatasi keadaan ini. Penyakit ini sering dimulai dari satu mata
dan menyebar ke mata yang lain dalam beberapa hari. Penyakit ini dapat sembuh dengan
sendirinya secara berangsur-angsur. Pemberian obat anti virus mungkin diberikan oleh dokter
bila ternyata diketahui penyakit ini disebabkan oleh Herpes zoster virus.

3. KONJUNGTIVITIS BAKTERI
Bila penyakit ini disebabkan oleh bakteri, maka dokter akan memberikan pengobatan tetes mata
yang mengandung antibiotika. Infeksi akan sembuh dalam beberapa hari. Salep mata antibiotika
biasanya diberikan untuk penderita anak-anak. Pemberian Salep mata lebih mudah diberikan
kepada anak-anak dari pada pemberian tetes mata. Meskipun demikian, pemberian salep mata
akan membuat penglihatan kabur selama 20 menit setelah diberikan.

4. KONJUNGTIVITIS ZAT KIMIA


Keadaan ini diatasi dengan pencucian pada larutan larutan ringer laktat atau cairan Garam
fisiologis (NaCl 0,8%). Luka karena zat kimia, terutama akibat bahan Alkali, merupakan
keadaan gawat darurat karena dapat menimbulkan kecacatan mata dan kerusakan di dalam bola
mata. Penderita dengan konjungtivitis zat kimia ini tidak boleh menyentuh mata yang sakit
karena dikhawatirkan dapat menyebar ke mata yang lainnya.
9

BAB IV

PEMBAHASAN DETAIL KASUS PASIEN

A. IDENTIFIKASI DATA PASIEN

 Nama : Davina Nur Azizah


 Umur : 29 Tahun
 Pekerjaan : Karyawan Swasta
 Alamat : Jl Salamun No.17
 Jenis kelamin : Perempuan
 Tanggal pemeriksaan : 24 Januari 2019

Dari hasil anamnesa diperoleh data sebagai berikut :


 Keluhan utama pasien adalah kondisi mata kanan (OD) dan mata kiri (OS) bengkak.
 adanya rasa mengganjal seperti kemasukan benda asing di mata, sekitar mata sakit
 pembengkakan pada mata dan juga munculnya rasa gatal dan berair di mata
 Penglihatan buram dan silau
 Mata terasa perih

10

B. PEMERIKSAAN OBJEKTIF ,SUBJEKTIF DAN TINDAKAN DOKTER.

Rekap pemeriksaan pasien dapat disajikan sebagai berikut :

Tanggal 24 Janari 2019


 Pasien datang pertama kali ke RS JEC jam 11.00 WIB untuk memeriksakan kondisi mata
pasien bengkak dan merah.
 Pasien mengeluhkan kondisi mata kanan dan kiri mengganjal , bengkak, dan perih
 Data pemeriksaan objektif dan subjektif sebagai berikut :

Refraksi Objektif
Tgl OUTOREF KERATO
24/01- OD S -9.00 C-0.50 X10 KOD 43.25/44.75 @100
2019 OS S -6.25 C-0.50 X 170 KOS 45.00/44.50 @80

Refraksi Subjektif
Tgl SC DESKRIPSI CC PD
24/01- OD 1/60 S -7.00 0.8 63
2019 OS 0.05 S-4.00 0.8

Diagnosa oleh dokter di dapat sebagai berikut :


Tgl DESKRIPSI LOKASI
24/01- Konjungtivitis PRIMER ODS
2019

Tindakan oleh dokter didapat sebagai berikut :

 Pasien pulang kerumah dengan diberi obat tetes mata yaitu Lfx mini dose, Cenfresh
untuk mata kanan dan kiri ditetes setiap 3 jam sekali.

11

 Kontrol Kedua
Konsultasi 2 pada tanggal 07 februari 2019 Seminggu setelah di berikan obat tetes pasien
disarankan mengecek kondisi mata dan visus. Prosedur pemeriksaan dilakukan oleh
tenaga medis RO (Refraksionis optision) diantaranya :
- tes tajam penglihatan (visus)
- slitlamp

Refraksi Objektif
Tgl OUTOREF KERATO
07/02- OD S -7.00 C-0.25 x5 KOD 43.75/44.00 @28
2019 OS S -4.00 C-0.25X175 KOS 43.75/44.00 @130

Refraksi Subjektif
Tgl SC DESKRIPSI CC PD
07/02- OD 1/60 S -6.00 1.0 63
2019 OS 2/60 S -3.00 1.0
Diagnosa oleh dokter didapat sebagai berikut :

Tgl LENSA KORNEA RETINA


07/01- OD Lensa mata normal NORMAL NORMAL
2019 OS Lensa mata normal NORMAL NORMAL

12

Tindakan oleh dokter didapat sebagai berikut :

 Pasien diberikan obat tetes mata Lfx tobroson di tetes setiap 3 jam sekali pada mata
kanan dan kiri.

C. EDUKASI

 Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya, rencana pengobatan ,serta komplikasi


yang dapat terjadi.
 Menjelaskan perlunya kontrol rutin
 Menyarankan menghindari debu ,daerah kering dan berangin, dan paparan sinar matahari.
 Menyarankan memakai kacamat hitam atau topi lebar saat beraktifitas diluar rumah saat
siang hari.
 Menyarankan untuk tidak menggunakan lensa kontak .
 Cuci mata sebelum menggunakan obat tetes mata
13

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Konjungtivitis adalah suatu peradangan atau infeksi selaput transparan yang berada di
permukaan dalam kelopak mata dan yang mengelilingi bola mata bagian luar. Bila pembuluh
darah halus yang berada dalam konjunctiva meradang, maka pembuluh darah ini akan Nampak.
Penyakit ini ditandai dengan munculnya kotoran pada mata dalam jumlah banyak dan diikuti
oleh berubahnya warna putih mata menjadi merah. Pada kondisi akut, konjungtivitis akan
membuat mata mengeluarkan air dan membengkak hingga sulit dibuka sehingga mengganggu
penglihatan dan estetika.

Pada kasus pasien Nn Devina Nur Azizah dimana di diagnosa oleh Dokter RS Jakarta
Eye Center konjungtivitis yang disebabkan penggunaan lensa kontak maka di berikan tindakan
dengan menggunakan obat tetes mata setelah konjungtivitis membaik barulah di lakukan
pemeriksaan tes tajam penglihatan sehingga dianjurkan menggunakan kacamata sesuai hasil
akhir.

14

B . SARAN

 Pasien disarankan perlunya pemakain kacamat hitam disiang hari .


 Perlunya kesadaran untuk melakukan kontrol rutin .
 Pemberisan lensa kacamata berubah warna adalah pilihan yang baik untuk pasien dalam
beraktifitas di dalam ruangan maupun di luar ruangan.
 Sangat disarankan ketika akan menggunakan lensa kontak sebaiknya konsultasikan
terlebih dahulu dengan ahlinya, mentaati cara pemakaian dan perawatan dengan baik dan
benar sesuai anjuran apabila pasien mengabaikan prosedur penggunaan lensa kontak yang
baik dan benar kemungkinan akan terjadinya komplikasi pada mata penggunannya yang
akan jauh lebih besar.

15
DAFTAR PUSTAKA

JEC (2019),Sejarah jec, http://jec.co.id/id/about

https://id.wikipedia.org/wiki/Konjungtivitis

http://www.kerjanya.net/faq/6570-konjungtivitis.html

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/31458/Chapter%20II.pdf?s
equence=4&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai