Oleh:
712021084
Pembimbing:
IPTU dr. Irma Yenni, Sp.A.
Referat berjudul
Perawatan Tali Pusat
Telah diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat dalam mengikuti
kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang di Departemen Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah swt, Yang Maha Esa dengan segala keindahan-
Nya, zat Yang Maha Pengasih dengan segala kasih sayang-Nya, yang terlepas dari
segala sifat lemah semua makhluk.
Alhamdulillah berkat kekuatan dan pertolongan-Nya penulis dapat
menyelesaikan referat yang berjudul “Perawatan Tali Pusat” sebagai salah satu
syarat dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang di Departemen Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.
Dalam penyelesaian referat ini, penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan maka dari itu kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada
IPTU dr. Irma Yenni Sp.A selaku dosen pembimbing.
Semoga Allah swt membalas semua kebaikan yang telah diberikan. Penulis
menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna, karena kesempurnaan itu
hanya milik Allah. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa mendatang.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan ............................................................ 2
1.3 Manfaat ............................................................................... 3
1.3.1 Manfaat Teoritis ...................................................... 3
1.3.2 Manfaat Praktis ....................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tali Pusat ............................................................................ 4
2.1.1 Tali Pusat ................................................................ 4
2.1.2 Anatomi Tali Pusat ................................................. 4
2.1.3 Fungsi Tali Pusat .................................................... 6
2.1.4 Pemotongan Tali Pusat ........................................... 6
2.1.5 Fisiologi Lepasnya Tali Pusat ................................. 7
2.1.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelepasan Tali
Pusat ........................................................................ 8
2.1.7 Tanda Gejala Infeksi Pada Tali Pusat ..................... 9
2.2 Perawatan Tali Pusat ........................................................... 10
2.2.1 Definisi Perawatan Tali Pusat ................................. 10
2.2.2 Tujuan Perawatan Tali Pusat .................................. 10
2.2.3 Perawatan Tali Pusat Kering .................................. 11
2.2.4 Akibat Perawatan Tali Pusat Tidak Steril ............... 13
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan ......................................................................... 15
3.2 Saran ................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
tradisional dan 8% (2) kasus menggunakan alkohol. Sedangkan berdasarkan
pemotongan tali pusat, sebanyak 5 kasus (46%) menggunakan gunting, 1 kasus
(9%) dengan bambu, 3 kasus (27%) alat pemotong lainnya, dan 2 kasus (18%) tidak
diketahui.3
Perawatan tali pusat adalah tindakan perawatan yang bertujuan untuk
merawat tali pusat pada bayi baru lahir agar tetap kering dan mencegah terjadinya
infeksi. Perawatan tali pusat sangat penting diketahui oleh ibu terutama oleh ibu
melahirkan (post partum) agar ibu dapat memberikan perawatan yang maksimal
pada bayi sehingga bayi dapat tumbuh dengan baik dan sehat, tidak terinfeksi
melalui tali pusatnya.4
Teknik perawatan pada saat pemotongan dan mengikat tali pusat, serta
perawatan tali pusat selanjutnya merupakan prinsip utama yang sangat penting
untuk mencegah terjadinya sepsis karena infeksi tali pusat. Perawatan tali pusat
yang tidak baik mengakibatkan tali pusat menjadi lama lepas. Resiko bila tali pusat
lama lepas adalah terjadinya infeksi tali pusat dan penyakit tetanus neonatorum.
Sehingga perawatan tali pusat perlu diperhatikan. Perawatan tali pusat secara umum
bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi dan mempercepat putusnya tali pusat.
Bila tali pusat basah, berbau dan menunjukkan tanda-tanda infeksi, harus waspada
terhadap infeksi tali pusat. Perawatan tali pusat yang benar adalah berdasarkan
prinsip-prinsip aseptik dan kering serta tidak lagi dianjurkan untuk menggunakan
alkohol ataupun ramuan-ramuan lainnya. Tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat
dengan apapun, karena akan membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat
lepasnya tali pusat, juga menimbulkan risiko infeksi. Meskipun bisa ditutup, boleh
menggunakan kain kassa steril dan tidak diikat terlalu kuat.
