KERATITIS
Oleh :
Pembimbing :
dr. H. Ibrahim, Sp. M
Laporan Kasus
Judul :
Keratitis
Disusun Oleh :
Alfazzra Firzana Risala, S.Ked 712022091
Mareta Aulia, S.Ked 712022065
Uqbah Abdul Salam, S.Ked 712022039
Telah dilaksanakan pada bulan Juni 2023 sebagai salah satu syarat dalam
mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di bagian Ilmu Penyakit Mata Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang, Fakultas Kedokteran Univeristas Muhammadiyah
Palembang
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan kasus yang berjudul
“Keratitis” sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior
di bagian Ilmu Penyakit Mata Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari,
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Shalawat dan salam
selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga,
sahabat, dan pengikutnya sampai akhir zaman. Pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada :
1. dr. H. Ibrahim, Sp. M selaku pembimbing Kepaniteraan Klinik Senior di
Bagian Ilmu Penyakit Mata Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari
yang telah memberikan masukan, arahan, serta bimbingan selama
penyusunan laporan kasus ini.
2. Orang tua dan saudara tercinta yang telah banyak membantu dengan doa
yang tulus dan memberikan bantuan moral maupun spiritual.
3. Rekan-rekan sejawat atas bantuan dan kerjasamanya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kasus ini masih
banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat kami harapkan.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang
telah diberikan dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi semua dan
perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran. Semoga selalu dalam lindungan
Allah SWT. Amin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN.........................................................................................................................
2.11 Prognosis.......................................................................................................................
BAB V : KESIMPULAN.............................................................................................................................
KESIMPULAN...............................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1 Latar Belakang
2
2 Tujuan
3 Manfaat
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Tunica fibrosa :
a. Kornea
b. Sklera
2. Tunica vasculosa
a. Choroidea
4
b. Corpus siliaris
c. Iris
3. Tunica nervosa
a. Retina
Gambar 1.
Anatomi Mata
5
5 Anatomi Kornea
6
Gambar 2.
Lapisan kornea
6 Definisi
Keratitis adalah peradangan pada salah satu dari kelima lapisan kornea
akibat terjadinya infiltrasi sel radang pada kornea yang akan mengakibatkan
kornea menjadi keruh. Akibat terjadinya kekeruhan pada media kornea ini,
maka tajam penglihatan akan menurun. Mata merah pada keratitis terjadi
akibat injeksi pembuluh darah perikorneal yang dalam atau injeksi siliar.5
7
7 Epidimiologi
8 Faktor Risiko
8
9 Klasifikasi
9
Infeksi Peradangan
Keratitis Keratitis Nekrotikans
Keratitis Bakterial Keratitis Acanthamoeba Keratitis Viral Jamur
Perifer
Etiologi Streptokokus, Acanthamoeba Herpes Simpleks Tipe Herpes Zoster Aspergillus spp, Vaskulitis sistemik
Stafilokokus, 1 dan 2 Oftalmikus Candida spp, (arthritis rheumatoid,
Pseudomonas Fusarium spp, lupus eritematosus
Penicillium spp sistemik, atau
granulomatosis
wagener)
Faktor · Penggunaan lensa • Higiene lensa • Trauma ocular (di
Risiko · kontak kontak yang buruk lingkungan lur
· Trauma (terutama jika rumah dan
membersihkan melibatkan
· Riwayat operasi lensa kontak tumbuhan)
kornea Kelainan dengan air keran) • Penggunaan lensa
permukaan bola • Pemakaian lensa kontak
mata kontak lunak • Penggunaan
Penyakit sistemik setiap hari kortikosteroid
Imunosupresi • Konjungtivitis
vernal atau alergika
• Bedah refraktif
insisional
• Ulkus kornea
neutrofik akibat
10
virus herpes
• Keratoplasti
• Penyakit
imunosupresi
Tanda · Kekeruhan kornea ▪ Nyeri hebat ▪ Sensibilitas • Supurasi
secara cepat, dan kornea • Injeksi konjungtiva
mencair kurang dari berkurang • Defek epitel
24 jam. • Infiltrasi stroma
• Reaksi radang di
bilik mata depan
atau hipopion
11
10
12
Berdasarkan topografi/morfologi keratitis terbagi menjadi :
13
B. Non-ulcerative keratitis
1. Keratitis superfisial
Keratitis epitelial
Keratitis subepitelial
Keratitis numularis
Keratitis disformis
2. Keratitis profunda
Keratitis interstisial adalah suatu reaksi imunologik terhadap treponema
palidum karena kuman ini tidak dijumpai di kornea pada fase akut. Keratitis
asalah suatu peradangan kornea bagian dalam yang (paling) sering disebabkan
oleh sifilis congenital. Gejala yang timbul antara lain nyeri, fotofobia,
14
blefarospasme, injeksi gabungan (konjungtiva dan siliar) dan tajam penglihatan
menurun.7
15
11 Manifestasi Klinis
1. Nyeri, karena kornea memiliki banyak serabut saraf nyeri. Diperberat dengan
pergerakan kelopak mata. Nyeri tidak didapatkan ada herpetic keratitis, karena penyakit
menyerang saraf.
2. Penurunan penglihatan (khususnya jika lokasi lesi pada bagian sentral/aksis visual).
4. Bleafarospasme.
5. Epifora.8
12 Diagnosis
Selain dari anamnesis, pada keratitis infektif maupun ulkus kornea, dapat
dilakukan dengan kerokan dan biakan yang dapat memperlihatkan mikroorgnaisme
penyebab seperti bakteri, virus, maupun jamur. Biasanya juga akan terlihat adanya
infiltrat kornea yang letaknya di tengah-tengah kornea. Uji flouresensi pada keratitis
dapat memperlihatkan bentuk lesi yang terjadi. Bentukan lesi dapat menentukan jenis
maupun etiologi keratitis tersebut. Seperti adanya lesi dendritik terjadi pada keratitis
viral yang disebabkan oleh infeksi HSV. Pada keratitis pungtata superfisial terjadi
kekeruhan epitel yang meninggi berbentuk lonjong dan jelas yang menampakkan bintik-
bintik, terutama di daerah pupil.7
13 Tatalaksana
1. Terapi Medikamentosa
Pada infeksi virus seperti infeksi HSV dapat diberikan antiviral IDU
(idoxurudine) analog pirimidin dan asiklovir salep atau asiklovir oral
untuk infeksi yang berat.
b. Pengobatan simptomatik
2. Tindakan bedah
17
14 Komplikasi
15 Prognosis
BAB III
LAPORAN KASUS
18
Nama Lengkap : An. S
Tempat dan Tanggal Lahir : Palembang
Umur : 7 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Siswa
Alamat : Palembang
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
19
Tanggal Pemeriksaan : 23 Juni 2023
Keluhan Utama : Mata merah, berair dan gatal sejak 3 bulan yang lalu
Pasien datang ke poliklinik mata RSMP dengan keluhan mata kanan dan kiri
merah sejak ± 3 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluh mata terasa gatal dan berair.
Pasien mengaku saat bangun tidur terdapat kotoran mata yang cukup banyak hingga
sulit membuka mata. Tidak ada keluhan pandangan mata kabur dan keluhan lain yang
mengganggu aktivitasnya. Keluarga dan orang sekitar pasien tidak ada yang
mengalami hal yang sama. Pasien mengaku melakukan aktivitas berenang sebelum
terjadinya keluhan mata merah terssebut.
Keluhan nyeri pada mata, mata terasa mengganjal, nyeri kepala, mual
muntah disangkal. Keluhan lain seperti demam, batuk, pilek, penglihatan ganda
disangkal oleh pasien. Riwayat darah tinggi, kencing manis, dan jantung pada
penderita dan keluarga disangkal. Riwayat konsumsi alkohol dan rokok disangkal.
20
2. Riwayat Penyakit Dahulu
- Tidak ada
24
Nama : An. S Ruang : -
PEMERIKSAAN FISIK
Umur : 7 th Kelas : -
Status Generali s
Keadaan Umum : BAIK
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital :
- Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Status Oftalmologis
OD OS
Pemeriksaan Penunjang:
29
RINGKASAN ANAMNESIS DAN Nama : An. S Ruang : -
PEMERIKSAAN JASMANI Umur : 7 tahun Kelas : -
Pasien datang ke poliklinik mata RSMP dengan keluhan mata kanan dan kiri
merah sejak ± 3 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluh mata terasa gatal dan berair.
Pasien mengaku saat bangun tidur terdapat kotoran mata yang cukup banyak hingga
sulit membuka mata. Tidak ada keluhan pandangan mata kabur dan keluhan lain yang
mengganggu aktivitasnya. Keluarga dan orang sekitar pasien tidak ada yang
mengalami hal yang sama. Pasien mengaku melakukan aktivitas berenang sebelum
terjadinya keluhan mata merah terssebut.
Keluhan nyeri pada mata, mata terasa mengganjal, nyeri kepala, mual
muntah disangkal. Keluhan lain seperti demam, batuk, pilek, penglihatan ganda
disangkal oleh pasien. Riwayat darah tinggi, kencing manis, dan jantung pada
penderita dan keluarga disangkal. Riwayat konsumsi alkohol dan rokok disangkal. .
Keadaan umum tampak sakit ringan. Didapatkan vital sign suhu: 36,7 oC,
tekanan darah: 120/80 mmHg, frek. nadi: 80x/menit dan frek. nafas: 20 x/menit. Mata
kanan dan kiri visus 20/25, palpebra superior dan inferior edema (-), supersilia dan silia
dalam batas normal, bulbus oculi strabismus (-), gerak bola mata ke segala arah, injeksi
konjungtiva (-), secret (+) hiperemis (+), sikatrik (-), siliar injeksi (+), kornea jernih,
camera oculi anterior kedalaman dalam, iris kripta baik, pupil bulat, regular, sentral,
diameter 3 mm, refleks cahaya (+),lensa jernih, fundus refleks tidak diperiksa dan kanan
dalam batas normal.
Daftar Masalah:
1. Mata kanan dan kiri merah, berair dan gatal sejak 3 tahun lalu
2. Visus 20/25 ODS, Injeksi siliar +, hiperemis konjungjungtiva tarsal inferior,
sekret (+)
3. Riwayat post berenang
Non Medikamentosa
Medikamentosa
Antibiotik topikal Ofoloxacin ED per 2 jam x 1 tetas OD dan diberikan antibiotik oral
Amoxicilin 1 x 1 sendok teh
1/2
31
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien datang ke poliklinik mata RSMP dengan keluhan mata kanan dan
kiri merah sejak ± 3 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluh mata terasa gatal dan
berair. Pasien mengaku saat bangun tidur terdapat kotoran mata yang cukup banyak
hingga sulit membuka mata. Tidak ada keluhan pandangan mata kabur dan keluhan
lain yang mengganggu aktivitasnya. Keluarga dan orang sekitar pasien tidak ada
yang mengalami hal yang sama. Pasien mengaku melakukan aktivitas berenang
sebelum terjadinya keluhan mata merah terssebut.
Kelainan juga didapatkan pada pemeriksaan konjungtiva bulbi, yaitu sekret (+)
purulent, dan hiperemis akibat injeksi siliar. Jenis sekret yang purulent sangat khas
ditemukan pada kasus konjungtivitis bakteri, sedangkan sekret air disebabkan oleh
infeksi virus atau atopi. Sekret hiperpurulen disebabkan oleh gonokok atau
mengikok. Sekret mukoid dapat dijumpai pada konjungtivitis alergi atau vernal dan
sekret serous dapat dijumpai pada kasus konjungtivitis ec adenovirus.
32
.
33
BAB V
KESIMPULAN
34
DAFTAR PUSTAKA
35