PENDAHULUAN
Etik atau etika, berasal dari dua kata Yunani yang hampir sama
bunyinya, tetapi berbeda artinya. Pertama, berasal dari kata Ethos yang
berarti kebiasaan atau adat. Kedua ethos atau ethikos yang berarti
perasaan batin, atau kecenderungan batin yang mendorong manusia dalam
perilakunya. Prinsip etika mendasari praktek kedokteran, memberikan
dasar dan arah untuk keputusan yang kompleks dan sering menyakitkan
tentang perilaku manusia yang paling dasar. Kenyataan tersebut
kemungkinan paling jelas dan sangat benar dalam bidang psikiatri, dimana
praktek mengobati pasien secara rutin melibatkan konfrontasi dengan
dilema etika dasar, seperti membatasi kebebasan individual melalui
perawatan involunter dan memberikan obat kepada pasien yang
tampaknya tidak kompeten untuk menolak intervensi. Memasukan pasien
ke dalam rumah sakit dan mengobati mereka berlawanan dengan kemauan
mereka adalah praktek yang sering dalam psikiatri, karena merupakan
perdebatan tentang batas dan luas hak orang yang sakit mental.
Karena etika melibatkan suatu kumpulan prinsip yang memimpin
seseorang dalam memutuskan apa yang benar atau salah, baik atau buruk,
dokter sering kali tergoda untuk mencari jawaban dalam hukum atau kode
etik profesional. Aspek etik kedokteran yang mencantumkan juga
kewajiban memenuhi standar profesi mengakibatkan penilaian perilaku
etik seseorang dokter yang diadukan tidak dapat dipisahkan dengan
penilaian perilaku profesinya. Etik yang memiliki sanksi moral dipaksa
berbaur dengan keprofesian yang memiliki sanksi disiplin profesi yang
bersifat administratif.
Tetapi pendekatan tersebut kepada masalah yang mereka temukan
tidak selalu memecahkan masalah. Hukum dapat berubah, seperti yang
terjadi dalam hal hospitalisasi dan terapi involunter, atau dapat berarti dua,
seperti dalam hal membatasi konfidensialitas pasien. Kode etik juga dapat
berubahy dan sering berarti dua. Sebagai contoh, apakah aturan lakukan
tanpa membahayakan (do no harm) membantu jika mencoba memutuskan
apakah memaksa pasien untuk perawatan dirumah sakit untuk melindungi
masyarakat? Apakah aturan tersebut berarti tidak ada bahaya lagi bagi
pasien atau bahaya bagi masyarakat?
Seperti yang dinyatakan dalam American Colage of Physicians
Ethics Manual edisi ketiga, hukum tidak selalu menentukan keajiban
positif (apa yang harus dilakukan oleh seseorang) sampai tingkat yang
dilakukan oleh standar etik profesional (terutama kedokteran). Kewajiban
positif dokter adalah didasarkan pada prinsip etika khusus, termasuk
kemurahan hati (beneficence) atau tanpa pelanggaran karena jabatan
(nonmalfeasance) (kewajiban untuk bekerja tanpa membahayakan) dan
otonomi (kewaiban untuk melindungi kebebasan pasien untuk memilih).
Prinsip etika lain adalah diturunkan dari prinsip dasar yang khusus,
termasuk yang membentuk parameter mengatakan yang sebenarnya,
mengungkapkan, informed consent, hospitalisasi involunter, dan hak untuk
mendapatkan atau menolak terapi, dan kewajiban kepada pihak ketiga.
Karena sifat yang unik dari gangguan yang diderita oleh penderita
penyakit mental, prinsip kemurahan hati dan otonomi dalam psikiatri
mungkin diinterpretasikan dalam banyak cara yang bertentangan, yang
menyebabkan konflik potensial atau aktual dalam nialai dan keyakinan
tentang perawatan yang sesuai. Untuk mengerti dilema etika yang melekat
pada praktek psikiatri, seseorang pertama kali harus mengerti teori yang
merupakan sumber sebagian besar masalah etika. Oleh karena itu, referat
ini mencoba membahas tentang etika psikiatri terutama mengenai prinsip-
prinsip dasar etika dalam psikiatri agar dapat menciptakan tuntunan bagi
dokter untuk menjadi jelas dan tepat tentang prinsip etika yang menuntun
praktek kedokterannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ETIKA PSIKIATRI
Karena sifat yang unik dari gangguan yang diderita oleh penderita
penyakit mental, prinsip beneficence dan otonomi dalam psikiatri mungkin
diinterpretasikan dalam banyak cara yang bertentangan, yang menyebabkan
konflik potensial atau actual dalam nilai dan keyakinan tentang perawatan yang
sesuai.
PRINSIP ETIKA
Kode Profesional
E. Riset
1. Penelitian klinis
2. Terapi medis inovatif
3. Publikasi ilmiah
4. Pemberitahuan public tentang penemuan riset
Inform Consent
Inform Consent adalah inti dai teori otonomi. Pasien dewasa
dianggap memiliki hak untuk menyetujui atau menolak perssetujuan untuk
terapi. Suatu dokumen inform concent hanya sebagai catatan kelengkapan
suatu proses. Proses tersebut harus tanpa paksaan dan memberikan
informasi yang cukup untuk memilih terapi setelah mendapat informasi
sebelumnya. Informasi tentang diagnosis, prognosis, dan risiko serta
manfaat menerima atau menolak pilihan terapi adalah memungkinkan
pasien membuay pilihan setelah informasi sebelumnya.
Sebagai seorang psikiater diajarkan untuk menanggapi orang yang
membutuhkan pertolongan, seringkali orang yang membutuhkan
kepeutusan medis tidak ingin mengambil kepeutusannya sendiri; mereka
menginginkan dokter yang merawat dirinya mengatakan pada mereka apa
yang harus dilakukan suapaya sembuh.
Dokter harus berhatu-hati terhadap anggapan bahwa pasien adalah
inkompeten untuk memuutuskan bagi dirinya sendiri sampai terbukti lain
atau dilindungi oleh hukum. Respek terhadap pasien dicapai dengan timbal
balik, komunikasi, dan perhatian, bukan dominasi. Respek dapat
ditunjukan bagi pasien dengan gangguan mental beat dan terdisorganisasi,
seperti yang digambarkan dalam laporan kasus oleh dokter neurologi
Inggris, Oliver Sacks, melalui pemeriksaan yang sungguh-sungguh suatu
komunikasi yang terputus-putus. Walaupun pada pasien dengan gangguan
mental yang ringan yang akan menjalani psikoterapi, bukanlah inform
consent yang menunjukan respek kepada mereka; malahan, respek paling
banyak dimanifestasikan dalam perhatian dan respons yang peka dari
dokter psikiatrik terhadap nuansa perilaku verbal dan nonverbal pasiennya.
Terapi Involunter
PSIKIATRI PENGHUBUNG
Dapat dilihat jelas etika otonomi yang didukung oleh hukum dan
diagnosis pskiatrik kontemporer. Tidak peduli betapapun dokter pskiatrik
yakin bahwa terapi akan bermanfaat atau betapa berbahayanya
kemungkinan menolak terapi, pasien tetap memiliki hak untuk menolak
terapi tersebut.
RISIKO MEDIS
Aborsi