Berdasarkan masalah tersebut sehingga perlu dilakukan pembahasan untuk
mengetahui Bagaimana Teknik Perawatan pada tali pusat.
2
3. Diharapkan dokter muda dapat mengaplikasikan pemahaman yang didapat
mengenai perawatana tali pusat selama menjalani kepaniteraan klinik dan
seterusnya.
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis
1) Bagi Institusi
Diharapkan referat ini dapat menjadi sumber ilmu pengetahuan dan
sebagai tambahan referensi dalam bidang ilmu kesehatan anak terutama
mengenai perawatan tali pusat.
2) Bagi Akademik
Diharapkan referat ini dapat dijadikan landasan untuk penulisan karya
ilmiah selanjutnya.
BAB II
3
TINJAUAN PUSTAKA
4
a. Cairan Ketuban
Cairan ketuban atau dikenal dengan sebutan amnion menutupi tali pusat.
Di bawah balutan cairan amnion ini terlihat pembuluh-pembuluh darah
yang terdapat dalam tali pusat
b. Pembuluh darah
Pembuluh darah adalah bagian dari sistem sirkulasi yang mengangkut
darah ke seluruh tubuh. Tali pusat mengandung beberapa pembuluh
darah yang berperan menghubungkan antara janin dengan plasenta.
Pembuluh darah tersebut yaitu 2 pembuluh darah arteri dan 1 pembuluh
darah vena. Ketiga pembuluh darah ini membentuk pilinan di dalam tali
pusat. Kecepatan peredaran darah dalam tali pusat sekitar 400 ml per
menit. Artinya, dalam satu menit terdapat 400 ml darah yang mengalir
dalam tali pusat. Kecepatan peredaran darah inilah yang membuat tali
pusat dalam posisi yang relatif lurus dan mencegah terjadinya lilitan tali
pusat ketika janin bergerak dalam rahim. Pembuluh darah biasanya
berukuran lebih panjang dibandingkan tali pusat. Hal inilah yang
menyebabkan pembuluh darah terlihat berkelok-kelok dan juga
menimbulkan tonjolan-tonjolan di atas permukaan tali pusat yang
disebut dengan simpul palsu atau false knot. Tetapi bisa juga terjadi
simpul
c. Jeli Wharton
Jeli wharton merupakan zat yang terasa lengket dan terbuat dari
substansi gelatinosa. Jeli wharton ini mengelilingi pembuluih darah,
sekaligus melindungi pembuluh darah tersebut dari tekanan. Sehingga,
keberlangsungan pemberian makanan dari ibu ke janin dapat terjamin
dan membantu mencegah terjadinya penekukan tali pusat. Saat jeli
wharton terkena udara, ia akan mengembang. Tebal atau tipisnya tali
pusat, bergantung pada jumlah jeli wharton yang melapisinya.
5
Selama dalam rahim, paru-paru janin belum berfungsi dengan optimal.
Sehingga fungsi pernapasan, yaitu pertukaran gas, sepenuhnya dilakukan oleh
plasenta. Darah mengalir dariplasentake janin melalui tali pusat sekitar 400 ml
per menit.
Tali pusat merupakan jembatan penghubung antara plasenta dan janin.
Oleh karena itu, ia tidak hanya mencakup fungsi pernapasan saja, tapi seluruh
aktivitas yang ada di plasenta yang dibutuhkan oleh janin, baik untuk
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, disalurkan melalui tali pusat ke
janin.
Selain menyalurkan zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh, tali pusat pun
berperan sebagai saluran untuk mengeluarkan bahan-bahan sisa yang tidak
dibutuhkan oleh janin seperti urea dan gas karbondioksida. Lalu, akan
dikembalikan ke peredaran darah ibu yang kemudian diekskresikan/dikeluarkan
dari tubuh.
6
sabun dan air bersih sebelum mengikat dan memotong tali pusat. Tali pusat
diikat pada jarak 2-3 cm dari kulit bayi, dengan menggunakan klem yang terbuat
dari plastik, atau membuat ikatan yang cukup kuat (± 15cm). Kemudian tali
pusat di potong pada ± 1cm di distal tempat tali pusat diikat, menggunakan
instrumen yang steril dan tajam. Peggunaan instrumen yang tumpul dapat
meningkatkan risiko terjadinya infeksi karena terjadi trauma yang lebih banyak
pada jaringan (Sarwono, 2016).
