Anda di halaman 1dari 38

Ida Ayu Ratih Savitri

0902005142
 Ketuban pecah dinimasalah penting dalam
obstetri komplikasi kelahiran: prematuritas,
infeksi korioamnionitis, sepsis morbiditas
dan mortalitas perinatal dan menyebabkan
infeksi pada ibu dan bayi.
 Definisi Ketuban pecah dini atau
premature rupture of membrans
(PROM) adalah pecahnya
selaput ketuban secara spontan
pada saat belum menunjukkan
tanda-tanda persalinan/inpartu
atau bila satu jam kemudian
tidak timbul tanda-tanda awal
persalinan.

Aterm >37 mg
Preterm <37 mg
KPD : 3-18 % dr seluruh kehamilan
Preterm : 1,7% (30-40% dari kasus KPD)
Aterm : 8-10%

Kontribusi KPD : sosial ekonomi rendah >


sosial ekonomi menengah ke atas
 diliputi oleh selaput janin yaitu lapisan amnion dan
korion
 Volume likuor amnii pada hamil cukup bulan
1000-1500 ml, berwarna putih agak keruh, bau
yang khas, amis.
 Cairan ini dgn berat jenis 1,008, terdiri atas 98%
air.
 Sisanya terdiri atas garam anorganik serta bahan
organik, terdapat lanugo (rambut halus yg berasal
dari bayi), sel-sel epitel, dan verniks kaseosa
(lemak yg menyelimuti kulit bayi).
 Protein ditemukan rata2 2,6% gram per liter, >>
albumin.
 Berat jenis likuor menurun dgn tuanya kehamilan
(1,025-1,010).
 Sumber asal likuor ini belum diketahui dgn pasti
 Fungsi air ketuban : melindungi janin thd trauma
dari luar, memungkinkan janin bergerak dg bebas,
melindungi suhu tubuh janin, meratakan tekanan di
dalam uterus pd partus, shg serviks membuka, dan
membersihkan jalan lahir dan mempengaruhi
keadaan di dalam vagina shg bayi kurang
mengalami infeksi.
Infeksi: selaput ketuban
Defisiensi vitamin C
Faktor umur dan paritas
Faktor tingkat sosio-ekonomi: st.gizi
Faktor-faktor lain
 Pecahnya selaput ketuban saat persalinan
disebabkan oleh melemahnya selaput ketuban
karena kontraksi uterus dan peregangan yang
berulang.
 Daya regang ini dipengaruhi oleh keseimbangan
antara sintesis dan degradasi komponen matriks
ekstraseluler selaput ketuban.
 Pada ketuban pecah dini terjadi perubahan spt
penurunan jumlah jaringan kolagen dan
terganggunya struktur kolagen, serta peningkatan
aktivitas kolagenolitik
 Anamnesis:
 Kapan keluarnya cairan, warna dan baunya.
 Adakah partikel-partikel dalam cairan (lanugo dan verniks).
 Inspeksi: keluar cairan pervaginam.
 Inspekulo: bila fundus uteri ditekan atau bagian terendah
digoyangkan, keluar cairan dari osteum uteri internum
(OUI).
 Pemeriksaan dalam:
 Ada cairan dalam vagina.
 Selaput ketuban sudah pecah.
 Pemeriksaan dengan Lakmus.
Penanganan dirawat di RS.
 Diberikan antibiotik profilaksis, ampisilin 4x500 mg selama 7 hari.
 Untuk merangsang maturasi paru, diberikan kortikosteroid (untuk uk
kurang dari 35 minggu): deksametason 5 mg setiap 6 jam (im).
 Observasi di kamar bersalin:
 Tirah baring selama 24 jam, selanjutnya dirawat di ruang obstetri.
 Observasi temperatur rektal setiap 3 jam dan bila ada kecenderungan
meningkat atau sama dengan 37,6 °C dilakukan terminasi segera
 Di ruang obstetri:
 Temperatur rektal diperiksa setiap 6 jam.
 Dikerjakan pemeriksaan laboratorium: leukosit dan LED setiap 3 hari.
 Tata cara perawatan konservatif:
 Dilakukan sampai janin viable.
 Selama perawatan konservatif, tidak dianjurkan melakukan
pemeriksaan dalam.
 Dalam observasi selama 1 minggu, dilakukan pemeriksaaan USG
untuk menilai air ketuban. Bila air ketuban cukup, kehamilan
diteruskan. Bila kurang (oligohidramnion), dipertimbangkan untuk
terminasi kehamilan.
 Pada perawatan konservatif, pasien dipulangkan hari ke-7 dengan saran
tidak boleh koitus, tidak boleh melakukan manipulasi vagina, segera
kembali ke RS bila ada keluar air lagi.
 Bila masih keluar air, perawatan konservatif dipertimbangkan dengan
melihat pemeriksaan lab. Bila terdapat leukositosis/peningkatan LED,
lakukan terminasi.
Terhadap janin:
 Infeksi intrauterin
 Tali pusat menumbung
 Kelahiran prematur
 Amniotic Band Syndrome
Terhadap ibu
 infeksi intrapartal, infeksi puerpuralis (nifas),
peritonitis, septikemia
 IDENTITAS
 Inisial : RST
 Jenis kelamin : Perempuan
 Umur : 20 tahun
 Agama : Hindu
 Suku : Bali
 Bangsa : Indonesia
 Alamat : Tebula, Sidemen
 Pekerjaan : Ibu rumah tangga
 Status Perkawinan : Menikah
Tanggal MRS : 24 Juni 2013
 Keluhan utama:
Keluar air pervaginam

 Perjalanan penyakit:

Pasien datang dengan keluhan keluar air pervaginam sejak pukul 21.00 WITA
(23/6/2013). Keluar air tidak disadari oleh pasien, Air yang keluar dari vagina
berwarna jernih, tidak berbau. Keluarnya air tidak disertai dengan keluarnya
darah bercampur lendir. Pasien tidak merasakan sakit perut hilang timbul
sebelum keluar air ataupun setelah keluar air. Tidak ada keluhan demam. Tes
kehamilan dilakukan pada akhir bulan November hasil (+) hamil. Gerak janin
masih dirasakan oleh pasien.
Riwayat menstruasi
 Menarche umur 13 tahun, dengan siklus teratur setiap 28 hari,
lamanya 4-5 hari tiap kali menstruasi.
 Hari pertama haid terakhir : 11/9/2012

 Riwayat perkawinan
 Menikah 1x ~6 bulan
  
 Riwayat kehamilan
 Hamil ini
 Riwayat Antenatal care
 Bidan, dan Sp.OG.
  
 Riwayat Kontrasepsi
 Pasien tidak memiliki riwayat penggunaan KB
 Riwayat penyakit dahulu
Asma (-), HT (-), DM (-), Alergi (-)

 Riwayat penyakit dalam keluarga


Asma (-), HT (-), DM (-),
 Status Present:
 Keadaan umum : baik
 Kesadaran : E4V5M6(CM)
 Tekanan Darah : 110/70 mmHg
 Nadi : 84 x/menit
 Respirasi : 20 x/menit
 T⁰ax / T⁰rec : 36,5/36,8 °C
 Tinggi badan : 158 cm
 Berat badan : 58 kg
St. general:
 Kepala : Mata : anemia -/-, ikterus -/-, RP +/+ isokor
 Leher : pembesaran kelenjar (-)
 THT : Tonsil T1/T1, faring hiperemis (-)
 Jantung : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-)
 Pulmo : Vesikuler +/+, rhonki -/- wheezing -/-
 Abdomen : ~ status ginekologi
 Ekstremitas : oedema tidak ada pada keempat ekstremitas, hangat pada
keempat ekstremitas
St. Obstetri:
 Abdomen:
 Abdomen : TFU 3 jr bpx (32 cm), letak kepala,
punggung kiri, kepala penurunan 4/5. His (-),
DJJ (+) 144x/menit
 Inspekulo : v/v flx (-), odor (-), fl (+), pØ (+), livide (+)
 : tampak keluar cairan dari Ostium uteri
internum
 : Lakmus tes (+)
 VT : VT (24/6/2013)
 PØ 1cm, eff 25% sedang
 Ketuban (-) jernih.
 Teraba kepala denominator belum jelas
↓ H1
 Tidak teraba bagian kecil / tali pusat.
 Evaluasi panggul normal
USG Transabdominal (24/06/2013)
 Blass isi cukup, tampak janin, tunggal hidup,
letak kepala, fetal movement (+), fetal
heartbeat (+)
 BPD: 91 ~ 39w3d
 AC : 340 ~38w0d
 FL : 72 ~ 40w2d
 Plasenta letak fundus corpus posterior grade
II
 AFI 7,5
 Pemeriksaan Laboratorium:
DL (24/06/2013)
 Range
 WBC 11,6 x 103/uL (3,6-11,0 x 103)
 LYM 2,2 x 103 /uL (1,0-4,4 x 103)
 RBC 4,80 x 106 /uL (4,4-5,9 x 106)
 HGB 11,2 g/dL (13,2-17,3)
 HCT 40,3% (40,0-52,0)
 PLT 223 x 103 /uL (150-440 x 103)
G1P0000 40-41 minggu, Tunggal/hidup +
Ketuban pecah dini , PBB: 3100gram, PS:3
 Pdx: -
 Tx : Ekspektatif pervaginam
: Ampicillin 2gram IV, lanjut amoxicillin 3x500mg
 Mx :Keluhan, vital sign, djj, tanda-tanda inpartu
Temperatur rectal setiap 3 jam, bila >37,60C terminasi
Evaluasi 12 jam keluar air bila belum inpartu terminasi sesuai PS
PS < 5 ripening misoprostol
PS ≥ 5 drip oksitosin
KIE
 Observasi dimulai tanggal 24/6/2013 pk 05.30 wita

 Pk 05.30 His (-), DJJ (142x/menit), Nadi : 80x/menit, TD: 110/70, T.rectal 36,7 0C
 Pk 05.45 His (-), DJJ (138x/menit)
 Pk 06.00 His (-), DJJ (140x/menit)
 Pk 06.15 His (2x/10 menit ~ 20-25 detik), DJJ 144x/menit
 Pk 06.30 His (3x/10 menit ~ 25-30 detik), DJJ 144x/menit
 Pk 06.45 His (3x/10 menit ~ 35-40 detik), DJJ 140x/menit
 Pk 07.00 His (3x/10 menit ~ 35-40 detik), DJJ 136x/menit
 Pk 07.15 His (3x/10 menit ~ 40-45 detik), DJJ 142x/menit
 Pk 07.30 His (3x/10 menit, ~ 40-45 detik, DJJ 142x/menit
Pk 07.30 WITA (24/6/2013)
S : Sakit perut hilang timbul, keluar air
O : Status present
TD: 110/70 mmHg, Nadi:80x/menit, T.ax/t.rectal:36,5/36,80C
Status general ~ dalam batas normal
Status Obstetri :
Abdomen : His(+) 3x/10 menit ~30-35 detik, Djj 146x/menit
VT : PØ 4cm, eff 50%, ketuban (-)
Teraba kepala, ubun-ubun kecil kiri melintang, penurunan Hodge I
Tidak teraba bagian kecil/tali pusat
A : G1P0000 40-41 minggu T/H + PKI (keluar air)
P : Pdx : -
: Tx : ekspektatif pervaginam
: Mx : keluhan, vital sign, his, djj
: KIE
Pk 11.35 WITA (24/6/2013)
S : Pasien ingin mengedan
O : Status present
TD: 110/70 mmHg, Nadi:80x/menit, T.ax/t.rectal:36,5/36,8 0C
Status general ~ dalam batas normal
Status Obstetri :
Abdomen : His(+) 4-5x/10 menit ~40-45 detik, Djj 146x/menit
VT : PØ lengkap, ketuban (-)
Teraba kepala, ubun-ubun kecil kiri melintang, penurunan Hodge III+
Tidak teraba bagian kecil/tali pusat
A : G1P0000 40-41 minggu T/H + PKI (keluar air)
P : Pdx : -
: Tx : pimpin persalinan
: Mx : his, djj
: KIE cara mengedan
Pk 10.45 WITA (24/6/2013)
Lahir bayi laki-laki, berat lahir 3500 gram, AS 7-
8, anus (+), kelainan (-)
Dilakukan MAK III
 
Pk 10.50 WITA
Lahir plasenta kesan komplit, kalsifikasi (-)
Evaluasi kontraksi (+), luka episiotomy pendarahan
(-), insersi IUD
A: P1A0 pspt B Post partum hari-o + Akseptor IUD
P : Cefadroxil 2x500mg
SF 1x 200mg
Metergin 3x0,,125mg
Meloxicam 1x15mg
Mx: observasi 2 jam PP
KIE
Pk 12.50 WITA 24/6/2013
Evaluasi 2 jam post partum
 
Pk 06.00 25/6/2013
S : Keluhan (-), ASI (+)
O : Status present
TD: 110/70 mmHg, Nadi:80x/menit, T.ax/t.rectal:36,5/36,8 0C
Status general ~ dalam batas normal
Status Obstetri :
Abdomen : TFU 2 jari bpst, kontraksi uterus (+) baik, distensi (-), BU(+) N
Vagina : Pendarahan aktif (-), lochia (+)
A : P1A0 pspt B hari-I + Akseptor IUD
P : Pdx : -
: Tx : Cefadroxil 2x500 mg
SF 1x200 mg
Metilergometrin 3x0,125 mg
Meloxicam 1x15 mg
Mx : Kontrol poliklinik 27/6/2013
: KIE , BPL
 Diagnosis KPD Aterm ditegakkan
berdasarkan Anamnese, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang.
 Anamnesa: keluar air pervaginam
 Px fisik :inspeksi, inspekulo, pemeriksaan
dalam
 Px penunjang
- Keluar cairan pervaginam tidak disertai dengan tanda-tanda inpartu
(blood slyme (-), sakit perut hilang timbul/his(-))

- Cairan yang keluar tidak bisa ditahan, tidak disadari, keluar terus baik
berdiri, ataupun dalam posisi duduk

- Cairan berwarna jernih, tidak berbau.


Inspeksi :
keluar cairan pervaginam dari inspikulo apabila fundus uteri ditekan atau
bagian terendah digoyangkan, cairan akan keluar dari osteum uteri internum
(OUI). Pada kasus ini didapatkan keluarnya air ketuban dari vagina dan dari
inspikulo pula didapatkan keluarnya cairan ketuban dari OUI.

Pada vaginal toucher menurut teori didapatkan adanya cairan dalam vagina
dan selaput ketuban sudah pecah, pada kasus ini didapatkan kesan basah
.
dari vagina Dilakukan lakmus tes hasil (+)

Pembukaan portio masih 1cm, blood slym (-), His (-) : belum inpartu
infeksi, defisiensi Vit.C, faktor selaput
ketuban, faktor tingkat sosio-ekonomi,
faktor-faktor lain seperti: inkompetensi
serviks, atau serviks yang terlalu terbuka,
amniosintesis, perokok secara tidak langsung
dapat menyebabkan ketuban pecah dini.
 Penelusuran faktor predisposisi pada pasien
didapatkan bahwa tidak ada tanda-tanda
infeksi dimana terbukti dengan temperature
rectal setiap 3 jam tidak ditemukan
kecenderungan peningkatan suhu. Pasien
juga memiliki tingkat sosial ekonomi yang
cukup, tidak merokok, tidak ada kelainan
letak dan kesempitan panggul.
USG, DL

1. Menentukan jumlah air ketuban


2. Keadaan bayi
3. Mencari tahu keterlibatan faktor infeksi
sebagai pencetusnya (wbc)
Pasien didiagnosis dengan G1P0000 40-41 minggu, janin
tunggal/hidup + KPD dan dikelola sesuai KPD aterm dengan
partus ekspektatif pervaginam. Pasien mendapatkan
antibiotika profilaksis Ampicillin 2gr IV.
Setelah pengawasan 2 jam pasien mulai menunjukkan tanda
inpartu sehingga didiagnosis dengan G1P0000 40-41
minggu, tunggal/hidup, PK I (keluar air) dan dikelola sesuai
partograf WHO dengan partus ekspektatif pervaginam.
Pasien masuk persalinan kala II setelah pengawasan selama
5 jam 30 menit, dan melahirkan bayi laki-laki dengan berat
badan 3500 gram, segera menangis, AS 7-8

Anda mungkin juga menyukai