Anda di halaman 1dari 61

G3P2A0 HAMIL ATERM DENGAN KPSW

INPARTU KALA I FASE LATEN JANIN


TUNGGAL HIDUP PRESENTASI KEPALA

Putri Umniyah, (712021084)


Pembimbing
dr. Msy. Yenny Indriyani, Sp. OG,.
MARS,
STATUS PASIEN
DEFINISI

Ketuban pecah dini (KPD) :

• Pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan


• Pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan atau pembukaan,
pada primipara kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari
5 cm.

Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat Cetakan Ketiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;2010.
EPIDEMIOLOGI

• Menurut WHO, kejadian KPD berkisar antara 5-10% dari total kelahiran

• Insiden KPD di Indonesia berkisar 4,5%-6% dari seluruh kehamilan

• Insiden KPD di beberapa RS di Indonesia: di RS Cipto Mangunkusumo (11,22%). RS

Kariadi (5,10%). RS Sardjito (5,3%), RS Hasan Sadikin (5,05%)

Rohmawati N, Fibriana Al. Ketuban pecah dini di RSUD Ungaran: HIGEIA, 2018.2(1):p.23-8
PENEGAKKAN
DIAGNOSIS
Identitas
Pasien

03
Identitas suami
pasien :
ANAMNESIS
Autoanamnesis : Autoanamnesis tanggal 02 November 2022.

Keluhan utama : Pasien hamil datang dengan keluhan mules mau melahirkan
dan keluar air-air.

Riwayat Perjalanan
Penyakit
Riwayat Pasien mengaku hamil anak ketiga datang ke Ponek RSUD Palembang
BARI dengan keluhan utama mules ingin melahirkan dan keluar air-air sejak 4
jam SMRS (pukul 06.00 WIB) . Air keluar sedikit-sedikit, air berwarna putih
dan berbau amis dengan pembukaan 3 cm. Keluar darah dan lender sejak 3 jam
SMRS (07.00 WIB). Riwayat senggama dengan suami sebelumnya tidak ada.
ANAMNESIS

Riwayat Perjalanan
Penyakit
Pasien mengaku memiliki riwayat sering keputihan selama masa kehamilan, keputihan
berwarna putih kekuningan dan sedikit berbau, riwayat diurut dan minum jamu sebelumnya tidak
ada, riwayat terjatuh dan demam selama kehamilan tidak ada.
Riwayat Penyakit Dahulu

0 03
02
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat ANC
Riwayat kontrasepsi Riwayat Kehamilan &
 1 kali, Trimester I ke Bidan Persalinan
Kbsuntik 3 bulan pada tahun 2020
 1 kali, Trimester II ke Bidan
 2 kali, Trimester III ke Bidan
Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 81 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Temperatur : 36,7 ºC
Berat badan sebelum hamil : 56 kg

Status Berat badan saat hamil : 65 kg

Generalis
Keadaan Spesifik
Pemeriksaan fisik Khusus
• Kepala : Normochepali
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema preorbita (-/-)
• Telinga : Serumen (-/-), normal
• Mulut : Mukosa kering (-), sianosis (-), Tosil T1/T1, faring tidak hiperemis
• Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-), Jvp 5-2 h20
• Thorax : Dalam batas normal
Pulmo
• Inspeksi : Simetris, retraksi (-)
• Palpasi : sistem fremitus kanan dan kiri sama
• perkusi : sonor pada kedua lapang paru
• Auskultasi : vesikuler, wheezing (-/-), ronki (-/-)
Cor
• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
• Perkusi : Batas jantung normal
• Auskultasi : BJ I & BJ II Normal, Gallop (-), Mur mur (-)
Ekstremitas : akral hangat, edema tungkai (-/-)
Status Obstetri
Status Obstetri
Pemeriksaan
penunjang
No Pemeriksaan Hasil Nilai Rujuk

1 Hematologi

Hemoglobin 11,6 g/dl 12 – 14 g/dl

Eritrosit 4.23 juta / Ul 4.0 – 5.0

Leukosit 14.2 ribu / uL 5 – 10

Trombosit 239 ribu / mm3 150 - 400

Hematokrit 35 % 35 - 47
Pemeriksaan
penunjang
No Pemeriksaan Hasil Nilai Rujuk
2 Hitung Jenis leukosit

Basofil 0% 0–1
Eosinofil 0% 1–3
Batang 1% 2–6
Segmen 74% 50 – 70
Limfosit 20% 20 – 40
Monosit 5% 2-8
Golongan Darah ABO B / RH +
Pemeriksaan
penunjang
No Pemeriksaan Hasil Nilai Rujuk