Adapun cara pemotongan tali pusat menurut Dewi (2011:3) yaitu
sebagai berikut:
a. Menjepit tali dengan klem dengan jarak 3 cm dari pusat, lalu mengurut
tali pusat ke arah ibu dan memasang klem ke-2 dengan jarak 2 cm dari
klem
b. Memegang tali pusat di antara 2 klem dengan menggunakan tangan kiri
(jari tengah melindungi tubuh bayi) lalu memotong tali pusat diantara 2
klem.
c. Mengikat tali pusat dengan jarak ± 1 cm dari umbilikus dengan simpul
mati lalu mengikat balik tali pusat dengan simpul mati. Untuk kedua
kalinya bungkus dengan kasa steril, lepaskan klem pada tali pusat, lalu
memasukkannya dalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5%.
d. Membungkus bayi dengan kain bersih dan memberikannya kepada ibu.
7
Pemisahan tali pusat berlanjut dipertemuan tali pusat dengan kulit
abdomen, dengan infiltrasi leukosit dan kemudian digesti tali pusat. Selama
proses normal ini, sejumlah kecil material mukosa keruh terkumpul ditempat
pertemuan antara tali pusat dan kulit abdomen tersebut. Hal ini tanpa disadari
diinterpretasikan sebagai nanah. Tali pusat menjadi basah atau lengket, tetapi
hal ini juga merupakan proses fisiologi yang normal. Pemisahan harusnya
selesai dalam 5-15 hari, meskipun bisa berlangsung lebih lama. Alasan utama
terjadi pelepasn tali pusat yang lebih lama adalah penggunaan antiseptik dan
infeksi.8
8
Spora Clostridium Tetani yang masuk melalui luka tali pusat, karena
tindakan atau perawatan yang tidak memenuhi syarat kebersihan.
5. Status Nutrisi
Bayi dengan BBLR dalam perawatan masa neonatal sering mengalami
penyulit dan memberikan risiko kematian tinggi dikarenakan daya tahan
tubuh yang rendah mengakibatkan tali pusat lepas lebih lama, sehingga
risiko dapat menimbulkan koloni bakteri (Sodikin, 2018).
9
Perawatan tali pusat yang tidak benar pada bayi akan mengalami penyakit
infeksi yang akan mengakibatkan kematian. Penyakit ini disebabkan karena
masuknya spora kuman tetanus ke dalam tubuh melalui tali pusat, baik dari alat
yang tidak steril, pemakaian obat-obatan, bubuk atau daun-daunan yang
ditaburkan ke tali pusat sehingga dapat mengakibatkan infeksi.1
Perawatan tali pusat adalah tali pusat yang dirawat dalam keadaan yang
steril bersih dan terhindar dari infeksi tali pusat. Perawatan tali pusat yang baik
dan benar akan menimbulkan dampak positif yaitu tali pusat akan putus pada
hari ke 5 dan hari 7 tanpa ada komplkasi, sedangkan dampak negative dari
perawatan tali pusat yang tidak benar adalah bayi akan mengalami penyakit
Tetanus Neonatorum dan dapat mengakibatkan kematian.10
Merawat tali pusat berarti menjaga agar luka tersebut tetap bersih, tidak
terkena kencing dan kotoran. Tidak boleh membubuhkan atau mengoleskan
ramuan, abu dapur, dan sebagainya pada luka tali pusat sebab dapat
menyebabkan infeksi dan tetanus yang dapat berakhir dengan kematian pada
neonatal. Infeksi tali pusat merupakan faktor risiko untuk terjadinya tetatus
neonatrum.
10
Perawatan tali pusat kering adalah merawat tali pusat dengan
dibersihkan dan dirawat serta dibalut dengan kassa steril , tali pusat dijaga agar
bersih dan kering agar tidak terjadi infeksi sampai tali pusat kering dan lepas.
