Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat Cetakan Ketiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;2010.
EPIDEMIOLOGI
• Menurut WHO, kejadian KPD berkisar antara 5-10% dari total kelahiran
Rohmawati N, Fibriana Al. Ketuban pecah dini di RSUD Ungaran: HIGEIA, 2018.2(1):p.23-8
PENEGAKKAN
DIAGNOSIS
Identitas
Pasien
03
Identitas suami
pasien :
ANAMNESIS
Autoanamnesis : Autoanamnesis tanggal 02 November 2022.
Keluhan utama : Pasien hamil datang dengan keluhan mules mau melahirkan
dan keluar air-air.
Riwayat Perjalanan
Penyakit
Riwayat Pasien mengaku hamil anak ketiga datang ke Ponek RSUD Palembang
BARI dengan keluhan utama mules ingin melahirkan dan keluar air-air sejak 4
jam SMRS (pukul 06.00 WIB) . Air keluar sedikit-sedikit, air berwarna putih
dan berbau amis dengan pembukaan 3 cm. Keluar darah dan lender sejak 3 jam
SMRS (07.00 WIB). Riwayat senggama dengan suami sebelumnya tidak ada.
ANAMNESIS
Riwayat Perjalanan
Penyakit
Pasien mengaku memiliki riwayat sering keputihan selama masa kehamilan, keputihan
berwarna putih kekuningan dan sedikit berbau, riwayat diurut dan minum jamu sebelumnya tidak
ada, riwayat terjatuh dan demam selama kehamilan tidak ada.
Riwayat Penyakit Dahulu
0 03
02
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat ANC
Riwayat kontrasepsi Riwayat Kehamilan &
1 kali, Trimester I ke Bidan Persalinan
Kbsuntik 3 bulan pada tahun 2020
1 kali, Trimester II ke Bidan
2 kali, Trimester III ke Bidan
Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 81 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Temperatur : 36,7 ºC
Berat badan sebelum hamil : 56 kg
Generalis
Keadaan Spesifik
Pemeriksaan fisik Khusus
• Kepala : Normochepali
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema preorbita (-/-)
• Telinga : Serumen (-/-), normal
• Mulut : Mukosa kering (-), sianosis (-), Tosil T1/T1, faring tidak hiperemis
• Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-), Jvp 5-2 h20
• Thorax : Dalam batas normal
Pulmo
• Inspeksi : Simetris, retraksi (-)
• Palpasi : sistem fremitus kanan dan kiri sama
• perkusi : sonor pada kedua lapang paru
• Auskultasi : vesikuler, wheezing (-/-), ronki (-/-)
Cor
• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
• Perkusi : Batas jantung normal
• Auskultasi : BJ I & BJ II Normal, Gallop (-), Mur mur (-)
Ekstremitas : akral hangat, edema tungkai (-/-)
Status Obstetri
Status Obstetri
Pemeriksaan
penunjang
No Pemeriksaan Hasil Nilai Rujuk
1 Hematologi
Hematokrit 35 % 35 - 47
Pemeriksaan
penunjang
No Pemeriksaan Hasil Nilai Rujuk
2 Hitung Jenis leukosit
Basofil 0% 0–1
Eosinofil 0% 1–3
Batang 1% 2–6
Segmen 74% 50 – 70
Limfosit 20% 20 – 40
Monosit 5% 2-8
Golongan Darah ABO B / RH +
Pemeriksaan
penunjang
No Pemeriksaan Hasil Nilai Rujuk
3 Hemostatis
Masa perdarahan (BT) 2 menit 1–6
Anti HIV
5 Imunologi
HBsAg Negatif Negatif
G3P2A0 Hamil Aterm dengan KPSW 6 Jam Inpartu Kala I
Fase Laten Janin Tunggal Hidup Presentasi Kepala
DIAGNOSA
KERJA
Tatalaksana
Observasi keadaan umum, tanda vital ibu, denyut jantung janin, dan HIS
Cek laboratorium darah rutin, urin rutin, swab antigen SARS Cov-2
IVFD RL 500 cc gtt 20x/m
Injeksi ceftriaxone 2x1gr
Rencana persalinan pervaginam
Observasi kemajuan persalinan dg partograf WHO
Laporan pasca
persalinan
Tanggal : Selasa, 02 November 2022 18.45 WIB
Diagnosis pasca persalinan : P3A0 Postpartum spontan atas indikasi KPSW 4 jam
Keadaan Bayi:
Lahir neonatus hidup :
- Jenis Kelamin : Laki-laki
- BB : 3.200 gram
- PB : 48 cm
- LK : 33 cm
- LD : 34 cm
- APGAR : 8/9
- Anus : (+)
Follow Up
Follow Up
Follow Up
Pembahasan
Kasus ini membahas seorang pasien berinisial Ny. M berusia 28 tahun. Os datang ke
UGD PONEK RSUD Palembang Bari dengan keluhan mules mau melahirkan dan
keluar air-air dari jalan lahir sejak ±4 jam SMRS (pukul 06.00 WIB). Air yang keluar
berwarna jernih dengan banyaknya 1 kali ganti pembalut. Os juga mengeluh mules
yang menjalar ke pinggang. keluar lendir dan darah sejak 3 jam SMRS (07.00 WIB).
Awalnya pasien dibawa ke bidan dan dikatakan sudah pembukaan 3 cm. Lalu pasien
di rujuk ke RSUD Palembang Bari.
Pembahasan
Pada pemeriksaan inspekulo portio tidak ada massa, pada fornix posterior
terdapat cairan jernih dan test nitrazin (+). Tes nitrazin dilakukan dengan
meneteskan satu atau dua tetes cairan vagina ke atas strip nitrazin. Reaksi kimia
akan menunjukkan perubahan warna dan mengindikasikan pH pada cairan vagina.
pH normal pada cairan vagina antara 4,5 dan 5,5, dan pH normal dari cairan amnion
antara 7,0 dan 7,5. pH yang alkalis akan memberikan hasil warna merah berubah
menjadi warna biru, apabila hasilnya alkalis, maka dapat ditentukan bahwa telah
terjadi pecahnya ketuban dan adanya cairan amnion pada vagina.
Pembahasan
Diagnosis G3P2A0 hamil aterm dengan KPSW inpartu kala I fase laten janin
tunggal hidup dengan presentasi kepala. Diagnosis tersebut sudah tepat dari hasil
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Untuk penulisan diagnosis pada pasien ini sudah
tepat apabila ditinjau dari penulisan diagnosis obstetri, dimana diawali dengan
diagnosis ibu dan komplikasi, diagnosis kehamilan, diagnosis persalinan, dan terakhir
diikuti dengan diagnosis janin.
Apakah Penatalaksanaan pada Pasien Ini Sudah Tepat?
Menurut teori, pasien dengan KPSW harus segera masuk rumah sakit untuk rawat inap
dan dianjurkan untuk tirah baring. Penanganan pasien KPSW terbagi 2 yaitu tatalaksan
konservatif dan tatalaksana aktif. Pada pasien ini dilakukan tatalaksana aktif dimana
menurut teori kehamilan lebih dari 37 minggu dilakukan induksi dengan oksitosin. Bila
gagal seksio caesarea dapat pula diberikan misoprostol 25 mikrogram – 50 mikrogram
intravaginal tiap 6 jam maksimal pemberian 4 kali. Bila ada tanda-tanda infeksi
diberikan antibiotika dosis tinggi dan persalinan diakhiri.
Apakah Penatalaksanaan pada Pasien Ini Sudah Tepat?
Pada kasus ini diberikan juga antibiotik ceftriaxone dengan tujuan untuk mencegah
terjadinya infeksi karena adanya ketuban pecah dini sebelum waktunya.
saran :
Pada pasien hamil yang mengalami ketuban pecah sebelum waktu persalinan
hendaknya segera dibawa ke rumah sakit untuk mencegah terjadinya komplikasi
pada janin seperti infeksi dan fetal distress.
THANK YOU