3 Hemostatis
Masa perdarahan (BT) 2 menit 1–6

Masa pembekuan (CT) 10 menit 10 – 15

Anti HIV    

Strategi Satu Non Reaktif  Non Reaktif

5 Imunologi
HBsAg Negatif Negatif
G3P2A0 Hamil Aterm dengan KPSW 6 Jam Inpartu Kala I
Fase Laten Janin Tunggal Hidup Presentasi Kepala

DIAGNOSA
KERJA
Tatalaksana

 Observasi keadaan umum, tanda vital ibu, denyut jantung janin, dan HIS
 Cek laboratorium darah rutin, urin rutin, swab antigen SARS Cov-2
 IVFD RL 500 cc gtt 20x/m
 Injeksi ceftriaxone 2x1gr
 Rencana persalinan pervaginam
 Observasi kemajuan persalinan dg partograf WHO
Laporan pasca
persalinan
Tanggal : Selasa, 02 November 2022 18.45 WIB
Diagnosis pasca persalinan : P3A0 Postpartum spontan atas indikasi KPSW 4 jam
Keadaan Bayi:
Lahir neonatus hidup :
- Jenis Kelamin : Laki-laki
- BB : 3.200 gram
- PB : 48 cm
- LK : 33 cm
- LD : 34 cm
- APGAR : 8/9
- Anus : (+)
Follow Up
Follow Up
Follow Up
Pembahasan

Kasus ini membahas seorang pasien berinisial Ny. M berusia 28 tahun. Os datang ke
UGD PONEK RSUD Palembang Bari dengan keluhan mules mau melahirkan dan
keluar air-air dari jalan lahir sejak ±4 jam SMRS (pukul 06.00 WIB). Air yang keluar
berwarna jernih dengan banyaknya 1 kali ganti pembalut. Os juga mengeluh mules
yang menjalar ke pinggang. keluar lendir dan darah sejak 3 jam SMRS (07.00 WIB).
Awalnya pasien dibawa ke bidan dan dikatakan sudah pembukaan 3 cm. Lalu pasien
di rujuk ke RSUD Palembang Bari.
Pembahasan

Pasien mengatakan memiliki riwayat sering keputihan selama masa kehamilan,


keputihan berwarna putih kekuningan dan sedikit berbau. Riwayat demam
disangkal. Riwayat terjatuh atau terbentur pada perut tidak ada. Riwayat diurut
pada perut juga tidak ada. Riwayat konsumsi obat selama kehamilan tidak ada.
Riwayat aktivitas seksual akhir-akhir ini tidak ada. Riwayat merokok juga tidak
ada. Pasien mengaku hamil cukup bulan dan gerakan janin masih dirasakan ibu.
Pembahasan

Pada pemeriksaan obstetrik didapatkan leopold I, TFU 3 jari dibawah Processus


Xiphoideus, 35 cm diatas symphisis pubis, bagian fundus ibu teraba bagian janin tidak
bulat lembut tidak melenting. Pada leopold II, teraba bagian keras memanjang di kiri perut
ibu dan bagian kecil lunak di bagian kanan perut ibu. Dengan tafsiran berat janin 3.410
gram dan DJJ 130 x/menit. Pada pemeriksaan dalam vaginal toucher didapatkan portio
konsistensi lunak, posisi medial , pembukaan 3 cm, pendataran 25%, Penurunan Hodge 1,
selaput ketuban (-), presentasi kepala, penunjuk belum dapat dinilai.
Pembahasan

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik telah didapatkan tanda-tanda


inpartu. Berdasarkan teori, inpartu adalah suatu keadaan ibu mau melahirkan
ditandai dengan perut mules yang menjalar ke pinggang semakin lama semakin
sering dan kuat, disertai dengan keluar lendir, darah dan air-air dengan his
minimal 1x dalam 10 menit minimal 20 detik untuk primigravida dan his
minimal 2x dalam 10 menit lamanya minimal 20 detik untuk multigravida
disertai pendataran dan pembukaan serviks.
Pembahasan

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang pasien


di diagnosis mengalami ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW). Menurut teori,
keluhan keluar air-air pada kehamilan dapat disebabkan karena ketuban pecah
sebelum waktunya. Ketuban pecah sebelum waktunya atau spontaneous/ early
/premature rupture of the membrane (PROM) adalah pecahnya selaput ketuban
sebelum inpartu, yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada
multipara kurang dari 5 cm. Saat aterm sering disebut dengan aterm prematur
rupture of membranes atau ketuban pecah sebelum waktunya aterm.
Pembahasan