Apabila tali pusat berbau bisa dibersihkan dengan gentian violet. Berikut cara
melakukan perawatan tali pusat :
a) Siapkan alat-alat
b) Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat
c) Tali pusat dibersihkan dengan kain kasa.
d) Setelah bersih, tali pusat dibungkus dengan kain kasa steril kering.
e) Setelah tali pusat terlepas / puput, tali pusat tetap diberi kasa steril.
Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali pusat dalam minggu
pertama secara bermakna mengurangi insiden infeksi pada neonatus. Yang
terpenting dalam perawatan tali pusat ialah menjaga agar tali pusat tetap kering
dan bersih. Lakukan cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum merawat
tali pusat. Bersihkan secara lembut kulit di sekitar tali pusat dengan kasa,
kemudian bungkus dengan longgar/tidak terlalu rapat dengan kasa bersih/steril.
Popok atau celana bayi diikat di bawah tali pusat, tidak menutupi tali pusat
untuk menghindari kontak feses dan urin. Hindari penggunaan kancing, koin
atau uang logam untuk membalut tekan tali pusat.11
Berikut beberapa langkah perawatan tali pusat menurut Riksani (2012):
1. Cuci tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh tali pusat
2. Saat memandikan bayi, usahakan agar anda tidak menarik tali pusat.
3. Bungkus longgar tali pusat menggunakan kasa steril atau tali pusat
dapat dibiarkan terbuka (tanpa dibungkus kassa) dan tanpa dibubuhi
apa pun (obat antiseptic atau alcohol), apalagi jika orangtua atau
kerabat menyarankan untuk menambahkan bahan-bahan lain di atas tali
pusat
4. Tali pusat sebaiknya tidak tertutup dengan rapat karena akan membuat
menjadi lembap yang bisa meningkatkan resiko tumbuhnya bakteri.
Mungkin sebagian orangtua baru merasa takut melihat tali pusat yang
belum terlepas. Tali pusat boleh ditutup atau diikat dengan longgar pada
bagian atas tali pusat dengan menggunakan kassa steril. Pastikan tali
11
pusat tidak tertekan oleh pakaian ataupun tali kain popok. Bila bayi
menggunakan popok sekali pakai, pilihah popok khusus bayi baru lahir
(terdapat lekukan dibagian depan). Hindari pemakaian celana sebelum
tali pusat terlepas. Sebaiknya, kenakan popok pada pakaian atasan. Bila
bayi menggunakan popok terbuat dari kain, jangan masukkan baju
atasannya ke dalam popok. Ini semua dimasukkan untuk membiarkan
tali pusat terkena udara agar lebih cepat kering dan lepas.
5. Tali pusat akan terlepas dengan sendirinya, sehingga sangat tidak
dianjurkan untuk memegang atau menarik-narik tali pusat, meskipun
anda gemas melihat bagian tali pusat yang terlihat menggantung diatas
perut sang buah hati.
Selain cara diatas adapun cara perawatan tali pusat menurut Ronald
(2011:43) yaitu sebagai berikut:
1. Merawat tali pusat dengan teratur.
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat buah hati.
3. Bila tali pusat kotor, cuci tali pusat dengan air bersih mengalir, jangan
direndam.
4. Biarkan tali pusat menegring, lalu tutup longgar dengan kasa bersih dan
kering.
5. Lipatkan popok dibawah tali pusat.
Dalam hal perawatan tali pusat, terdapat beberapa penelitian yang
membahas tentang perawatan tali pusat yang baik bagi bayi, salah satunya
penelitian yang dilakukan Dore membuktikan adanya perbedaan perawatan
antara perawatan tali pusat yang menggunakan alcohol pembersih dan dibalut
kain steril. Ia menyimpulkan bahwa tali pusat yang dirawat dengan cara alami
lebih cepat dalam waktu pengeringan dibandingkan dengan perawatan tali pusat
menggunakan alcohol. Penelitian lainnya yang dilakukan Kurniawati
menyimpulkan bahwa perawatan tali pusat dengan menggunakan prinsip udara
terbuka (tidak menutup tali pusat menggunakan kassa/pembalut), waktu yang
dibutuhkan untuk mengering lebih cepat dibandingkan perawatan tali pusat
dengan menggunakan Air Susu Ibu (ASI). Dore dan WHO tidak
merekomendasikan pembersihan tali pusat menggunakan alcohol karena bisa
12
memperlambat proses penyembuhan dan pengeringan luka. WHO lebih lanjut
menjelaskan bahwa aplikasi antimicrobial topical/salep pada tali pusat masih
menjadi hal yang diperdebatkan dan hasil dari beberapa penelitian masih belum
disimpulkan, apakah pemberian aplikasi salep tersebut baik dalam menjaga tali
pusat tetap kering.5
13
perawatan tali pusat diketahui sebanyak 55% (6 kasus) menggunakan
cara tradisional dan 8% (2) kasus menggunakan alkohol. Sedangkan
berdasarkan pemotongan tali pusat, sebanyak 5 kasus (46%)
menggunakan gunting, 1 kasus (9%) dengan bambu, 3 kasus (27%) alat
pemotong lainnya, dan 2 kasus (18%) tidak diketahui.3
2. Omfalitis a
Omfalitis dalah adanya infeksi yang terjadi pada tali pusat. Tanda dan
gejala adanya infeksi tersebut adalah tali pusat basah atau lengket yang
disertai bau tidak sedap. Penyebab infeksi ini adalah bakteri seperti
stapilokokus, steptokokus, atau bakteri lainnya. Bila infeksi ini
ditemukan, segera diobati ketika tanda-tanda infeksi ini ditemukan,
akan terjadi penyebaran ke daerah sekitar tali pusat sehingga
menyababkan kemerahan dan bengkak pada daerah tali vena pusat. Pada
keadaan lebih lanjut, infeksi dapat menyebar ke bagian dalam tubuh di
sepanjang umbilikus dan akan menyebabkan thrombosis vena atau
penyumbatan vena. Bila bayi mengalami sakit yang berat, bayi akan
tampak kelabu dan menderita demam yang tinggi. Pengobatan pada
stadium ini biasanya dimulai dengan pemberian serbuk antibiotik. Tiap
secret atau cairan yang dikeluarkan oleh tali pusat dikultur dan
selanjutnya diberikan antibiotik lanjutan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Perawatan tali pusat adalah tindakan perawatan yang bertujuan merawat tali
pusat pada bayi baru lahir agar tetap kering dan mencegah terjadinya
infeksi.
2. Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya penyakit
Tetanus Neonatorum pada bayi baru lahir penyakit ini disebabkan karena
masuknya spora kuman tetanus kedalam tubuh melalu tali pusat, baik dari
14
alat steril, pemakaian obat-obatan, bubuk atau daun- daunan yang
ditaburkan ke tali pusat sehingga dapat mengakibatkan infeksi.9
3. Perawatan tali pusat sangat penting diketahui oleh ibu terutama oleh ibu
melahirkan (post partum) agar ibu dapat memberikan perawatan yang
maksimal pada bayi sehingga bayi dapat tumbuh dengan baik dan sehat,
tidak terinfeksi melalui tali pusatnya.4
3.2 Saran
Berdasarkan uraian tersebut, adapun saran yang bisa diberikan yaitu bagi
tenaga kesehatan, hendaknya meningkatkan promosi kesehatan mengenai
perawatan tali pusat untuk meningkatkan pengetahuan yang benar dan
komprehensif mengenai pencegahan penularan, pengobatan, pola hidup bersih dan
sehat (PHBS) pada masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
15
4. Yuspita (2017). Sepsis pada neonatus (sepsis neonatal). Sari Pediatri, V ol. 2,
No. 2 : 96-102.
5. Riksani, Ria. 2012, Keajaiban Tali Pusat dan Plasenta Bayi, Jakarta: Dunia
Sehat
6. Abata, Qorry ‘Aina. 2015. Merawat Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
7. Dewi. M., Wawan. A. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap dan
8. Lumsden, H., dan Debbie Holmes. (2012). Asuhan Kebidanan pada Bayi yang
9. Sodikin. Buku Saku Perawatan Tali Pusat. Ester M, Editor. Jakarta: EGC; 2018.
10. Marmi, S. S., & Kukuh Rahardjo. (2015). Asuhan Neonatus Pada Bayi, Balita,
Prawirohardjo.
16