Terdapat banyak penyebab KPSW seperti inkompetensi serviks, peninggian


tekanan intrauterine akibat trauma (hubungan seksual, pemeriksaan dalam),
gemeli, macrosomia, infeksi, riwayat KPSW sebelumnya, dan lain-lain.
Hubungan seksual menyebabkan tekanan intrauterine meningkat secara
berlebihan yang menyebabkan trauma pada ketuban dan menyebabkan ketuban
pecah sebelum waktunya. Pada kasus didapatkan adanya riwayat keputihan pada
pasien.
Pembahasan

Pada pemeriksaan inspekulo portio tidak ada massa, pada fornix posterior
terdapat cairan jernih dan test nitrazin (+). Tes nitrazin dilakukan dengan
meneteskan satu atau dua tetes cairan vagina ke atas strip nitrazin. Reaksi kimia
akan menunjukkan perubahan warna dan mengindikasikan pH pada cairan vagina.
pH normal pada cairan vagina antara 4,5 dan 5,5, dan pH normal dari cairan amnion
antara 7,0 dan 7,5. pH yang alkalis akan memberikan hasil warna merah berubah
menjadi warna biru, apabila hasilnya alkalis, maka dapat ditentukan bahwa telah
terjadi pecahnya ketuban dan adanya cairan amnion pada vagina.
Pembahasan

Diagnosis G3P2A0 hamil aterm dengan KPSW inpartu kala I fase laten janin
tunggal hidup dengan presentasi kepala. Diagnosis tersebut sudah tepat dari hasil
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Untuk penulisan diagnosis pada pasien ini sudah
tepat apabila ditinjau dari penulisan diagnosis obstetri, dimana diawali dengan
diagnosis ibu dan komplikasi, diagnosis kehamilan, diagnosis persalinan, dan terakhir
diikuti dengan diagnosis janin.
Apakah Penatalaksanaan pada Pasien Ini Sudah Tepat?

Secara keseluruhan tatalaksana yang diberikan sudah adekuat. Tatalaksana awal


yang diberikan berupa IVFD RL gtt 20x/menit. Pada pasien ini direncanakan persalinan
pervaginam, pasien juga dilakukan observasi keadaan umum, tanda vital, DJJ, dan HIS.
Apakah Penatalaksanaan pada Pasien Ini Sudah Tepat?

Menurut teori, pasien dengan KPSW harus segera masuk rumah sakit untuk rawat inap
dan dianjurkan untuk tirah baring. Penanganan pasien KPSW terbagi 2 yaitu tatalaksan
konservatif dan tatalaksana aktif. Pada pasien ini dilakukan tatalaksana aktif dimana
menurut teori kehamilan lebih dari 37 minggu dilakukan induksi dengan oksitosin. Bila
gagal seksio caesarea dapat pula diberikan misoprostol 25 mikrogram – 50 mikrogram
intravaginal tiap 6 jam maksimal pemberian 4 kali. Bila ada tanda-tanda infeksi
diberikan antibiotika dosis tinggi dan persalinan diakhiri.
Apakah Penatalaksanaan pada Pasien Ini Sudah Tepat?

Pada kasus ini diberikan juga antibiotik ceftriaxone dengan tujuan untuk mencegah
terjadinya infeksi karena adanya ketuban pecah dini sebelum waktunya.

ceftriaxone merupakan antibiotik spektrum luas yang termasuk ke dalam golongan


obat sefalosporin. Hal ini sesuai teori bahwa pemberian antibiotik profilaksis digunakan
untuk mencegah terjadinya infeksi. ceftriaxone yang merupakan golongan sefalosporin
yang merupakan antibiotik spectrum luas yang tujuan nya diberikan untuk antibiotik
profilaksis yang memiliki sensitivitas terhadap bakteri gram negatif maupun positif.
BAB V
Simpulan PENUTUP

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, penunjang, dan diberikan dapat


disimpulkan bahwa:

1. Diagnosis pada kasus ini sudah tepat.


2. Tatalaksana pada kasus ini adekuat.
BAB V
Saran PENUTUP

saran :

Pada pasien hamil yang mengalami ketuban pecah sebelum waktu persalinan
hendaknya segera dibawa ke rumah sakit untuk mencegah terjadinya komplikasi
pada janin seperti infeksi dan fetal distress.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai